Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PLANTUNGAN
Jl Suratman No 21, Tirtomulyo Plantungan, Telp (0294)3652015, Kode Pos 51362
E-mail : puskesmasplantungan001@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PLANTUNGAN


NOMOR : 440.1/SK/065/I/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PLANTUNGAN
KEPALA PUSKESMAS PLANTUNGAN,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari


proses penerimaan pasien sampai dengan pemulangan
dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan
mutu pelayanan;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas Plantungan perlu
memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a dan huruf b, maka dipandang perlu
menetapkan Kebaijakan pelayanan klinis di
Puskesmas Plantungan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang - Undang Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 04 tahun 2019 tentang
Kebidanan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67
Tahun 2021 Tentang Penanggulangan Tuberculosis;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 411 Tahun 2010 Tentang Laboratorium Klinik;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 001 Tahun 2012 tentang system rujukan;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV
Dan AIDS;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
13. Permenkes Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya
Perbaikan Gizi;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan
Penyakit Menular;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 89 Tahun 2015 Tentang Upaya Kesehatan Gigi
Dan Mulut;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Pedoman Praktek
Klinis Dokter di Fasyankes
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas( Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1423);
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan
Tuberkulosis;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan
Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
25. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 04 tahun
2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;
26. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 tahun
2019 tentang Keperawatan;
27. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi
Puskesmas;
28. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2019 Tentang Panduan Perilaku
Interaksi Pelayanan Publik Di Lingkungan
Kementerian Kesehatan;
29. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1335);
30. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Limbah
Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah;
31. Permenkes 26 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Permenkes 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
32. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Pelayanan Kontrasepsi, Dan Pelayanan Kesehatan
Seksual;
33. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Penanggulangan TB;
34. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan
Vaksinasi Covid 19;
35. Kepmenkes HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang
Pencegahan dan Pengendalian Covid-19;
36. Peraturan Bupati Kendal No 73 tahun 2018 tentang
Standart Pelayanan Minimal pada Unit Pelaksana
Tekhnis Daerah Pusat kesehatan Masyarakat yang
menerapkan BLUD di Pemerintah Kabupaten Kendal;
37. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Kendal Nomor : 800/7018/Dinkes/2021 Tentang
Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Klinis di Puskesmas Plantungan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kendal
pada tanggal 03 Januari 2022

KEPALA PUSKESMAS PLANTUNGAN,

Dr. KARYADI
Penata TK I/IIID
NIP 19702009041001
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
LPI PUSKESMAS PLANTUNGAN
NOMOR : 440.1/SK/065/I/2018
TANGGAL : 03 JANUARI 2022

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PLANTUNGAN

A. JENIS-JENIS PELAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS PLANTUNGAN (jenis


jenis layanan menyesuaikan bab 1 admen)

1. Pendaftaran Pasien
a. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.

b. Pendaftaran dilakukan oleh petugas rekam medis yang kompeten


yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki Ijazah mininal D III Rekam Medis.
2) Apabila belum ada tenaga rekam medis yang kompeten
puskesmas mengusulkan tenaga rekam medis baru atau
mengusulkan pelatihan rekam medis.
3) Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
c. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari
cara identifikasi sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir
pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis.
d. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan
informasi lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif,
jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur, dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran.
e. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
f. Hak Dan Kewajiban Pasien

1) Hak-hak pasien meliputi :


(a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di puskesmas;
(b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
(c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
(d) Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional;
(e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
(f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan;
(g) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain (second opinion) yang memiliki surat ijin
praktik (SIP);
(h) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya;
(i) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
yang dideritanya;
(j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi;
(k) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
(l) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di puskesmas;
2) Kewajiban pasien meliputi :
(a) Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya;
(b) Mematuhi ketentuan yang berlaku di saryankes;
(c) Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
g. Hak dan kewajiban pasien diidentifikasi dan ditindak lanjuti.

2. Pemeriksaan Umum
3. Poli Gigi Dan Mulut

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar
asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan
dalam pelayanan .
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi
harus tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan
layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan
profesional yang memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan
dengan peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien
dan petugas.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur
klinis yang dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal,
rencana layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara
kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai
budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
meperhatikan efisiensi sumber daya.
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur
pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam
rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan
pada pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent)
wajib didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak
lanjut.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti
prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti.
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana
untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu.
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus
dijamin kesinambungannya.
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan .
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan,
akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan
dengan keputusan tersebut.
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan
prosedur baku.
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh
petugas yang kompeten.
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent.
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan.
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN

1. Dokter atau tenaga yang di beri kewenangan pendelegasian


wewenang yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan
proses rujukan.
2. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter
yang menangani.
3. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan
alternatif pelayanan.
4. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
5. Resume klinis meliputi: nama pasien, ondisi klinis,
prosedur/tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan
tindak lanjut.
6. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
7. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas
yang kompeten.
8. Kriteria pasien yang perlu / harus dirujuk meliputi:
a. Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan dan tidak
bisa dilakukan di puskesmas.
b. Membutuhkan fasilitas atau peralatan yang tidak dimiliki
puskesmas atau peralatan yang dibutuhkan rusak.
c. Tenaga profesional (ahli) yang tidak dimiliki puskesmas.
d. Atas permintaan pasien atau keluarga untuk pindah rawat di
rumah sakit yang dituju.
9. Pemulangan pasien ditangani oleh tenaga yang ditunjuk,
pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak lanjut
layanan.

KEPALA PUSKESMAS PLANTUNGAN,

Dr. KARYADI
Penata TK I/IIID
NIP 197010012009041001

Anda mungkin juga menyukai