, apt
HIRARKI PERUNDANG-UNDANGAN RI menurut Undang-Undang ( UU ) Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
• KETETAPAN MPR
TAP MPR
• UNDANG-UNDANG/PERATURAN
UU /
PERPU
PENGGANTI UNDANG-UNDANG
PP
• PERATURAN PEMERINTAH
PERPRES
• PERATURAN PRESIDEN
PERDA
• PERATURAN DAERAH PROVINSI
PROVINSI
PERDA
• PERATURAN DAERAH KABUPATEN
KABUPATEN
PENDAHULUAN
Peraturan Perundang-undangan :adalah
peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan Perundang-undangan
PENGUNDANGAN
Penempatan Peraturan Perundang-
undangan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia,
Berita Negara Republik Indonesia,
Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia, Lembaran Daerah, Tambahan
Lembaran Daerah, atau berita daerah.
TUGAS
Mencari bagan struktur organisasi kesehatan :
KEMENKES, BINA KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN, BADAN POM, DINAS KESEHATAN
PROVINSI DAN DINKES KABUPATEN / KOTA?
Tuliskan tugas dan fungsi masing-masing Direktorat
/Bagian ?
Undang – undang RI N0. 36 tahun 2009
tentang kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala
bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan,
sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas
kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Perbekalan Kesehatan adalah semua bahan dan
peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetika.
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus,
mesin dan/ atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/
atau untuk membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu
alat dan/ atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif,maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah daerah, dan atau masyarakat.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat
dan/ atau metode yang ditujukan untuk
membantu menegakkan diagnosa, pencegahan
dan penanganan permasalahan kesehatan
manusia.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintergrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/ atau masyarakat.
Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan pelayanan yang bersifat
promosi kesehatan.
Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu
kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/ penyakit.
Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian
penyakit, atau pengendalian kecacatan agar
kualitas penderita dapat terjaga seoptimal
mungkin.
KUALIFIKASI DAN PENGELOMPOKAN TENAGA KESEHATAN
MENURUT UU No.36 tahun 2014
1. Psikotropika gol. I
Contoh :Meskalina, MDMA (ekstasi), LSD, ST
2. Psikotropika gol. II.
Contoh:Amfetamin, Metamfetamin (sabu), Fensiklidin, Ritalin
3. Psikotropika gol. III.
Contoh: Pentobarbital, Amobarbital, Flunitrazepam, Pentazosin
4. Psikotropika gol. IV.
Contoh:Alprazolam, Diazepam, Klobazam, Fenobarbital,
Barbital, Lora-zepam, Klordiazepoxide, Nitrazepam
Penandaan obat golongan psikotropika berupa
Lingkaran bulat berwarna merah, dengan huruf K
berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang
berwarna hitam.
6. OBAT GOLONGAN NARKOTIKA
Industri Apotek
Agen PBF Pasien
Farmasi IFRS
Bentuk Sistem Ditribusi Perbekalan Farmasi
Bentuk saluran distribusi obat daftar W
Apotek, IFRS
Industri Farmasi PBF Pasien
Toko Obat Berizin
Apotek
Industri
PBF Toko Obat Berizin Konsumen
Farmasi
Warung/Toko Kelontong
Apotek
Industri
Agen PBF Toko Obat Berizin Konsumen
Farmasi
Warung/Toko Kelontong
Bentuk Sistem Ditribusi Perbekalan Farmasi
Bentuk saluran distribusi obat tradsional
Industri Obat
Agen Pengecer Konsumen
Tradisional
Bentuk Sistem Ditribusi Perbekalan Farmasi
Bentuk saluran distribusi alat kesehatan
Industri Alat
Agen PBF PBF Apotek Konsumen
Kesehatan
A. Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Apotek
IFRS
Industri PBF Konsumen
Puskesmas
Toko Obat Berizin
Narkotik dan psikotropika memiliki jalur distribusi sendiri. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika
menyebutkan bahwa:
Golongan II
Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh terdiri dari 86 macam, antara lain :
Alfasetilmetadol, Difenoksilat, Dihidromorfina,
Ekgonina, Fentanil, Metadona, Morfina,
Oksikodona, Petidina, Tebaina, Tebakon
Golongan III
Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh antara lain terdiri dari : Asetildihidrokode,
Dekstropropoksifena,Dihidrokodeina, Etilmorfina,
Kodeina Nikodikodina, Nikokodina, Norkodeina,
Polkodina, Propiram
Prekursor Narkotika
Menurut UU RI No.35 Th 2009, Prekursor narkotika
dibagi atas:
Tabel I
Acetic Anhydride, N- Acetylanthranilic Acid,
Ephedrine, Norephedrine, Pseudoephedrine,
Ergometrine, Ergotamine, sosafrole, Safrole,
Lysergid Acid, 3,4- Methylenedioxyphenyl-2-
propanone, 1- Phenyl – 2- propanone, Piperonal,
Potassium Permanganat.
Tabel II
Acetone, Anthranilic Acid, Ethyl Ether, Hydrochloric
acid, Phenylacetic Acid, Sulphuric acid, Metyl ethyl
ketone, Piperidine, Toluene.
Beberapa ketentuan mengenai psikotropika yang
tercantum dalam UU RI No. 5 Th 1997 tentang Psikotropika
adalah :
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau
sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA
Golongan I
Contoh :
Allobarbital, barbital, bromazepam, diazepam,
fencamfamina, fenobarbital, flurazepam, klobazam,
klordiazepoksida, meprobamat, nitrazepam, triazolam.
PENGADAAN NARKOTIKA
Digit ke 3 menunjukkan lokasi obat tersebut di produksi atau tujuan diproduksinya obat
tersebut, seperti :
L berarti obat tersebut diproduksi di dalam negeri atau yang
diproduksi dengan lisensi.
I berarti obat diproduksi di luar negeri atau obat impor.
X berarti obat yang dibuat dengan tujuan khusus atau program khusus,
misalnya obat-obat untuk program keluarga berencana
DBL Golongan obat bebas dengan nama dagang(paten) produksi dalam negeri atau lisensi.
DTL Golongan obat bebas terbatas dengan nama dagang (paten) produksi dalam negeri atau lisensi.
GKL Golongan obat keras dengan nama generik produksi dalam negeri atau lisensi
DKL Golongan obat keras dengan nama dagang (obat bermerk) produksi dalam negeri atau lisensi.
DKI Golongan obat keras dengan nama dagang produksi luar negeri atau impor.
GPL Golongan obat psikotropika dengan nama generik produksi dalam negeri atau lisensi.
DPL Golongan obat psikotropika dengan nama dagang produksi dalam negeri atau lisensi
DPI Golongan obat psikotropika dengan nama dagang produksi luar negeri atau impor.
GNL Golongan obat narkotika dengan nama generik produksi dalam negeri atau lisensi
DNL Golongan obat narkotika dengan nama dagang produksi dalam negeri atau lisensi.
DNI Golongan obat narkotika dengan nama dagang produksi luar negeri atau impor.
DKX Golongan obat keras dengan nama dagang untuk program khusus
KOSMETIKA
Berdasarkan Permenkes RI
No.1175/MenKes/Per/VIII/2010 yang dimaksud dengan
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk pemakaian pada bagian luar tubuh
manusia (epidemis, rambut, kuku, bibir, dan organ
genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa
mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik.
Izin produksi
Untuk memproduksi kosmetika harus memperoleh izin.
Kosmetika yang akan diproduksi dan diedarkan harus
memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan, standar
mutu atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan yaitu mengenai Cara Produksi Kosmetika Yang
Baik (CPKB) dan hal ini tertuang dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.965/ MenKes/SK/XI/1992. Cara
Produksi Kosmetika Yang Baik (CPKB) merupakan cara
produksi kosmetika dengan pengawasan menyeluruh yang
meliputi aspek produksi dan pengendalian mutu untuk
menjamin produk jadi yang dihasilkan senantiasa memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan, aman dan bermanfaat
bagi pemakainya.
Izin produksi dibagi 2, yaitu:
1 Klorbutanol 0.5%
2 Heksamin 0,15%
3 Heksetidin 0,1 %
5 Thiomersal 0,007%
6 Triklorokarbon 0,2%
7 Triklosan 0,3%
Bahan yang diizinkan dalam kosmetika dan persyaratan
No Nama Bahan Kegunaan Max Penandaan Ket
alfanaftol
< 3 th
Klorida
7 Hidrokinon Pengoksida/warna 2%
Kuku
- pelurus rambut
(sampo) Jangan
kena
mata/kulit
yang luka
Kena mata
12 Tingtur Cabe 1%
Tabir surya yang diizinkan dengan persyaratan
1 Deoksibenzon 3%
2 Oksibenzon 6%
3 Lawson 0,25 %
5 PABA 15%
6 Sulisobenzon 10%
Bahan berbahaya
Berdasarkan Permenkes RI No.472/Menkes/Per/V/1996
tentang pengamanan bahan ber-bahaya bagi kesehatan, yang
dimaksud dengan bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia
dan biologi baik dalam bentuk tunggal maupun campuran
yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup
secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat
racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan
iritasi.
Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA
(Occupational Safety and Health of the United State
Government) adalah bahan yang karena sifat kimia
maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan
gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti
dan atau lingkungan. Contoh dan sifat bahan berbahaya
dapat dilihat pada table berikut ini
Sifat dan contoh bahan berbahaya
N Sifat Contoh
o
5 Korosif & Racun Amonium biflorida, Boron trichlorida, Fosfor (putih), Phenol, Xilenol
Nama : Irritant
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar
pada kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau
melalui inhalasi.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Corrosive
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Nama : Oxidizing
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi.
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau sungai yang mengalir ke laut.
Pelaporan
Badan usaha / perorangan yang mengelola bahan berbahaya
harus membuat laporan berkala setiap tiga bulan yang memuat
tentang penerimaan, penyaluran, dan penggunaan serta yang
berkaitan dengan kasus yang terjadi. Khusus terhadap importir
bahan berbahaya berupa boraks, formalin, merkuri, metanil
yellow, rhodamin B dan sianida dan garamnya harus segera
melaporkan pemasukan dan penerimaannya kepada Badan
POM selambat-lambatnya dua minggu setelah penerimaan
barang tersebut yang mendata tentang :
nama & alamat jelas pemesan / pengguna
jumlah bahan berbahaya yang diserahkan.
untuk keperluan apa bahan berbahaya tersebut digunakan serta
pada kemasan bahan berbahaya harus dicantumkan nama
importirnya.
ZAT WARNA TERTENTU YANG DINYATAKAN SEBAGAI
BAHAN BERBAHAYA
4. Pengawet (Preservative);
Digunakan untuk mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya terhadap
pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh : asam benzoat dan garamnya, etil parahidroksibenzoat,
metil parahidroksibenzoat, asam sorbat dan garamnya, sulfit,
nisin, nitrit, nitrat, asam propionat, lisozim hidroklorida
5. Perisai (Flavouring)
Digunakan untuk member rasa (flavor), kecuali rasa manis, asin dan
asam. Umumnya berupa preparat konsentrat dengan atau tanpa ajudan
perisa (flavouring adjunct). Dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :
a. Bahan baku aromatik alami
Berasal dari tumbuhan atau hewan yang cocok digunakan dalam
penyiapan/ pembuatan/ pengolahan perisai alami. Termasuk bahan
pangan, rempah-rempah, herbal dan sumber tumbuhan lainnya yang
tepat untuk aplikasi yang dimaksud
Contoh : bubuk bawang, bubuk cabe, irisan daun jeruk, potongan daun
salam, irisan jahe
b. Preparat perisai (Flavouring preparation)
Merupakan bahan yang diolah untuk memberikan citarasa. Diperoleh
melalui proses fisik, mikrobiologis, atau enzimatik suatu bahan
tumbuhan atau hewan dalam bentuk mentah atau produk olahan.
Contoh : ekstrak teh, paprika oleoresin, bubuk keju, ekstrak ragi,
minyak jeruk
3. Perisai asap
Diperoleh dari kayu keras termasuk serbuk gergaji, tempurung, dan
tanaman berkayu melalui proses pembakaran yang terkendali,
distilasi kering, atau perlakuan dengan uap yang sangat panas, dan
selanjutnya dikondensasi serta difraksinasi untuk mendapatkan
cita rasa yang diinginkan. yang tidak mengalami perlakuan dan
tidak terkontaminasi
7. Pengemulsi (Emulsifier);
Digunakan untuk membantu terbentuknya campuran yang homogen
dari dua atau lebih fase yang tidak tercampur seperti minyak dan air.
Contoh : lesitin, golongan gom (gom arab, gom kacang lokus, gom
trgacanth, gom karaya), gelatin, golongan laktat (natrium laktat,
kalsium laktat), natrium dihidrogen sitrat, dinatrium monohidrogen
sitrat, golongan alginat (asam alginat, natrium alginat, kalium alginat),
agar-agar, karagenan, gelatin, polisorbat, pektin,selulosa mikrokristal,
ester asam lemak dan laktat dari gliserol,
8. Garam pengemulsi (Emulsifying salt);
Digunakan untuk mendispersikan protein dalam keju sehingga
mencegah pemisahan lemak.
Contoh : natrium dihidrogen sitrat, trinatrium dihidrogen sitrat,
monokalium fosfat, dikalium fosfat, gelatin, dinatrium fosfat,
kalium polifosfat, ester asam lemak dan laktat dari gliserol, ester
asam lemak dan sitrat dari gliserol, natrium glukonat
9. Penstabil (Stabilizer);
Digunakan untuk menstabilkan sistem dispersi yang homogen
pada pangan.
Contoh : asam alginat, agar-agar, kalsium karbonat, kalsium
asetat, lesitin, natrium laktat, kalsium laktat, asam fumarat,
natrium dihidrogen sitrat, karagenan, gom kacang lokus, gom
tragakan, gom arab, gom karaya, gelatin, polisorbat, pektin,
selulosa mikrokristal, ester asam lemak dan laktat dari gliserol,
ester sukrosa asam lemak
10. Pengental (Thickener);
Digunakan untuk meningkatkan viskositas pangan.
Contoh : kalsium asetat, golongan alginate (kalium alginat, asam
alginat, natrium alginat, kalsium alginat), golongan laktat
(natrium laktat, kalsium laktat), golongan gom (gom kacang
lokus, gom tragakan, gom arab, gom karaya, gom gelan), gliserol,
gelatin, polisorbat, pektin, kalium klorida, kalsium klorida,
bromelain.
1. Perikemanusian
2. Adil dan merata
3. Pemberdayaan dan kemandirian
4. Pengutamaan dan manfaat
4 misi pembangunan kesehatan 2010