Aspek Legal
Peraturan Perundangundangan
Hukum
Hukum kesehatan merupakan cabang dari hukum yang relatif baru berkembang di Indonesia. Hukum kesehatan tersebut adalah cakupan aspek-aspek hukum perdata, hukum administrasi, hukum pidana dan hukum disiplin yang tertuju pada sub-sistim kesehatan dalam masyarakat. Hukum kesehatan di Indonesia dewasa ini seperti yang tertuang dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, hukum kesehatang mempunyai ciri-ciri sistim hukum sipil (kodifikasi) dan sistim hukum kebiasaan (adat),
Sistim hukum kodifikasi Mendasarkan diri pada proses hukum formal Pelaksanaan oleh lembaga peradilan
Sistim hukum kebiasaan Lebih mengarah pada proses informal berupa negosiasi Pelaksanaan secara persuasif oleh pribadi/ agen agen yang memegang/merupakan kunci Bergantung kepada peran Bergantung kepada peran para para sarjana/ ahli hukum sarjana /ahli hukum Bergantung kepada hakikat Bergantung kepada hakikat hukum hukum dalam masyarakat dalam masyarakat
PENGERTIAN
Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi di bidangnya, wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan. Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang holistik untuk menyembuhkan pasien yang dilakukan oleh dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya. Apoteker merupakan satu-satunya profesi dari tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi profesi untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dalam kaitan pelayanan kesehatan. Pekerjaan kefarmasian merupakan bagian dari kesehatan ditujukan pada penyediaan jasa kefarmasian dan sediaan farmasi bagi kepentingan masyarakat. Pekerjaan kefarmasian dilakukan dalam bentuk kegiatan produksi, penyaluran, pelayanan, penelitian dan pengembangan, pengawasan, pemeriksaan laboratoris, informasi, pelayanan pasien dan komunitas.
Masyarakat memiliki hak atas pelayanan kesehatan yang dijamin oleh Undang-undang Dasar maupun penjelasannya. Hal tersebut merupakan hak dasar sebagai manusia termasuk mendapatkan pelayanan kefarmasian. Agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan bermutu optimal maka perlu penataan secara menyeluruh untuk memberikan kepastian hukum sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian.
Sumpah tersebut tidak saja hanya diucapkan tetapi dihafalkan, dimengerti, dihayati, diresapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sumpah tersebut tidak hanya pada dirinya sendiri tetapi kepada Allah, karena ucapan sumpah dimulai dengan kata-kata Demi Allah bagi yang beragama Islam, dan bagi Agama lain kata Demi Allah disesuaikan dengan kebiasaan agama masing-masing. Sumpah tersebut selanjutnya dirinci dalam suatu Kode Etik Apoteker yang merupakan suatu ikatan moral bagi apoteker. Sumpah dan kode etik ditegakkan oleh hukum disipliner atau hukum pengendalian (tuchrecht), yang seharusnya ditegakkan oleh organisasi profesinya.
4. MEMENUHI SYARAT KESEHATAN FISIK DAN MENTAL UNTUK MELAKSANAKAN TUGASNYA SEBAGAI APOTEKER.
Seorang apoteker harus mampu melaksanakan profesinya secara profesional, dalam keadaan sehat baik jasmani maupun jiwanya.
Apoteker yang mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan praktik kefarmasian bersama dengan tenaga kesehatan lainnya, untuk dapat menjamin kualitas kehidupan pasien, memberikan perlindungan terhadap pasien perlu: Menyediakan pendidikan dan memberikan informasi tentang sediaan farmasi kepada tenaga kesehatan lain, Memerlukan catatan medis untuk digunakan dalam pemilihan obat Memantau penggunaan obat dan bisa memberikan saran untuk penggunaan sediaan farmasi yang pas. Menjalin komunikasi, memberikan pelayanan informasi sediaan farmasi dalam rangka pendidikan kepada pasien maupun masyarakat. Menyediakan, memelihara serta memfasilitasi pengujian pengobatan, berpartisipasi dalam penggunaan obat dan audit kesehatan Kegiatan lain yang memerlukan kompetensi seorang apoteker Adanya kewenangan tersebut tentunya mempunyai konsekuensi secara hukum, seorang apoteker akan mempertanggungjawabkan apa yang dikerjakan, baik benar maupun ada kesalahan di dalam pelaksanaannya.
TANGGUNGJAWAB PROFESI SEBAGAI BAGIAN DARI TENAGA KESEHATAN. Tanggung jawab profesi secara jelas sudah digambarkan dalam sumpah dan kode etik apoteker, tinggal bagaimana kita menjalankannya.