Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA

HAK ATAS KESEJAHTERAAN

Dosen : Parbuntian Sinaga S.H. M.H.

Kelompok 2

1. Liner Sandy Veven . H 1933001095

2. Daryanto 1933001109

3. Endin Nurdian 1933001115

4. Widad Latip 1933001130

5. Budi Utami 1933001132

6. Siti Intan Amalia 1933001279

7. Doni Firman N 1933001117

8. Dewi Rara Anjani 1933001275

9. Toha Alhasan 1933001081

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada kami karena hanya dengan izin-Nya
lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Hukum dan
HAM ini dengan baik.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen Hukum dan HAM, Bapak
Parbuntian Sinaga S.H., M.H. Yang telah memberikan pengarahan, bantuan serta
dukungannya kepada kami untuk menyelesikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini masih banyak
kekurangan baik secara sistematika penulisan, bahasa, dan penyusunannya. Oleh karena
itu, kami memohon saran serta pendapat yang dapat membuat kami menjadi lebih baik
dalam menyelesaikan tugas di lain waktu, mudah-mudahan makalah yang kami buat ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta , 26 November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A. Latar Belakang .................................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5

A. Definisi Hak Asasi Manusia .............................................................................. 5


B. Definisi Kesejahteraan ....................................................................................... 5
C. Keterkaitan Antara HAM dan Kesejahteraan ................................................... 5
D. Hak Atas Kesejahteraan Menurut UU no 39 tahun 199 tentang HAM ............. 6
E. Keadaan Hak Atas Kesejahteraan di Negara Indonesia ................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

2
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pada dasarnya keberadaan Hak asasi manusia merupakan sesuatu yang


pasti dimiliki oleh seluruh manusia di dunia, hal ini melekat dalam dirinya tidak
bisa dicabut, direnggut bakan di hilangkan. Keberadaan HAM tidak akan
terlepas dari kontrol nilai budaya, dan peraturan di masyarakat. Pada dasarnya
tidak ada hak yang dilaksanakan secara mutlak tanpa memperhatkan hak orang
lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,
maka yang terjadi adalah benturan hak dan kepentingan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kesejahteraan menjadi salah satu
bagian dari hak asasi manusia, hak atas kesejahteraaan sangat identik sekali
dengan hak ekonomi, sosial, dan budaya yang dijamin beberapa hak diantaranya
adalah hak atas pendidikan, hak tas kesehatan, dan hak atas pekerjaan.
Keseluruah hak atas kesejahteraan telah diatur secara remi dalam Undang-
Undang Dasar 1945, dimana setiap manusia wajib dan berhak mendapatkan hak
itu tanpa ada pihak-pihak atau sesuatu yang dapat menghalanginya .

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah korelasi antara HAM dan kesejahteraan?
2. Bagaimanakah keadaan hak atas kesejahteraan di Negara Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimanakah korelasi antara HAM dan kesejahteraan.
2. Untuk mengetahui Bagaimanakah keadaan hak atas kesejahteraan di Negara
Indonesia.

3
BAB II

Pembahasan

A. Definisi Hak Asasi Manusia

Pada dasarnya HAM adalah hak yang melekat dalam diri setiap manusia
sejak awal di lahirkan dan berlaku seumur hidup dan tidak dapat di ganggu
gugat oleh siapa pun. Sedangkan HAM menurut UU No.39 tahun 1999 adalah
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugrah-Nya yang wajin dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.

Para ahli pun mengungkapkan pendapatnya tentang definisi HAM,


menurut Jack Donnely, HAM adalah hak yang dimilki manusia semata-mata
karena ia manusia . Sementara menurut Miriam Budiarjo, HAM adalah hak yang
dimiliki manusia yang diperoleh dan dibawa sejak lahir di dalam kehidupan
bermasyarakat. Jhon Locke menyatakan macam-macam HAM yang pokok yaitu
hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak milik.

B. Definisi Kesejahteraan
Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti khusus yaitu
merujuk pada keadan yang baik, kondisi manusia dimana orang- orang dalam
keadaan makmur dan dalam keadaan sehat dan damai. Dalam ekonomi
kesejahteraan dikaitkan dengan keuntungan benda .
Menurut UU No. 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial,
kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan meterial, spiritual,
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan
diri serta mampu melaksanakan fungsi sosialnya. Dari undang-undang di atas
dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan dapat dinilai dari
kemampuan seoarang individu atau kelompok dalam usahanya memenuhi
kebutuhan material dan spiritualnya, kebutuhan material dapat kita hubungkan
dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan pangan,

4
sandang, papan dan kesehatan, kemudian kebutuhan spiritual kita hubungkan
dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentraman hidup.
Menurut konsep lain, kesejahteraan bisa di ukur melalui dimensi moneter
maupun non moneter, misalnya ketimpangan distribusi pendapatan, yang di
dasarkan pada perbedaan tingkat pendapatan penduduk di suatu daerah.
Kemudian masalah kerentanan (vulnerability), yang merupakan suatu kondisi
dimana peluang atau kondisi fisik suatu daerah yang membuat seseorang
menjadi miskin atau menjadi lebih miskin pada masa yang akan datang. Hal ini
merupakan masalah yang cukup serius karena bersifat struktural dan mendasar
yang menakibatkan resiko-resiko sosial ekonomi dan akan sangat sulit untuk
memulihkan diri (recover). Kerentanan merupakan suatu dimensi kunci dimana
perilaku individu dalam melakukan investasi, pola produksi, strategi
penanggulangan dan persepsi mereka akan berubah dalam mencapai
kesejahteraan.

Kesejahteraan pada intinya mencangkup tiga konsepsi, yaitu :

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya


kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.
2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga
kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang
menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.
3. Aktivitas , yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir
untuk mencapai sejahtera.

Ada beberapa indikator keluarga sejahtera berdasarkan badan pusat statistik


(2000), yaitu :

1. Pendapatan
2. Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga
3. Keadaan tempat tinggal
4. Fasilitas tempat tinggal
5. Kesehatan anggota keluarga
6. Kemudahan pendapatkan pelayanan kesehatan

5
7. Kemudahan memasukan anak kejenjang pendidikan

C. Keterkaitan Antara HAM Dan Kesejahteraan Sosial

HAM pada dasarnya ada untuk melindungi hak kita sebagai manusia
untuk hidup dengan harga diri, dengan kebebasan dan keamanan. Hidup dengan
harga diri bahwa kita harus memiliki sesuatu seperti tempat yang layak untuk
tinggal dan makanan yang cukup. Ini berarti kita harus dapat berpartisipasi
dalam masyarakat, untuk menerima pendidikan, bekerja, dan mempraktekkan
agama kita, berbicara dengan bahasa kita sendiri dan hidup dengan damai. HAM
adalah alat untuk melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang-wenangan.

Menurut UU No 39 tahun 1999 Hak atas kesejahteraan adalah hak yang


dimiliki oleh setiap orang ataupun bersama-sama agar dapat mengembangkan
dirinya , bangsa dan masyarakat dengan cara tidak melanggar hukum dan tidak
boleh dirampas keberadannya serta mendapatkan jaminan sosial yang
dibutuhkan.

Sedangkan kesejahteraan sosial sebagai sesuatu yang dirumuskan pada


Pasal 2 ayat 1 Undang-undang nomor 6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan
pokok kesejahteraan sosial mengandung makna bahwa kesejahteraan sosial
merupakan terpenuhinya kebutuhan manusia secara menyeluruh seperti
kebutahan pokoknya yaitu keselamatan kesejahteraan dan juga ketentraman
serta serta kewajiban untuk menjunjung tinggi falsapah negara yaitu pancasila
dan UUD 1945.

Apabila melihat HAM dan kesejahteraan sosial secara konseptual


keduanya merupakan sama-sama gambaran suatu kondisi yang ideal. Keduanya
sebagai tool dalam melihat titik keseimbangan dan upaya memanusiakan
manusia. Keduanya merupakan tolak ukur untuk memotret seberapa jauh
seorang manusia dapat hiidup selayaknya atau tidak. Keduannya merupakan
cita-cita yang luhur.

6
D. Hak Kesejahteraan Menurut UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia
1. Pasal 36
a) Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-
sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa,
dan masyrakat dengan cara yang tidak melanggar hukum.
b) Tidak boleh seorang pun boleh dirampas miliknya dengan sewenang-
wenang dan secara melawan hukum.
c) Hak milik mempunyai fungsi sosial
2. Pasal 37
a) Pencabutan hak milik atas suatu benda demi kepentingan umum, hanya
diperbolehkan dengan mengganti kerugian yang wajar dan segera serta
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundnag-undangan.
b) Apabila sesuatu benda berdasarkan ketentuan hukum demi kepentingan
umum harus dimusnahkan atau tidak di berdayakan baik untuk
selamanya maupun untuk semesta waktu maka hal itu dilakukan dengan
mengganti kerugian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
kecuali ditentukan lain.
3. Pasal 38
a) Setiap orang berhak, sesuai dengan bakat, kecakapan, dan kemampuan
berhak atas pekerjaan yang layak.
b) Setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukai dari
berhak pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan.
c) Setiap orang, baik pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang
sama, sebanding, setara atau serupa, berhak atas upah serta syarat-syarat
perjanjian kerja yang sama.
d) Setiap orang, biak pria maupun wanita, dalam melakukan pekerjaan yang
sepadan dengan martabat kemanusiannya berhak atas upah yang adil
sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan
keluarganya.
4. Pasal 39

7
Setiap orang berhak untuk mendirikan serikat pekerja dan tidak boleh di
hambat untuk menjadi anggotanya demi melindungi dan memperjuangkan
kepentingannya serta sesuai dengan ketentuan peartura perundang-
undangan.
5. Pasal 40
Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak.
6. Pasal 41
a) Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk
hidup layak serta untuk perkembangan pribadinya secara utuh.
b) Setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil, dan
anak-anak, berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus.
7. Pasal 42
Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik atau cacat mental berhak
memperoleh perawatan, pendidikan dan pelatihan dan bantuan khusus atau
biaya negara, untuk menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan
martabat kemanusiannya, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

E. Keadaan Hak Atas Kesejahteraan di Negara Indonesia


Kisah warga tak mampu yang sulit mendapatkan fasilitas kurang
memadai kembali terjadi. Henny Silalahi kehilangan bayinya yang bernama
Tiara Debora yang baru berusia 4 bulan karena tidak diberi fasilitas memadai
oleh pihak rumah sakit pada Minggu dini hari, 3 september 2017 sekitar pukul
09.30 WIB. Bayi Debora diantar kerumah sakit oleh keluarganya dalam kondisi
pernafasan yang tersumbat sehingga mengalami sianosis atau tubuh membiru.
Saat akan dipindahkan keruangan PICU orang tua Debora diminta membayar
uang muka oleh pihak rumah sakit. Padahal uang muka tidak perlu dilakukan
karena Debora memilki kartu BPJS kesehatan. Atas kasus itu dinas kesehatan
DKI Jakarta membentuk tim investigasi khusus untuk melakukan audit medis
dan audit manajemen di Rs Mitra Keluarga kalideres yang di isi oleh lembaga
profesional Ikatan Dokter Indonesia.

8
Dari hasil audit medis dokter di Rs Medika Kelurga sudah melakukan
penanganan yang baik terhadap bayi debora. Dokter IGD juga telah melakukan
konsultasi dengan dokter ahli terkait tindakan medis yang akan diambil.
Meskipun demikian hasil audit manajemen tidak lebih dari audit medis. Tim
investigasi menyimpulkan bahawa direktur RS mitra keluarga kurang
memahami peraturan perundangan terkait rumah sakit. Hal ini berkaitan dengan
sikap rumah sakit yang meminta uang muka kepada orang tua Debora . padalah
pasien gawat darurat tidak boleh dimintai uang muka dan tidak boleh dirujuk
hingga kondisinya stabil. Dari rekomendasi tim investigasi atas dua audit
tersebut menyimpulkan dua sanksi terhadap rumah sakit mitra keluarga untuk
merombak jajajran manajemen hingga pimpinan di RS Mitra Keluarga, serta
juga rumah sakit ini mendapakan sanksi yaitu harus lulus akreditasi rumah sakit
paling lambat enam bulan setelah surat keputusan keluar serta rumah sakit ini
juga harus melakukan laporan rutin kepada dinas kesehatan hingga rumah sakit
terakredistasi. Dab beberapa waktu lalu dinas kesehatan DKI Jakarta sudah
mengumpulkan direktur-direktur rumah sakit. Para direktur diminta
menandatangani surat pernyataan tidak akan meminta uang muka kepada pasien
gawat darurat.
Melihat kasus di atas mengenai hak atas kesejahteraan yaitu, dapat kita
lihat bahwa masyarakat di Indonesia belum sepenuhnya mendapat hak atas
kesejahteraan bagi mereka, mereka masih kesulitan, banyak sekali prosedur yang
harus di tempuh agar masyarakat mendapat haknya , hal ini dapat membuat
masyarakat kesulitan, padahal seharusnya pemerintah lebih memudahkan
masyarakat untuk menerima haknnya bukan mempersulit dengan berbagai
prosedur yang harus di tempuh, seperti kasus debora bayi ini harus kehilangan
nyawa karena telatnya penanganan dari pihak rumah sakit hanya karena pihak
keluarga be;um membayar uang muka. Jadi hak atas kesejahteraan yang ada di
Negara Indonesia perlu di tinjau dan di tingkatkan lagi agar masyarakat lebih
mudah mendapatkan haknya .

9
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
1. Korelasi antara HAM dan kesejahteraan adalah hak yang dimiliki oleh setiap
orang ataupun bersama-sama agar dapat mengembangkan dirinya , bangsa
dan masyarakat dengan cara tidak melanggar hukum dan tidak boleh
dirampas keberadannya serta mendapatkan jaminan sosial yang dibutuhkan.
Jadi Ham dan kesejhteraan itu sangatlah berkaitan . Keduanya sebagai tool
dalam melihat titik keseimbangan dan upaya memanusiakan manusia.
Keduanya merupakan tolak ukur untuk memotret seberapa jauh seorang
manusia dapat hidup selayaknya atau tidak. Keduannya merupakan cita-cita
yang luhur.
2. Keadaan penyelenggaran hak atas kesejahteraan di Negara Indoneia belum
terlaksana dengan cukup baik hal ini dilihat dari banyaknya warga negra
indonesia yang kesulitan untuk mendaptkan hak mereka dalam beberapa
bidang misalnya bidang kesehatan, mereka disulitkan dengan berbagai
prosedur rumit untuk mendapatkan haknya, hal ini membuat mereka kesulitan
dan akhrnya mereka tak mendapatkan haknya. Jadi hak atas kesejahteraan di
indonesia harus ditinjau dan lebih ditingkatkan lagi.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mempelajari dan memahami lebih lengkap lagi
mengenai hak atas kesejahteraan. Serta dapat berkontribusi lebih dalam
mewujudkan kesejahteraan dengan caranya msing-masing

10
Daftar Pustaka

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA BNOMOR 39 TAHUN 1999


TENTANG HAM, Hak ketujuh hak atas kesejahteraan.

https://slideplayer.info/slide/2286790/

https://www.kompasham.go.id/index.php/news/20171/19/277/di-2016-hak-atas-
kesejahteraan-dan-keadilan-paling-banyak-diadukan.html/

https://definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-kesejahteraan-
rakyat.html?m=1

https://www.academia.edu/11872901/HAM_dan_kesejahteraan_sosial/

11

Anda mungkin juga menyukai