Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

HAK PASIEN DAN KELUARGA

RUMAH SAKIT UMUM SETIA BUDI

TAHUN2023

1
RUMAH SAKIT UMUM

SETIA BUDI
Rawat Jalan, Rawat Inap dan Pelayanan Medik Sepesialistik
Jl. Pahlawan Kel.Wirotho Agung Kec.Rimbo Bujang Kab.Tebo ,Jambi
Telp: 0747 31215 Hp: 0813 6698 7505 Email: rssetiabudi460@gmail.com

K EPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SETIA BUDI

NOMOR : 073/SK/RSU-SB/I/2023
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARG

Menimbang : a. bahwa seluruh staf rumah sakit bertanggung jawab melindungi dan
mengedepankan hak pasien dan keluarga;
b. bahwa RSU Setia Budi menghormati hak pasien dandalam
beberapa situasi hak istimewa keluarga pasien;
c. bahwa dalam upaya memenuhi hak pasien dan keluarga maka
diperlukan keputusan direktur yang mengatur tentang panduan hak
pasien dan keluarga dalam pelayanan di RSU Setia Budi
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b dan c perlu ditetapkan dengan Keputusan direktur RSU
Setia Budi

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan


Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42);
2. Undang –Undang nomor 39 th 1999 Tentang Hak Azazi Manusia
(lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 165 );
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4846);
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
11
Nomor 5063);
6. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 5606);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1966
tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2012 tentang Rahasia Kedokteran (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 915);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun
2014 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1609);
14. Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medis Nomor HK 00.
06.35.1866 tentang Pedoman Persertujuan Tindakan Medis;
15. Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran Indonesia, KKI Tahun
2006;

3
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU SETIA BUDI TENTANG


PEMBERLAKUAN PANDUAN HAK PASIEN DAN
KELUARGA;
KESATU : Panduan tentang hak pasien dan keluarga dalam pelayanan di RSU
Setia Budi tercantum dalam lampiran keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Rimbo Bujang


Pada tanggal,08 januari 2023

Mengetahui,
Direktur Rumah Sakit
Setia Budi

dr. RIZKI WAHYUDI


NIK RS.200192 22 001

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugrah-Nya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Hak Pasien dan
Keluarga RSU Setia Budi dapat selesai disusun.
Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan upaya mengedepankan Hak Pasien dan Keluarga di RSU Setia Budi. Dalam
hal ini diuraikan tentang definisi, tujuan, ruang lingkup dan tatalaksana Hak Pasien dan
Keluarga di RSU Setia Budi serta dokumentasi yang menyertai.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Hak Pasien dan
Keluarga di RSU Setia Budi.

Rimbo Bujang, 8 januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii
SK PEMBERLAKUAN PANDUAN………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iv
BAB I DEFINISI……………………………………………….………………............ 1
BAB II RUANG LINGKUP…………………………………………………………… 3
BAB III TATALAKSANA…………………………………………………………….. 7
BAB IV DOKUMENTASI……………………………………………………………. 9
BAB I
DEFINISI

1. Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan


pribadinya, sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas
2. Kewajiban sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang
atau suatu badan hukum.
3. General Consent atau Persetujuan Umum adalah pernyataan kesepakatan yang
diberikan oleh pasien terhadap peraturan rumah sakit yang bersifat umum.
4. Informed consent adalah pernyataan setuju (consent) atau izin dari seseorang (pasien)
yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan terhadap tindakan kedokteran
yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup kuat
tentang tindakan kedokteran yang dimaksud
5. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
6. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
7. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi
spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik didalam maupun di
luar negeri yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
8. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau ketrampilan melalui pendidikan
dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
9. Keluarga adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung,
saudara-saudara kandung atau pengampunya.
 Ayah :
- Ayah kandung
- Termasuk ayah adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
 Ibu :
- Ibu kandung
- Termasuk ibu adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
 Suami :
Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seseorang perempuan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Istri :
- Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seseorang laki-
laki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari satu istri perlindungan
hak keluarga dapat diberikan kepada salah satu istri.
BAB II
RUANG LINGKUP

Hak pasien selalu berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan yang bertujuan agar
pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan dan bantuan dari tenaga kesehatan
yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan UU no. 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.

1. Prinsip dalam pelayanan kesehatan


a) Bahwa upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya penyembuhan
penderita, secara berangsur-angsur berkembang kearah keterpaduan upaya
kesehatan yang menyeluruh.
b) Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat perlu adanya perlindungan hak pasien dan keluarga.
c) Bahwa keberhasilan pembanguanan diberbagai bidang dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi ialah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat dan
kesadaran akan hidup sehat.
d) Bahwa meningkatkan kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang mencakup
tenaga, sarana, prasarana baik jumlah maupun mutu.
e) Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada pasien yang
sangat membutuhkan pelayanan pada pasien yang sangat membutuhkan pelayanan
kesehatan dengan baik dan dapat memuaskan para pasien
f) Perlindungan merupakan hal yang esensial dalam kehidupan karena merupakan
sifat yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
g) Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi kewajibannya,
oleh karena itu kewajiban menjadi hak yang paling utama dilakukan.
h) Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun pasien merupakan hal yang
bersifat timbal balik artinya pihak-pihak tersebut dapat terlindung atas hak-haknya
bila melakukan kewajibannya.
i) Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk
mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai haknya sehingga disampaikan
melalui keluarga.
j) Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan keluarga harus
ada pedoman sebagai acuan bagi seluruh personil rumah sakit.
2. Hak pasien dan keluarga
Hak pasien dan keluarga di RSU Setia Budi yaitu :
a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit.
b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskrimanasi.
d) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.
h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam mapun di luar Rumah Sakit.
i) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
l) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
n) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit.
o) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya.
p) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
q) Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
r) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Kewajiban Rumah Sakit dalam Mengormati Hak Pasien dan Keluarga
a) Memberikan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja yang
berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau
pihak lain.
b) Pembukaan atas kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam rekam medis
diperbolehkan dalam UU No. 29 tahun 2004 yaitu sebagai berikut :
1) Diminta oleh aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum
minsalnya visum et repertum.
2) Atas permintaan pasien sendiri
3) Untuk kepentingan pasien itu sendiri
4) Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku minsalnya : undang-
undang wabah, undang-undang karantina dan lain-lain.
c) Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak tercakup
dalam undang-undang dan peraturan.
d) Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien dengan
membatasi akses ke ruang penyimpanan rekam medis, tidak meletakkan rekam
medis pasien ditempat umum dan sebagainya.
e) Rumah sakit merespons terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk
pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.
Respon tersebut antara lain dengan menyediakan rohaniawan dan buku doa.
f) Menyediakan partisi/sekat pemisah untuk menghormati privasi pasien di ruang
perawatan.
g) Menyediakan loker/lemari untuk menyimpan harta benda milik pasien.
h) Memasang CCTV pada seluruh area rawat inap, rawat jalan, dan IGD serta area
rumah sakit yang jauh dari keramaian.
i) Melindungi pasien dari kekerasan fisik dengan memantau ketat pengunjung yang
masuk ruang perawatan serta mewajibkan pengunjung memakai kartu pengunjung
atau ID Card.
j) Memberdayakan tenaga satpam untuk memantau area di lingkungan rumah sakit
k) Menyediakan gelang warna ungu dalam menghormati hak pasien dan keluarga
terhadap pilihan keputusan DNR
l) Memberikan informasi bila terjadi penundaan pelayanan.

4. Kewajiban pasien
Kewajiban pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 69 Tahun 2014
tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien yaitu :
a. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab.
b. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
c. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
d. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya.
e. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di rumah
sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya.
g. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pada saat pendaftaran


Pada saat pendaftaran, baik dirawat jalan maupun dirawat inap, petugas admisi
memberikan penjelasan kepada pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti
mengenai 18 butir hak pasien berdasarkan Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit selama pasien di rawat di RSU Setia Budi. Pasien diberi pemahaman
bahwa pasien sesungguhnya adalah penentu keputusan tindakan medis bagi dirinya
sendiri. Seperti yang tertera dalam Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, dimana Undang-undang ini bertujuan untuk “memberi perlindungan kepada
pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis dan memberikan
kepastian hukum bagi pasien atau dokter”.
Adanya hak pasien membantu meningkatkan kepercayaan pasien dengan
memastikan bahwa sistem pelayanan di RSU Setia Budi bersifat adil dan responsif
terhadap kebutuhan mereka, memberitahukan kepada pasien mekanisme untuk
memenuhi keinginan mereka dan mendorong pasien untuk mengambil peran aktif serta
kritis dalam meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu, hak dan kewajiban juga
dibuat untuk menegaskan pola hubungan yang kuat antara pasien dan dokter.
2. Pada Saat Pengobatan
Pada saat pasien berkunjung ke poliklinik atau sedang dirawat di ruang perawatan,
akan berlangsung tanya jawab antara pasien dan dokter (anamnesis), pasien harus
bertanya (berusaha mendapatkan hak pasien sebagai konsumen). Bila berhadapan
dengan dokter yang tidak mau membantu mendapatkan hak pasien, itu saatnya pasien
mencari dokter lain atau mencari second opinion ditempat lain.
Pasien menjadikan dirinya sebagai “partner” diskusi yang sejajar bagi dokter.
Ketika pasien memperoleh penjelasan tentang apapun, dari pihak manapun, tentunya
sedikit banyak harus mengetahui, apakah penjelasan tersebut benar atau tidak. Semua
profesi memiliki prosedur masing-masing dari semua kebenaran tindakan dapat diukur
kesesuaian tindakan tersebut dengan standar prosedur yang seharusnya, begitu juga
dengan dunia kedokteran. Ada yang disebut dengan guideline atau Panduan Praktek
Klinis (PPK) dalam menangani penyakit.
Lalu dalam posisi sebagai pasien, setelah kita mengetahui peran penting kita dalam
tindakan medis, apa yang dapat dilakukan? Karena tindakan medis apapun, harusnya
disetujui oleh pasien (informed consent) sebelum dilakukan setelah dokter
memberikan informasi yang cukup. Bila pasien tidak menghendaki, maka tindakan
medis seharusnya tidak dapat dilakukan. Pihak dokter atau Rumah Sakit seharusnya
memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyatakan persetujuan atau sebaliknya
menyatakan penolakan. Persetujuan atau penolakan itu dapat dinyatakan secara
tertulis.
Selanjutnya Undang-undang No. 29 Tahun 2004 pada pasal 46 menyatakan dokter
wajib mengisi rekam medis untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan terhadap
pasien secara clear, correct, dan complete. Dalam pasal 47 dinyatakan rekam medis
merupakan milik rumah sakit yang wajib dijaga kerahasiaannya, tetapi isinya
merupakan milik pasien. Artinya pasien berhak mendapat salinan rekam medis dan
pasien berhak atas kerahasiaannya dari isi rekam medis miliknya tersebut, sehingga
rumah sakit tidak bisa memberikan informasi terkait data-data medis pasien kepada
orang pribadi/perusahaan asuransi atau ke media cetak/elektronik tanpa seizin dari
pasiennya.
3. Pada saat perawatan
Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik saat wawancara
klinis, saat dilakukan tindakan ataupun menentukan siapa saja yang boleh
mengunjunginya. Begitu pula untuk pelayanan rohani, pasien berhak mendapatkan
pelayanan rohani baik secara rutin maupun cara insendesial manakala dibutuhkan.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumen perlindungan hak pasien dan keluarga adalah :


2. Formulir General consent
3. Formulir pemberian informasi dan edukasi terintegrasi terhadap pasien atau keluarga
4. Formulir pernyataan penolakan atau penghentian pengobatan
5. Formulir Pulang Atas Permintaan Sendiri
6. Formulir permintaan second opinion
7. Formulir pelayanan kerohanian
8. Formulir penyimpanan barang berharga milik pasien
9. Formulir DNR
10. Formulir pengembalian barang
11. Formulir pasien terminal

Evaluasi : - Tidak ada perubahan panduan hak pasien dan keluarga


- Perubahan tanggal terbit pada panduan hak pasien dan keluarga

Ditetapkan di Rimbo Bujang


Pada tanggal, 08 Januari 2023

Mengetahui
Direktur Rumah Sakit
Setia Budi

dr. RIZKI WAHYUDI


NIK RS.200192 22 001

Anda mungkin juga menyukai