Anda di halaman 1dari 17

“KONSEP PELAYANAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK DI


MASYARAKAT“

KESEHATAN MASYARAKAT
KELOMPOK 1
1. AINNISA IBRAHIM HAMID
2. ARI MARIANA ABUK NAHAK
3. AGITA ANGGREINI D.J. LOPES
4. MARLINA LIDIA FRAGA
5. BOY MARGARITA MALAIPADA
APA ITU PELAYANAN
KESEHATAN ?
pelayanan kesehatan menurut Pohan
(2007) merupakan suatu alat organisasi untuk
menjabarkan mutu layanan kesehatan kedalam Sedangkan menurut Notoadmodjo
terminologi operasional, sehingga semua
orang yang terlibat dalam layanan kesehatan (2010) mengatakan bahwa
akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, pelayanan kesehatan adalah tempat
penyedia layanan kesehatan, penunjang atau sarana yang digunakan untuk
layanan kesehatan ataupun manajemen
organisasi layanan kesehatan, dan akan menyelenggarakan upaya
bertanggung gugat dalam melaksanakan tugas kesehatan.
dan perannya masing-masing.
DAMPAK KORUPSI
Korupsi sangat berdampak negatif pada kehidupan masyarakat sekitar.
Adapun dampak korupsi yang terlihat secara langsung dan tidak langsung adalah
sebagai berikut :
• Kenaikan harga-harga barang akibat anggaran APBN yang dikorupsi
• Bertambahnya rakyat miskin dikarenakan uang tunjangan bagi rakyat miskin
yang seharusnya disalurkan dikorupsi.
• Mahalnya biaya yang harus rakyat keluarkan untuk mendapatkan layanan dasar
seperti pendidikan dan kesehatan yang seharusnya bersubsidi.
• Kesenjangan pendapatan semakin tinggi.
• Banyaknya rkyat yang di PHK akibat perusahaan kecil tempat mereka kerja
gulung tikar akibat dana investasinya dikorupsi.
UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK ?
Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah
upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah
tttigtjggk
tujuan program KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan
derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya
untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan
mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada
peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga
kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan)
dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
PELAYA NAN DAN JENIS INDIKATOR KIA
1. Pelayanan antenatal :
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai
dengan standar pelayanan antenatal. Standar “10 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
• Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
• Ukur Tekanan darah
• Skrining Pemberian Imunisasi TT lengkap
• Ukur Tinggi fundus uteri
• Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
• Penilaian status gizi
• Menentukan presentase janin dan DJJ janin
• Pemeriksaan laboratorium
• Tata laksana kasus dan konseling
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 8 kali selama kehamilan dengan
ketentuan waktu minimal 3 kali pada triwulan pertama, minimal 2 kali pada triwulan kedua,
dan minimal 3 kali pada triwulan ketiga.
LANJUTAN
2. Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada
masyarakat :
• Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan, pembantu bidan dan perawat.
• Dukun bayi : Terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan
latihan tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
• Tidak terlatih ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh
tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum
dinyatakan lulus.
• Deteksi dini ibu hamil berisiko :
Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi . Risiko tinggi pada
kehamilan meliputi :
• Hb kurang dari 8 gram %
• Tekanan
  darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90
mmHg
• Oedema yang nyata
• Eklampsia
• Perdarahan pervaginam
• Ketuban pecah dini
• Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
• Letak sungsang pada primigravida
• Infeksi berat atau sepsis
• Persalinan premature
• Kehamilan ganda
• Janin yang besar
• Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung, paru, ginjal.
Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
Risiko tinggi pada neonatal meliputi :

• BBLR
  atau berat lahir kurang dari 2500 gram
• Bayi dengan tetanus neonatorum
• Bayi baru lahir dengan asfiksia
• Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir
• Bayi baru lahir dengan sepsis
• Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram
• Bayi preterm dan post term
• Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
• Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.
MANAJEMEN KEGIATAN KIA
Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk
pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk
motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang
terikat dan dipergunakan untuk pemamtauan
program KIA secara teknis maupun non teknis
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan
teknis dan non teknis, yaitu :
1. Indikator Pemantauan Teknis : Indikator ini digunakan oleh para
pengelola program dalam lingkungan kesehatan yang terdiri dari :
• Indikator Akses
• Indikator Cakupan Ibu Hamil
• Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
• Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
• Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
• Indikator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis :
Indikator ini dimaksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun
masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di
mengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini
dipergunakan dalam berbagai tingkat administrasi
Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administradi, yaitu :
• Indikator pemerataan pelayanan KIA
• Indikator efektivitas pelayanan KIA :
1. Advokasi
STRATEGI PROGRAM KIA
Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders)
dalam pelayanan KIA.
2. Bina Suasana
Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan sosial,
baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok
untuk mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan
upaya peningkatan KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina
suasana salah satunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-
kelompok potensial, seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok opini dan media
massa. Bina suasana perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian target program
KIA.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan
kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat dalam mencegah dan
mengatasi masalah KIA. Melalui kegiatan ini, masyarakat
diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan
berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.
4. Kemitraan
Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal
antara individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau
organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan
swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan
KIA di masyarakat.
Thankyouuuu

Anda mungkin juga menyukai