KESELAMATAN PASIEN
0
LEMBAR PENGESAHAN
PUSKESMAS BALONG
disahkan:
Nomor :
Revisi Ke : 001
1
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BALONG
Jl. Pemuda No. 4A Telp. (0352) 371793, Kode Pos 63461
Email : uptpkmbalong@gmail.com
BALONG
TENTANG
2
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3441);
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KEDUA : Pedoman Keselamatan Pasien ini menjadi acuan bagi karyawan dalam
menerapkan program keselamatan pasien di Puskesmas Balong.
3
KETIGA :
Di :
tetapkan Ponorogo
di
: 30 Juni
Pada 2020
tanggal
Kepala UPT Puskesmas
Balong
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Keselamatan Pasien.
Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan
kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan program Keselamatan Pasien di UPT
Puskesmas Balong. Buku Pedoman ini disusun kembali berdasarkan Petunjuk Teknis
Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19 Bulan Mei 2020 dan KMK RI
No. HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Di
Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) tanggal 19 Juni 2020
5
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.......................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Tujuan Pedoman……………………………………………………….
C. Sasaran Pedoman………………………………………………………
D. Ruang Lingkup Pelayanan…………………………………………….
E. Batasan Operasional…………………………………………………..
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia……………………………………
B. Distribusi Ketenagaan…………………………………………………
C. Jadwal Kegiatan……………………………………………………….
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang……………………………………………………………
B. Standar Fasilitas……………………………………………………….
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan………………………………………………………
B. Metode……………………………………………………………………
C. Langkah Kegiatan………………………………………………………….
BAB V LOGISTIK………………………………………………………………..
BAB VI KESELAMATAN PASIEN…………………………………………………
BAB VII KESELAMATAN KERJA…………………………………………………
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU……………………………………………………..
BAB IX PENUTUP……………………………………………………………………
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggal 11 Maret 2020 WHO telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
Kemudian Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai bencana nasional pada tanggal 14
Maret 2020. Kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan sehingga memerlukan
upaya komprehensif dalam penatalaksanaan kasus dan upaya memutus rantai penularan.
Tanggal 11 Maret 2020 WHO telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Kemudian
Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai bencana nasional pada tanggal 14 Maret 2020.
Kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan sehingga memerlukan upaya
komprehensif dalam penatalaksanaan kasus dan upaya memutus rantai penularan.
Kejadian Pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia saat ini
telah berdampak pada berbagai sektor kesehatan maupun nonkesehatan. Masing-masing
negara menyikapinya dengan mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka memutus
mata rantai penularan dan mengurangi dampak yang terjadi. Kekuatan sistem kesehatan
nasional kita pun saat ini diuji seiring dengan eskalasi kasus COVID-19 yang telah melanda
seluruh provinsi di Indonesia. Fasilitas pelayanan kesehatan menjadi garda terdepan dalam
menghadapi masalah kesehatan di masyarakat akibat COVID-19. Puskesmas yang selama
ini menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan untuk menjangkau masyarakat di wilayah
kerjanya semakin penting perannya untuk penanggulangan COVID-19. Peran Puskesmas
perlu diperkuat dalam hal prevensi, deteksi dan respon sesuai dengan kewenangannya
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Namun di sisi lain, Puskesmas juga
memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal bagi
masyarakat yang tidak boleh ditinggalkan selama masa pandemi ini berlangsung.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global. Ada lima isu penting yang terkait
dengan keselamatan (safety) yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan
pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di Puskesmas yang
bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan ”bisnis”
yang terkait dengan kelangsungan hidup Puskesmas. Ke lima aspek keselamatan tersebut
sangatlah penting untuk dilaksanakan. Namun harus diakui kegiatan institusi kesehatan
dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas
utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra Puskesmas.
Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien
sesuai dengan yang diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu Primum, non
nocere (First, do no harm). Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan
teknologi pelayanan kesehatan menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan - KTD (Adverse event) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat
dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan
7
pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut
apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD. Mengingat keselamatan pasien sudah
menjadi tuntutan masyarakat maka pelaksanaan program keselamatan pasien perlu
dilakukan.Karena itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien
tersebut.
Keselamatan Pasien merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas termasuk di
UPT Puskesmas Balong yang mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan
pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja
puskesmas.
Hal ini dilakukan untuk mewujudkan visi UPT Puskesmas Balong yaitu “ Tercapainya
Kecamatan Balong Sehat “. Sedangkan Misi UPT Puskesmas Balong sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat yang mengedepankan Promotif
dan Preventif.
2. Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan yang bermutu.
3. Pemberdayaan masyarakat dan lintas sektor untuk mendukung pelaksanaan
Program Puskesmas.
Sesuai dengan tata nilai Puskesmas Balongl yaitu PINTAR : Profesional, Inovatif Kreatif,
Tanggung Jawab, Ramah.
B. Tujuan Pedoman
1. Sebagai pedoman petugas dalam menyelenggarakan pelayanan keselamatan Pasien
pada Masa Pandemi COVID-19 .
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas
3. Meningkatnya akutanbilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
4. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas.
5. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah petugas, pasien, keluarga pasien dan lingkungan di
UPT Puskesmas Balong.
D. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan keselamatan pasien di UPT Puskesmas Balong meliputi
pelayanan di semua unit rawat jalan, rawat inap dan pelayanan di luar gedung.
E. Batasan Operasional
Keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
8
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Yang dimaksud insiden keselamatan pasien disini adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang
dapat dicegah pada pasien.
Penyelenggaraan keselamatan pasien dapat dilakukan melalui pembentukan system
pelayanan yang menerapkan standar keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien,
tujuh langkah menuju keselamatan pasien
Kegiatan dalam upaya keselamatan pasien diantaranya adalah dengan melakukan
manajemen risiko. Manajemen risiko adalah suatu proses mengenal, mengevaluasi,
mengendalikan dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh.
Lingkup manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan :
- Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien.
- Risiko yang terkait dengan petugas klinis yang memberikan pelayanan.
- Risiko yang terkait dengan petugas non klinis yang memberikan pelayanan.
- Risiko yang terkait dengan sarana tempat pelayanan.
- Risiko financial.
9
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Menerapkan solusi-solusi untuk mencegah cedara
10
Daftar obat-obatan yang sangat perlu diwaspadai tersedia di WHO. Yang sering
disebut-sebut dalam isu keamanan obat adah pemberian elektrolit konsentrat
secara tidak sengaja.
Cara yang paling efektif untuk mengurangi kejadian tersebut adalah dengan
mengembangkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk
memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi.
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benat, prosedur yang benar, pembedahan pada
pasien yang benar
Fasilitas pelayanan kesehatan mengembangkan pendekatan untuk memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi. Maksud dan tujuan:
Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi adalah kejadian yang
mengkhawatirkan dan biasa terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan. Kesalahan ini
adalah akibat komunikasi yang tidak efektif antara anggota tim bedah.
Fasilitas pelayanan kesehatan perlu untuk secara kolaburatif mengembangkan
suatu kebijakan dan atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah
ini. Kebijakan termasuk definisi dari operasi yang memasukan sekurang-kurangnya
prosedur ynag mengivestigasi dan atau megobati penyakit dan kelainan pada
tubuh manusia dengan cara menyayat, membuang, mengubah, atau menyisipkan
kesempatan diagnostic / terapeutik.
Kebijakan berlaku disetiap lokasi fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan
prosedur ini.
11
6. Mengurangi risiko pasien akibat terjatuh
Fasilitas pelayanan kesehatan mengembangkan pendekatan untuk mengurangi
risiko pasien cedera karena jatuh. Kegiatan yang dilakukan:
Fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan proses asesmen awal risiko pasien
jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asesmen dianggap beresiko.
12
memberikan perlakuan yang adil sehingga tidak terjadi budaya saling menyalahkan dalam
penyelenggaraan pelayanan klinis pada pasien.
Pelaporan insiden keselamatan pasien ditujukan untuk menurunkan insiden dan
mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak
menyalahkan orang lain. Pelaporan insiden harus:
Dijamin keamanannya
Bersifat rahasia
Anonym (tanpa identita)
Tidak mudah diakses oleh orang yang tidak berhak
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
13
Sesuai dengan pasal 88 dan pasal 96 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan yang diijinkan berprofesi
minimal berijazah Diploma Tiga ( D III ). Berikut ini Kualifikasi Sumber Daya Manusia dan
realisasi tenaga upaya kesehatan lingkungan yang ada di Puskesmas Balong adalah :
Kegiat
Kualifikasi SDM Realisasi
an
B. Distribusi Ketenagaan
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan
KesehatanLingkungan mulai di Kepala puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung
jawab UKM, dan seluruh karyawan.Sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan
kegiatan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas adalah petugas Sanitarian. Pengaturan dan
penjadualan tenaga puskesmas dalam upaya kesehatan Lingkungan dilaksanakan lintas
program dan dikoordinir oleh Petugas Promkes sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan dilakukan bersama oleh para
pelaksana program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas
sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan
sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan program kesehatan lingkungan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Balong
4.
14
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Ruang
1. Pelayanan Dalam Gedung
Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di dalam gedung berupa
pelayanan Klinik sanitasi, dilakukan oleh koordinator pelayanan Kesehatan
Lingkungan yang menempati ruang di lantai 1 pada ruang konseling/promosi
kesehatan.
Adapun pelaksanaan rapat koordinasi program Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dilakukan di ruang pertemuan Puskesmas Balong lantai 2.
Ukurang Ruang ( Gabung dengan pelayanan promkes )
a. Luas ruangan 4,5 x 2,5 m
b. Pintu Ukuran 1 x 2,5 m
c. Atap dan langit-langit kuat dan berwarna terang, mudah dibersihkan dan
ketinggian dari lantai 4 m.
d. Dinding terbuat dari material keras, rata dan tidak berpori, tidak silau, kedap
air dan mudah dibersihkan.
e. Lantai kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang dan mudah
dibersihkan.
f. Pintu dan jendela lebar dan dapat dibuka secara maksimal.
g. Tersedia 1 bh AC .
Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah tertutup.
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga.
c. Pencahayaan cukup terang
Skema Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan
RUANG 1. Pelayanan
PENDAFT UMUM
DATANG
ARAN
2. Pelayanan
Lansia
3. Pelayanan
KIA
15
2. Sedang kegiatan luar gedung petugas dapat mengunjungi sasaran dengan ikut
kegiatan ke desa (pemeriksaan rumah, SAB, Saluran pembuangan, Jamban, dll ) ke
Tempat tempat Umum (sekolah, pasar,Puskesmas } dan kegiatan lain yang bersifat
dan berhubungan dengan kesehatan lingkungan.
B. Standar Fasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Balong memiliki sarana penunjang antara lain :
Pelayanan kesehatan Sarana Prasana
Lingkungan
Meja
( Dalam Gedung ) Kursi
Konseling Media informasi cetak atau elektronik
Pengawasan Kebersihan Buku panduan
Buku register
Kuesoner panduan wawancara
APD ( Masker,Gaun, Face shield )
Tempat Cuci Tangan
Hand sanitizer
BAB IV
16
TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan dengan tetap menjalankan Protokol
kesehatan yang secara umum harus memuat:
1. Perlindungan Kesehatan Individu
Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia dengan
masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh melalui hidung,
mulut, dan mata. Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada individu dilakukan
dengan menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk tersebut dengan
beberapa tindakan, seperti:
a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut
hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak
diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19). Apabila
menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu
menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih
(yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet
dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian,
dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat
dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi
dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya.
Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan
jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit
sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko
penyakit.
2. Perlindungan Kesehatan Masyarakat
Perlindungan kesehatan masyarakat merupakan upaya yang harus dilakukan oleh
semua komponen yang ada di masyarakat guna mencegah dan mengendalikan
penularan COVID-19 meliputi :
a. Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui sosialisasi, edukasi, dan
penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan pengertian dan
pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari pimpinan, tokoh masyarakat,
dan melalui media mainstream.
b. Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui penyediaan sarana cuci
tangan pakai sabun yang mudah diakses dan memenuhi standar atau penyediaan
handsanitizer, upaya penapisan kesehatan orang yang akan masuk ke tempat dan
17
fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap permukaan, ruangan, dan
peralatan secara berkala, serta penegakkan kedisplinan pada perilaku masyarakat
yang berisiko dalam penularan dan tertularnya COVID-19 seperti berkerumun, tidak
menggunakan masker, merokok di tempat dan fasilitas umum dan lain sebagainya.
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan/Promkes
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit
ataugangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor RisikoLingkungan
dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan perawatan pengobatan
3) Dalam hal pasien yang menderita penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan tidak memungkinkan
untuk menerima Konseling, konseling dapat dilakukan terhadap keluarga yang
mendampingi.
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, media
cetak atau elektronik.
b. Pemantauan kebersihan / sampah
1). Kegiatan pemantauan kebersihan lingkungan Puskesmas
2). Kegiatan pengawasan penanganan limbah infeksius dan non infeksius
3). Kegiatan Pengawasan pengolahan air limbah
B. Metode
18
1. Metode Konseling
a. Identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab; dan
d. saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
c. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
Perencanaan (P1)
1) Membuat Jadwal
2) Persiapan
Menyiapkan ruangan;
Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti poster,
lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain) serta
alat peraga lainnya.
Sistem pelayanan:
1) Custemer service:
Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
19
Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
Tunjukkan sikap ramah.
Perkenalkan diri dan tugas Anda.
Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga kerahasiaan
percakapan anda dengan Pasien.
Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
2) Tanyakan :
Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk menyampaikan
masalahnya pada Anda.
Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong
mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi Pasien.
3) Uraikan
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap perlu
diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan kebutuhannya untuk
memecahkan masalah.Dalam menguraikan anda bisa menggunakan media
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) supaya lebih mudah dipahami.
4) Bantu
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan yang
bisa dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi masalahnya.
5) Jelaskan
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi permasalahan
yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta diskusikan upaya untuk
mengatasi hambatan yang mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang
dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.
6) Ulangi
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya.Yakinkan bahwa anda
selalu bersedia membantunya.Kalau Pasien memerlukan percakapan lebih
lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.
20
b. Pengawasan kebersihan / sampah /Limbah
Persiapan (P1)
1) Membuat jadwal pemeriksaan baik kebersihan / pengiriman sampah
2) Menyiapkan dan membawa form kegiatan pemeriksaan dan alat tulis
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
1) Memeriksa baik kebersihan / pengelolaan sampah
2) Mengisi form kegiatan pemeriksaan dengan alat tulis yang sdh ada
Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
1) Petugas mencatat hasil dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas menganalisa hasil
3) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
21
1) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas menganalisa hasil kegiatan
3) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
22
Bulan
Kegiata
n
Konseli
X
ng
Inspeks
i
Sanitas
i X
Tempat
tempat
umum
Inspeks
i
Sanitas
i
Tempat
Pengel X
olaan
Makan
an-
minum
an
IKL
Sarana
Air
X
Bersih/
Air
Minum
IKL
Depo
Air
X
Minum
Isi
Ulang
Pemicu
X
an
Sosialis
asi
X
sekolah
sehat
Koordin
asi
natural
leader
dalam
X
rangka
percep
atan
ODF
desa
Monev
Jamba X
n
Verifika
si desa X
ODF
Penyul
uhan &
demo/k
ampan
X
ye ctps
di
masyar
akat
Penyul 23
uhan &
demo/k
ampan X
BAB V
24
LOGISTIK
25
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
26
pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
Identifikasi Pencegahan
Upaya
Resiko Resiko
27
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Identifikasi Pencegahan
Upaya
Resiko Resiko
28
tangan ) dan CTPS
29
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan.Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesehatan Lingkungan
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
30
BAB IX
PENUTUP
31