Anda di halaman 1dari 37

BANTUAN HUKUM

OLEH:
FITRI WAHYUNI,SH,.MH.
PENGERTIAN BANTUAN HUKUM
BANTUAN HUKUM SECARA LUAS DIARTIKAN
SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMBANTU GOLONGAN
YANG TIDAK MAMPU DALAM BIDANG HUKUM.
MENURUT ADNAN BUYUNG NASUTION, UPAYA
INI MEMILIKI TIGA ASPEK:
1.ASPEK PERUMUSAN ATURAN-ATURAN HUKUM
2.ASPEK PENGAWASAN TERHADAP MEKANISME
UNTUK MENJAGA AGAR ATURAN-ATURAN ITU DI
TAATI.
3. DAN ASPEK PENDIDIKAN MASYARAKAT AGAR
ATURAN-ATURAN ITU DIHAYATI.
DALAM LOKAKARYA BANTUAN HUKUM TINGKAT
NASIONAL 1978 : BANTUAN HUKUM MERUPAKAN
KEGIATAN PELAYANAN HUKUM YANG
DIBERIKAN KEPADA GOLONGAN MASYARAKAT
TIDAK MAMPU (MISKIN) BAIK SECARA
PERORANGAN MAUPUN KEPADA KELOMPOK
MASYARAKAT TIDAK MAMPU SECARA KOLEKTIF
KEGIATANNYA MELIPUTI PEMBELAAN,
PERWAKILAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR
PENGADILAN, PENDIDIKAN, PENELITIAN
PENYEBARAN GAGASAN. ( Abdul Hakim G.
Nusantara, 1981, hal. 40)
JAKSA ANGUNG RI MEMBERIKAN
PENGERTIAN BANTUAN HUKUM SECARA
SEMPIT: PEMBELAAN YANG DIPEROLEH
SEORANG TERDAKWA DARI SEORANG
PENASEHAT HUKUM, SEWAKTU PERKARANYA
DIPERIKSA DALAM PEMERIKSAAN
PENDAHULUAN ATAU DALAM PROSES
PEMERIKSAAN PERKARANYA DI MUKA
PENGADILAN ( Soejono Soekanto, 1983, hal 21)
ISTILAH BANTUAN HUKUM
Legal aid : pemberian bantuan hukum pada
masyarakat tidak mampu secara Cuma-Cuma.
Legal assistance: pemberian bantuan hukum pada
masyarakat tidak mampu ataupun bantuan hukum yang
diberikan oleh advokat atau pengacara dengan
menggunakan honorarium.
SEJARAH BANTUAN HUKUM
Di dalam periode abad menengah , bantuan hukum
menjadi bagian dari moral. Pekerjaan tersebut
dilakukan sebagai suatu derma setelah revolusi
perancis, maka bantuan hukum menjadi bagian dari
proses hukum, artinya pada waktu itu kepada para
warga masyarakat diberikan hak untuk berurusan
dengan hakim.
Kegiatan bantuan hukum sebenarnya sudah dimulai sejak berabad-abad yang lalu. Pada masa
Romawi, pemberian bantuan hukum oleh seseorang hanya didorong oleh motivasi untuk
mendapatkan pengaruh dari masyarakat. Keadaan tersebut relatif berubah pada abad pertengahan
dimana bentuan hukum diberikan karena adanya sikap dermawan (charity) sekelompok elit gereja
terhadap para pengikutnya.1 Pada masa itu belum ada konsep bantuan hukum yang jelas. Bantuan
hukum belum ditafsirkan sebagai hak yang harus diterima oleh semua orang. Pemberian bantuan
hukum lebih banyak bergantung kepada konsep patron.2 Kemudian pandangan tersebut bergeser,
bantuan hukum yang semula konsepnya berdasarkan kedermawanan dari si patron berubah
menjadi hak semua orang.
Sejak terjadi revolusi Perancis dan Amerika, konsep semua bantuan hukum semakin diperluas dan
dipertegas. Pemberian bantuan hukum tidak semata-mata didasarkan pada charity terhadap
masyarakat yang tidak mampu, akan tetapi kerap dihubungkan dengan hak-hak politik.3 Dalam
perkembangannya hingga sekarang. Konsep bantuan hukum selalu dihubungkan dengan cita-cita
negara kesejahteraan (welfare state), dimana pemerintah mepunyai kewajiban untuk memberikan
kesejahteraan kepada rakyatnya. Bantuan hukum dimasukkan sebagai salah satu program
peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama dibidang sosial politik dan hukum.

Dari perkembangan pemikiran konsep bantuan hukum tersebut timbul berbagai variasi bantuan
hukum yang diberikan kepada anggota masyarakat. Cappelletti dan Gordley dalam artikel yang
berjudul “ Legal Aid: modern themes and Variations ”, seperti yang dikutip oleh Soerjono
Soekanto4 membagi bantuan hukum kedalam dua model, yaitu bantuan hukum model yuridis-
individual dan bantuan hukum model kesejahteraan. Menurut Cappeletti dan Gordley, bantuan
hukum yuridis-individual merupakan hak yang diberikan kepada warga masyarakat untuk
melindungi kepentingan-kepentingan individulnya. Pelaksanan bantuan hukum ini tergantung
pada peran aktif masyarakat yang membutuhkan dimana mereka dapat meminta bantuan
pengacara dan kemudian jasa pengecara tersebut nantinya akan dibayar oleh negara.
 Sedangakan bantuan hukum kesejahteraan diartikan sebagai suatu hak akan kesejahteraan
yang menjadi bagian dari kerangka perlindungan sosial yang diberikan oleh suatu negara
kesejahteraan (welfare state). Bantuan hukum kesejahteraan sebagai bagian dari haluan sosial
diperlukan guna menetralisasi ketidakpastian dan kemiskinan.
Karena itu pengembangan sosial atau perbaikan sosial selalu menjadi bagian dari pelaksanaan
bantuan hukum kesejahteraan. Peran negara yang intensif diperlukan dalam merealisasikannya,
karena negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasr warganya
sehingga menimbulkan hak-hak yang dapat dituntut oleh mereka. Pemenuhan hak-hak tersebut
dapat dilakukan oleh negara melalui pemberian bantuan hukum kepada warganya.
MODEL BANTUAN HUKUM
Yuridis Individual
Model Kesejahteraan
Artinya, disuatu pihak bantuan dapat dilihat sebagai
suatu hak yang diberikan kepada masyarakat untuk
melindungi kepentingan individual – individual dan
dilain pihak sebagai suatu hak atau kesejahteraan yang
menjadi bagian dari kerangka perlindungan social
yang diberikan oleh Negara kesejahteraan.
JENIS BANTUAN HUKUM
BANTUAN HUKUM PREVENTIF (PREVENTIF
RECHTSHAP) YANG MERUPAKAN PENERANGAN
DAN PENYULUHAN KEPADA WARGA MASYARAKAT
BANTUAN HUKUM DIAGNOSTIK/ KONSULTASI
(DIAGNOSTIC RECHTSHAP), PEMBERIAN NASEHAT
ATAU KONSULTASI HUKUM
BANTUAN HUKUM PENGENDALIAN KONFLIK
(CONFHETREGULENDE RECHTSHAP) YANG
BERTUJUAN UNTUK MENGATASI MASALAH
HUKUM KONKRIT SECARA AKTIF ( BANTUAN
HUKUM BAGI MASYARAKAT YANG KURANG
MAMPU SERTA SOSIAL EKONOMI)
BANTUAN HUKUM PEMBENTUKAN HUKUM
( REHTSVENMEWENDE RECHSAP) INTINYA
ADALAH UNTUK MEMANCIBG
YURISPRUDENSI YANG LEBIH TEGAS, TEPAT
DAN JELAS.
BANTUAN HUKUM PERUBAHAN HUKUM
(RECHTDVERMEDWE RECHTSHAP) YANG
MENCAKUP USAHA-USAHA UNTUK
MENGADAKAN PEMBARUAN HUKUM
MELALUI HAKIM ATAS PEMBENTUKAN
UNDANG-UNDANG 9 DALAM ARTI MATERI).
BANTUAN HUKUM DALAM PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DI INDONESIA
1. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman
a. Pasal 13 (1) tengang : organisasi, administrasi dan
financial Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung
b. Pasal 37 tentang : setiap orang yang tersangkut
perkara berhak memperoleh bantuan hukum
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana
a. Pasal 56 (1) tentang : Dalam hal tersangka atau terdakwa
disangka atau didakwa melakukan tindak pidana matu atau
ancaman pidana lima belas (15) tahun atau lebih atau bagi mereka
yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau
lebih yang tidak mempunyai penasehat hukum sendiri, pejabat
yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses
peradilan wajib menunjuk penasehat hukum bagi mereka.
b. Pasal 56 (2) tentang setiap penasehat hukum yang ditunjuk
untuk bertindak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
memberikan bantuannya dengan Cuma-Cuma.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata
(HIR/RBG) Pasal 237 HIR/ 273 RBG : Barang siapa
yang hendak berperkara baik secara penggugat maupun
maupun secara tergugat, tetapi tidak mampu
menanggung biayanya, dapat memperoleh izin untuk
berperkara dengan Cuma-Cuma
4. Instruksi Menteri Kehakiman Ri No. M 01-UM. 08. 10
Tahun 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program
Bantuan Hukum bagi masyarakat yang kurang mampu
melalui lembaga bantuan hukum
5. Instruksi Menteri kehakiman Ri No. M03-UM 06.02
Tahun 1999 tentang petunjuk pelaksanaan Program
bantuan hukum bagi masyarakat yang kurang mampu
melalui pengadilan negeri dan pengadilan tata usaha
negara
6. Surat edaran Direktur Jendral Badan Peradilan Umum
dan Peradilan Tata usaha negara No. D.Um 08.10.10
tanggal 12 mei 1998 tentang JUKLAK pelaksanaan
bantuan hukum bagi golongan masyarakat yang
kurang mampu melalui LBH.
PERKEMBANGAN BANTUAN HUKUM
DI INDONESIA
Perkembangan bantuan hukum di Indonesia tidak terlepas
dari berkembangnya bantuan hukum secara internasional
Bantuan hukum berawal dari sifar kedermawanan
(charity)nsekelompok elite gereja terhadap pengikutnya .
Sehingga tidak jelas apakah dari segi ekonomi, sosial,
agama dan adat.
Seiring waktu bantuan hukum melebarkan sayapnya ke
negara-negara kapitalis tetapi juga di negara sosialis.
Kalau bantuan hukum di artikan sebagai charity maka
bantuan hukum sudah ada di Indonesia sejak datangnya
bangsa Portugis, Inggris dan Belanda.
Dalam hukum positif Indonesia bantuan hukum sudah
diatur dalam HIR Pasal 250 yang mana dalam prakteknya
lebih mengutamakan bangsa Belanda ketimbang bangsa
Indonesia.
HIR masih berlaku sampai lahirnya UU N0.14 Tahun 1970
(Kekuasaan Kehakiman) yang termuat dalam Pasal 35, 36
dan 37 tentang hak untuk mendapatkan bantuan hukum
Secara institusionak, lemabga/ biro bantuan hukum dalam
bentuk konsultasi pernah didirikan de Rechtshoge School
Jakarta pada tahun 1940 oleh Prof Zeylemaker ( Guru
besar hukum dagang dan acara perdata).
Didirkan dengan tujuan membantu rakyat tidak mampu
dan memajukan klinik hukum.
Biro tersebut di kelola oleh Mr. Alwi st dkk tidak sepenuhnya
sukses.
Pada tahun 1953 ide mendirikan semacam biro konsultasi
hukum kembali muncul.
Pada tahun 1945 berdiri pula bantuan hukum yang di pimpin
Prof. Ting Swang Tiong yang geraknya hanya terbatas hanya
untuk orang cina sehingga tidak sukses.
Pada tahun 1962 Prof. Ting Swang Tiong mengusulkan agar
fakultas hukum didirikan biro konsultasi hukum. Ussulan
tersebut disambut baik
Pada tanggal 2 Mei 1963 yang bertepatan dengan hari
pendidikan nasional, resmilah biro konsultasi hukum di
Universitas Indonesia dengan di ketuanya Prof. Ting Swang
Tiong. Dengan memberikan konsultasi hukum bagi yang tidak
mampu.
Tahun 1968 diubah namanya menjadi Lembaga
konsultasi hukum dan pada tahun 1974 diubah lagi
menjadi Lembaga konsultasi dan bantuan hukum.
Sedangkan di UNPAD biro konsultasi hukum didirikan
pada tahun 1967.
Biro-biro konsultasi hukum mengubah bentuknya
menjadi biro bantuan hukum dengan demikian meluas
pelayananya tidak sekedar memberi nasehat hukum,
melainkan juga mewakili mengadakan pembelaan
hukum di muka pengadilan.
Di luar Unversitas Lembaga bantuan hukum juga didirikan di
Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1970 Oleh PERADIN yang
ditunjuk sebagai direktur adalah Adnan Buyung Nasution dengan
tiga tujuan pokok:
1. Memberikan bantuan hukum secara Cuma-Cuma kepada
masyarakatmiskin dan buta hukum
2. Mengembangkan kesadaran hukum masyarakat khususnya
kesadaran akan hak-hak sebagai subjek hukum
3. Mengembangkan hukum dan prakteknya menurut kebutuhan
zaman midern.
Bantuan hukum, khusus bagi masyarakat kecil yang tidak mampu
serta buta hukum tampaknya hal yang relatif baru di negara-negara
berkembang.
FAKTOR PENYEBAB HUKUM EKSIS
Lembaga Bantuan hukum memiliki karakter dan ciri Khas
lahirnya lembaga bantuan hukum tidak semata-mata menjalankan
profesinya sebagai mata pencarian melainkan berbarengan dengan
peran dalam perjuangan memerdekakan bangsanya dari penjajahan
dan penindasan kekuasaan kolonial
Dukungan Intelektual organik di masanya. Banyak aktifis dan
akademisi yang menopang secara teoritik dan memberikan
landasan pengetahuan bagi aktivis lembaga bantuan hukum
Kepercayaan dan legitimasi masyarakat
Transparansi dan Akuntabilitas
Dukungan pendanaan bagi aktivis dan operasional bantuan hukum
BANTUAN HUKUM DALAM
KAITANNYA DENGAN HAM
Bantuan hukum adalah salah satu upaya mengisi HAM
terutama untuk rakyat yang miskin dan tertindas.
JENIS BANTUAN HUKUM DI
INDONESIA
Bantuan Hukum Konvensional, merupakan
tanggungjawab moral maupun profesional para
advokat, sifatnya individual, pasif, terbatas pada
pendekatan formal atau legal dan bentuk bantuan
hukum berupa pendampingan dan pembelaan di
Pengadilan.
Bantuan Hukum Konstitusional, merupakan bantuan
hukum untuk masyarakat miskin yang dilakukan
dalam kerangka usaha-usaha dan tujuan yang lebih
luas dari sekedar pelayanan hukum di pengadilan.
Berorientasi pada perwujudan negara hukum yang
berlandaskan prinsip-prinsip demokrasi dan HAM.
Bantuan hukum adalah kewajiban dalam kerangka
untuk menyadarkan mereka sebagai subyek hukum
yang mempunyai hak yang sama dengan golongan
lain. Sifat aktif, tidak terbatas pada individu dan tidak
terbatas format legal.
Bantuan Hukum Struktural, dalam hal ini bantuan hukum bukan
merupakan sekedar pelembagaan pelayanan hukum untuk si miskin
tetapi merupakan sebuah gerakan dan rangkaian tindakan guna
pembebasan masyarakat dari belenggu struktur politik, ekonomi,
sosial dan budaya yang syarat akan penindasan. Adanya pengetahuan
dan pemahaman masyarakat miskin tentang kepentingan-
kepentingan bersama mereka; Adanya pengertian bersama
dikalangan masyarakat miskin tentang perlunya kepentingan-
kepentingan mereka yang perlu dilindungi  oleh hukum; Adanya
pengetahuan dan pemahaman dikalangan masyarakat miskin tentang
hak-hak mereka yang telah diakui oleh hukum; Dan adanya
kecakapan dan kemandirian di kalangan masyarakat miskin untuk
mewujudkan hak-hak dan kepentingan-kepentingan mereka di dalam
masyarakat.
BANTUAN HUKUM STRUKTURAL
Bantuan hukum pada hakikatnya adalah segala upaya
pemberian bantuan hukum dan pelayanna hukum
kepada masyarakat, agar mereka memperoleh dan
menikmati semua haknya yang diberikan kepada
negara dan bantuan hukum menjadi hak dari orang
miskin yang dapat diperoleh tanpa bayaran sebagai
penjabaran hak dihadapan hukum.
Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 34 UUD 1945
dimana ditegaskan bahwa fakir miskin adalah menjadi
tanggungjawab negara.
Konsep
Bahwa persoalan hukum, HAM,dan demokratisasi
merupakan sebuah sistem yang saling terkait dengan
yang lain. Sehingga LBH memandang ketiganya perlu
dikonkritkan dengan memberikan batasan sistem
kekuasaan negara yang cendrung otoritarian yang
bermula pada lahirnya sikap negara yang tidak
menghormati nilai-nilai demokratis.
Hal ini dapat dilihat pada rezim orba betapa sistem
hukum amat tidak berdaya bahkan justru seringkali
hukum hanya sebatas alat penyiksa bukan sebagai alat
penghukum.terjadi disorientasi sistem pemerintahan
yang berimplikasi pada lemahnya seluruh aspek
pembangunan termasuk aspek
hukum.mengindikasikan bahwa negara tidak mampu
memahami persoalan dalam perspektif keadilan bagi
rakyat, sehingga hal ini mempertegas komitmen LBH
dalam kerangka pemihakan terhadap rakyat miskin dan
tertindas.
Ada 3 peran Utama LBH
1. Mempengaruhi kebijakan publik yang menentukan
terjaminnya hak-hak ekonomi, sosial, budaya dan
hak sipil dan politik.prasyaratan yang mutlak adalah
meningkatkan kemampuan dan kepedulian kontrol
sosial bagi kekuatan-kekuatan organisasi masyarakat
sipil untuk mendorong lahirnya kebijakan publik
yang berpihak kepada hak ekonomi, sosial bidaya,
dan sipol, baik ditingkat nasional maupun
internasional.
2. Memaikan peran bersama-sama masyarakat sipil
dalam menentukan arah transisi politik dengan
mendasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi , HAM
dan keadilan.
menentukan arah transisi politik berarti memprakarsai
dan memanfaatkan ruang publik atas dasar
kepentingan masyarakat sipil.
3. Memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya gerakan
rakyat, hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan posisi tawar dalam sistem politik makro.
ADVOKAT DALAM SISTEM HUKUM
PIDANA
Hak dan kedudukan Penasihat hukum / advokat
1. Hak untuk mendampingi klien selama proses
penyelidikan dan penyidikan
Dalam KUHAP secara terperinci disebutkan:
a. Hak penasihat hukum untuk menghubungi tersangka
sejak saat di tangkap atau ditahan pada semua tingkat
pemeriksaan
b. Hak untuk menghubungi dan berbicara dengan
tersangka pada setiap tingkat pemeriksaan dan setiap
waktu kepentingan pembelaan perkaranya
c. Hak untuk mengirimkan dan menerima surat dari
tersangka setiap kali dikehendaki olehnya
d. pembatasan-pembatasan terhadap hak-hak tersebut
berdasarkan adanya penyalahgunaan wewenang.
2. Hak untuk maju di muka pengadilan
3. hak atas kebebasan dan perlindungan dalam
menjalankan fungsinya
4. hak untuk ikut menentukan kebijakan dalam sistem
peradilan
5. hak untuk menjalankan pengawasan terhadap proses
peradilan dan aparat penegak hukum
6. hak untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
administrasi yudisial yang berkaitan dengan
penanganan perkara.
7. hak untuk mewakili klien dalam pelaksanaan
putusan hakim
8.hak untuk menjalankan fungsi arbitasi dan mediasi
dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan
Hak atas rahasia jabatan
KEWAJIBAN AVOKAT DALAM SISTEM
PERADILAN DI INDONESIA
1. Kewajiban untuk memenuhi kualifikasi
2. Kewajiban untuk menghormati institusi dan proses
peradilan
3. Kewajiban untuk mentaati ketentuan hukum acara

Anda mungkin juga menyukai