Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK

Disusun Oleh:

Mega Agustianti Harsi


P07120319035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN JAYAPURA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
KEPERAWATAN
MERAUKE
2021
1. Pengertian
Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah. Dalam KIA keluarga mempunyai peran yang besar
dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-
tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu.
Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-
anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang
tua terutama ibunya. (Asfryati, 2003)

2. Tujuan
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Sedangkan
tujuan khusus program KIA adalah :
1) Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan
sebagainya.
2) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri
di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita
serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3) Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
4) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki,
bayi dan anak balita.
5) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, melalui
peningkatan peran ibu dan keluarganya.
3. Prinsip Pengelolaan Program KIA
Prinsip Pengelolaan Program KIA Prinsip pengelolaan Program KIA adalah
memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok:
1) Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang
baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2) Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur
3) Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukung bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus-menerus.
4) Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1 bulan) dengan mutu
yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.

4. Pelayanan dan Jenis Indikator KIA


Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat :
a. Tenaga profesional : Dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu
bidan dan perawat.
b. Dukun bayi : Terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus. Tidak terlatih ialah dukun bayi yang belum pernah
dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum
dinyatakan lulus.
c. Deteksi dini ibu hamil berisiko : Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :
- Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Anak lebih dari 4
- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih
dari 10 tahun
- Tinggi badan kurang dari 145 cm
- Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
- Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
kengenital
- Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul

Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risiko tinggi pada
kehamilan meliputi :

- Hb kurang dari 8 gram %


- Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih
dari 90 mmHg
- Oedema yang nyata
- Eklampsia
- Perdarahan pervaginaan
- Ketuban pecah dini
- Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
- Letak sungsang pada primigravida
- Infeksi berat atau sepsis
- Persalinan premature
- Kehamilan ganda
- Janin yang besar
- Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung, paru, ginjal.
- Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan

Risiko tinggi pada neonatal meliputi :

- BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram


- Bayi dengan tetanus neonatorum
- Bayi baru lahir dengan asfiksi
- Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir
- Bayi baru lahir dengan sepsis
- Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram
- Bayi preterm dan post term
- Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
- Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan
d. Indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi terdapat 6 indikator kinerja penilaian
standar pelayanan minimal atau SPM untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang
wajib dilaksanakan yaitu :
a) Cakupan Kunjungan ibu hamil K4
Pengertian Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar
5T dengan frekuenasi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat
trimester 1 minimal 1 kali,trimester II minimal 1kali dan trimester III minimal
2 kali . Standar 5 T yang dimaksud adalah :
- Pemeriksaaan atau pengukuran tinggi dan berat badan
- Pemeriksaaan atau pengukuran tekanan darah
- Pemeriksaan atau pengukuran tinggi fundus
- Pemberian imunisasi TT
- Pemberian tablet besi
b) Definisi operasional Perbandingan antara jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh ANC sesuai standar K4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu dengan penduduk sasaran ibu hamil.
c) Cara perhitungan Pembilang : Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan ANC sesuai standar K4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
d) Sumber data :
- Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai
standar K4 diperoleh dari catatan register kohort ibu dan laporan
PWS KIA.
- Perkiraan penduduk sasaran ibu hamil diperoleh dari Badan Pusat
Statistik atau BPS kabupaten atau propinsi jawa timur.
e) Kegunaan mengukur mutu pelayanan ibu hamil, mengukur tingkat
keberhasilan perlindungan ibu hamil melalui pelayanan standar dan paripurna.
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4
Perkiraan penduduk.
- Mengukur kinerja petugas kesehatan dalam penyelenggaraan
pelayanan ibu hamil.
- Manajemen Kegiatan KIA Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan
melalui Pemamtauan Wilayah setempat-KIA (PWS-KIA) dengan
batasan : Pemantauan Wilayah Setempat KIA adalah alat
untukpengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan
komunikasi kepada sector lain yang terikat dan dipergunakan untuk
pemamtauan program KIA secara teknismaupun non teknis. Melalui
PWS-KIA dikembangkan indicator-indikator pemantauan teknis dan
non teknis, yaitu :
a) Indikator Pemantauan Teknis : Indikator ini digunakan oleh para
pengelola program dalam lingkungan kesehatan yang terdiri dari :
- Indikator Akses
- Indikator Cakupan Ibu Hamil
- Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
- Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
- Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
- Indikator Neonatal
b) Indikator Pemamtauan Non teknis : Indikator ini dimasksudnya
untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah
operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah,
sehingga di mengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan.
Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat
administrasi, yaitu :
- Indikator pemerataan pelayanan KIA : Untuk ini dipilih
AKSES (jangkauan) dalam pemantauan secara teknis
memodifikasinya menjadi indicator pemerataan
pelayanan yang lebih dimengerti oleh para penguasa
wilayah.
- Indikator efektivitas pelayanan KIA : Untuk ini dipilih
cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknis
dengan memodifikasinya menjadi indicator efektivitas
program yang lebih dimengerti oleh para penguasa
wilayah.

Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan


perbulan, perdesa serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan
lintas sektoral untuk menunjukkan desa-desa mana yang masih
ketinggalan. Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti
dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah
perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian
sumber daya setempat yang diperlukan.

5. Persyaratan Dan Mekanisme Kartu Insentif Anak (KIA)


1) Ketentuan Kartu Insentif Anak (KIA)
a. Sebagai Kartu Insentif Anak yang berdomisili di Kota Surakart
b. Memberikan fasilitas tertentu pada berbagai bidang sesuai kebutuhan anak
c. KIA bisa digunakan pula sebagai Kartu Identitas Anak sebelum anak
memiliki Identitas Resmi (KTP)
d. Waktu penyelesaian KIA untuk perseorangan 7 (tujuh) hari kerja dan
untuk kolektif 14 (empatbelas) hari kerja
e. Pembuatan KIA tidak dipungut biaya (gratis)
f. KIA dapat diperoleh dengan menunjukan Akta Kelahiran, hal ini
dimaksudkan agar:
- Orang tua memiliki kesadaran yang tinggi terhadap anaknya untuk
mencarikan akta kelahiran
- Mendukung RENSTRANAS tahun 2011, bahwa semua anak
Indonesia tercatat kelahirannya
- Mendukung RENSTRA Kota Surakarta Tahun 2011, bahwa semua
anak Surakarta tercatat kelahirannya
- Mendukung Program Kota Surakarta sebagai Kota Layak Anak
- Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak untuk
menjamin kehidupan, pertumbuhan dan perkembangannya secara
wajar baik jasmani, rohani maupun sosial
2) Persyaratannya
a. Mengisi formulir permohonan KIA
b. b.Fotocopy Akta Kelahiran Anak
c. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga Orang Tua
d. Pas foto anak berwarna ukuran 2X3 (2 lembar)
3) Mekanisme
a. Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa) melapor ke Dinas
b. Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa) mengisi dan
menandatangani formulir permohonan KIA
c. Petugas Dinas melakukan verifikasi dan validasi berkas permohonan
d. Petugas melakukan perekaman data ke dalam data base KIA
e. Dinas menerbitkan KIA dengan diberikan kepada pemohon

6. Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


1) Target program adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat pada tahun 2014 dalam program
gizi serta kesehatan ibu dan anak yaitu :
2) Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.
3) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
4) Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
5) Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar
90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.
6) Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.
7) Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S)
sebesar 85%).
8) ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.
9) Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.
10) Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59
bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.
11) Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %.
12) Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional
(GAIN) UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal Child
Immunization (UCI) sebanyak 100%.
13) Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%.

7. Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB
adalah melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang didukung
oleh Kemitraan.
1) Advokasi
Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders)
dalam pelayanan KIA.
2) Bina Suasana
Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan sosial,
baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok
untuk mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan
upaya peningkatan KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina
suasana salah satunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-
kelompok potensial, seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok opini dan
media massa. Bina suasana perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian target
program KIA.
3) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan kesadaran, kemauan,
kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA. Melalui
kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.
4) Kemitraan
Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi
kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan KIA di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo, S. 2008. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta

Mubarak, dkk. 2007. Kesehatan Ibu dan Anak KIA. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kementerian Kesehatan RI. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan Anak.
(www.promkes.depkes.go.idaccesed 19 November 2014)

https://pdfcoffee.com/makalah-kia-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai