Share
Like
Pofil
Aksi
Lampung
Himne
Follow Up
Kirim Artikel
ANGGARAN DASAR
ORGANISASI MASYARAKAT
PERSATUAN PEMUDA PELOPOR MASYARAKAT TULANG BAWANG
(P3M – TUBA)
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WAKTU, DAN LAMBANG
Pasal 1
1. Perkumpulan ini bernama “ Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang ”yang
disingkat dengan P3M – TUBA.
2. Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang, berkedudukan di Kabupaten Tulang
Bawang.
3. Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang, didirikan oleh Badan Pengurus P3M -
TUBA pada tanggal 07 November 2011.
4. Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang, mempunyai lambang dan atribut lainya
yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
IDENTITAS
Pasal 2
1. Sebagai Organisasi Masyarakat yang mandiri, Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang
Bawang, memiliki sifat patriotisme dan sebagai sosial kontrol terhadap kebijakan pemerintah dan
melakukan supremasi hukum terhadap segala penyelenggaraan yang bertentangan dengan hukum
dan undang – undang.
BAB II
AZAS
Pasal 3
ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang, berazaskan Pancasila.
BAB III
VISI DAN MISI
Pasal 4
1. Visi didirikannya ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang, yaitu untuk :
a. Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
b. Membantu pemerintah dalam mengupayakan pengetasan kemiskinan dan menekan angka
pengangguran sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat dengan cara menciptakan
lapangan usaha dan pekerjaan.
c. Berupaya menjadikan Sumber Daya Alam lokal sebagai sumber usaha dan pendapatan
masyarakat.
d. Sebagai wadah pemersatu elemen masyarakat sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan
kerukunan masyarakat.
e. Menciptakan suasana dan kondisi yang nyaman dalam kehidupan masyarakat dengan
berfungsinya sistem hukum di Indonesia.
f. Turut serta berperan dam mengupayakan penyelamatan lingkungan hidup baik di air, darat dan
udara sebagai langkah pelestarian alam.
g. Mengontrol dampak lingkungan dari limbah perusahaan, AMDAL, dan kebijakan perusahaan
terhadap tenaga kerja.
h. Mengontrol segala bentuk penyaluran bantuan dan program subsidi dari pemerintah daerah dan
pusat kepada masyarakat.
i. Membantu para petani, peternak, dan nelayan dalam mengupayakan memperoleh perhatian dan
pembinaan dari pemerintah sehingga taraf hidup meningkat.
j. Memantau kegiatan proyek pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pelaksaan kegiatan
proyek yang didanai/ dibiayai dari APBD dan APBN maupun bantuan dari pihak ketiga/asing.
k. Berperan aktif membantu pemerintah dalam pemberantasan korupsi dan mafia perekonomian.
l. Berpartisipasi membantu program pemerintah dalam upaya jaminan kesehatan bagi masyarakat.
m. Berperan serta meningkatkan kemajuan di bidang pendidikan dengan cara mendukung program
pemerintah, yaitu pemantauan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin
(BSM) dan program lainnya.
n. Menjadi Stick Holder bagi masyarakat dan dapat menjadi mitra pemerintah dalam mengelola
asset pemerintah yang bertujuan untuk pembangunan.
BAB III
FUNGSI
Pasal 5
a. Menjalin kerjasama dengan pemerintah, pihak swasta, masyarakat untuk saling memberikan
masukan, infomasi baik lisan maupun tertulis dan pemantauan tentang perkembangan
permasalahan yang dihadapi masyarakat, baik masalah ekonomi, hukum, pendidikan, kesehatan,
dan lain-lain.
b. Melakukan pembinaan hukum, moral dan pengetahuan yang bermanfaat kepada masyarakat.
c. mendampingi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan permohonan kepada pemerintah.
d. Menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga, yayasan, badan hukum, badan usaha,
perusahaan, inpestor dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Menyelenggarakan pertemuan – pertemuan, konferensi, pagelaran, ceramah, pameran, seminar,
workshop dan rapat – rapat lainnya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan
merealisasikan program – program ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang
Bawang.
f. Menghidupkan sektor – sektor usaha dan bisnis seperti pertanian, pertambangan, perkebunan,
perikanan, kelautan, kehutanan, pariwisata, penerbangan, penindustrian, pendidikan, pencetakan,
penerbitan, perdagangan umum, ekspor – impor, informasi dan komunikasi, asuransi, jasa,
jurnalistik, kesehatan, koperasi, kerajinan tangan, heme industry, transportasi, kontrak gudang,
jalan/jembatan, dan lain – lain.
g. Meningkatkan kegiatan kerohanian dan menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan yang
harmonis antar umat beragama di Indonesia.
h. Membuat study kelayakan mengenai kebijakan – kebujakan pemerintah terhadap masyarakat.
i. Menjalankan segala kegiatan, pekerjaaan dan usaha yang sah dan halal untuk mencapai maksud
dan tujuan ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 6
1. Yang dapat menjadi anggota ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang
Bawang adalah Warga Negara Indonesia yang menyatakan keinginannya untuk bergabung dan
berjuang demi membela kepentingan negara dan masyarakat serta taat Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
2. Tidak menjadi anggota organisasi yang azaz dan tujuannya bertentangan dengan azas dan tujuan
ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang.
3. Ketentuan persyaratan dan penerimaan keanggotaan di atur dalam Anggaran Rumah Tangga.
4. Anggota Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang, terdiri dari :
a. Anggota Biasa.
b. Anggota Kader.
c. Anggota Satgas.
d. Anggota Luar Biasa.
e. Anggota Kehormatan.
BAB V
SUSUNAN DAN PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 7
ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang, disusun secara vertical
menurut jenjang pemerintahan yang berlaku, yaitu :
Pasal 8
1. ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang Dewan mempunyai Penasehat
2. ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang mempunyai Dewan Pembina
3. Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat dan Pembina diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT – RAPAT
Pasal 10
Musyawarah dan Rapat – rapat ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang,
terdiri dari :
a. Musyawarah Daerah
b. Musyawarah Luar biasa
c. Musyawarah Pimpinan
d. Musyawarah Kabupaten, Muscab, dan Musran
e. Rapat Kerja Daerah, Rapat Kerja Cabang, dan Rapat – rapat lainnya.
Pasal 11
1. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah Musyawarah daerah diadakan sekali dalam 2 (Dua)
tahun.
2. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi hanya dapat mencalonkan diri maksimal 2 (Dua) Periode.
Pasal 12
Pasal 13
Musyawarah dan rapat – rapat seperti yang diatur dalam pasal 10 Anggaran ini dinyatakan sah
apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (Satu Per Dua) Jumlah Anggota / Utusan yang hadir.
Pasal 14
1. Khusus untuk perubahan Anggaran Dasar, Musyawarah Daerah harus dihadiri sekurang –
kurangnya 2 / 3 (Dua Per Tiga) dari jumlah pimpinan daerah yang ada.
2. Keputusan tersebut diatas disetujui sekurang – kurangnya 2 / 3 (Dua Per Tiga) dari jumlah
anggota / utusan yang hadir.
Pasal 15
Pasal 16
Kekayaan Organisasi adalah semua barang bergerak dan barang tidak bergerak yang tercatat dan
terdaftar sebagai asset dan investasi organisasi.
BAB VII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 17
1. Pembubaran ORMAS Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang hanya dapat
dilakukan didalam satu Musyawarah Daerah dan Musyawarah Luar Biasa yang diadakan khusus
untuk itu, yang dihadiri sekurang – kurangnya 2/3 dari Jumlah Pimpinan Daerah yang ada.
2. Keputusan hal tersebut disetujui oleh sekurang – kurangnya 2/3 dari jumlah utusan yang hadir.
3. Kekayaan Organisasi setelah organisasi dibubarkan, akan ditentukan dalam Musyawarah Daerah
dan Musyawarah Luar Biasa.
BAB VIII
KETENTUAN UMUM, TAMBAHAN DAN PENUTUP
Pasal 18
Apabila terjadi perbedaan persepsi mengenai suatu ketentuan dalam anggaran dasar ini, maka
diselesaikan oleh Musyawarah Pimpinan Paripurna yang kemudian dipertanggung- jawabkan
dalam Musyawarah Daerah.
Pasal 19
Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan Ketentuan – ketentuan lainnya yang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar Organisasi yang merupakan suatu kesatuan.
Mengetahui / Menyetujui,
Pimpinan Musyawarah
ORMAS – PERSATUAN PEMUDA PELOPOR MASYARAKAT
TULANG BAWANG
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Untuk dapat di terima sebagai anggota Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang
calon angota harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Warga Negara republik Indonesia
b. Berusia 17 tahun
c. Aktif dan mampu mengikuti kegiatan organisasi
d. Setia kepada pancasila dan UUD Proklamasi 1945
e. Menerima dan menyetujui AD/ART Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang
f. Tidak terlibat Organisasi terlarang
g. Menyampaikan permohonan Tertulis kepada pengurus organisasi
h. Mengisi formulir pendaftaran anggota
Tata cara penerimaan dan pengesahan anggota Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang
Bawang sebagai mana tersebut dalam Bab 1 pasal 1 di atas,selanjutnya diatur dalam peraturan
organisasi yang di keluarkan oleh dewan pimpinan Daerah.
BAB II
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
Pasal 2
Pasal 3
Setiap anggota Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Tulang Bawang berhak :
a. Memilih dan dipilih
b. Bebas menyatakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan dalam mengajukan usul saran
maupun pertanyaan
c. Mendapatkan pengarahan, pendidikan/pelatihan dari organisasi
d. Memperoleh perlindungan,pembelaan dan perlakuan yang sama dari organisasi
e. mengikuti kegiatan organisasi yang diperuntukkan bagi seluruh anggota
Ketentuan tentang penggunaan hak sebagaimana yang tersebut pada Bab II pasal 3, selanjutnya
diatur dalam peraturan organisasi yang di keluarkan oleh Ketua Umum pimpinan Daerah.
BAB III
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Pasal 4
Tata cara pemberhentian anggota dan hak membela diri anggota diatur dalam peraturan
organisasi.
Tata Cara Pemberhentian Anggota
Pasal 5
1. Anggota dapat diberhentikan dan atau diberhentikan sementara karena tidak melaksanakan
kewajibannya sebagai anggota atau melakukan perbuatan yang bertentangan dengan asas, tujuan,
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan peraturan organisasi.
2. Keputusan pemberhentian dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah, sedangkan keputusan
pemberhentian sementara dapat dilakukan oleh setiap dewan pimpinan organisasi setingkat di
atas dewan pimpinan organisasi yang bersangkutan.
3. Keputusan pemberhentian sementara anggota diputuskan melalui rapat Pleno dewan pimpinan
organisasi.
4. Keputusan pemberhentian atau pemberhentian sementara anggota sebagaimana diatur pada ayat
(2) dan ayat (3) pasal ini, diputuskan setelah diberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali
berturut-turut dalam rentang waktu minimal 21 (dua puluh satu) hari.
5. Anggota yang diberhentikan atau diberhentikan sementara, dapat mengajukan pembelaan dirinya
di forum organisasi setingkat lebih tinggi sampai dengan tingkat kongres.
BAB IV
SUSUNAN PENGURUS, WEWENANG DAN SYARAT PIMPINAN ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI MASYARAKAT
Dewan Pimpinan Daerah
Pasal 6
1. Dewan Pimpinan Daerah adalah dewan pimpinan tertinggi sebagai pelaksana keputusan kongres
serta memimpin semua kegiatan organisasi.
2. Dewan Pimpinan Daerah mewakili organisasi dalam bertindak ke dalam dan ke luar.
1. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, keputusan kongres, rapat tingkat nasional dan peraturan organisasi.
2. Memberikan perintah, persetujuan, arahan, dan pedoman kepada Dewan Pimpinan organisasi di
semua tingkatan di bawahnya dalam melaksanakan keputusan dan Garis-garis Besar Strategi,
Kebijakan dan Rencana Aksi serta ketentuan organisasi.
3. Mengatur kerjasama dan koordinasi perjuangan organisasi di dalam dan di luar lembaga negara.
4. Melaporkan secara berkala perkembangan organisasi dan hal-hal penting kepada Ketua Dewan
Pembina.
5. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada kongres.
1) Membuat peraturan pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta kebijakan
demi kelancaran kegiatan organisasi dalam rangka pelaksanaan keputusan kongres.
2) Memberhentikan anggota sebagaimana dimaksud Pasal 4 Anggaran Rumah Tangga.
3) Memberhentikan dan mengangkat fungsionaris Dewan Pimpinan Daerah melalui Rapat Pleno
Dewan Pimpinan Dearah dan dilaporkan dalam Rapat Pimpinan Nasional.
4) Tata Cara pemberhentian dan pengangkatan penggantinya diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi.
5) Menerima atau menolak ketetapan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan
Cabang tentang pemberhentian fungsionaris Dewan Pimpinah Daerah dan Dewan Pimpinan
Cabang .
6) Membatalkan Keputusan Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang, Musyawarah
Daerah, dan Musyawarah Cabang melalui Rapat Pleno apabila keputusan tersebut bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau membahayakan organisasi, negara
dan bangsa.
7) Bertindak mewakili organisasi dalam menghadapi masalah nasional dan mengadakan hubungan
kerjasama serta persahabatan internasional.
Pasal 9
Susunan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I, terdiri dari
a) Ketua
b) Wakil Ketua
c) Sekertaris
d) Wakil sekertaris
e) Bendahara
f) Wakil Bendahara
g) Bidang disesuaikan dengan kebutuhan
Pasal 10
Susunan pengurus Dewan pimpinan Cabang (DPC) Tingkat II, terdiri dari :
a) Ketua
b) Wakil Ketua
c) Sekertaris
d) Wakil sekertaris
e) Bendahara
f) Wakil Bendahara
g) Bidang disesuaikan dengan kebutuhan
h) Anggota yang berdomisili di kecamatan dan di desa-desa di bentuk dalam kordinator-kordinator
yang berhimpun dalam kegiatan DPC TK.II
1. susunan team kordinator yang ada di dalam jaringan kerja interaktif pada organisasi terdiri dari
a) Ketua kordinator
b) Wakil ketua kordinator
c) Sekretaris
d) Bendahara
e) Anggota lapangan.
2. Dalam pelaksanaan tugasnya Dewan Pimpinan Cabang bersama dengan Team kordinator,
membuat laporan kegiatan secara periodic kepada perwakilan daerah mengenai perubahan dan
perkembangan yang ada di lapangan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
3. Dewa pimpinan daerah tingkat kabupaten/Kota, dibagi menjadi pengurus pleno dan pengurus
harian
4. Pengurus pleno terdiri dari seluruh anggota dewan pimpinan cabang pada daerah tingkat II
kecamatan.
5. Pengurus harian terdiri dari
a) Ketua
b) Wakil ketua
c) Sekertaris
Pasal 11
Susunan team Koordinator terdiri dari :
a) Ketua kordinator
b) Wakil ketua koordinator
c) Sekertaris
d) Bendahara
Dalam pelaksananan tugasnya setiap ketua koordinator memimpin para anggota team sesuai
bidang tugasnya, pembagian tugasnya di sesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan.
Pasal 12
Persyaratan untuk menjadi pimpinan organisasi :
a) Memiliki kepribadian terpuji, sehat moral,mental maupun fisik
b) Memiliki kecakapan dan pengalaman berorganisasi
c) Mimiliki kapasitas serta akseptabilitas/kredibilitas
d) Tidak pernah terlibat tindakan kriminal
e) Pernah aktif di suatu organisasi
Syarat-syarat lain di atur dalam peraturan organisasi yang di keluarkan oleh dewan pimpinan
daerah atau dewan pimpinan cabang.
Pasal 13
a) Pengisian lowongan antar waktu personalia dewan pimpinan daerah dilakukan oleh rapat pleno
dewan pimpinan daerah.
b) Pengisian lowongan antar waktu personalia dewan pimpinan daerah di pertanggung jawabkan
kepada musyawarah daerah.
Pasal 14
a) Penetapan lowongan antar waktu personalia dewan pimpinan daerah tingkat kecamatan
dilakukan oleh dewan pimpinan daerah kabupaten/kota berdasarkan usul dewan pimpinan daerah
tingkat kecamatan.
b) Penetapan lowongan antar waktu personalia dipimpin daerah tingkat kabupaten/kota dilakukan
oleh dewan pimpinan cabang tingkat kecamatan.
c) Penetapan lowongan antar waktu pengurus team koordinator selanjutnya akan dikoordinasikan
dan dirapatkan antara dewan pimpinan kecamatan dan dewan pimpinan tingkat daerah.
BAB V
SUSUNAN KEDUDUKAN DAN TUGAS
DEWAN PENASEHAT
Pasal 15
Pasal 16
1. Dewan penasehat merupakan badan yang bersifat kolektif dan tugas memberikan nasehat dan
saran, baik diminta atau tidak diminta kepada pimpinan organisasi sesuai dengan tingkatnya
BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 17
2. Ketentuan tentang peserta dan peninjau diatur dalam peraturan terdiri dari dewan
pimpinan daerah.
3. Pimpinan masyarakat desa dipilih dari dan oleh peserta
4. Sebelum pimpinan musyawarah besar terpilih, dewan pimpinan Kabupaten bertindak
sebagai pimpinan sementara
Pasal 18
2. Ketentuan tentang peserta dan peninjau rapat pimpinan diatur dalam peraturan tersendiri
oleh pimpinan daerah
Pasal 19
Rapat koordinasi Daerah dihadiri oleh :
Pasal 20
1. Musyawarah Tingkat Daerah dihadiri oleh :
1. Peserta dewan pimpinan daerah tingkat Kabupaten/Kota
2. Peserta dewan pimpinan cabang tingkat Kecamatan
3. Peninjau unsur dewan penasehat dan Pembina Kabupaten/Kota
2. Ketentuan tentang peserta dan peninjau diatur tersendiri oleh dewan pimpinan daerah tingkat
Kabupaten/Kota
3. Pimpinan musyawarah tingkat kabupaten dipilih dari dan oleh peserta Sebelum pimpinan
musyawarah daerah tingkat kecamatan terpilih, dewan pimpinan daerah dewan Kabupaten/Kota
terpilih, dewan pimpinan daerah tingkat Kabupaten/Kota bertindak sebagai pimpinan sementara
Pasal 21
Musyawarah daerah tingkat II Kecamatan dihadiri oleh :
BAB VII
HAK BICARA DAN SUARA
Pasal 22
BAB VIII
PEMILIHAN PIMPINAN
Pasal 23
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 24
BAB X
PENYEMPURNAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 25
Penyempurnaan anggaran rumah tangga Persatuan Pemuda Pelopor Masyarakat Pemuda Tulang
Bawang dapat dilakukan oleh rapat dewan pimpinan Kabupaten/Kota, bersama dengan dewan
pimpinan daerah khusus membicarakan hal tersebut, yang selanjutnya dipertanggung jawabkan
pada musyawarah daerah.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 26
1. Hal-hal belum ditetapkan dalam anggaran rumah tangga ini diatur dalam peraturan-
peraturan tersendiri yang di tetapkan oleh dewan pimpinan daerahKabupaten/kota.
2. Anggaran rumah tangga ini dimulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Mengetahui / Menyetujui,
Pimpinan Musyawarah
ORMAS – PERSATUAN PEMUDA PELOPOR MASYARAKAT
TULANG BAWANG
Pimpinan Musyawarah
ORMAS – PERSATUAN PEMUDA PELOPOR MASYARAKAT
TULANG BAWANG