Anda di halaman 1dari 28

Peran dan Tanggung Jawab Farmasis dalam Kesehatan Publik

DASAR HUKUM
 UU RI No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
 UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 PP N0.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
 PP No.41 tahun 1990 tentang Masa Bakti dan Izin Kerja Apoteker
 PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan kefarmasian
 KepMenkes RI No.1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek
 KepMenkes RI No.1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di RS
• KepMenkes RI No.131 tahun 2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional
• KepMenkes RI No.189 tahun 2006 tentang
Kebijakan Obat Nasional
• KepMenkes RI No.381 tahun 2007 tentang
Kebijakan Obat Tradisional Nasional
PROFESI APOTEKER
 Apoteker: Sarjana Farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah
mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan
berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.
PRAKTEK KEFARMASIAN
 Pekerjaan Kefarmasian: pembuatan,pengolahan, peracikan,pengubahan
bentuk,pencampuran, pengadaan, penyimpanan dan penyerahan perbekalan
farmasi serta pelayanan informasi mengenai perbekalan informasi farmasi.
(permenkes no.244, pasal 10)
 Praktek Kefarmasian: Upaya penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian dalam
rangka pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit bagi
perorangan,keluarga,kelompok dan masyarakat
DALAM 1 DEKADE TERAKHIR , APOTEKER INDONESIA BERADA DALAM SATU “ SETTING”
KETIDAK JELASAN TENTANG FORMAT KARIR DAN LEGITIMASI PROFESINYA DIMUKA
SISTEM PEMERINTAH MAUPUN MASYARAKAT

•PRAKTIS SEMUA APOTEKER INDONESIA TIDAK MENYELENGGARAKAN TUGAS POKOK


PEKERJAAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN
•SISTEM PEMERINTAHAN TIDAK MELAKUKAN TUGAS POKOK UNTUK
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN YANG BAIK
•MASYARAKAT PRAKTIS TIDAK MENGENAL DAN MEMAHAMI HAKNYA ATAS PELAYANAN
BERBASIS PROFESI / KEAHLIAN DALAM BERBAGAI SETTING PELAYANAN KEFARMASIAN
Pelayanan Kefarmasian langsung oleh Apoteker
Pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu
kehidupan pasien

Diakui dan dirasakan


manfaatnya oleh
masyarakat
PERAN FARMASIS
Caregiver Decision
Maker
Entrepreneur

Researcher NINE STAR


PHARMACIST -
WHO

Teacher
Life long
learner

9
The role of the community pharmacist is in the process
of change.

There are three main sources providing


impetus for change:
1. The profession it self
2. Consumer expectations and demands
3. External bodies, including goverment
Aktivitas kesehatan publik bagi seorang farmasis
bervariasi mulai dari formulasi kebijakan sampai
konseling pasien secara pribadi.

Macro level : policy & legislation


Micro level : advisory role
Kegagalan sering tjd karena:
1. Tidak terorganisir
2. Tidak timbul dr inisiatif masyarakat
3. Tidak mengacu pada kebijakan kesehatan publik.

Skala micro harus


MEMENUHI KEBUTUHAN PASIEN SESUAI DENGAN
TUJUAN KESEHATAN PUBLIK
MENGAPA FARMASIS HARUS BERPERAN DALAM
KES. PUBLIK?
MENGAPA FARMASIS HARUS BERPERAN DALAM KES. PUBLIK?

1. Pendidikan farmasi sebagian menggunakan uang rakyat


2. Farmasis merupakan warganegara yang memiliki hak-hak istimewa
dalam bidang farmasi, a.l ?
3. Dengan ilmunya Farmasis memiliki visibilitas dan aksesibilitas di
bid. Pelayanan kefarmasian
Harapan publik:

Farmasis dapat menggunakan keahlian dan


keistimewaannya untuk kepentingan
masyarakat dan memberikan kontribusi
dalam upaya-upaya meningkatkan
kesejahteraan penduduk.
Fakta:

tidak ada profesi kesehatan lain yang


nyata2 menimbulkan konflik antara
kepentingan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat seperti halnya profesi farmasis.
“ The professional decision is often a good commercial
decision. There’s not as much conflict long-term as
you would think. At that moment you lose out
commercially. But long-term your standing with the
public is a very good commercial asset….. when
you’ve got a regular clientele they get to know your
honesty’s valuable.”
Aktivitas kesehatan publik yang bisa disupport oleh farmasis:

1. Imunisasi
2. Drug/Agent Abuse
3. STD – AIDS
4. Keluarga Berencana
5. Promosi Kesehatan
6. Iodisasi
7. Fluoridasi
8. Food hygiene
9. Pencegahan dan pengatasan keracunan
10. Kelestarian lingkungan
11. Perdukunan/obat2 tradisional/food suplement
12. etc
IMPLEMENTASI
 Pemerintah:
-Depkes:Ditjen Binfar dan Alkes
-Badan POM
-LitbangKes
-Dinas Kesehatan
-Balai Besar POM/Balai POM
-Balai Labkes
-Bapelkes
-Dinas Kesehatan Kab/Kota
-Puskesmas
-Perguruan Tinggi
-Rumah sakit

 Swasta:
-Pabrik Obat
-Pabrik Obat Tradisional
-Industri Kecil Obat Tradisional
-Industri kosmetika
-PBF
-Apotek
-Perguruan tinggi
-Rumah Sakit
KOMPETENSI FARMASI
• Kompeten untuk memesan,menyimpan ,mencampur,
membuat ,meracik dan menyerahkan sediaan farmasi
kepada pasien.

Kewenangan ini akan menjamin mutu termasuk


ketepatan,kebenaran penyerahan sediaan farmasi,
pengamanan sediaan farmasi dari penyalahgunaan oleh
masyarakat.
• Kompeten untuk menerima, menyimpan, menyiapkan
dan merahasiakan resep resep yang diterima sehingga
kerahasiaan penyakit yang diderita oleh klien yang
diketahui olehnya berkat keilmuan dan pekerjaan
profesional dapat terjaga.

• Kompeten untuk memberi informasi ,edukasi dan


konsultasi yang menyangkut bahan dan sediaan farmasi
dan melakukan monitoring terhadap khasiat,efek samping,
dosis dan cara penggunaan obat yang benar.
Apoteker Yang Kompeten Akan Terlihat Sbb :

Tidak mementingkan diri sendiri


Sikap obyektif dalam menilai dan membuat keputusan
Tidak terpengaruh oleh faktor-faktor agama,kesukuan,
famili dalam menjalankan pekerjaan
Bebas dalam menjalankan pekerjaan selama
berlandaskan keilmuan dan kewenangan profesional
Menjunjung tinggi martabat profesi dengan
menjalankan dengan sungguh-sungguh sumpah
jabatan ,kode etik dan standar profesi.
KESIMPULAN
• Tugas Profesi Apoteker (Farmasis) adalah melakukan
pekerjaan kefarmasian sesuai peraturan Perundang
undangan yang berlaku.
• Peran tergantung tempat mengimplementasikan
pekerjaan kefarmasian tersebut dan harus menjadi
apoteker yang kompeten
UU Kesehatan no 23 tahun 1992
 Rumah sakit adalah sarana kesehatan yaitu tempat digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan dirinya dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai