3
UU Kesehatan No.36/2009
Pasal 4
Setiap orang berhak atas Kesehatan
Pasal 5
1.Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan
2.Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
UU Kesehatan No.36/2009
Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi
dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan
bertanggung jawab.
Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang
data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun yang akan
diterimanya dari tenaga kesehatan.
THE MANY FACES OF PHARMACISTS
MANUFACTURING & DISTRIB REGULATIONS
GATEKEEPER LAW ENFORCER
Ensures the Formulates and implements
implementation of GMP & healthcare polices/regulations in
GDP Indonesia
ACADEMIC MARKETING
Lecture & Research MEDICATION MARKETER
Play a pivotal role in Introduces and educates
educating future healthcare providers on new
generations of pharmacies treatment options
Engaging in research HOSPITAL
activities PATIENT-CARE TEAM PLAYER
RESEARCH COMMUNITY Provides professional
CLINICAL RESARCHER PARTNER IN HEALTHCARE advice on best choice of
Find new cures for Manage minor ailments medicines for each patient
untreated illnesses or (cough, cold, gastric
medicines with less side discomfort and fungal
effects for the benefit of infections etc)
patients Fill your prescriptions
SUMPAH /JANJI APOTEKER
PERTAMA: SAYA AKAN MEMBAKTIKAN HIDUP SAYA GUNA KEPENTINGAN
PERIKEMANUSIAAN, TERUTAMA DALAM BIDANG KESEHATAN
KEDUA : SAYA AKAN MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG SAYA KETAHUI KARENA
PEKERJAAN SAYA DAN KEILMUAN SAYA SEBAGAI APOTEKER
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri
dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain.
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan
profesinya.
Kode Etik Apoteker Indonesia
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang
farmasi pada khususnya.
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktek kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi
penderita dan melindungi makhluk hidup insani.
Standar Kompetensi Apoteker
1. Praktik kefarmasian secara profesional dan etik
2. Komunikasi efektif
3. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
4. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
5. Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
6. Formulasi dan produksi sediaan farmasi
7. Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
8. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
9. Ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal
10. Peningkatan kompetensi diri
Outline
Pendahuluan
Peraturan Perundang undangan
Masalah yang terjadi saat ini
Peranan IAI
Penutup
DEFINISI OBAT PALSU BERDASARKAN
PERMENKES NO.1010/MENKES/PER/XI/ 2008
13
Penjelasan Pasal 108 Ayat (1)
UU No.36/2009
Yang dimaksud dengan tenaga kesehatan dalam
ketentuan ini adalah tenaga kefarmasian sesuai dengan
keahlian* dan kewenangannya**. Dalam hal tidak ada
tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan tertentu dapat
melakukan praktik kefarmasian secara terbatas,
misalnya antara lain dokter dan/atau dokter gigi, bidan,
dan perawat, yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Amar Putusan MK : Atas Judicial Review Pasal 108
Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk sebagian;
Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063) sepanjang kalimat, ... harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bertentangan dengan UUD 1945 sepanjang tidak dimaknai bahwa
tenaga kesehatan tersebut adalah tenaga kefarmasian, dan dalam hal tidak ada tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan tertentu dapat melakukan praktik kefarmasian secara
terbatas, antara lain, dokter dan/atau dokter gigi, bidan, dan perawat yang melakukan
tugasnya dalam keadaan darurat yang mengancam keselamatan jiwa dan diperlukan
tindakan medis segera untuk menyelamatkan pasien;
Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063) sepanjang kalimat, ... harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan adalah tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa tenaga
kesehatan tersebut adalah tenaga kefarmasian dan dalam hal tidak ada tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan tertentu dapat melakukan praktik kefarmasian
secara terbatas, antara lain, dokter dan/atau dokter gigi, bidan, dan perawat yang
melakukan tugasnya dalam keadaan darurat yang mengancam keselamatan jiwa
dan diperlukan tindakan medis segera untuk menyelamatkan pasien;
Penjelasan Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
Penjelasan Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
Menolak permohonan para Pemohon untuk selain dan selebihnya;
Memerintahkan pemuatan Putusan ini dalam Berita Negara Republik
Indonesia sebagaimana mestinya;
UU 36 Th 2009 ttg Kesehatan Pasal 196
Setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan
mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
UU 36 Th 2009 ttg Kesehatan Pasal 197
Setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memiliki izin edar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak
Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus
juta rupiah).
UU 36 Th 2009 ttg Kesehatan Pasal 198
National
Active
Regional
Ingredients
Wholesalers
Smaller
Inactive
Wholesalers
Ingredients
Distrbution of Pharmaceutical Product Indonesia
Manufacturer
206
2.810-Distributor
60% in Jawa bali
Only 30 Distributor have branches Distributor
in15 Prov PBF(2810)
5 PBF owned 85% Market share
Puskesmas Licensed
Hospitals Pharmacy
dan Klinik Drug store
(2200) (17.000)
(>10.000) (5200 ?)
Pharmaceutical Care
berorientasi pada patient
safety
Permenkes 34 tahun 2014 ttg PBF
Pasal 20
PBF dan PBF cabang hanya melaksanakan
penyaluran obat berdasarkan surat pesanan yang
ditandatangani apoteker pengelola
Apotek,Penanggung jawab atau tenaga teknis
kefarmasian penanggung jawab untuk toko obat
dengan mencantumkan nomer SIPA,SIKA atau SIKTTK
Permenkes nomer 9 ahun 2014 tentang Klinik.
Pasal 22
(1) Klinik rawat inap wajib memiliki instalasi farmasi
yang diselenggarakan apoteker.
(2) Instalasi farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) melayani resep dari dokter Klinik yang
bersangkutan, serta dapat melayani resep dari
dokter praktik perorangan maupun Klinik lain.
Undang undang 44/2009 ttg Rumah sakit
Pasal 15 ayat 3
Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan
bahan habis pakai di Rumah Sakit harus dilakukan
oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu
Pasal-3
(3) Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. pengkajian Resep;
b. dispensing;
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
d. konseling;
e. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy
care);
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
Permenkes 58/2014 ttg Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit
Chemie Grnenthal GmbH (1965). British Patent No. 997,399. Chem Abst 63: 9871f
https://www.mims.com/indonesia/drug/search?q=tramadol&page=1
47
AFFINITAS TRAMADOL DAN M1
PADA RESEPTOR OPIOID
Tabel 1. Afinitas tramadol dan metabolit M1 pada beberapa reseptor opioid dan efek
penghambatan uptake monoamin
Raffa RB, Buschmann H, Christoph T, Eichenbaum G, Englberger W, Flores CM, Hertrampf T, Kogel B,
Schiene K, Strassburger W, Terlinden R, Tzschentke TM., 2012, Mechanistic and functional
differentiation of tapentadol and tramadol, Expert Opin Pharmacother 13(10): 1437-1449
48
EFEK SAMPING TRAMADOL
https://medlineplus.gov/
druginfo/meds/a695011.
html
49
Status Tramadol di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 7 Tahun
2013 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obatan
Tertentu yang Sering Disalahgunakan, Tramadol
digolongkan sebagai obat-obatan yang bekerja di sistem
susunan syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika,
yang pada penggunaan diatas dosis terapi dapat
menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku atau kemudian dikenal
sebagai golongan obat-obat tertentu.
Obat-obat tertentu hanya dapat digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau ilmu
pengetahun
50
PENEMUAN KARISOPRODOL
https://www.organicnewsroom.com/gaba-supplement/
Lydiard RB, 2003, The role of GABA in anxiety disorders, J Clin Psychiatry 64 Suppl 3:21-7
52
Beredarnya obat ilegal yang dikenal dengan tablet PCC di Kendari
yang telah mengakibatkan korban meninggal dunia menunjukkan
betapa bahayanya mengonsumsi obat ilegal, yaitu obat yang tidak
mendapatkan izin edar dari Badan POM.
Semua obat yang mengandung carisoprodol memberi efek
relaksasi otot, selain itu dapat juga menimbulkan efek samping
bersifat sedatif dan euforia. Pada dosis yang lebih tinggi juga dapat
menyebabkan kejang dan berhalusinasi, serta efek lainnya yang
membahayakan kesehatan hingga kematian.
Pada tahun 2013, semua obat yang mengandung carisoprodol
(Carnophen, Somadril, New Skelan, Carsipain, Rheumastop,
Carminofein, Etacarphen, Cazerol, Bimacarphen, Karnomed) yang
diberikan izin edar oleh Badan POM dicabut izin edarnya dan tidak
boleh lagi beredar di Indonesia.
Pemeriksaan Apotek oleh Polisi
OBAT PALSU/ILEGAL
SEHARUSNYA BUKAN
RANAH APOTEKER
Obat Illegal ranah penjahat
INGATLAH...
DA GU SI BU
Kami Para Apoteker siap
membantu masyarakat
DAPATKAN GUNAKAN
OBAT OBAT
DENGAN DENGAN
BENAR BENAR
SIMPAN BUANG
OBAT OBAT
DENGAN DENGAN
BENAR BENAR
6 PENUTUP
Meningkatkan kerjasama Stake holder farmasi
Kementrian Kesehatan RI
Ikatan Apoteker
Indonesia APOTEKER Komite Farmasi Nasional
PRAKTIK
POLRI BERTANGGUNG
JAWAB
Dinas Kesehatan Kab/Kota
Lingkungan
RS/Apotek/Industri
OT/Kosmetik/ Farmasi
ASOSIASI PERGURUAN
Masyarakat Pasien / Pharmacy Patient
TINGGI FARMASI
Watch
Memperkuat dan tanggung jawab masing
masing stake holder
Kemkes membina dan menciptakan peraturan yang kondusif
untuk Apoteker Praktek
Perguruan tinggi melakukan perubahan sesuai naskah
akademik pendidikan apoteker
Ikatan Apoteker Indonesia meningkatkan kompetensi
apoteker dengan CPD dan penegakan etika dan disiplin
Apoteker
BPOM melakukan penegakan hukum atas pelanggaran
praktek kefarmasian di sarana legal
POLRI melakukan penegakan hokum sarana dan obat ilegal
Masyarakat perlu di edukasi terkait penting nya Obat sebagai
barang kesehatan
Nurul Falah Eddy Pariang
08121094448
nurul178@yahoo.com