1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik , mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
2. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk
dana,tenaga,perbekalan kesehatan dan teknologi yang di manfaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang di lakukan oleh
pemerintah,pemerintah daerah, dan /atau masyarakat.
3. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang di perlukan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
4. Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat, obat tradisional,dan kosmetik.
5. Alat kesehatan adalah instrumen,aparatus,mesen dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang di gunakan untuk
mencegah,mendiognosis,menyembuhkan dan meringankan penyakit,merawat
orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,dan/atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
6. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kassehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
7. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang di
gunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehataikn,baik,promotif,preventif,kuratif maupun rehabilitatif yang di
lakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,dan/atau masyarakat.
8. Obat adalah bahan atau panduan bahan, termasuk produk biologi yang di
gunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patalogi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan,penyembuhan,pemulihan,peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia.
9. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan bahan mineral,sediaan serian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah di gunakan
untuk pengobatan, dan dapat di terapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
10. Teknologi kesehatan adalah segala bentukalat dan/atau metode yang di
tujukan untuk membantu menegakkan diagnosa,pencegahan,dan penenggan
permasalahan kesehatan manusia.
11. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan da/atau serangkaian kegiatan yang di
lakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memilihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyaki,peningkatan kesehatan,engobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan
oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
12. Pelayanan kesehatan promotif adalahsuatu kegiatandan/atau serengkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang
bersiifat promosi kesehatan.
13. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap
suatu masalah kesehatan/penyakit.
14. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pengobatan yang di tunjukan untuk penyembuhan
penyakit,pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit,atau
pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal
mungkin.
15. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkai kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat semaksimal mungkinsesuai dengan kemampuannya.
16. Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan
dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampiran turun
temurun secara empiris yang dapat di pertanggung jawabkandan diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak
balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat
dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan
dan persalinan.
A. Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya
untuk atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu
Indonesia Sehat 2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
b. Tujuan khusus
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.
1. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama
masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan
ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan
kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
1. Pertolongan Persalinan
2. Dukun bayi : Terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus. Sedangkan dukun bayi tidak terlatih ialah
dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi
yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih
dari 10 tahun
5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
2. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari
90 mmHg
4. Eklampsia
5. Pendarahan pervaginaan
14. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
4. Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir
Terdapat 6 indikator kinerja penilaian standar pelayanan minimal atau SPM untuk
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang wajib dilaksanakan yaitu : Cakupan
Kunjungan ibu hamil K4
Pengertian
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5T dengan frekuenasi
kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester 1 minimal 1 kali,
trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali.
Pemberian imunisasi TT
a) Pelayanan kesehatan ibu adalah pelayanan untuk menjaga kesehatan ibu agar
mampu melahirkan generasi sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian
ibu.
b) Upaya kesehatan ibu meliputi kegiatan peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan ibu.
b) Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai berusia 18 (delapan belas)
tahun.
c) Upaya pemeliharan kesehatan bayi dan menjadi tanggung jawab dan kewajiban
bersama bagi orang tua, keluarga, masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
d) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
e) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara
penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
f) Penyediaan fasilitas khusus pemberian air susu ibu diadakan di tempat kerja dan
tempat sarana umum.
g) Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
h) Standar pelayanan untuk menjaga kesehatan anak berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
i) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksnaan upaya
kesehatan bayi dan anak.
f) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis upaya kesehatan
remaja.
d) Pembentukan Tim Kelompok Kerja Tingkat Provinsi ditetapkan oleh Gubernur,
Tim Kelompok Kerja Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota, Tim
Kelompok Kerja Tingkat Kecamatan ditetapkan oleh Camat, dan Tim Pelaksana
Tingkat Desa/Kelurahan ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah.
f) Standar pelayanan untuk menjaga kesehatan lansia berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
g) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis upaya pemeliharaan
kesehatan lanjut usia.
a) Upaya pemeliharaan kesehatan difabel harus ditujukan untuk menjaga agar tetap
hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomis, dan bermartabat.
c) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis upaya pemeliharaan
kesehatan difabel.
A. Sehat Dimulai Sejak Dalam Kandungan Hingga Tutup Usia
a) Ibu Hamil
Ibu harus dalam kondisi fisik dan mental yang prima selama kehamilan
Periksa kehamilan minimal 3 kali dipetugas kesehatan
Makan bergizi seimbang, waspadai kehamilan yang beresiko dan kenali tanda
bahaya kehamilan
Keluarga harus selalu siaga menjaga ibu hamil.
c) . Usia Sekolah
Merapkan prilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun,
menjaga kebersihan, memeriksakanjantik nyamuk dan konsumsi makanan bergizi
seimbang
Gigi, mata dan telinga harus diperiksa agar belajar tidak terganggu
d) Usia Remaja
e) Dewasa
f) Lansia
Sadar ancaman penyakit semakin banyak, lansia harus bergaya hidup sehat.
Aktif dalam posbindu yang diadakan di masyarakat agar terhindar dari pikun
Menggunakan JKN untuk mengecek kesehatannya secara rutin.
Tidak sanggup berhenti merokok. Penderita tidak berhasil meski sering mencoba
berhenti merokok
Tetap merokok saat menderita. Pasien terus merokok meski sedang mengalami
gangguan paru-paru
Suasana hati memburuk. Seseorang yang mencoba berhenti merokok biasanya
akan merasa cemas, diare, gelisah, depresi, frustasi, insomnia, konstipasi, mudah
marah, dan sulit berkonsentrasi
Menghindari lingkungan bebas asap rokok. Penderita menghindari untuk
mengunjungai tempat-tempat bebas asap rokok, atau berhenti berkumpul bersama
orang-orang tertentu yang membuat penderita tidak dapat merokok.
c) Penyebab kecanduan nikotin
Beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami
kecanduan nikotin, diantaranya adalah :
- Usia : semakin muda usia seseorang saat mulai merokok, semakin besar
kemungkinannya menjadi perokok berat saat dewasa.
5. Defenisi Kematian
a) Mati klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafs spontan ) ditambah henti
sirkulasi (jantung) total dengan semua aktivitas di otak terhenti, tetapi tidak
ireversibel. Pada masa kematian inilah, pemulaian resusitasi dapat diikuti dengan
pemulihan semua fungsi sistem organ vital termaksud fungsi otak normal,
asalkan diberi terapi optimal.
b) Mati biologis adalah (kematian semua organ) selalu mengikuti mati klinis bila
tidak dilakukan resusitasi jantung paru (RPJ) atau bila upaya resusitasi
dihentikan. Mati biologis merupakan nekrotisasi semua jaringan , dimuali dengan
neuron otak yang menjadi nekrotik setelah kira-kira satu jam tanpa sirkulasi,
diikuti oleh jantung, ginjal, paru dan hati yang menjadi nekrotik selama beberapa
jam atau hari.
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara dua atau
lebih individu.
Menjelang ajal atau sakaratul maut adalah suatu keadaan dimana menurut akal sehat
tidak ada harapan lagi bagi klien untuk sembuh “terminal illings” (wolf/witzel/furngs.
1984 : 661).
b. Cara Komunikasi
1. Komunikasi Verbal
3. Gerakan Tangan
Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti. Gerakan tangan bisa
mengkomunikasikan macam-macam perasaan.
XIII. Humor
Teknik yang digunakan utnuk membantu mengurangi ketegangan dan rasa
sakit yang disebabkan oleh stress, dan meningkatkan keberhasilan perawat
dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.
XIV. Saran
Teknik yang bertujuan memberi alternative ide untuk pemecahan masalah.
e. Komunikasi Terminal
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak
ada harapan lagi untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu
penyakit atau suatu kecelakaan.
Kondisi Terminal adalah fase akhir kehidupan menjelang kematian yang dapat
berlangsung singkat atau panjang.
f. Tahap-tahap Menjelang Ajal
Pada tahun 1984, WHO menambahkan dimensi agama sebagai salah satu dari
4 pilar sehat jiwa, yaitu:
a. Agama,
b. Organobiologik,
c. Psiko-edukatif, dan
d. Sosial budaya.
3. Maslow
a. Persepsi Realitas yang akurat.
b. Menerima diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
c. Spontan.
d. Sederhana dan wajar.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan
sehat jiwa, jika:
Klien/Manusia
Keperawatan Kesehatan
Lingkungan
1. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
2. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang-kurangnya memuat
a. identitas pasien;
b. tanggal dan waktu;
e. Diagnosis
f. rencana penatalaksanaan;
3. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-
kurangnya memuat:
a. identitas pasien;
e. diagnosis:
f. rencana penatalaksanaan;
a. identitas pasien;
g. Diagnosis
i. ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan
rencana tindak lanjut;
j. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan;
k. sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pelayanan kesehatan lain; dan
- Administrative Value
- Legal Value
- Research value
- Education Value
- Documentary value
Informed consent (IC) adalah suatu proses penyampaian informasi secara relevan dan
eksplisit kepada pasien/subjek penelitian untuk memperoleh persetujuan medis
sebelum dilakukan suatu tindakan medis/pengobatan/partisipasi dalam penelitian.
Polindes adalah suatu tempat atau lembaga unit kegiatan bersama masyarakat
(UKBM) yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan
dari pembangunan kesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan anak
(AKI) dan keluarga berencana (KB) yang dikelolah oleh bidan desa (bides) bekerja
sama dengan dukun bayi dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat .
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Memperluas jangkuan , menigkatkan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA dan
KB kepada masyarakat
b. Tujuan khusus
Meningkatkan jangkauan pelayanan KB dan kesehatan keluarga
Meningkatkan pembinaan dukun bayi
Meningkatkan kesempatan konsultasi dan penyuluhan kesehatan bagi ibu dan
keluarga terutama pelayanan KIA,KB,Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan Diare
Meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap bayi dan balita dan kesehatan
lainnya oleh bidan desa yang berwenang.
4. Fungsi Polindes
Sebagai tempat pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
Sebagai tempat kosultasi, penyuluhan dan pendidikan bagi masyarakat,
Dukun bayi dan Kader.
5. Kegiatan Polindes
Pemeriksaan kehamilan, termaksud pemberian imunisasai pada ibu hamil ,
deteksi dini pada kehamilan
Menolong persalinan dan normal dan resiko sedang
Memberi pelayanan kesehatan pada ibu nifas dan menyusui
Memeberikan pelayanan pada neonatal, bayi, balita dan anak pra sekolah serta
imunisasi dasar lengkap
Mendeteksi dini dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan
persalinan yg resiko baik bagi ibu maupun pada bayi.
Menampung rujukan bagi bidan bayi maupun kader kesehatan
Merujuk kelianan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu
Melatih bidan desa dan kader
Mencatat dan melaporkan kegiatan yang dilaksanakan pada puskesmas.
6. Syarat Polindes
Tersedia bidan desa yang siap siaga di desa
Tersedia sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan
minimal untuk praktek bidan
Memenuhi persyaratan rumah sehat : air bersih, ventilasi, penerangan yang
cukup, pembuangan air limbah, pekarangan yang bersih, ukuran min. 3x4 m
Lokasi ditengan penduduk yang dapat dicapai oleh penduduk sekitarnya dan
mudah dijangkau oleh kendaraan roda empat.
Tersedianya tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dn perawatan post
partum, min 1 tempat tidur.
a) Pengertian poskesdes
Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan
dasar masyarakat desa.
Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya
masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela.
b. Tujuan poskesdes
Tujuan pokesdes antara lain:
a. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di
wilayah desanya
b. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan
bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular
dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB serta
factor- factor resikonya
d. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
e. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga professional kesehatan
f. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa
5. Fungsi poskesdes
a. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
b. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah
kesehatan
c. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan kepada
masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan
d. Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa
UKM Pengembangan :
Upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya bersifat inovatif atau
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja
dan potensi sumber daya yang tersedia di puskesmas.
- UKP adalah suatu kegiatan dan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
- Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal
balik baik horizontal maupun vertikal.
2. Dalam kondisi tertentu pada satu kecamatan dapat didirikan lebih dari satu
puskesmas
a. Karakteristik wilayahnya :
H. Akreditasi Puskesmas
1. Tidak terakreditasi
2. Terakreditasi Dasar
3. Terakreditasi Madya
4. Terakreditasi Utama
5. Terakreditasi Paripurna,
A. Pengertian posyandu adalah kegiatan yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk
masyarakat guna memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan bayi.
Posyandu berada disetiap desa atau kelurahan atau sebutan lainnya yang seuai, bila
diperlukan dan memiliki kemampuan , dimungkinkan untuk didirikan di RW, atau
sebutan lainnya yang sesuai.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penunjang percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKBA) diindonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan khuhus
Meningkatknya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKABA , AKB
Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelanggaraan poayandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, AKABA
Meningkatkan cangkupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar
E. Tingkatan Posyandu
1. Posyandu pratama : belum rutin, kader < 5
2. Posyandu madya : kegiatan 8 kali pertahun, kader 5 orang atau lebih, cakupam
kegiatan utama < 50%
3. Posyandu purnama : kegiatan 8 kali pertahun, kader 5 orang atau leih, cakupan
kegiatan > 50% + kegiatan lainnya
4. Posyandu mandiri : kegiatan 8 kali pertahun, kader 5 orang atau lebih, cakupan
kegiatan >50% + kegiatan tambahan, memperoleh sumber dana sehat yang
dikelolah masyarakat dan peserta > 50%
F. Penyelenggaraaan Posyandu
G. Meja Posyandu
1. Meja pertama : pendaftaran
2. Meja kedua : penimbangan
3. Meja ketiga : pencatatan hasil timbangan
4. Meja keempat : penyuluhan
5. Meja kelima : pelayanan kesehatan
H. Pemberian vitamin A
1. Vitamin A diberikan pada bulan Februari dan Agustus ( bulan Vit. A )
2. Dampak dari kekurangan Vit. A adalah Rentan pertumbuhan terhambat,
Gangguan dan kalainan pada mata dan gangguan terhadap penyakit Ispa,
Campak dan Diare.
3. Jenis Vitamin A yaitu
Kapsul biru : dosis nya mengandung 100.000 IU ( untuk umur 6-11
bulan )
Kapsul merah : dosisnya mengandung 200.000 UI (untuk umur 12-59
bulan )
4. PONED
1. Pengertian GSI
Adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bekerjasama dengan
pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan melalui berbagai
kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan AKI dan AKB ( 22
Desember 1996 ) didukung oleh aliansi pita putih ( white Ribbon Alliance )
adalah suatu aliansi yang ditujukan untuk mengenang semua wanita yang
meninggal karena kehamilan dan melahirkan .
4. Kegiatan GSI
a. Melakukan pendataan ibu hamil
b. Melaksanakan KIE
c. Menyediakan pondok sayang ibu
d. Menggalang dana bersalin
e. Menggalang donor darah
f. Menyediakan ambulance desa
g. Menyelenggarakan forum pertemuan teratur.
A. Pengertian suami siaga adalah kondisi kesiagaan suami dalam upaya memberikan
pertolongan dalam merencananakan dan menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas
istrinya.
Suami Siaga ( Siap, Antar , Jaga )
Siap :
Siap secara Fisik dan mental
Siapkan dana
Siapkan daftar bidan atau dokter atau rumah sakit
Siapkan pengetahuan
Antar :
Mengantar istri ke pelayanan kesehatan saat ANC dan jika ada tanda gejala
persalinan
Mengantarkan istri ketika merasakan ada tanda-tanda bahaya dan gejala
persalinan ( pastikan kendaraan siap pakai untuk keadaan darurat ).
Jaga :
Suami menjaga istri ketika hamil, bersalin, daan menghadapi persalinan
Menghindari 3T yaitu :
Terlambat mengambil keputusan
Terlambat ketempat pelayanan
Terlamat memperoleh pertolongan medis
B. Desa Siaga
1. Pengertian desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan sera kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan , kesehatan secara mandiri.
Desa yang dimaksud disini adlah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas- batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia .
2. Tujuan
A. Tujuan umum Desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat , peduli,
dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan diwilayahnya.
B. Tujuan khusus
1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan
2. Peningkatan kewaspadaan dan kesiap-siagaan masyarakat desa terhadap resiko
dan bahaya dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan ( bencana, wabah,
kegawatdaruratan dan sebagainya )
3. Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatkan kemampuan dan
kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri dibidang kesehatan .
1. Definisi IMD
IMD adalah bayi diberi kesempatan mulai (inisiasi) menyusu sendiri segera setelah
bayi lahir (dini) dengan meletakkan langsung bayi baru lahir di dada ibunya dan
membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan putting susu ibu untuk menyusu.
a. Bayi tetap hangat dengan berada di kulit ke kulit dengan ibu. Dada ibu
menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya
dengan kebutuhan bayi. Menurunkan risiko kematian karena hypothermia
(kedinginan).
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel
sehingga mengurangi pemakaian energy.
c. Risiko bayi dari infeksi berkurang karena kuman aman (bakteri) dari ibu mulai
menjajah kulit dan usus, dan mencegah kuman berbahaya.
d. Memberikan stimulus dini naluriah dan memberikan kehangatan, cinta,
keamanan, dan makanan. Hal ini juga memulai proses ikatan antara bayi dan
ibu.
e. Bau payudara merupakan stimulus kuat yang mendorong bayi kearah putting.
Kemampuan bayi dari penciuman berkembang dengan baik. Bau suatu zat yang
dikeluarkan oleh putting mirip dengan bau zat dalam cairan ketuban yang
mengelilingi bayi didalam Rahim.
f. Bayi mendapatkan kolostrum dari ASI pertama. Yaitu cairan berharga yang
kaya akan antibody (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting
untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan sangat muda, tidak siap
untuk mengolah asupan makanan.
g. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,
fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang
bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan
baik oleh usus bayi dan rawan mengakibatkan alergi.
h. Bayi yang menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI ekslusif dan
mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
a. Sentuhan dan proses menghisap bayi pada putting ibu akan merangsang
keluarnya oksitosin yang menyebabkan Rahim berkontraksi membantu
mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
b. Merangsang hormone lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan
mencintai bayi, lebih kuat menahan nyeri (karena hormone meningkatkan
ambang nyeri).
c. Memberikan stimulasi dini naluriah dan memberikan kehangatan, cinta yang
memulai proses ikatan antara ibu dan bayinya.
1. Definisi ASI Eksklusif
Adalah pemberian ASI saja kepada bayi sejak usia 0-6 bulan, tanpa penambahan
apapun, air juga tidak, benar-benar hanya ASI. Karena lambung bayi sangat kecil
dan ASI saja sudah memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi secara sempurna.
D. KEMENKES RI:
B. Kemenkes
Visi :
Misi :
TUJUAN STRATEGI
2) Meningkatnya perbaikan
pengelola BPJS kesehatan
6) Meningkatnya advokasi
kesehatan dan aksi lintas sektor
8) Meningkatnya pengelolaan
kedaruratan kesehatan masyarakat
c) integrasi,singkronisasi dan
simplifikasi sistem informasi kesehatan
pusat dan daerah termasukpenerapan
sistem sigle entry;
D. Nilai – nilai
1. Pro rakyat
Dalam menyelenggrakan pembangunan kesehatan, kementerian selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang
terbaik untuk rakyat. Diperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, ras agama dan status sosial ekonomi .
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua
pihak, karena pembangunan kesehatan tidak hanya melibatkan menteri
kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat
harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi
profesi, organisasi masyarakat, masyarakat madani, dan masyarakat
akar rumput .
3. Responsif
Dengan kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat
,serta tanggap dalam mengatasi permasalahan didaerah, situasi kondisi
setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai targeet
yang telah diterapkan dan bersifat efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatanharus bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel
E. SDGs
Secara garis besar SDGs 2045 berjalan dengan memperhatikan aspek penting
yang di lewati sebenarnya yang dilewati sebelumnya yakni MDGs 2030 di mana
di harapkan kaum millenial maupun berperan banyak dalam memajukan
perekonomian dunia dengan tetap mempertahankan aspek penting termasuk alam
dan mengunakan sumber daya yang ada secara maksimal yakni technology agar
tidak tertinggaal jauh dengan negara yang suda lebih maju.
Ket :
6. Syarat - yang harus dipenuhi untuk mendapatknan izin edar obat tradisional
adalah
a. Bahan yang digunakan memenuhi persyaratan kemanan dan mutu
b. Pembuatannya berdasarkan CPOTB atau Cara Pembuatan Obat Tradisional yang
Baik
c. Harus memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia dan persyaratan lain.
d. Obat ini memang berkhasiat , khususnya secara empiris, turun-temurun dan secara
ilmiah
e. Penandaan berisi informasi yang objektif , lengkap dan tidak menyesatkan .
a. Narkotika adalah suatau zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman , baik sintesis mauapun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
b. Golongan II
Fentanil
Hidromorfon
Morfin
Petidin
Sufentanil
Oksikodon
c. Golongan III
Kodein
Hidrokedeina
Buprenorfina
b. Psikotropika (UU No. 5 Tahun 1997) adalah zat atau obat baik alamiah maupun
sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
prilaku. ( Psikotropika hanya dapat digunakan untuk keoentingan pelayanan
kesehataan dan atau ilmu pengetahuan )
a. Golongan I
Brolamfetamina
Etisiklidina
Etriptamina
Katinona
Mekatinona
b. Golongan II
Amineptina
Metilfenidat
Sekobarbital
c. Golongan III
Amobarbital
Pentobarbital
Flunitrasefam
d. Golongan IV
Alprazolam
Diazepam
Fenobarbital
Klobazam
Flurasepam
Zolpidem
c. Prekursor (PP No. 44 tahun 2010 tentang Prekursoor ) adalah zat atau bahan
pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika dan
psikotropika
Prekursos tabel I
Acetic anhydride
N-Acetyanthranilic acid
Ephedrine
Ergometrine
Ergotamine
Isosafrole
Lysergic acid
3,4- Methylenedioxyphenyl-2propanone
Norephedrine
Piperonal
Potassium permanganat
Safrole
Prekursor tabel II
Acetone
Anthranilic acid
Ethyl ether
Hydrochloric acid
Methyl ethyl ketone
Phenylacetic acid
Piperidine
Sulphuric acid
Toluene
d. Obat-obat tertentu (OOT) diatur dalam perka BPOM No. 28 tahun 2018 tantang
pedoman pengelolahan obat-obatan tertentu yang disalahgunakan adalah obat -obat
yang bekerja disistem susunan saraf pusat selain narkotika dan psikotropika yang
pada penggunaan diatas dosis tetapi dapat menyebabkan ketergantungan dan
perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
Contoh dari OOT adalah :
1. Tramadol
2. Triheksipenidil
3. Klorpromazim
4. Amitriptilin
5. Haloperidol
6. Dektrometorfan.
a. Vitamin B1 (Thiamine )
Berfungsi membantu sel tubuh menghasilkan energi, kesehatan jantung, serta
metabolisme karbohidrat
b. Vitamin B2 (Riboflavin)
Berfungsi melindungi tubuh dari penyakit kanker, mencegah migrain, serta
katarakk
c. Vitamin B3(Niacin )
Bermanfaat untuk melepaskan energi dari zat-zat nutrien, membantu
menurunkan kadar bagi aktivitas kelenjar adrenal,terutama dalam proses
pembentukkan hormon
e. Vitamin B6 (pyridoxine)
Membantu produksi sel darah merah dan meringankan gejala hipertensi (darah
tinggi, asma serta PMS.
f. Vitamin 7 (Biotin)
Bermanfaat dalam pelepasan energi dari karbohidrat, pembentukkan kuku,
serta rambut
0 – 24 jam Hepatitis B
9 bulan Campak
Catatan:
Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi < 24 jam pasca
persalinan, dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam sebelumnya, khusus
daerah dengan akses sulit, pemberian Hepatitis B masih diperkenankan sampai <
7 hari.
Bayi lahir di Institusi RS, Klinik, dan Bidan Praktik Swasta, Imunisasi BCG dan
Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.
Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapat diberikan sampai
usia < 1 tahun tanpa perlu melakukan tes mantoux.
Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HB-Hib 1, DPT-HB-Hib 2, DPT-
HB-Hib 3 dengan jadwal dan interval sebagaimana Tabel 1, maka dinyatakan
mempunyai status Imunisasi T2
Imunisasi lanjutan
Imunisasi ulangan dasar untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk
memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan imunisasi
dasar .
Catatan:
Campak Agustus
Kelas 1 SD
DT November
Kelas 2 SD Td November
Kelas 5 SD Td November
Catatan:
Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap Imunisasi dasar dan Imunisasi
lanjutan DPT-HB-Hib serta mendapatkan Imunisasi DT dan Td dinyatakan
mempunyai status Imunisasi T5.
T1 - -
Catatan:
b. Imunisasi pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termaksud dalam imunisasi
program namun dapat diberikan pada bayi, anak, dan dewasa sesuai dengan
kebutuhannya.
a. Pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh pneumokokus;
b. Diare yang disebabkan oleh rotavirus;
c. Influenza;
d. Cacar air (varisela);
e. Gondongan (mumps);
f. Campak jerman (rubela);
g. Demam tifoid;
h. Hepatitis A;
i. Kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human Papillomavirus;
j. Japanese Enchephalitis;
k. Herpes zoster;
l. Hepatitis B pada dewasa; dan Demam berdarah (DBD)
Polio 2 Minggu
IPV 4 Minggu
Cantumkan tanggal pertama
DT 4 Minggu
kali vaksin digunakan
Td 4 Minggu
DPT-HB-Hib 4 Minggu
BCG 3 Jam
Cantumkan waktu vaksin
dilarutkan
Campak 6 Jam
3. Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang
sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau
berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein
rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit
tertentu.
Suhu penyimpanan Vaksin
DPT-HB-
Hib
BCG
CAMPAK
Td
IPV
Hepatitis B Suhu
ruangan
1. Visi BKKBN
Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas
2. Misi BKKBN
Mangarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan
Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Memfasilitasi Pembangunan Keluarga
Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolahan
Kependudukan, keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara
konsisten.
3. Nilai BKKBN
a. Peegertian KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan bantua sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
b. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan Ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
c. Tujuan Khuhus
Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
Meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran.
5. Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN meliputi :
Menurunnya laju pertumbuhan penduduk (LPP)
Menurunnya angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun )
Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)
Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need )
Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR
15-19 tahun )
Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-19
tahun )
6. Jenis-jenis akseptor KB
a. Kontrasepsi jangka Pendek
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan yang istrinya berumur 15-
19 tahun
Pesertaan aktif KB adalah akseptor yang pada saat ini sedang memakai
alat dan obat kontrasepsi (alokon ) untuk menjarangkan kehamilan atau
mengakhiri kesuburan dan masih terlindung oleh kontrasepsi.
Contraseptive prevalence Rate (CPR) adalah presentase cakupan peserta
KB aktif dibandingkan dengan jumlah PUS di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Total Fertility Rate /TFR (angka kelahiran total ) adalahrata-rata
banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh seorang wanita selama masa
reproduksi.
Unmet need adalah pasangan usia subur yang tidak ingin punya ank lagi
atau yang ingin menjarangkan kelahiran, tetapi tidak menggunakan
kontrsepsi.
C. FORTIFIKASI MAKANAN
Adalah proses penambahan mikronutrien ( vitamin dan unsur renik essesnsial )
pada makanan.
IMT= KG
TB2
KET :
Terdiri atas :
1. Zat Adiktif Pangan
2. Zat Adiktif non Pangan
2. - Pewarna
pewarna ( mengandung makanan
residu logam berat ), terdiri
atas :
- Meningkatkan Hiperaktif
a. Tantazin anak
b. Sanset yellow - Kerusakan hormone
c. Pouncequ 4R - Anemia
d. Carmoisine
- Kanker hati dan alergi
3. e. Quinolone yellow
- Hipertropy, hyperplasia,
carcinoma, kelenjar
Pengawet Tyroid
A. Natamysin
Pemanis Buatan
a. Aspartam
- Kontraindikasi untuk
penderita kelemahan
mental dapat
b. Sakarin menyebabkan Kerusakan
otak dan cacat mental
c. Dulsin - Tumor kandung kemih, paru,
d. Siklamat hati, dan limpa
- Dilarang oleh BPOM
- Sakit perut, diare, demam,
sakit kepala ( jangka
pendek )
- Kanker, gangguan saraf,
gangguan fungsi hati,
iritasi lambung, perubahan
fungsi sel ( jangka panjang
)
b. Formalin
Senyawa formaldehida dapat merusak organ
c. Pewarna textil
Banyak residu logam berat contohnya : Brown FG, Orange G,
Methanil yellow dan Rhodamin B ( dilarang oleh KEMENKES )
Pewarna ini biasa terdapat pada kerupuk, sambal botol, dan sirup.
3.Zat Besi
Ibu dan bayi tidak anemia
G.BPOM
a. Memiliki 5 system yaitu :
1.Standarisasi
2.Penilaian
3.Pengawasan
4.Pengujian leb
5.Penegakan hokum
b.Arah kebijakan
1.Penguatan system pengawasan obat
2.Peningkatan pembinaan dan bimbingan pada sector terkait
3.Peningkatan kerja sama, komunikasi, informasi, dan edukasi public
4.Penguatan kapasitas kelembagaan pengawasan obat dan makanan melalui
penataan struktur yang kaya dengan fungsi.
c. Syarat pengemasan
1.Tidak ada toksin
2.Biaya rendah
3.Harus cocok degan bahan yang dikemas
4.Kemudahan pembuangan kemasan bekas
5.Harus menjamin sanitasi dan syarat2 kesehatan
6.Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi
7.Ukuran, berat, dan bentuk harus sesuai
8.Syarat2 khusus kemasan yang baik
PROMKES
A. PENGERTIAN
Sasaran Primer
Sasaran Sekunder
Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang
berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber
daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:
1. Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang tidak
merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya
PHBS dan kesehatan masyarakat.
2. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang
dapat mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat
dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada
umumnya.
1. Pemberdayaan
adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga
atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan
mampu mempraktikkan PHBS.
Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan
bagian yang sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung
tombak. Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada
individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu
klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau
menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek
practice). Oleh sebab itu, sesuai dengan sasaran (klien)nya dapat
dibedakan adanya ;
a. pemberdayaan individu,
b. pemberdayaan keluarga dan
c. pemberdayaan kelompok/masyarakat.
2. Bina suasana
Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku
yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan
sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada (keluarga di
rumah, organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/ karyawan, orang-
orang yang menjadi panutan/idola, kelompok arisan, majelis agama dan
lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung
perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses
pemberdayaan, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari
fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana.
Terdapat tiga kategori proses bina suasana, yaitu
(a) bina suasana individu,
(b) bina suasana kelompok dan
(c) bina suasana publik.
3. advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokoh-tokoh
masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan sebagai
narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau
penyandang dana. Juga berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat dan
media massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana kondusif,
opini publik dan dorongan (pressure) bagi terciptanya PHBS masyarakat.
Advokasi merupakan upaya untuk menyukseskan bina suasana dan
pemberdayaan atau proses pembinaan PHBS secara umum.
4. Kemitraan
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina
suasana dan advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan
dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu digalang antar individu,
keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang terkait dengan urusan
kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat, media massa dan
lain-lain. Kemitraan harus berlandaskan pada tiga prinsip dasar, yaitu
(a) kesetaraan,
(b) keterbukaan dan
(c) saling menguntungkan.
D. PELAKSANA PROMOSI KESEHATAN
Organisasi Profesi Perawat dibentuk sebagai satu wadah yang menghimpun Perawat
secara nasional dan berbadan hukum.
Organisasi Profesi Perawat bertujuan untuk:
a. meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,
martabat, dan etika profesi Perawat; dan
b. mempersatukan dan memberdayakan Perawat dalam rangka menunjang
pembangunan kesehatan.
KOLEGIUM KEPERAWATAN
KONSIL KEPERAWATAN
I. KESEHATAN LINGKUNGAN
Air bersih adalah airdigunakan untuk keperluan sehari-hari yang memenuhi standar
kualitas dan dapat diminum dan aman bagi kesehatan yang mengkonsumsinya .
persyaratan yang menggambarkan tentang mutu dan kualitas air baku air bersih, yang
meliputi :
1. Syarat Fisik
Cukup yodium
Mengolah sampah yang baik dan benar secara rutin merupakan salah satu cara dapat
menjaga lingkungan agar tetap bersih dan tidak terjadi banjir. Dengan mengolah
sampah yang baik dan benarpun dpat membantu mengurangi timbulnya wbah
penyakit. ada beberapa jenis pengolahan sampah yang dapat digunakan untuk
mengolah sampah , diantaranya :
Sampah biolgi, basah atau organik dapat dijadikan kompor dengan cara menimbun
sampah tersebut didalam tanha untuk jangka waktu tertentu hingga membusuk.
2. Landfiil
Jenis pengolahan ini adalah yang paling mudah karena hanya membuang dan
menumpuk sampah ditanah yang rendah pada area terbuka.
3. Sanitary landfiil
Mirip dengan metode landfiil namun sampah tersebut ditutup di uruk tanah. Cara ini
biasanya menggunakan alat-alat berat dengan harga yang cukup mahal.
Sampah yang berupa buah- buahan dan sayur- sayuran yang belum sepenuhnya rusak
dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikembang biakan .
biasanya , sampah sayur dan buah banyak dijumpai dipasar-pasar tradisional yang
berdasarkan dimana-mana
5. Pulverisation
6. Inceneration / incenerator
Jenis pengolahan ini merupakan pembakaran sampah baik dan cara sederhana maupun
moderen secara massal. Teknologi memungkinkan hasil energi pembakaran diubah
menjadi energi listrik.
1. Sampah organik
Sampah organik merupakan sampah yang bisa terurai atau diolah menjadi pupuk
kompos. Jenis sampah yang dianggap sebagai organik mencakup sisa makanan, daun
kering , sayur, dll
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang sulit untuk membusuk dan tidak bisa terurai.
Jika diolah dengan baik, maka sampah ini bisa merusak ekosistem hewan dan
manusia. Namun, keberadaan sampah ini bisa diakali dengan cara didaur ulang.
Contoh sampah anorganik meliputi : Plastik, karton, logam, dan dll
3. Sampah B3
Sampah jenis ini biasanya merupakan sisa dari pengolahan bahan kimia yang
berbahaya. Jenis sampah B3 sendiri meliputi :
Sumber tidak spesifik : limbah yang berasal dari kegiatan pemeliharaan alat,
pelarutan kerak,mencuci, dll
Sumber spesifik : limbah yang berasal dari proses industri (kegiatan utama).
Sumber lain : limbah yang berasal dari sumber tak terduga seperti produk yang
kadaluwarsa, sisa kemasan , dan baungan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi.
1. Replace (mengganti)
Usahakan untuk menggunakan barang ramah lingkungan yang bisa digunakan lebih
dari sekali pemakaian . hal ini bisa dilakukan dengan cara sederhana seperti : ganti
kantong gresek dengan tas belanja, hindari penggunaan styrofoam
2. Reduce ( mengurangi)
Mulailah untuk mengurangi produk sampah yang dihasilkan oleh diri sendiri. Untuk
melakukannya , kamu bisa mempraktikkan cara berikut :
Kamu ternyata bisa menggunakan kembali barang yang sudah tidak terpakai,
contohnya adalah :
Teknologi dan penanganan yang khusus dibutuhkan untuk mendaur ulang sampah
tertentu.
Limbah medis merupakan salah satu tantangan terbesar sehari-hari yang dihadapi oleh
penyedia layanan kesehatan. Berikut ini kategori limbah medis yang paling umum
sebagaimana di identifikasi oleh WHO yaitu :
1. Benda Tajam . limbah jenis ini meliputi segala sesuatu yang dapat ampul, staples,
dan kabel.
2. Limbah menular. Apapun yang menular atau berpotensi menular masuk dalam
kategori ini, termaksud tissue, tinja, peralatan, dan kultur laboratorium.
3. Radioaktif . limbah jenis ini umumnya cairan radioterapi yang tidak digunakan atau
cairan penelitian laboratorium. Itu juga dapat terdiri dari gelas atau persediaan lain
yang terkontaminasi masuk dalam kategori limbah ini .
4. Patologi . cairan manusia, jaringan, darah, bagian tubuh, ciran tubuh, dn bangkai
hewan yang terkontaminasi masuk dalam kategori limbah ini.
5. Obat-obatan . pengelompokkan ini mencakup semua vaksin dan obat yang tidak
digunakan, kadaluwarsa, dan / atau terkontaminasi, seperti antibiotik, injeksi, dan pil.
7. Limbah genotoksik. Ini adalah bentuk limbah medis yang sangat berbahaya bersifat
karsinogenik, teratogenik, atau mutagenik. Ini dapat termaksud obat sitotoksik yang
dimaksud untuk digunakan dalam pengobatan kanker.
K. RUMAH SAKIT ( UNDANG -UNDANG NO.44 TAHUN 2009)
Rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya
manusia, kefarmasian, dan peralatan.
Rumah sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Swasta
Prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dapat meliputi:
a. Instalasi air;
b. Instalasi mekanikal dan elektrikal;
c. Instalasi gas medik;
d. Instalasi uap;
e. Instalasi pengelolaan limbah;
f. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
g. Petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat;
h. Instalasi tata udara;
i. Sistem informasi dan komunikasi; dan Ambulan
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah
Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
a. Rumah sakit Umum : semua bidang dan jenis penyakit
b. Rumah sakit Khusus : disiplin ilmu, golongan umur, organ , jenis penyakit atau
kekhususan lainnya.
Berdasarkan jenis pengelolahannya rumah sakit dikategorikan menjadi rumah sakit
Publik dan Rumah Sakit Privat
a. Rumah Sakit Publik : Rumah sakit yang dikelolah pemerintah, pemerintah
daerah, dan badan hukum yang bersifat Nirlaba
b. Rumah Sakit Privat : Rumah sakit yang dikelolah badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.
Masalah keperawatan
masalah Ciri khas
Bersihan jalan nafas tidak efektif Ada suara nafas tambahan seperti ronchi,
wheezing, dll.
Ada sekret / dahak/ ada batuk
Pola nafas tidak efektif Pola nafas tidak normal (takipnea, bradibnea,
hiperventilasi, kusmaul)
Ada retraksi dinding dada pernapasan cuping
hidung
Gangguan pertukaran Gas Ada dispnea, hiperkapnea, ada AGD
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Penurunan nafsu makan, porsi makan tidak
kebutuhan tubuh habis. Penurunan berat badan
Resiko ketidakstabilan glukosa darah Kadar GDS tidak stabil seringkali > 300
Kerusakan integritas kulit
Defisit volume cairan Turgor kulit buruk, crt >3 detik,bibir kering,
mata cowong, lemas balance cairan (-)
Kelebihan volume cairan Penambahan burat badan, edema, asites,
balance cairan (+)
Gangguan eliminasi urine Adanya poliuri,
anuria,nocturia,inkontinensia urine
Penurunan cardiac output Perubahan frekuensi dan irama jantung,
perubahan kontratitas jantung , perubahan
volume sekuncup, perubahan after load dan
pre load perubahan EKG
Intoleransi aktivitas Kelelahan ketika hbis beraktivitas ,
kelemahan umum adanya respon tekanan
darah abnormal terhadap aktivitas
Ketidakefektifan perfusi jaringan Penurunan fungsi perifer, perubahan fungsi
perifer motorik CRT> 3 detik, warna kulit pucat.
EPIDEMIOLOGI
Faktor Host
Faktor Agent
Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan
Gizi: kurang gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi
Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen
Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran
Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing
Faktor Environment
Karakteristik Host
Karakteristik Agent
Karakteristik Environment
Portal of entry: pintu masuknya Agent kedalam Host contoh: oral, kulit, nafas,
kemih
Portal of exit: pintu keluarnya Agent dari Host contoh: nafas, anal, darah,
cairan tubuh
Transmisi: vektornya?
Bagaimana preventifnya?
Cuci tangan sebelum makan
Menolong partus memakai sarung tangan
Jangan meludah sembarang tempat
Endemis: penyakit yang menetap pada suatu tempat, populasi dan masyarakat
tertentu (minimal 3 tahun berturut-turut)
Epidemi: terjadi peningkatkan penyakit melebihi normal (2 x lipat
sebelumnya) di masyarakat wabah
Pandemi: epidemi yang terjadi pada daerah yang sangat luas (mendunia)
2. ANGKA KEMATIAN KASAR, FERTILITY RATE, AKI, ANGKA
KELAHIRAN, PERTAMBAHAN PENDUDUK
Di mana:
Menurut Wardiyatmoko angka kelahiran kasar (CBR) dalam kurun waktu 2000 -
2005 kurang lebih sebesar 29. Dibandingkan dengan CBR Asia 25, Thailand 28,
Malaysia 27, dan Singapura 25 maka CBR Indonesia masih relatif tinggi.
Angka Kematian
Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar atau Crude Death Rate (CDR) menunjukkan jumlah
kematian setiap 1.000 pendduk dalam setahun. Angka kematian kasar terdiri
atas tiga golongan, yaitu:
a. Golongan rendah, apabila jumlah mortalitasnya kurang dari 13.
b. Golongan sedang, apabila jumlah mortalitasnya antara 14 - 18.
c. Golongan tinggi, apabila jumlah mortalitasnya lebih dari 18.
Di mana:
CDR = M/P*1000
M = jumlah kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Berdasarkan definisi dari mean adalah jumlah seluruh data dibagi dengan banyaknya
data. Dengan kata lain jika kita memiliki N data sebagai berikut maka mean data
tersebut dapat kita tuliskan sebagai berikut :
Dimana:
x = data ke n
x bar = x rata-rata = nilai rata-rata sampel
n = banyaknya data
Bisa juga Menghitung mean
Median
Median menentukan letak tengah data setelah data disusun menurut urutan nilainya.
Bisa juga nilai tengah dari data-data yang terurut. Simbol untuk median adalah Me.
Dengan median Me, maka 50% dari banyak data nilainya paling tinggi sama dengan
Me, dan 50% dari banyak data nilainya paling rendah sama dengan Me. Dalam
mencari median, dibedakan untuk banyak data ganjil dan banyak data genap. Untuk
banyak data ganjil, setelah data disusun menurut nilainya, maka median Me adalah
data yang terletak tepat di tengah. Median bisa dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut:
variansi merupakan salah satu ukuran sebaran yang paling sering digunakan dalam
berbagai analisis statistika. Standar deviasi merupakan akar kuadrat positif dari
variansi. Secara umum, variansi dirumuskun sabagai :
Contoh:
Dari lima kali kuiz statistika, seorang mahasiswa memperoleh nilai 82, 93, 86, 92, dan
79. Tentukan median populasi ini.
Dimana :
Bak = batas kelas atas median
c = lebar kelas
s’ = selisih antara nomor frekuensi median dengan frekuensi kumulatif sampai kelas
median
fM = frekuensi kelas median
Sebelum menggunakan kedua rumus di atas, terlebih dahulu harus ditentukan kelas
yang menjadi kelas median. Kelas median adalah kelas yang memuat nomor frekuensi
median, dan nomor frekuensi median ini ditentukan dengan membagi keseluruhan
data dengan dua.
Modus
Modus adalah nilai yang sering muncul. Jika kita tertarik pada data frekuensi, jumlah
dari suatu nilai dari kumpulan data, maka kita menggunakan modus. Modus sangat
baik bila digunakan untuk data yang memiliki sekala kategorik yaitu nominal atau
ordinal.
Sedangkan data ordinal adalah data kategorik yang bisa diurutkan, misalnya kita
menanyakan kepada 100 orang tentang kebiasaan untuk mencuci kaki sebelum tidur,
dengan pilihan jawaban: selalu (5), sering (4), kadang-kadang(3), jarang (2), tidak
pernah (1). Apabila kita ingin melihat ukuran pemusatannya lebih baik menggunakan
modus yaitu yaitu jawaban yang paling banyak dipilih, misalnya sering (2). Berarti
sebagian besar orang dari 100 orang yang ditanyakan menjawab sering mencuci kaki
sebelum tidur. Inilah cara menghitung modus:
1. Data yang belum dikelompokkan
Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki
frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.
2. Data yang telah dikelompokkan
Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:
Dengan : Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval
kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
Contoh:
Sumbangan dari warga Bogor pada hari Palang Merah Nasional tercatat sebagai
berikut: Rp 9.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 9.000, Rp 9.000, Rp 7.000, Rp 8.000, Rp
6.000, Rp 10.000, Rp 11.000. Maka modusnya, yaitu nilai yang terjadi dengan
frekuensi paling tinggi, adalah Rp 9.000.
Dari dua belas pelajar sekolah lanjutan tingkat atas yang diambil secara acak dicatat
berapa kali mereka menonton film selama sebulan lalu. Data yang diperoleh adalah 2,
0, 3, 1, 2, 4, 2, 5, 4, 0, 1 dan 4. Dalam kasus ini terdapat dua modu, yaitu 2 dan 4,
karena 2 dan 4 terdapat dengan frekuensi tertinggi. Distribusi demikian dikatakan
bimodus.
Standar defiasi
Standar Deviasi dan Varians Salah satu teknik statistik yg digunakan untuk
menjelaskan homogenitas kelompok. Varians merupakan jumlah kuadrat semua
deviasi nilai-nilai individual thd rata-rata kelompok. Sedangkan akar dari varians
disebut dengan standar deviasi atau simpangan baku.
Standar Deviasi dan Varians Simpangan baku merupakan variasi sebaran data.
Semakin kecil nilai sebarannya berarti variasi nilai data makin sama Jika sebarannya
bernilai 0, maka nilai semua datanya adalah sama. Semakin besar nilai sebarannya
berarti data semakin bervariasi.
Dimana:
x = data ke n
x bar = x rata-rata = nilai rata-rata sampel
n = banyaknya data
variansi merupakan salah satu ukuran sebaran yang paling sering digunakan dalam
berbagai analisis statistika. Standar deviasi merupakan akar kuadrat positif dari
variansi. Secara umum, variansi dirumuskun sabagai :
Jika kita memiliki n observasi yaitu X1,X2,….Xn, dan diketahui Xbar adalah rata-rata
sampel yang dimiliki, maka variansi dapat dihitung sebagai :
Contoh:
Jika dimiliki data : 210, 340, 525, 450, 275
Rate adalah perbandingan antara suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang
mempunyai risiko kejadian tersebut, menyangkut interval waktu tertentu.
Rate untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian dalam suatu populasi
masyarakat tertentu. Contohnya, penyakit campak berisiko pada balita dan penyakit
cancer servik berisiko pada wanita.
Rate = X x K
Y
X : Jumlah kejadian tertentu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Incidence rate adalah frekuensi penyakit atau kasus baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat atau wilayah atau negara pada waktu tertentu (umumnya 1
tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
tersebut.
Incidence Rate (IR) = Jumlah kasus baru pada periode waktu tertentu x K
Jumlah populasi berisiko pada waktu yang sama
Manfaat Incidence rate :
PREVALENSI Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada
perhitungan angka prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa
memperhitungkan orang / penduduk yang kebal atau penduduk dengan resiko
(Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya
bukan suatu rate yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit
juga dimasukkan dalam perhitungan.
Prevalens tergantung pada 2 faktor :
Berapa banyak orang jumlah orang yang telah sakit
Durasi/lamanya penyakit
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
1). Period Prevalen Rate
Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka
waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk
penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan
Kelainan Jiwa.
Rumus :
Periode Prevalen Rate=jml penderita lama & baru : jml penduduk pertengahan x
XK