Anda di halaman 1dari 10

DISUSUN OLEH:

PEKERJA KEFARMASIAN SYOFINI HANDAYANI NIM.2022.06.2.0008


TAMIMA IZZAT NABELLA NIM.2022.06.2.0013
TRISNA WULANINGSIH NIM.2022.06.2.0015
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan (Struktur organisasi Pelayanan medis) yang
mana diatur dalam UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan secara
menyeluruh mempunyai layanan yang kompleks, tenaga ahli dan
padat teknologi, jika di lihat komponen komponen pendukung
pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan sesuai standart dan
profesi masing masing dalam upaya penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sesuai standar yang telah ditentukan dan diatur dalam
UU.
UU NO. 36 TAHUN 2014 :

Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk


meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal
kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undatrg
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pelayanan Kesehatan merupakan sebuah konsep bagaimana
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Salah satu yang berperan dalam pelayanan kesehatan adalah
tenaga kefarmasian Pekerja kefarmasian menurut PP No. 51
tahun 2009 adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan atas informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
PASAL 108 AYAT (1)

Praktek kefarmasian meliputi pembuatan termasuk pengendalian


mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian obat pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat bahan obat
dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan
perundang undangan.
MENURUT PP REPUBLIK INDONESIA NOMOR
51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN

1. Pengadaan sediaan farmasi dilakukan pada fasilitas produksi fasilitas


distribusi atau penyaluran dan fasilitas pelayanan sediaan farmasi.

2. Pekerjaan Kefarmasian dalam produksi sediaan farmasi harus memiliki


Apoteker penanggung jawab. Apoteker sebagai penanggung jawab yang
di maksud adalah bertanggung jawab pemberian resep dokter dan dapat
dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau tenaga tehnis kefarmasian.
Apotek merupakan fasilitas kefarmasian tempat dimana
masyarakat dapat dengan mudah untuk mengakses
sediaan farmasi terutama obat. Peraturan mentri
kesehatan no 73 tahun 2016 tentang Standart Pelayanan
Kefarmasian di apotek disebutkan bahwa Apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker.
PEKERJAAN KEFARMASIAN DALAM
PELAYANAN SEDIAAN FARMASI MELIPUTI:

1. Apotek;

2. Instalasi farmasi rumah sakit;

3. Puskesmas;

4. Klinik;

5. Toko obat;

6. Praktek bersama.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pekerjaan kefarmasian atau juga yang terkait dengan pekerjaan tersebut
telah diatur/dilindungi oleh UU/PEMENKES sehingga tenaga farmasi akan
bekerja dengan standart mutu yang telah dilindungi oleh UU dan permenkes
jika mereka melakukan keteledoran tdk sesuai dengan standard yang telah
ditentukan akan bisa dituntut karena telah melanggar peraturan/UU.

Diharapkan dalam mengambil putusan seorang pekerja kefarmasian pada


tindakan medis memberikan formularium dalam melakukan suatu prosedur
pada pasien, dokter tetap menjaga integritas serta keprofesionalan memberikan
dosis, sehingga tidak ada hal lain yang bisa mempengaruhi efek samping
kepada pasiennya.

Anda mungkin juga menyukai