Anda di halaman 1dari 11

Pendidikan Kewarganegaraan

Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara Serta


Hubungan Antara Keduanya
Dosen Pengampu : Bp. Johan Dwi Saputro M.Pd.

Di susun oleh :
1. Rendi Pangestu 23060230021
2. Ferdi Setiawan 23060230027
3. Muhammad Ade J 23060230120
4 Zidane Akbar 23060230142
5. Nahidh Affan 23060230187
6. Galang 23060230143

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi


Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan
Universitas Negeri Yogyakarta
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu ilmu yang mempelajari pentingya
nilai-nilai hak dan kewajiban warga negara supaya mereka menjadi warga negara supaya mereka
menjadi warga negara yang berfikir tajam dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan
Kewarganegaraan mengajarkan pendidikan moral bangsa, membentuk warga negara yang
cerdas, demokratis, dan berakhlak mulia, yang secara konsisten melestarikan dan
mengembangkan cita-cita demokrasi dan membangun karakter bangsa.
Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang saling berkaitan, sehingga dalam penerapanya
harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan semua hal yang mutlak dan pantas untuk
diterima oleh setiap individu sebagai warga negara sejak dalam kendungan, sedangkan
kewajiban merupakan hal yang harus dan wajib bagi setiap individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna untuk mendapatkan pengakuan akan hak yang diterimanya.
Jika hak dan kewajiban tidak dilakukan secara seimbang dalam kehidupan, maka akan terjadi
ketimpangan yang akan menimbulkan suatu masalah dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Pada saat ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban, terutama dalam hal
bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga negara.
Lapangan pekerjaan dan kehidupan warga negara sangat perlu diperhatikan, pada pasal 27 ayat 2
UUD 1945 menjelaskan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”.
1.2 TUJUAN

Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan dalam mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Di samping untuk memenuhi tugas kuliah makalah ini juga
disusun untuk kami semua mahasiswa pada umumnya agar mampu memahami hak dan
kewajiban warga negara.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu hak dan kewajiban?
2. Apa yang dimaksud hak dan kewajiban warga negara Indonesa dalam UUD 1945
3. Apa itu warga negara?
4. Bagaimana hubungan antara warga negara Indonesia dengan negara Indonesia?
5. Dimana UUD yang menjelaskan Undang-undang tentang peraturan kewarganegaraan?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


Pengertian Hak, menurut Prof. Dr. Notonagoro, Hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak
dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Sedangkan pengertian Kewajiban berasal dari kata Wajib adalah beban untuk memberikan
sesuatu yang semestinya diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain
manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
Contoh hak warga negara Indonesia sebagai berikut :
a. Pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2)
b. Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan tulisan (Pasal 28)
c. Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (Pasal
28B ayat 1)
d. Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminsasi (Pasal 28 B ayat 2)
e. Mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat pendidikan
memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya (Pasal 28C ayat 1)
f. Memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya (Pasal 28C ayat 2)
g. Pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama dihadapan hukum (Pasal 28D ayat 1)
h. Bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja
(Pasal 28D ayat 2)
i. Memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28D ayat 3) 10. Status
kewarganegaraan (Pasal 28D ayat 3)
j. Memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih Kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkannya, serta berhak kembali (Pasal 28E ayat 1)
k. Kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati
nuraninya (Pasal 28E ayat 2)
l. Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28E ayat 3)
m. Berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak mencari memperoleh, memiliki, menyimpan
mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia (Pasal 28F)
n. Perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. (Pasal 28G, ayat 1)
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan
melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan Kewajiban
adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Kewajiban pada
umumnya mengarah pada suatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai warga negara guna mendapatkan pengakuan akan hak sesuai dengan kewajiban tersebut.
Kewajiban warga negara Indonesia dalam UUD diantaranya meliputi :
a. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
b. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara".
c. 3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat I mengatakan Setiap
orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain.
d. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang Pasal 28J ayat
2 menyatakan: "Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan. pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum”
e. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.

2.2 KONSEP HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM UUD


Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
tersebut dan mengakui pemerintahanya sendiri.Sedangkan pengertian penduduk menurut Kacil
adalah merreka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan oleh negara
yang bersangkutan,diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok atau domisili dalam negara
itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sebuah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya
yang mme mpnyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara itu. Sedangkan
menurut Dr.A.S Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk itu
sendiri.
Dalam UUD 1945 Pasal 26 menyatakan pengertian tentang warganegara, bunyinya yaitu “
warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-uundang
sebagai warga negara”. Pasal 1 UU No 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI
adalah orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian dan peraturan yang
berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Adanya kemajuan dan kemunduran suatu negara salah satu faktor utamanya karena ada
warga negara tersebut. Oleh karena itu adanya UU untuk mengatur siapa saja orang yang bisa di
akui menjadi warga negara tersebut. Dalam pasal 28 E ayat (1) UUD 1945 negara harus
mengakui bahwa setiap orang berhak memillih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negaranya dan meninggalkannya. Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal
dalam wilayah negara dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang undang sebagai warga negara.
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bert sifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dab tinggal sementara yang
diberikan oleh pejabat sutu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor
imigrasi.
Ada dua kategori dalam menentukan siapa saja yang menjadi negara, yaitu :
a. Kategori kelahiran
Pada kategori kelahiran masih dibedakan menjadi dua lagi, yaitu :
➢ Kategori kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis.
Pada asas ini disebutkan bahwa dimanapun seseorang dilahirkan tetap
memperoleh asas kewarganegaraan orang tuanya.
➢ Kategori kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Pada asas ini
seseorang mendapatkan kewarganegarannya berdasarkan tempat dimana dia
dilahirkan di suatu negara, meskipun orang tuanya bukan warga negara tersebut.

Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan


mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara lus Soli dan
lus Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau
tidak mempunya kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu,
maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel
kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.
Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam.
➢ Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan
➢ Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan
b. Kategori Naturalisasi atau Pewarganegaraan
Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat syarat
tertentu mempunyai kewarganegaraan lain.

2.3 HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA ATAU PEMERINTAH


Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan dilakukan
oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan kehidupan negara
serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945.
Hak dan kewajiban negara atau pemerintah adalah meliputi:
a. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan
b. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
c. Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.
d. Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945.
e. Melindungi wilayah dan warga negara.
f. Memajukan kesejahteraan umum.
g. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
h. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
i. Menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
j. Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20% dari anggaran belanja negara dan
belanja daerah.
k. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
l. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
m. Menguasai cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hidup orang
banyak.
n. Menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
o. Menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan publik yang layak.

2.4 HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA


Teori Hubungan Negara dengan Warga Negara
1. Teori Marxis
Menurut teori Marxis, negara hanyalah sebuah panitiayang mengelola kepentingan kaum
borjuis, sehingga sebenarnyatidak memiliki kekuasaan yang nyata. Justru kekuasaan
nyataterdapat pada kelompok atau kelas yang dominan dalammasyarakat (kaum borjuis
dalam sistem kapitalis dan kaum bangsawan dalam sistem feodal).
2. Teori Pluralis
Dalam pandangan teori pluralis, negara merupakan alatdari masyarakat sebagai kekuatan
eksternal yang mengatur negara. Dalam masyarakat terdapat banyak kelompok yang
berbeda kepentingannya, sehingga tidak ada kelompok yangterlalu dominan. Untuk
menjadi mayoritas, kepentingan yang beragam ini dapat melakukan kompromi.
3. Teori Organis
Menurut teori Organis, negara bukan merupakan alat darimasyarakatnya, tetapi
merupakan alat dari dirinya sendiri. Negaramempunyai misinya sendiri, yaitu misi
sejarah untuk menciptakanmasyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, negara
harusdipatuhi oleh warganya sebagai lembaga diatas masyarakat. Negaralah yang tahu
apa yang baik bagi masyarakat secarakeseluruhan. Pandangan ini merupakan dasar bagi
terbentuknyanegara-negara kuat yang seringkali bersifat otoriter bahkantotaliter.
4. Teori Elite Kekuasaan
Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori pluralis. Menurut teori ini,
meskipun masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam kelompok yang pluralitas, tetapi
dalam kenyataannya kelompok elite penguasa datang hanya darikelompok masyarakat
tertentu, meskipun secara hukum semuaorang memang bisa menempati jabatan-jabatan
dalamnegara/pemerintah.
Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara
1) Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara
Asas hubungan warga negara dengan negara ada 2 yaitu, asasdemokrasi dan asas kekeluargaan.
Asas demokrasi meliputi:
a. Pancasila
b. Pembukaan UUD 1945 alinea III dan IV
c. UUD 1945
d. Pasal 33 UUD 1945
Asas Kekeluargaan mencakup isi Batang Tubuh UUD 1945 danJiwa kekeluargaan dalam hukum
adat dan pembangunan.
2) Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negaraa
a) Hubungan yang bersifat hukum
Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik,adalah sesuai dengan elemen atau ciri-
ciri negara hukumPancasila, yang meliputi :
a. Keserasian hubungan antara pemerintah denganrakyat berdasarkan asas
kerukunan
b. Hubungan fungsional yang proporsional antarakekuasaan lembaga negara
c. Prinsip fungsional yang proporsional antarakekuasaan lembaga negara
d. Prinisp penyelesaian snegketa secara musyawarah dan peradilan merupakan
sarana terakhir.
e. Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen,1987: 90)

Di dalam pelaksanaan hubungan hukum tersebutharus di sesuaikan juga dengan tujuan


hukum di negaraPancasila yaitu “... Memelihara dan mengembangkan budi pekerti
kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat yangluhur berdasarkan ketuhanan yang maha
esa” (KliliRasjididan Arief Sidharta, 1988: 172).

b) Hubungan yang bersifat politik


Kegiatan poliik (Peran politik) warga negara ialah bentuk partisipasi (mempengaruhi
pembuatankebijaksanaan) dan dalam bentuk subyek (terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan) misalnya : Menerima perauranyang telah di tetapkan.

Sifat hubungan politik antara warganegara dengan pemerintah di Indonesia yang


berdasarkan kekeluargaan,akan dapat menunjang terwujudnya pengambilankeputusan
politik secara musyawarah mufakat, sehinggakehidupan politik yang dinamis dalam
kestabilan jugamasih terwujud.

3) Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negaraa


a. peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap peraturan perudnang-undangan yang
berlaku sebagaicermin dari seorang warga negara yang taat dan patuhkepada negara.
Contoh : membayar pajak, menaati peraturan lalu lintas.
b. Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negarauntuk ikut serta mengambil bagian
dalam kehidupan bangsa dan negara Contoh : memberikan Hak suara padasaat pemilu
c. Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negarauntuk meminta pelayanan dari
negara / pemerintahsebagai konskeuensi dari fungsi pemerintah sebagai pelayanan umum
(public service) Contoh : mendirikanlembaga sosial masyarakat LSM)
d. Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negarauntuk menolak campr tangan
pemerintah dalma persoalanyang bersifat pribadi. Contoh : Kebebasan warga
negarauntuk memeluk ajaran agama yang diyakininya.

2.5 UNDANG-UNDANG KEWARGANEGARAAN

UU Kewarganegaraan dibentuk dengan tujuan utama sebagai kerangka kebijakan hukum


bagi tindakan aktif pemerintah, dalam konteks ini, untuk melindungi, menjamin dan memenuhi
hak atas kewarganegaraan baik bagi warga negara orang asli Indonesia maupun warga negara
yang dinaturalisasi. Dalam konteks ini, UU Kewarganegaraan mengatur lebih lanjut sebagai
derivasi dari UUD NRI 1945 menempatkan kewajiban pemerintah untuk melindungi,
mempromosikan, menjunjung, dan memenuhi nilai-nilai hak asasi manusia sebagai tugas
pemerintah dalam hal kewarganegaraan.

UU Kewarganegaraan diakui sebagai kebijakan hukum kewarganegaraan yang amat


berkembang sebagai terobosan hukum, serta merefleksikan reformasi susbtansial hukum
kewarganegaraan dibandingkan undang-undang terdahulu,10 namun demikian, sejumlah
persoalan mengemuka baik dari segi materiil maupun formal dalam UU Kewarganegaraan, yakni
persoalan anak-anak yang lahir sebelum berlakunya UU Kewarganegaraan pada 2006 akibat
pemberlakuan Pasal 41 dan Pasal 42 UU Kewarganegaraan tidak secara implementatif
dilaksanakan saat diterapkan diawalnya.

Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tersebut secara filosofis, yuridis, dan sosiologis
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat dan ketatanegaraan Republik
Indonesia. Secara filosofis, Undang-Undang tersebut masih mengandung ketentuan-ketentuan
yang belum sejalan dengan falsafah Pancasila, antara lain, karena bersifat diskriminatif, kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antarwarga negara, serta kurang memberikan
perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak. Secara yuridis, landasan konstitusional
pembentukan Undang-Undang tersebut adalah Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950
yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menyatakan kembali kepada
Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam perkembangannya, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 telah mengalami perubahan yang lebih menjamin perlindungan terhadap hak asasi manusia
dan hak warga negara. Secara sosiologis, Undang-Undang tersebut sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
internasional dalam pergaulan global, yang menghendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara di hadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan gender.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu dibentuk undang-undang kewarganegaraan
yang baru sebagai pelaksanaan Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 194.5 yang mengamanatkan agar hal-hal mengenai warga negara dan penduduk
diatur dengan undang-undang. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan melaksanakan amanat'
Undang-Undang Dasar sebagaimana tersebut di atas, Undang-Undang ini memperhatikan asas-
asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu asas ius sanguinis, ius soli, dan campuran.
Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang ini sebagai berikut:
1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara. tempat kelahiran.
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

Undang-Undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun
tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam
Undang-Undang ini merupakan suatu pengecualian. Selain asas tersebut di atas, beberapa asas
khusus juga menjadi dasar penyusunan Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia :
1. Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan
kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri,
2. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan
apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa
setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan.
4. Asas kebenaran substantif adalah prosedur. pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat
administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis
kelamin dan gender.
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah alas yang dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan
memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
7. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Pada prinsipnya Hak dan Kewajiban sebagai warga negara adalah kuasa untuk menerima
atau melakukan sesuatu bagi individu dalam melaksanakan perannya sebagai warga negara
dengan penuh rasa tanggung jawab.
2. Faktor utama adanya warga negara tersebut adanya kemajuan dan kemunduran suatu negara.
Oleh karena itu adanya UU untuk mengatur siapa saja orang yang bisa diakui menjadi warga
negara seperti yang tertera dalam Pasal 28 E ayat 1 UUD 1945 negara harus mengakui bahwa
setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negaranya
dan meninggalkannya.
3. Pada prinsipnya Hak dan Kewajiban suatu negara adalah menggambarkan apa yang
seharusnya diterima dan dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan
menjamin kelangsungan hidup bernegara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
4. Pada prinsip hubungan negara dan warga negara, menurut teori pluralis dijelaskan bahwa
negara merupakan alat dari masyarakat sebagai kekuatan eksternal yang mengatur negara
yang mana dalam masyarakat terdapat banyak kelompok yang berbeda kepentingannya,
sehingga tidak ada kelompok yang terlalu dominan. Dan hubungan warga negara dengan
negara memiliki asas, sifat dan wujud dalam kehidupan bernegara.
5. Prinsip dibentuknya UU Kewarganegaraan yang bertujuan utama sebagai kerangka kebijakan
hukum bagi tindakan aktif pemerintah untuk melindungi, menjamin, dan memenuhi hak atas
kewarganegaraan baik bagi warga negara asli penduduk Indonesia maupun warga negara
yang dinaturalisasi. Dan UU Kewarganegaraan diakui sebagai kebijakan hukum
kewarganegaraan yang amat berkembang sebagai terobosan hukum, serta merefleksikan
reformasi susbtansial hukum kewarganegaraan dibandingkan undang-undang terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Rifan. (2021). Pengertian Hak dan Kewajiban hingga Perbedaannya. Suara.com. 1
Desember 2021. Diakses pada 15 Maret 2024, dari
https://www.suara.com/news/2021/12/01/192531/pengertian-hak-dan-kewajiban-hingga-
perbedaannya
Ariefana, Pebriansyah. (2021). Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945 dan
Pancasila. SuaraJogja.id. 19 Oktober 2021. Diakses pada 15 Maret 2024, dari
https://jogja.suara.com/read/2021/10/19/084000/hak-dan-kewajiban-warga-negara-
menurut-uud-1945-dan-pancasila-sudah-tahu-belum
Berita. Mkri.id. 11 Agustus 2015. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia dengan UUD
1945. Diakses pada 15 Maret 2024, dari
https://www.mkri.id/index.php?id=11732&page=web.Berita
Pemerintah Indonesia. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Sekretariat Negara. Jakarta. Tersedia :
www.hukumonline.com
Tim GTK DIKDAS. (2021). Modul Pembelajaran PPKn. Tersedia :
https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PGSD/PPKN/Modul%20Pembelajaran/PPKn_Pemb
elajaran-3.pdf

Anda mungkin juga menyukai