Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

PROGRAM STUDI MAGISTER


HUKUM TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Mata Kuliah : Hukum dan Etika
Hari/Tanggal : Jum’at, 27 Mei 2022
Waktu : 60 Menit
Semester : II
Dosen Pengampu : Dr. H. Sudarminto.,Drs.,S.H.,M.H.,M.H.

BKU : Hukum Kesehatan


Sifat Ujian : Daring/Online
Petunjuk : Jawaban diketik dan di print-out diberi nama,
npm, kelas, bku, semester, mata kuliah .
Dikoordinir dan dibikin daftar nama oleh ketua
kelas dan diserahkan ke Prodi MH UGJ.

SOAL :

1. Manusia sebagai makhluk sosial dalam inter-aksi dengan sesamanya harus saling

menghargai secara harmonis, Agar saudara jelaskan Hakikat tujuan Hidup

Manusia?

2. Dalam kehidupan yang penuh kebebasan ini, apa yang bisa dipakai sebagai acuan

perilaku hidup manusia itu. Jelaskan menurut pendapat saudara!

3. Manusia hidup mempunyai hak dan kewajiban . Agar saudara jelaskan tentang hak

dan kewajiban manusia itu dan dari mana hak dan kewajiban itu diperoleh?

4. Mengapa Etika dan Kode Etik dari masing-masing profesi perlu diadakan? Jelaskan

menurut pendapat saudara?

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ; Etika, Moral dan Hukum! Berikan contoh-

contohnya?

**********************Selamat Mengerjakan dan Semoga Sukses************************


Nama : dr. M. Irsyad Baihaqi
Npm : 121160053
Semester : 2
BKU Kesehatan

Jawaban
1. Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia
mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia
cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya.
Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, akan memberikan rasa tanggungjawab
untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan
”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam
bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
Interaksi antar manusia merupakan suatu kebutuhan dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Individu yang satu pasti akan membutuhkan individu yang lain, karena
seorang individu tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan individu lain. Jadi kehidupan
berkelompok merupakan kebutuhan mutlak. Maka timbullah kelompok-kelompok sosial
(social group) di dalam kehidupan manusia. Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan
himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama.

2. Dalam kehidupan yang bebas seperti sekarang ini kita membutuhkan etika. Dimana etika
secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai
pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan
norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam
bermasyarakat.

3. Hak secara umum merupakan sesuatu yang diperoleh setiap manusia sesuai kodratnya sebagai
individu dan makhluk ciptaan Tuhan. Adapun pengertian lain dari hak adalah kuasa untuk
menerima atau melakukan sesuatu yang diterima oleh individu dan tidak dapat dirampas oleh
siapapun. Menurut Notonegoro, hak merupakan sesuatu yang didapatkan seseorang sebagai
warga negara dan hak ini tidak bisa diintervensi oleh kekuasaan apapun. Hak yang dimiliki
manusia dapat disebut dengan hak asasi. Atas martabatnya sebagai manusia, hak asasi dimiliki
oleh setiap manusia. Hak-hak asasi ini selalu melekat dalam diri setiap manusia dimanapun ia
berada terlepas dari negara mana ia berasal. Hak tidak dapat diintervensi oleh siapapun bahkan
negara sekalipun tidak dapat menghilangkan hak yang dimiliki sebagai seorang manusia.
Adapun hak-hak warga negara Indonesia yang diatur dalam UUD NRI Tahun 1945.
Hak yang pertama berkaitan dengan hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Diatur
dalam Pasal 27 ayat (2). Selanjutnya yaitu hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan,
yang diatur dalam Pasal 28A. Kemudian, ada juga hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
dalam Pasal 28B ayat (1). Adapun hak warga negara mengenai hak atas kelangsungan hidup,
yang diatur pada Pasal 28B ayat (2). Selain itu, Adapun pasal-pasal lainnya, seperti: Pasal 28C
ayat (1), (2), Pasal 28D ayat (1), (2), (3), (4), Pasal 29, dan Pasal 31 ayat (1).
Contoh hak yang pertama dari warga negara Indonesia yang diatur dalam Undang-
Undang adalah hak untuk hidup. Hal ini berarti setiap manusia memiliki hak untuk hidup,
mempertahankan kehidupannya, serta menjalankan kehidupan. Sehingga, tindakan membunuh,
hukuman mati, perang, aborsi, dan lain-lain merupakan pelanggaran terhadap hak untuk hidup.
Hak hidup juga menjadi hak universal yang berarti melekat pada semua manusia di dunia.
Sebagai pemerintah, hak hidup warga negara dapat terpenuhi melalui upaya mewujudkan
berbagai bantuan sosial, penyediaan fasilitas kesehatan, serta melalui perlindungan hukum.
Selanjutnya adalah hak atas pendidikan dan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan Pasal 28C
ayat (1), yang mengungkapkan mengenai hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, seperti memperoleh pendidikan, ilmu, dan lainnya untuk peningkatan kualitas
hidup dan kesejahteraan serta Pasal 31 ayat (1) tentang hak mendapat pendidikan Melalui
pemenuhan hak ini, dapat meningkatkan taraf hidup warga negara karena dengan memperoleh
pendidikan yang baik, masyarakat menjadi manusia terdidik dapat memperoleh pekerjaan yang
lebih layak pula sehingga adanya pemenuhan hak ini dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat Indonesia. Dengan begitu, hal ini juga berkaitan erat dengan kondisi ekonomi
setiap warga negara yang mana ketika setiap orang dapat memperoleh pekerjaan yang layak,
kegiatan ekonomi dapat berjalan lancar. Sebagai pemerintah, pemenuhan hak atas pendidikan
dan pekerjaan warga negara dapat diupayakan melalui pemberian subsidi untuk pendidikan dan
menggelontorkan dana untuk pembangunan yang menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Kemudian, hak berkeluarga dan meneruskan keturunan. Setiap warga negara Indonesia
diberi kebebasan untuk membangun keluarga dan memiliki keturunan tentunya melalui
perkawinan yang sah, hal ini sejalan dengan diakuinya hak keluarga oleh hukum yang berlaku
di negara Indonesia. Pemenuhan hak ini ditandai dengan dimilikinya Kartu Keluarga bagi
setiap keluarga yang sah secara hukum dan diberikannya akta kelahiran bagi warga negara
Indonesia yang baru lahir.
Hak diakui secara hukum. Warga negara Indonesia juga berhak diakui secara hukum,
mendapat jaminan dan perlindungan hukum seperti halnya dalam Pasal 28 D ayat (1). Hal ini
dapat diartikan bahwa setiap warga negara Indonesia dipandang sama dalam hukum serta
mempunyai kesempatan yang sama pula untuk mendapatkan perlindungan hukum. Hukum
tidak boleh tumpul ke atas dan tajam ke bawah yang berarti siapapun orangnya, diperlakukan
sama di mata hukum. Dengan begitu, ini berarti setiap warga negara dan aparatur pemerintah
harus mengedepankan keadilan bagi setiap orang tanpa terkecuali agar hak diakui secara
hukum dapat benar-benar terpenuhi.
Kelima adalah hak kebebasan. Setiap warga negara Indonesia diberikan kebebasan
yang bertanggung jawab dan tentunya harus mematuhi hukum dan Undang-Undang yang
berlaku. Hal sesuai dengan UUD 1945 dalam Pasal 29 tentang kebebasan beragama, memiliki
kepercayaan, berserikat berkumpul dan mengemukakan pendapat. Contoh spesifik dari hak
kebebasan yaitu kebebasan warga negara dalam memeluk agama dan kepercayaan masing-
masing. Hak ini diakui oleh negara ditandai dengan Pancasila sila ke-1.
Contoh terakhir yaitu hak perlindungan dan keamanan. Melalui TNI, Polri, hingga tim
pemerintahan lainnya seperti tim SAR dan pemadam kebakaran merupakan bentuk
perlindungan dan keamanan yang dilakukan pemerintah bagi warga negara Indonesia. TNI
bertugas dalam hal pertahanan negara dan perlindungan negara dari berbagai ancaman
eksternal. Sedangkan kepolisian bertugas dalam penegakan undang-undang, tata tertib, serta
keamanan internal. Dengan demikian, diharapkan setiap warga negara dapat hidup dengan
aman tanpa diliputi ketakutan.
Kewajiban yaitu konsekuensi yang timbul atas adanya hak. Dengan kata lain, agar hak
setiap orang dapat terpenuhi maka setiap orang juga harus melaksanakan kewajibannya. Itulah
konsekuensi yang timbul. Kewajiban merupakan hal yang harus dilakukan, dikerjakan, dan
ditaati oleh setiap orang sebagai individu manusia. Begitu juga di Indonesia, setiap penduduk
Indonesia memperoleh haknya dari negara serta memiliki kewajiban yang harus dipenuhi
terhadap negara. Pendapat lain mengatakan bahwa kewajiban adalah hal yang wajib dilakukan
demi memperoleh hak atau wewenang. Dengan begitu, kewajiban ini harus dilakukan sebagai
wujud hubungan timbal balik atas hak yang sudah kita dapatkan, seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Berhubungan dengan kewarganegaraan, kewajiban kita sebagai warga negara diartikan
sebagai hal-hal yang harus dipatuhi dan dilakukan oleh seluruh warga negara secara
bertanggung jawab serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
negara tersebut. Kewajiban sebagai warga negara berbeda dengan kewajiban asasi yang
merupakan kewajiban dasar dari setiap manusia. Kewajiban warga negara ini searah dengan
hak warga negara. Dalam kewajiban warga negara khususnya Indonesia, kewajiban menjadi
sebuah mandat atau amanah yang suka tidak suka harus dilakukan, dalam keadaan seperti
apapun.
Sebagai orang Indonesia, kita juga perlu menjalankan kewajibannya sebagai warga
negara Indonesia. Kewajiban warga negara Indonesia diatur dalam konstitusi yang berlaku
sekarang, yaitu UUD NRI Tahun 1945. Secara ringkas, terdapat 6 jenis kewajiban sebagai
warga negara yang diatur dalam UUD 1945. Jenis kewajiban yang pertama adalah wajib
membela atau mempertahankan keamanan negara, diatur dalam Pasal 27 (3) dan Pasal 30 (1).
Selanjutnya adalah kewajiban membayar pajak dan retribusi, diatur dalam Pasal 23A.
Kewajiban yang ketiga yakni menaati peraturan dan hukum yang berlaku, diatur dalam Pasal
27 (1). Selain itu, warga negara Indonesia juga wajib untuk menghormati hak asasi manusia,
diatur dalam Pasal 28J ayat (1). Berikutnya yaitu tunduk pada pembatasan yang ditetapkan
dengan Undang-Undang, diatur dalam Pasal 28J ayat (2). Terakhir, kewajiban mengikuti
pendidikan dasar, diatur dalam Pasal 31 ayat (2).
Menurut UUD 1945, contoh kewajiban sebagai warga negara Indonesia adalah menaati
hukum. Hukum dibuat untuk perlindungan hak-hak setiap orang namun sebagai warga negara,
hukum juga wajib ditaati dan dilaksanakan. Dengan terlaksananya kewajiban untuk taat hukum
ini, maka hak-hak orang lain dapat terpenuhi. Sebagai contoh, peraturan lalu lintas
diberlakukan untuk keberlangsungan hak hidup setiap pengendara jalan dan pengguna jalan
sehingga ketika seseorang tidak melaksanakan kewajiban ini seperti tidak menggunakan helm
atau melanggar lampu lalu lintas, dapat membahayakan nyawanya sendiri ataupun nyawa
orang lain.
Selanjutnya adalah kewajiban bela negara. Bela negara merupakan sikap serta perilaku
kita sebagai warga negara untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara dengan
berdasarkan pada perasaan cinta tanah air dan bangsa. Sikap dan perilaku ini harus
mencerminkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, semua warga negara
juga harus berupaya dalam mempertahankan pertahanan dan keamanan negara. Partisipasi bela
negara ini dapat dilakukan sesuai bidang profesi dan keahlian masing-masing maupun melalui
wajib militer. Bela negara diatur dalam Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
Kewajiban berikutnya adalah dengan menghormati hak asasi manusia. Hak yang diatur
dalam Pasal 27 hingga Pasal 34 UUD 1945 harus dipenuhi melalui pelaksanaan kewajiban
menjaga hak asasi manusia. Terdapat dua jenis pelanggaran HAM yaitu pelanggaran HAM dan
pelanggaran HAM berat. Pelanggaran terhadap HAM diatur dalam Pasal 1 ayat 6 Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 1999.
Terakhir, yakni kewajiban membayar pajak. Pajak merupakan kontribusi warga negara
untuk pembangunan nasional. Pajak bersifat wajib dan memaksa bagi warga negara yang
sudah memenuhi syarat perpajakan baik subjektif maupun objektif. Kewajiban membayar
pajak adalah hal yang penting karena menyumbang kontribusi yang besar bagi pendapatan
negara. Adapun manfaat dari pajak diterima secara tidak langsung oleh masyarakat.

4. Etika yang membahas secara kritis dan sistematis masalah- masalah moral, kajian etika lebih
fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat manusia. Sejak masa Sokrates dan para kaum
shopis dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan sebagianya. Franz
Magnis Suseno mengartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-
ajaran dan pandangan-pandangan moral. Isi dari pandangan pandangan moral ini sebagaimana
telah dijelaskan di atas adalah norma-norma, adat, wejangan dan adat istiadat manusia.
Berbeda dengan norma itu sendiri, etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan
larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar
manusia mengetahi dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.
Pada bidang keilmuan kedokteran, sifat hubungan antara dokter dengan pasien
berkembang dari sifat paternalistic hingga ke sifat kontraktual dan fiduciary. Pada masa
sebelum tahun 1950-an paternalistic dianggap sebagai sifat hubungan yang paling tepat, di
mana dokter menentukan apa yang akan dilakukan terhadap pasien berdasarkan prinsip
beneficience (semua yang terbaik untuk kepentingan pasien, dipandang dari kedokteran).
Prinsip ini telah mengabaikan hak pasien untuk turut menentukan keputusan. Sampai
kemudian pada tahun 1970-an dikembangkanlah sifat hubungan kontraktual yang bersifat
inspannings verbintennis antara dokter dengan pasien yang menitik-beratkan hak otonomi
pasien dalam menentukan apa-apa yang boleh dilakukan terhadapnya. Kemudian sifat
hubungan dokter-pasien tersebut dikoreksi lagi oleh para ahli etika atau filsuf menjadi
hubungan fiduciary (atas dasar niat baik dan kepercayaan), yaitu hubungan yang
menitikberatkan nilai-nilai keutamaan (virtue ethics). Sifat hubungan kontraktual dianggap
meminimalkan mutu hubungan karena hanya melihatnya dari sisi hukum dan peraturan saja,
dan disebut sebagai bottom line ethics.
Dalam profesi kedokteran dikenal 4 prinsip moral utama, yaitu:
a) Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi
pasien (the rights to self determination),
b) Prinsip beneficience, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke
kebaikan pasien;
c) Prinsip non maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk
keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “above all do no harm”,
d) Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam
mendistribusikan sumberdaya (distributive justice).

5. Jika kita membahas tentang norma, etika, dan hukum tentunya kita tidak dapat melepaskannya
dari segi moral. Dari arti kata, etika dapat disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa
latin mos yang berarti adat kebiasaan. Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda
tantang hubungan antara moral dan etika. Menurut Lawrence Konhberg terdapat hubungan
antara moral dengan etika. Menurut Lawrence Konhberg pendidikan moral merupakan dasar
dari pembangunan etika. Pendidikan moral itu sendiri terdiri dari ilmu sosiologi, budaya,
antropologi, psikologi, filsafat,pendidikan, dan ilmu poitik. Pendapat Lawrence Konhberg
berbeda dengan pendapat Sony Keraf. Soni Keraf membedakan antara moral dengan etika.
Nilai-nilai moral mengandung nasihat, wejangan, petuah, peraturan, dan perintah turun
temurun melalui suatu budaya tertentu. Sedangkan etika merupakan refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma manusia yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan perilaku
hidup manusia.
Karena etika dan moral saling mempengaruhi, maka keduanya tentu memiliki
hubungan yang erat dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Norma sebagai bentuk
perwujudan dari etika dan moral yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Norma tersebut
dapat berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Meski tiap daerah memiliki
norma yang berbeda-beda namun tujuannya tetap sama yaitu mengatur kehidupan
bermasyarakat agar tercipta suasana yang mendukung dalam hidup bermasyarakat. Sedangkan
hukum merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat
yang memiliki etika, moral, dan norma-norma didalamnya Hukum berperan sebagai `penjaga`
agar etika, moral, dan norma-norma dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik. Apabila
terjadi pelanggaran terhadap etika,moral, dan norma maka hukum akan berperan sebagai
pemberi sanksi. Sanksi tersebut dapat berupa sanksi sosial sebagai akibat dari pelanggaran
norma-norma sosial masyarakat dan sanksi hukum apabila norma-norma yang dilanggar juga
termasuk dalam wilayah peraturan hukum yang berlaku.
Contoh etika dalam kehidupan sehari hari adalah:
1. Etika dalam Bergaul dengan Orang Lain
Etika yang pertama adalah menghormati perasaan orang lain tidak memiliki niat atau
mencoba untuk menghina mereka yang memiliki fisik kurang sempurna. jaga serta
perhatikan kondisi setiap orang serta kenali setiap karakter dan juga akhlak mereka lalu
kemudian kamu dapat berteman dengan mereka pantasnya saja tanpa berlebihan. Seperti
contohnya etika bergaul dengan orang lain yaitu mendudukan orang lain pada kedudukan
dan masing-masing dari mereka diberi hak serta dihargai.
2. Etika dalam bertetangga
Menghormati tetangga dan juga berperilaku baik terhadap semua orang merupakan
etika dalam kehidupan sehari-hari perlu dilakukan oleh semua orang. seperti contohnya
yaitu tidak melakukan kegaduhan yang dapat mengganggu kenyamanan tetangga seperti
menyalakan tv tidak terlalu keras ataupun musik. Contoh lain dalam etika bertetangga
adalah jangan kikir ataupun sombong kepada mereka dan tetap bijaksana tanpa menjelek-
jelekan tetangga.
Contoh moral dalam kehidupan sehari hari adalah:
1. Membuang Sampah pada Tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya sangat umum karena telah diajarkan dari semasa
kecil sampai sekarang yang sehingga hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang secara
tidak langsung mempengaruhi tingkah laku kita untuk tetap membuang sampah di
tempatnya.
Akan tetapi masih saja terdapat banyak orang yang enggan untuk membuang sampah
pada tempatnya karena masih belum mengetahui secara jelas dampak dari perilakunya
tersebut.
2. Menjalani Perintah Agama sesuai Kepercayaan Masing-masing
Dalam agama juga terdapat aturan yang dibuat oleh tuhan berdasarkan dari
kepercayaan atau agama masing-masing. Hal tersebut dibuat agar seseorang memiliki
moral yang baik serta terhindar dari pengaruh negatif. Karena kebanyakan setiap agama
pasti memberi aturan supaya umatnya melakukan kegiatan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai