DisusunOleh :
USWATUNNISA’ (2021215512)
Kelas L
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diera sekarang ini, pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara terhadap
negara belum sesuai dengan UUD 1945. Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak
penyelewengan-penyelewengan dalam pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara
terhadap negara. Dalam konteks Indonesia ini yang merupakan suatu negara yang
demokratis tentunya elemen masyarakat di sini sangat berperan dalam pembangunan
suatu negara. Salah satu unsur negara adalah rakyat, rakyat yang tinggal di suatu
negara tersebut merupakan penduduk dari negara yang bersangkutan. Warga negara
adalah bagian dari penduduk suatu negaranya.
Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan
didalam pemerintahan. Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir
bisa memiliki tambahan hak dan pengurangan kewajiban sebagai warga negara
kesatuan republik Indonesia. Maka dari itu dalam makalah ini akan coba dijelaskan
secara rinci pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hak dan kewajiban warga negara?
2. Bagaimana cara penerapan hak dan kewajiban warga negara?
3. Bagaimana hambatan atau kendala dalam menerapkan hak dan kewajiban warga
negara?
4. Bagaimana solusi dari hambatan atau kendala dalam menerapkan hak dan
kewajiban warga negara?
C. TUJUAN
Hak dan kewajiban warga negara merupakan upaya untuk meningkatkan
kesadaran akan hidup bermanfaat, berkarakter, berkepribadian pancasila serta
berjiwa nasional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
e. Mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat
pendidikan dn memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya (pasal 28C
ayat 1)
f. Memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa dan negaranya (pasal 28C ayat 2).
g. Pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28D ayat 1).
h. Bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja (pasal 28D ayat 2).
i. Memperoleh kesmpatan yang sama dalam pemerintahan (pasal 28D ayat 3).
j. Status kewarganegaraan (pasal 28D ayat 3).
k. Memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal di wilayah Negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali (pasal
28E ayat 1).
l. Kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai
dengan hati nuraninya (pasal 28E ayat 2).
m. Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (pasal 28E ayat
3).
n. Berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi
dan lingkungan sosialnya, serta berhak mencari memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia (pasal 28F).
o. Perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda
yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari acaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi (pasal 28G ayat 1).
p. Bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari Negara lain (pasal 28G
ayat 2).
q. Hidup sejatera lahir batin, bertempat tingal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
(pasal 28H ayat 1).
r. Mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan
dan manfaat sama guna mencapai persamaan dan keadilan (pasal 28H ayat 2).
s. Jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermatabat (pasal 28H ayat 3).
4
t. Mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
secara sewenang-wenang oleh siapapun (psal 28H ayat 4).
u. Hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani, beragama, tidak
diperbudak, diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut (pasal 28 I ayat 1).
v. Bebas dari perlakuan yang bersikap deskriptif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersikap deskriptif itu
(pasal 28i ayat 2).
w. Idetitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban (pasal 28 I ayat 3).
x. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 1).
y. Mendapat pendidikan (pasal 31 ayat 1).
5
maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak
ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah ada dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku.
Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi pada semestinya, maka kehidupan
masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan
pernah seimbang. Apabila masyarakat atau diri sendiri tidak bergerak untuk
merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun banyak
rakyat menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan
materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum
mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi
harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan
hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan
bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat
akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia
bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara
dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih
baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang.
Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat
kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
Unsur penting suatu negara yang lain adalah rakyat. Tanpa rakyat, maka
negara itu hanya ada dalam angan-angan. Termasuk rakyat suatu negara adalah
meliputi semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan Negara
tersebut dan tunduk pada kekuasaan Negara tersebut. ada tiga hal yang cukup efektif,
yang tampaknya perlu kita lakukan sebagai warga negara, termasuk sebagai pribadi,
dalam mengembangkan sikap demokratis-komunikatif, baik dalam lingkungan
pribadi, komunitas, serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pertama, sebagai warga negara yang aktif, senantiasa kita mesti tanggap
terhadap isu-isu kontemporer, khususnya menyangkut kehidupan berbangsa dan
bernegara. Termasuk soal pendidikan, hukum, masalah politik, sosial, kebudayaan,
dan seterusnya. Isu difungsikan sebagai pemantik nalar dan kesadaran kritis warga
sekaligus partisipasi aktif mengembangkan atmosfer keterbukaan dalam sistem
demokrasi yang sudah dipelopori oleh the founding fathers bangsa ini.
6
Kedua, isu-isu terhangat tersebut kita potret dengan kecenderungan dan
concern bidang kita masing-masing. Sehingga, ketajaman, kelugasan, dan
kemandirian subjek dalam meneropong realitas sungguh-sungguh clara et distincta.
Tujuan dari beragamnya perspektif memotret isu adalah kemandirian dan kekhasan
dari setiap partisipan (warga) betul-betul hadir.Asumsinya, bahwa setiap subjek
adalah unik. Keunikan dan keragaman perspektif dalam menatap realitas,
memungkinkan subjek mengembangkan cakrawala serta horison dalam bersikap,
berpandangan, dan bertindak.Alasannya cukup sederhana, semakin orang tajam dan
lugas memotret persoalan semakin sederhana ia bersikap. Dan, semakin luas
perspektif seseorang, semakin bijak ia menentukan sikap.
Ketiga, diharapkan dengan menimbang isu secara proporsional, senantiasa
melahirkan solusi, termasuk juga pandangan-pandangan alternatif menyikapi
persoalan, tentu dengan santun, bijak, dan bestari.
Hal ini bertujuan, supaya subjek berdisiplin terhadap dirinya-sendiri. Solusi
dimengerti bukanlah kata akhir dalam meneropong isu, tetapi lebih dimaksudkan
sebagai sikap sementara melihat kenyataan. Artinya, dengan solusi subjek terlatih
untuk senantiasa mengaktifkan kesadaran dan mengkomunikasikan antara apa yang
diketahui dengan apa yang dilakukan.Hak warga negara Indonesia perlu didapatkan.
Hak mendapatkan penghidupan yang layak dan fasilitas hidup yang memadai. Salah
satu contoh pelaksanaan hak warga negara di Indonesia belum di laksanakan oleh
negara Indonesia. Dengan ditemukannya protes-protes warga yang merasa perlu
haknya untuk di pertahankan.
7
Hak Asasi tidak dapat dituntut pelaksanaannya secara mutlak karena
penuntutan pelaksanaan hak asasi secara mutlak berarti melanggar hak asasi yang
sama dari orang lain. Menurut sejarahnya asal mula hak asasi manusia ialah dari
Eropa Barat yaitu Inggris. Tonggak pertama kemenangan hak asasi manusia ialah
pada tahun 1215 dengan lahirnya Magna Charta. Perkembangan berikutnya ialah
adanya revolusi Amerika 1776 dan revolusi Perancis 1789. Dua revolusi dalam abad
ke XVIII ini besar sekali pengaruhnya pada perkembangan hak asasi manusia.
Hak Asasi Manusia yang kemudian disingkat HAM adalah permasalahan
yang selama dua atau tiga tahun terakhir menjadi bahan perbincangan masyarakat.
Banyak contoh kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi diIndonesia. Pelanggaran
HAM pada saat pelaksanaan jajak pendapat Referendum Timor Timur. Kasus Daerah
Operasi Militer (DOM) di daerah Serambi Mekkah Aceh yang banyak menelan
korban jiwa dari pihak masyarakat sipil dan disinyalir banyak di lakukan oleh
oknum-oknum tentara yang notabene adalah para aparat-aparat negara sampai
dengan kasus sengketa tanah yang melibatkan salah satu unsur alat pertahanan negara
yaitu tentara dalam hal ini Marinir dengan warga Alas Tlogo Pasuruan. Hal ini sangat
bertentangan dengan apa yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila. Banyak tokoh
yang dinyatakan sebagai tersangka tapi pada kenyataannya para pelaku masih bebas
berkeliaran sementara keluarga korban menanti kepastian hukum tentang apa yang
dialaminya. Tapi perlu kita ketahui sebenarnya kesalahan maupun pelanggaran itu
juga tidak sepenuhnya dilakukan oleh para oknum tentara. Masyarakat sipil
mempunyai hak untuk hidup tentara pun demikian. UU No. 39 tahun 1999 juga
menentukan Kewajiban Dasar Manusia yaitu seperangkat kewajiban yang apabila
tidak dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Seperti yang tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28i ayat 5
(amandemen ke 2) yang berbunyi “Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi
manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis maka pelaksanaan hak
asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan”.
Pasal 28j ayat 1 dan 2 (amandemen ke 2) yang intinya setiap manusia wajib
menghormati hak asasi manusia dan wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan oleh undang-undang sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. Jadi dalam
masalah ini kita perlu secara cermat menanggapi kasus-kasus seperti ini karena
permasalahan yang demikian sangatlah kompleks dan sangat rentan terhadap
perpecahan atau ancaman diintegrasi bangsa.
8
E. Solusi dari Permasalahan Hak Warga Negara
Indonesia menganut paham kekeluargan yang tidak memperbolehkan
diskriminasi dalam bentuk apapun dan atas dasar apapun. Kita tidak
mempertentangkan antara mayoritas dan minoritas. Yang kita dambakan adalah
kerukunan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan. Memang dalam suatu
masyarakat akan dapat terjadi benturan dalam kehidupan yang berkembang dan
dinamis, namun kita tidak dapat membiarkan konflik itu timbul dan berkembang
tanpa terkendali. Kita usahakan penyelesaiannya dengan memperhatikan aspirasi dan
kepentingans semua pihak, tanpa ada yang merasa menang atau merasa kalah, dan
tidak ada yang merasa dimenangkan dan dikalahkan.
Pelanggaran-pelanggaran Hak Warga Negara di Indonesia selama ini, dan
sulitnya melakukan penyelesaian disebabkan karena kurangnya peraturan perundang-
undangan yang memberikan jaminan dan petunjuk dalam penyelesaiannya. Semenjak
reformasi telah ada peraturan perundang-undangan yang memberikan jaminan dan
petunjuk dalam penyelesaian masalah yang sehubungan dengan HAM ataupun Hak
Warga Negara diantaranya adalah Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia; dan
UU No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum.
Pembentukan lembaga yang mengurus Hak Warga Negara dan
pelanggarannya juga merupakan upaya yang memberikan perlindungan terhadap hak
asasi manusia. Lembaga-lembaga tersebut diantaranya KOMNAS HAM, pusat-
pusat/Lembaga Kajian HAM yang terbentuk di berbagai daerah, LSM dan
sebagainya. Lembaga-lembaga ini di samping berupaya mensosialisasikan peraturan-
peraturan tentang HAM juga menerima pengaduan-pengaduan pelanggaran HAM
dan Hak Warga Negara dan meneruskan kepada lembaga yang berwenang untuk
memprosesnya. Upaya yang dilakukan selama ini terkendala oleh beberapa faktor
diantaranya kurangnya perangkat hukum, kurangnya bukti-bukti yang lengkap dan
keterbatasan penegak hukum. Oleh karenanya bila telah terjadi pelanggaran hak asasi
manusia ataupun hak warga negara maka secepatnyalah hal ini dilaporkan kepada
yang berwenang.
Upaya yang sangat menentukan perlindungan terhadap pelanggaran HAM
dan Hak Warga Negara adalah melalui peradilan. Peradilan yang kuat akan
memberikan perlindungan yang baik terhadap Hak Warga Negara dan berdampak
positif terhadap tindakan-tindakan yang menjurus kepada pelanggaran Hak Warga
Negara. Untuk mendukung itu sekarang sudah ada undang-undang tentang
pengadilan hak asasi manusia yaitu Undang-Undang No. 26 tahun 2000. Undang-
9
undang itu menetapkan disetiap daerah kabupaten atau kotamadya ada pengadilan
HAM yang mengurusi Hak Warga Negara. Pelaksanaan peradilan HAM juga perlu
dukungan penyidik yang berusaha untuk mencari bukti-bukti yang kuat tentang
pelanggaran Hak warga Negara tersebut. Bantuan kita bersama dalam memberikan
data (bukti) adalah langkah baik untuk tegaknya HAM di negara Indonesia
khususnya Hak Warga Negara.
Lembaga-lembaga pendidikan juga berperan dalam memberikan
perlindungan terhadap HAM. Lembaga-lembaga pendidikan terutama lembaga
pendidikan formal memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada pelajar, siswa
atau mahasiswa tentang hak asasi manusia, prosedur yang harus ditempuh bila
mengetahui adanya pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Kepedulian terhadap
hak asasi sudah berarti menekan peluang terjadinya pelanggaran hak asasi manusia.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hak dan kewajiban warga negara berarti kekuasaan yang benar atas
sesuatu dan yang harus dilakukan oleh penduduk sebuah negara. Setiap negara
mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas
kewarganegaraan. Hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia ditetapkan dalam
UUD 1945 yaitu tercantum di dalam pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, dan
pasal 31.
B. SARAN
Semoga makalah yang kami buat bisa menambah ilmu pengetahuan dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa
makalah kami belum sempurna. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun, agar lebih baik dalam penyusunan makalah selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://daerah.sindonews.com/read/902885/22/protes-jalan-rusak-ratusan-
warga-tutup-jalan-kaliurang (25 Maret 2016)
http://hukum.kompasiana.com/2014/04/06/belum-seimbangnya-hak-dan-
kewajiban-warga-negara-indonesia-645217.html (26 Maret 2016)
http://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/
(25 Maret 2016)
http://www.pustakasekolah.com/seputar-masalah-hak-asasi-manusia-
ham.html (25 Maret 2016)
12