Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

HAK DAN KEWAJIBAN


PASIEN DAN KELUARGA

RUMAH SAKIT DAERAH


KOLONEL ABUNDJANI BANGKO
TAHUN 2019
PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN
RSD KOLONEL ABUNDJANI
TERAKREDITASI : UTAMA ( 2017 -2020 )
Jalan Kesehatan No. 20 Pematang Kandis Bangko telp. (0746) 21459,21118

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT DAERAH KOLONEL ABUNDJANI
NOMOR : 02/B/HPK/RSD/VI/2019
TENTANG
TENTANG PEMBERLAKUAN
PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH KOLONEL ABUNDJANI BANGKO,

Menimbang : a. bahwa seluruh staf rumah sakit bertanggung jawab melindungi dan
mengedepankan hak pasien dan keluarga;
b. bahwa RSD Kolonel Abundjani menghormati hak pasien dan
dalam beberapa situasi hak istimewa keluarga pasien;
c. bahwa dalam upaya memenuhi hak pasien dan keluarga maka
diperlukan keputusan pemimpin BLUD yang mengatur tentang
panduan hak pasien dan keluarga dalam pelayanan di RSD Kolonel
Abundjani;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b dan c perlu ditetapkan dengan Keputusan Pemimpin
BLUD RSD Kolonel Abundjani;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42);
2. Undang –Undang nomor 39 th 1999 Tentang Hak Azazi Manusia
(lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 165 );
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4846);
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

i
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 5606);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1966
tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2012 tentang Rahasia Kedokteran (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 915);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban;
14. Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medis Nomor HK 00.
06.35.1866 tentang Pedoman Persertujuan Tindakan Medis;
15. Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran Indonesia, KKI Tahun
2006;
16. Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
061/1942/SJ tanggal 8 Juni 1995 tentang Tipe RSUD Bangko

17. Keputusan Bupati Merangin Nomor 29 Tahun 2008 tentang Tugas


Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Daerah;
18. Keputusan Bupati Merangin Nomor 363/BKD/2013 tentang
Pemberhentian, Pengangkatan dan Pemindahan PNS Dalam Jabatan
Struktural Dijajaran Pemerintah Kabupaten Merangin;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSD KOLONEL ABUNDJANI
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN
PASIEN DAN KELUARGA
PERTAMA : Panduan tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga dalam
pelayanan di RSD Kolonel Abundjani tercantum dalam lampiran
keputusan ini.
KEDUA : Dengan terbitnya Surat Keputusan ini maka SK Nomor :
02/B/HPK/RSD/XII/2016, dinyatakan tidak berlaku lagi.
KETIGA Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bangko
Pada Tanggal : 03 Juli 2019

BERMAN SARAGIH

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugrah-Nya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga revisi Panduan Hak dan
Kewajiban Pasien dan Keluarga RSD Kolonel Abundjani dapat selesai disusun.
Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan upaya mengedepankan Hak dan Kewajiban Pasien dan Keluarga di RSD
Kolonel Abundjani. Dalam hal ini diuraikan tentang definisi, tujuan, ruang lingkup dan
tatalaksana Hak dan Kewajiban Pasien dan Keluarga di RSD Kolonel Abundjani serta
dokumentasi yang menyertai.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Hak dan Kewajiban Pasien
dan Keluarga di RSD Kolonel Abundjani.

Bangko, 03 Juni 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i
SK PEMBERLAKUAN PANDUAN………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iv
BAB I DEFINISI……………………………………………….………………............ 1
BAB II RUANG LINGKUP…………………………………………………………… 3
BAB III TATALAKSANA…………………………………………………………….. 7
BAB IV DOKUMENTASI……………………………………………………………. 9

iv
BAB I
DEFINISI

1. Hak adalah tuntutan sesorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya,
sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas
2. Kewajiban sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau
suatu badan hukum.
3. General Consent atau Persetujuan Umum adalah pernyataan kesepakatan yang
diberikan oleh pasien terhadap peraturan rumah sakit yang bersifat umum.
4. Informed consent adalah pernyataan setuju (consent) atau izin dari seseorang (pasien)
yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan terhadap tindakan kedokteran yang
akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup kuat tentang
tindakan kedokteran yang dimaksud
5. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
6. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di Rumah Sakit.
7. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi
spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik didalam maupun di
luar negeri yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
8. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan / atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
9. Keluarga adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-
saudara kandung atau pengampunya.
 Ayah :
- Ayah kandung
- Termasuk ayah adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.

1
 Ibu :
- Ibu kandung
- Termasuk ibu adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
 Suami :
Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seseorang perempuan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Istri :
- Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seseorang laki-laki
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari satu istri perlindungan hak
keluarga dapat diberikan kepada salah satu istri.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Hak pasien selalu berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan yang bertujuan agar
pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan dan bantuan dari tenaga kesehatan
yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan UU no. 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.

1. Prinsip dalam pelayanan kesehatan


a) Bahwa upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya penyembuhan
penderita, secara berangsur-angsur berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan
yang menyeluruh.
b) Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat perlu adanya perlindungan hak pasien dan keluarga.
c) Bahwa keberhasilan pembangunan diberbagai bidang dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi talah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat dan
kesdaran akan hidup sehat.
d) Bahwa meningkatkan kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang mencakup tenaga,
sarana, prasarana baik jumlah maupun mutu.
e) Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada pasien yang
sangat membutuhkan pelayanan pada pasien yang sangat membutuhkan pelayanan
kesehatan dengan baik dan dapat memuaskan para pasien
f) Perlindungan merupakan hal yang esensial dalam kehidupan karena merupakan sifat
yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
g) Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi kewajibannya, oleh
karena itu kewajiban menjadi hak yang paling utama dilakukan.
h) Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun pasien merupakan hal yang
bersifat timbal balik artinya pihak-pihak tersebut dapat terlindung atas hak-haknya
bila melakukan kewajibannya.
i) Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan
informasi atau penjelasan mengenai haknya sehingga disampaikan melalui keluarga.
j) Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan keluarga harus ada
pedoman sebagai acuan bagi seluruh staf rumah sakit.

3
2. Hak pasien dan keluarga
Hak pasien dan keluarga di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko yaitu :
a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit.
b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskrimanasi.
d) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi.
f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam mapun di luar Rumah Sakit.
i) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
l) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
n) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit.
o) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya.
p) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
q) Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.
r) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

4
3. Kewajiban Rumah Sakit dalam Mengormati hak pasien dan keluarga
a) Memberikan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja yang berhubungan
dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain.
b) Pembukaan atas kerahasiaan informasi mengenai pasien dan lam rekam medis pasien
c) Pembukaan atas kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam rekam medis
diperbolehkan dalam UU No. 29 tahun 2004 yaitu sebagai berikut :
1) Diminta oleh aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum minsalnya
visum et repertum.
2) Atas permintaan pasien sendiri
3) Untuk kepentingan pasien itu sendiri
4) Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku minsalnya : undang-
undang wabah, undang-undang karantina dan lain-lain.
d) Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak tercakup dalam
undang-undang dan peraturan.
e) Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien dengan membatasi
akses ke ruang penyimpanan rekam medic, tidak meletakkan rekam medis pasien
ditempat umum dan sebagainya.
f) Rumah sakit merespons terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan
rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien. Respon
tersebut antara lain dengan menyediakan rohaniawan dan buku doa.
g) Menyediakan partisi / sekat pemisah untuk menghormati privasi pasien di ruang
perawatan.
h) Menyediakan loker / lemari untuk menyimpan harta benda milik pasien.
i) Memasang CCTV pada area yang perlu pengawasan ketat seperti di ICU dan
Perinatologi serta area rumah sakit yang jauh dari keramaian.
j) Melindungi pasien dari kekerasan fisik dengan memantu ketat pengunjung yang
masuk ruang perawatan serta mewajibkan pengunjung memakai Kartu pengunjung
atau ID Card.
k) Memberdayakan tenaga satpam untuk memantau area dilingkungan rumah sakit
l) Menyediakan gelang warna ungu dalam menghormati hak pasien dan keluarga
terhadap pilihan keputusan DNR
m) Memberikan informasi bila terjadi penundaan pelayanan.

5
4. Kewajiban pasien
Kewajiban pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
tahun 2018 pasal 26 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien, diantaranya
kewajiban pasien adalah :
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit.
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab.
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya.
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di rumah
sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit
atau masalah kesehatannya.
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

6
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pada saat pendaftaran


Pada saat pendaftaran, baik dirawat jalan maupun dirawat inap, petugas admisi
memberikan penjelasan kepada pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti mengenai
18 butir hak pasien berdasarkan Undang-undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
selama pasien di rawat di Rumah Sakit Daerah Kol. Abundjani Bangko. Pasien diberi
pemahaman bahwa pasien sesungguhnya adalah penentu keputusan tindakan medis bagi
dirinya sendiri. Seperti yang tertera dalam Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, dimana Undang-undang ini bertujuan untuk “ memberi
perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis
dan memberikan kepastian hukum bagi pasien atau dokter”.
Adanya hak pasien membantu meningkatkan kepercayaan pasien dengan memastikan
bahwa sistem pelayanan di Rumah Sakit Daerah Kol. Abundjani Bangko bersifat cukup
adil dan responsif terhadap kebutuhan mereka, memberitahukan kepada pasien
mekanisme untuk memenuhi keinginan mereka dan mendorong pasien untuk mengambil
peran aktif serta kritis dalam meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu, hak dan
kewajiban juga dibuat untuk menegaskan pola hubungan yang kuat antara pasien dan
dokter.
2. Pada Saat Pengobatan
Pada saat pasien berkunjung ke poliklinik atau sedang dirawat di ruang perawatan,
akan berlangsung tanya jawab antara pasien dan dokter (anamnesis), pasien harus
bertanya (berusaha mendapatkan hak pasien sebagai konsumen). Bila berhadapan dengan
dokter yang tidak mau membantu mendapatkan hak pasien, itu saatnya pasien mencari
dokter lain atau mencari second opinion ditempat lain.
Pasien menjadikan dirinya sebagai “partner” diskusi yang sejajar bagi dokter. Ketika
pasien memperoleh penjelasan tentang apapun, dari pihak manapun, tentunya sedikit
banyak harus mengetahui, apakah penjelasan tersebut benar atau tidak. Semua profesi
memiliki prosedur masing-masing dari semua kebenaran tindakan dapat diukur
kesesuaian tindakan tersebut dengan standar prosedur yang seharusnya, begitu juga
dengan dunia kedokteran. Ada yang disebut dengan guide line atau Panduan Praktek
Klinis (PPK) dalam menangani penyakit.

7
Lalu dalam posisi sebagai pasien, setelah kita mengetahui peran penting kita dalam
tindakan medis, apa yang dapat dilakukan? Karena tindakan medis apapun, harusnya
disetujui oleh pasien (informed consent) sebelum dilakukan setelah dokter memberikan
informasi yang cukup. Bila pasien tidak menghendaki, maka tindakan medis seharusnya
tidak dapat dilakukan. Pihak dokter atau Rumah Sakit seharusnya memberikan
kesempatan kepada pasien untuk menyatakan persetujuan atau sebaliknya menyatakan
penolakan. Persetujuan atau penolakan itu dapat dinyatakan secara tertulis.
Selanjutnya Undang-undang No. 29 Tahun 2004 pada pasal 46 menyatakan dokter
wajib mengisi rekam medis untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan terhadap
pasien secara clear, correct, dan complete. Dalam pasal 47 dinyatakan rekam medis
merupakan milik rumah sakit yang wajib dijaga kerahasiaannya, tetapi isinya merupakan
milik pasien. Artinya pasien berhak mendapat salinan rekam medis dan pasien berhak
atas kerahasiaannya dari isi rekam medis miliknya tersebut, sehingga rumah sakit tidak
bisa memberikan informasi terkait data-data medis pasien kepada orang
pribadi/perusahaan asuransi atau ke media cetak / elektronik tanpa seizin dari pasiennya.
3. Pada saat perawatan
Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik saat wawancara
klinis, saat dilakukan tindakan ataupun menentukan siapa saja yang boleh
mengunjunginya. Begitu pula untuk pelayanan rohani, pasien berhak mendapatkan
pelayanan rohani baik secara rutin maupun cara insendesial manakala dibutuhkan.

8
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumen perlindungan hak pasien dan keluarga adalah :
1. Formulir General consent
2. Formulir pemberian informasi dan edukasi terintegrasi terhadap pasien atau keluarga
3. Formulir persetujuan tindakan kedokteran
4. Formulir penolakan tindakan kedokteran
5. Formulir pernyataan penolakan atau penghentian pengobatan
6. Formulir Pulang Atas Permintaan Sendiri
7. Formulir permintaan second opinion
8. Formulir pelayanan kerohanian
9. Formulir pemberian informasi kedokteran
10. Formulir penyimpanan barang berharga milik pasien
11. Formulir DNR ( Do Not Rescucitate )

Ditetapkan : di Bangko
Pada tanggal : 03 Juni 2019

BERMAN SARAGIH

9
9

Anda mungkin juga menyukai