Anda di halaman 1dari 13

ISSUE KESEHATAN YANG BERKAITAN

DENGAN UPAYA PENINGKATA


KESEHATAN IBU DAN ANAK
KELOMPOK 2 B
DEFENISI

KIA upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang


kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak
balita serta anak prasekolah

Isu kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan isu penting untuk diangkat
kepermukaan karena untuk kasus Indonesia, angka kematian ibu (AKI) masih
tinggi. Persoalan KIA ini semakin berat dihadapi oleh keluarga migran miskin
di perkotaan karena mereka menghadapi keterbatasan akses pada beragam
hal, yang pada gilirannya dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup.
ISSUE KESEHATATAN YANG BERKAITAN
DENGAN KIA
Diindonesia yang menjadi issue besar akan kesehatan Ibu dan
anak adalah AKI dan AKB serta Keberhasilan pembangunan
pada sektor kesehatan ditentukan berdasarkan indikator AKI
dan AKB.
Tingginya AKI, AKBA dan AKB termasuk tantangan paling berat
untuk mencapai MDG’s pada tahun 2015. MDG’s merupakan
komitmen nasional dan global dalam upaya lebih
menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan
dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan perempuan,
kesehatan, dan kelestarian lingkungan yang tercakup dalam 8
goals dan ditargetkan tercapai di tahun 2015.
• Pola-pola Kematian Anak
Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa
baru lahir (neonatal), yaitu di bulan pertama kehidupan. Kemungkinan
anak meninggal pada usia yang berbeda adalah 19 per 1.000 selama
masa neonatal, 15 per 1.000 dari usia 2-11 bulan, dan 10 per 1.000 dari
usia 1-5 tahun.
Seperti di negara-negara berkembang lainnya yang mencapai status
pendapatan menengah, kematian anak di Indonesia yang disebabkan
oleh infeksi dan penyakit anak-anak lain telah mengalami penurunan,
seiring dengan meningkatnya pendidikan ibu, kebersihan rumah tangga
dan lingkungan, pendapatan, serta akses mendapatkan pelayanan
kesehatan. Kematian bayi baru lahir kini merupakan hambatan utama
dalam menurunkan kematian anak lebih lanjut. Pasalnya, sebagi
Kualitas pelayanan yang diterima selama kunjungan antenatal tidak
memadai. Kementerian Kesehatan Indonesia merekomendasikan
komponen-komponen pelayanan antenatal yang berkualitas sebagai
berikut:

• Pengukuran tinggi dan berat badan.


• Pengukuran tekanan darah.
• Mengonsumsi tablet zat besi.
• Mendapatkan imunisasi tetanus toksoid.
• Pemeriksaan perut.
• Pengetesan sampel darah dan urine.
• Mendapatkan informasi tentang tanda-tanda komplikasi kehamilan.
• Hambatan yang dihadapi
Buruknya kualitas pelayanan kesehatan antenatal, persalinan, dan pasca-
persalinan merupakan hambatan utama untuk menurunkan kematian ibu dan
anak. 
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pengeluaran kesehatan
terendah, yaitu sebesar 2,6 persen dari produk domestik bruto pada tahun 2010.
Hambatan meliputi :
Tingkat penggantian biaya yang tidak memadai, khususnya biaya transportasi dan
komplikasi, serta kurangnya kesadaran di antara wanita tentang kelayakan dan
manfaat Jampersal. Berdasarkan permintaan, harus ada lebih banyak fasilitas
kesehatan yang memberikan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) serta lebih banyak dokter kandungan dan ginekolog. Rasio
fasilitas penduduk untuk PONEK di Indonesia (0,84 per 500.000), masih di bawah
rasio 1 per 500.000 yang direkomendasikan oleh UNICEF, WHO, dan UNFPA
(1997).
UPAYA MENINGKATKAN KELANGSUNGAN DAN KUALITAS
HIDUP IBU DAN ANAK DILAKUKAN DENGAN PENDEKATAN :

• continuum of care the life cycle dan continuum of care of pathway, yang
menekankan bahwa upaya promotif dan prevent pentingnya dengan upaya
kuratif dan rehabilitatif pada tiap siklus kehidupan dan pada tiap level
pelayanan.

• Continuum of care-the life cycle artinya pelayanan yang diberikan pada siklus
kehidupan yang dimulai dari prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi,
balita, anak prasekolah, anak sekolah, remaja, dewasa hingga lain.

• Continuum of care of pathway artinya penatalaksanaan yang meliputi tempat


pelayanan dan level pencegahan, integrasi program, pembiayaan dan
stakeholder terkait serta peran dari profesi dan perguruan tinggi.

• Continuum of Care ini dilaksanakan maka akan memberi dampak yang


signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak.
PERAN BIDAN DALAM MENINGKATKAN KELANGSUNGAN
DAN KUALITAS HIDUP IBU DAN ANAK

1. Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada wanita sebelum


Hamil terkait dengan keadaan sistem reproduksi, status penyakit menular
seksual, keadaan status gizi, masalah penyakit fisik dan psikologis
2. Seorang bidan sebagai petugas kesehatan sangatlah penting
Untuk memperhatikan kesehatan anak dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang baik sejak dalam kandungan sampai masa neonatal melalui
pemeriksaan kehamilan yang teratur, pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil
termasuk pemberian tablet Fe dan Asam Folat.
3. Pelayanan selama masa nifas dan neonatus berfokus pada upaya inisiasi
menyusui dini dan pemberian vitamin K neo.
4. Pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak prasekolah difokuskan pada
pemberian ASI eksklusif, pemberian imunisasi dasar, pemberian makanan
tambahan, pemberian vitamin A, pemantauan tumbuh kembang dan
pemberian imunisasi booster, serta manajemen terpadu jika bayi dan balita
mengalami sakit.
PELUANG UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN

pelayanan kesehatan ibu dan anak memerlukan pergeseran fokus


pada kualitas, termasuk persalinan di fasilitas kesehatan yang
dilengkapi dengan pelayanan obstetrik neonatal Pergeseran pada
kualitas tersebut memerlukan aksi di beberapa tingkat.

1. Pemerintah tingkat pusat harus mengembangkan


dan melaksanakan standar dan pedoman kualitas pelayanan.
2. Pelayanan kesehatan swasta harus menjadi bagian dari kebijakan
dan kerangka kesehatan pemerintah. 
3. Perlu ditetapkan lebih banyak fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan PONEK. 
4. Sistem informasi yang kuat merupakan salah satu komponen
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
MENURUT KEMENKES (2004), ADA TIGA
PENDEKATAN DALAM PENERAPAN PENINGKATAN MUTU,
YAITU:

1. Pendekatan struktural, berfokus pada sistem yang dipersiapkan


dalam organisasi dan manajemen termasuk komitmennya, prosesnya,
kebijakan, sarana, dan prasarana fasilitas diberikannya pelayanan.
2. Pendekatan proses adalah semua metode yang digunakan pada saat
memberikan pelayanan.
3. Pendekatan hasil adalah pelaksanaan kegiatan perlu diperjelas karena
menyangkut manusia seberapa besar tingkat komitmen dan
akuntabilitas seseorang untuk melakukan pelayanan agar dapat
menghasilkan pelayanan yang bermutu tinggi.
PROGRAM KIA

1. Meningkatkan kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam


mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dalam menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban keluarga,
posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak
prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga,paguyuban keluarga,
posyandu, dan karang balita serta di sekolah taman kanak-kanak (TK).
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
menyusui, bayi, dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu,
balita, anak prasekolah, terutama elalui peningkatan peran ibu dan keluarganya
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN.
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN KIA ANTARA LAIN

Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target 95%.


2. Persentase cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
dengan target 80%.
3. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dengan target
90%.
4. Persentase cakupan pelayanan nifas dengan target 90%.
5. Persentase cakupan neonates komplikasi yang ditangani
dengan target 80%.
6. Persentase cakupan kunjungan bayi dengan
target 90%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai