Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA


IMUNISASI DASAR PADA BAYI DAN PIJAT BAYI

NAMA : JUMAIDA NUR MAJID


NIM : P07124020062
KELAS : 2B

PROGRAM STUDI KEBIDANAN AMBON

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa. Karena
atas limphan rahmat dan hidayat-Nyalah, sehingga penulisan makalah yang
berjudul “IMUNISASI DASAR PADA BAYI DAN PIJAT BAYI”, dapat terlaksana
dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini banyak tantangan dan hambatan
yang kami alami, namun berkat ketekunan dan kerja keras serta doa sehingga
semua ini dapat terlewati.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini.

Ambon, 22 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
A. Imunisasi dasar pada bayi.................................................................................
1. Pengertian imunisasi......................................................................................
2. Tujuan imunisasi.............................................................................................
3. Jenis-jenis imunisasi.......................................................................................
4. Macam-macam imunisasi...............................................................................
5. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi...............................
6. Pemberian imunisasi menurut WHO...............................................................
B. Konsep Dasar Pijat Bayi....................................................................................
1. Pengertian pijat bayi.......................................................................................
2. Manfaat pijat bayi...........................................................................................
3. Waktu pemijatan.............................................................................................
4. Tempat pemijatan bayi...................................................................................
5. Cara pemijatan sesuai usia bayi.....................................................................
6. Teknik pijat bayi..............................................................................................
7. Indikasi dan kontra indikasi pemberian pijat bayi............................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi
yang kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang
konsisten dan upaya pencegahan Salah satu upaya pencegahan penyakit,
yaitu pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imun rlukan sebagai dasar
memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi
konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus
tuberculosis, difteri, pertussis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan
penyakit secara perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka
panjang adalah cradikasi atau eliminasi suatu penyakit
Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini di Indonesia
baru tujuh macam yang diupayakan pencegahannya melalui program
imunisasi yang selanjutnya kita sebut "Penyakit Yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD31)". Sejak dimulainya program imunisasi di
Indonesia pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis
vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep B.
Pijat bayi selain membantu tumbuh kembang fisik dan emosi bayi, juga
dapat mempererat hubungan antara ibu dan si buah hati. Tanpa diketahui
ketika memandikan bayi, mengeringkan tubuhnya dengan menggosok
punggungnya atau bermain-main dengan memijat kakinya, sebenarnya
banyak rangsangan yang diberikan padanya. Memberikan rangsangan
pada bayi memang banyak caranya, salah satu diantaranya melalui pijatan
(stroking) (Kalbe Farma, 2001).
Pijat bayi bermanfaat untuk meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas
dari sistem immunitas (sel pembunuh alami), merangsang fungsi
pencernaan serta pembuangan, membantu melatih relaksasi, mengurangi
depresi dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan, mengurangi rasa sakit,
mengurangi kembung dan kolik (sakit perut), meningkatkan volume ASI,
meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan
konsentrasi bayi dan membuat tidur lelap, membina ikatan kasih
sayangorang tua dan anak (bonding), serta memperbaiki sirkulasi darah
dan pernapasan (Roesli, 2009).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil rumusan sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksut dengan pengertian Imunisasi?
b. Apa tujuan Imunisasi?
c. Apa saja jenis-jenis Imunisasi?
d. Apa saja macam-macam pijat bayi?
e. Apa saja penyakit yang dapat di vaksinasi?
f. Apa saja pemberian Imunisasi Menurut WHO?

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah


sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksut dengan pengertian pijat pada bayi?
b. Apa saja manfaat pijat bayi?
c. Kapan waktu dilakukan pemijatan?
d. Tempat pemijatan bayi?
e. Apa saja cara pemijatan sesuai usia bayi?
f. Teknik apa saja yang digunakan pijat bayi?
g. Apa saja Indikasi dan kontraindikasi pemberian pijat bayi?
C. Tujuan Penulisan
Setelah menyelesaikan makalah dengan judul "imunisasi pada bayi", maka
tujuan yang ingin dicapai adalah :
a. Mampu mengetahui imunisasi, jenis imunisasi, cara pemberiannya dan
komplikasi dari pemberian imunisasi
b. Sebagai tambahan pengetahuan bagi calon Bidan professional
sehingga saat kita ada di lahan klinik kita dapat memberikan asuhan
kebidanan yang sesuai kode etik kebidanan.
c. Untuk mengetahui cara pemijatan bayi, manfaat pijat bayi, teknik pijat
bayi, dan waktu pemijatan bayi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Imunisasi dasar pada bayi


1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi
seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau
resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan
kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena
sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa,
sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi
tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara
bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Pemberian imunisasi dimaksudkan untuk membentuk kekebalan tubuh.
Kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
a. Tingginya kadar anti body pada saat dilakukan imunisasi
b. Potensi antigen yang disuntikkan
c. Waktu antara pemberian imunisasi
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah
a. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
b. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan cacat atau
kematian pada penderitanya.
3. Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi dapat di bagi atas dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi
pasif.
a. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberiaan zat sebagai antigen yang diharapkan akan
terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami
reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler
dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila
benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat
merespons.
Imunisasi aktif ada dua yaitu :
1) Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara
otomatis diperoleh sembuh dari suatu penyakit.
2) Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari
vaksinasi yang di berikan untuk mendapatkan perlindungan dari
suatu penyakit.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam
setiap vaksinya antara lain.
1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat
atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat
berupa poli sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri
dimatikan/
2. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
jaringan
3. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk
menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi
antigen
4. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen.

b. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi
mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Imunisasi pasif ada dua, yaitu :
1) Imunisasi pasif alamiah Adalah antibodi yang di dapat seorang
karena di turunkan oleh Ibu yang merupakan orang tua kandung,
langsung ketika berada dalam kandungan.
2) Imunisasi pasif buatan
Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serum
untuk mencegah penyakit tertentu
4. Macam-Macam Imunisasi
Dalam pemberian imunisasi pada bayi dan anak dapat dilakukan
dengan beberapa imunisasi yang dianjurkan
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin.
1) Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit
TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun
sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG
untuk TBC yang berat seperti TBC yang selaput otak, TBC
milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang.
Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung
kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberiaan
imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian
imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi pada
umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan,
kemudiaan cara pemberiaan imunisasi BCG melalui intra
derma. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada
daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional, dan
reaksi panas.
2) Kontra Indikasi
a. Adanya penyakit kulit yang berat atau menahun seperti
eksim, fuoronkolis, dan sebagainya.
b. Mereka yang sedang menderika TBC
3) Efek Samping
Imunisasi BCG meninggalkan indurasi dan kemerahan di
tempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian
pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan akan
sembuh secara spontan dan akan meninggalkan tanda parut.
Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak
dan atau di leher, terasa padat tetapi tidak sakit, tidak perlu di
obati akan sembuh dengan sendirinya.
b. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
1) Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri Imunisasi DPT ini merupakan vaksin
yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan
sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang
pembentukan zat anti (toksoid). Frekuensi pemberiaan imunisasi
DPT adalah tiga kali, dengan maksud pemberiaan pertama zat
anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap
vaksin dan organ-organ tubuh membuat zat anti, kedua dan
ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian
imunisasi DPT antar umur 2-11 bulan dengan interval empat
minggu. Cara pemberiaan imunisasi DPT melalui intra muscular.
2) Kontra Indikasi
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir
atau gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontra
indikasi pertusis. Anak yang mengalami gejala-gejala parah
pada dosis pertama, komponen pertusis harus dihilangkan
pada dosis kedua dan untuk meneruskan imunisasinya dapat
diberikan DT.
3) Efek Samping
Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek
berat, efek ringan seperti pembengkakkan dan nyeri pada
tempat penyuntikan demam sedangkan efek berat dapat
menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran
menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock
c. Imunisasi Polio
1) Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi polio adalah emp
kali. Waktu pemberiaan imunisasi polio pada umur 0-11 bulan
dengan interval pemberiaan empat minggu. Cara pemberiaan
imunisasi polio melalui oral.
2) Kontra Indikasi
Pada individu yang menderita "immune deficiency. Tidak ada
efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada
anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya
sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan
setelah sembuh.
3) Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping efek samping
berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang
(<0,17: 1.000.000, Bull WHO 66-1998)
d. Imunisasi Campak
1) Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini
sangat menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi campak adalah
satu kali. Waktu pemberiaan imunisasi campak pada umur 9-11
bulan. Cara pemberiaan imunisasi campak melalui subkutan.
2) Kontra Indikasi
Individu yang menderita penyakit immune deficiency atau
individu yang di duga menderita gangguan respon imun seperti
leukemia, lymphoma.
3) Efek Samping
Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat
suntikan dan panas selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah vaksin.
e. Imunisasi Hepatitis B
f. Imunisasi MMR (Measles. Mumps, dan Rubela)
g. Imunisasi Tiphus Abdominalis
h. Imunisasi Varicella
i. Imunisasi Hepatitis A
j. Imunisasi HIB (Haemophilus Influenza Tipe B)

5. Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi


a. Tuberculosis
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.Cara
penularannya melalui droplet atau percikan air ludah, sedangkan
reservoar adalah manusia. imunisasi yang dapat mencegah
penyakit ini adalah BCG.
b. Difteri
Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae tipe
gravis, milis, dan intermedium, yang menular melalui percikan ludah
yang tercemar, gejala ringan berupa membran pada rongga hidung
dan gejala berat apabila terjadi obstruksi jalan napas karena
mengenai laring, saluran napas bagian atas, tonsil dan kelenjar
sekitar leher membengkak. Imunisasi yang diberikan untuk
mencegah penyakit ini adalah DPT.
c. Pertusis
Penyakit ini disebabkan oleh Bordetella. Penularan melalui droplet,
bahayanya dapat menyebabkan pneumonia yang dapat
menimbulkan kematian. Gejala berupa batuk pilek, untuk mencegah
penyakit DPT. maka kita gunakan imunisasi.
d. Tetanus
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tetani. Gejala awal
ditunjukkan dengan bayi tidak mau menyusu. Kekebalan pada
penyakit ini hanya diperoleh dengan imunisasi atau vaksinasi
lengkap, imunisasi yang diberikan tidak haya DPT pada anak, tetapi
juga TT pada calon pengantin
e. Poliomyelitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, 3, yang
menyerang myelin atau serabut otot. Gejala awal tidak jelas, dapat
timbul gejala demam ringan dan infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA), penularan penyakit ini melalui droplet atau fekal,
reservoarnya adalah manusia yang menderita polio. Pencegahan
dapat dilakukan dengan imunisasi dengan menggunakan vaksinasi
polio, bahkan dapat eradikasi dengan cakupan polio 100%.
f. Campak
Penyebab penyakit infeksi adalah virus morbili yang menular
melalui droplet. gejala awal ditunjukkan dengan adanya kemerahan
yang mulai timbul pada bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar
ke wajah dan anggota badan, imunisasi yang diberikan pada usia 9
bulan dengan rasional kekebalan dari ibu terhadap penyakit campak
berangsur akan hilang sampai usia 9 bulan.
g. Hepatitis B.
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang
menyerang kelompok resiko secara vertical yaitu bayi dan ibu
pengidap, sedangkan secara horizontal tenaga medis dan
paramedic, pecandu narkotika, pasien hemodialisis. Gejala yang
muncul tidak khas, seperti anoreksia, mual dan kadang-kadang
ikterik. Pencegahannya lakukan imunisasi hepatitis B diberikan
pada bayi 0-11 bulan dengan maksud untuk memutus rantai
penularan dari ibu ke bayi.

6. Pemberian Imunisasi Menurut WHO


a. Sifat Fisik
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,
komponen kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau
dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh
seseorang.
Vaksin dibagi menurut, Sensitivitas terhadap suhu :
1. Vaksin yang terhadap beku (freeze DT, TT, Hepatitis B dan DPT-
HB ensitive FS), yaitu DPT,
2. Vaksin yang sensitive terhadap panas (heat sensitive HS), yaitu
vaksin campak, polio, dan BCG Substrat pembuatannya
3. Vaksin kuman yang hidup dilemahkan seperti : Virus campak
dalam vaksin campak, Virus polio dalam sabin pada vaksin polio
Kuman TBC dalam vaksin BCG
4. Vaksin dari kuman yang dimatikan seperti:
Bakteri pertusis dalam DPT Virus polio jenis salk dalam vaksin
polio
5. Vaksin dari racun/toksin kuman yang dilemahkan seperti:
Racun kuman seperti toxoid (TT), diphtheria, toxoid dalam DPT
6. Vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman seperti Hepatitis
B
b. Kontra Indikasi
Kontraindikasi pemberiaan imunisasi Ada beberapa kondisi yang
menjadi pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada
anak: Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
Perubahan pada system imun yang tidak dapat menerima vaksin
virus hidup Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan
system imun, seperti sitostatika, transfuse darah, dan
immunoglobulin Riwayat alergi terhadap pemberian vaksin
sebelumnya seperti pertussis
c. Dosis
Jenis vaksin Dosis
F BCG 20/Ampul
F DPT 10/Vial
F Polio 10/Vial
F Hepatitis B uniject 1/Kemesan
F DT 10/Vial
F TT 10/Vial
F DHT-HB 5/Vial
d. Tempat pemberian
Cara pemberian imunisasi dasar (petunjuk pelaksanaan program
imunisasi di indoesia DepKes200)

Vaksin Dosis Cara dan tempat pemberian


BCG 0,05 cc Intrakutan tepat di insersio muskulas
deltoideus kanan
DPT 0,5 cc Intramuskular
Polio 2 tetes Diteteskan ke mulut
Campak 0,5 cc Subkutan, biasanya lengan kiri atas
Hepatitis 0,5 cc Intramuskular pada paha bagian luar
B
TT 0,5 cc Intramuskuklar dalam biasa di
muskulus deltodeus

e. Komplikasi
Adapun biasanya terjadi komplikasi pada penyakit campak seperti
otitis media, Konjungtiva berat, enteritis, dan pneuomonia, terlebih
pada anak dengan status.
B. Konsep Dasar Pijat Bayi
1. Pengertian
Baby massage adalah pemijatan yang dilakukan lebih mendekati usapan-
usapan halus atau rangsangan raba (taktil) yang dilakukan dipermukaan
kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh bertujuan untuk
menghasilkan efek terhadap syaraf otot, dan sistem pernafasan serta
memperlancar sirkulasi darah (Roesli, 2012).
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan yang
paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan
yang di praktekkan sejak berabad - abad silam lamanya. Bahkan
diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan,
mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan
proses kelahiran manusia (Wati, 2012).
2. Manfaat Pijat Bayi
Efek fisik / klinis pijat bayi adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem imunitas (sel
pembunuh alami).
b. Mengubah gelombang otak secara positif.
c. Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan.
d. Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.
e. Meningkatkan kenaikan berat badan.
f. Mengurangi depresi dan ketegangan.
g. Meningkatkan kesiagaan.
h. Membuat tidur lelap.
i. Mengurangi rasa sakit.
j. Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut).
k. Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya
(bonding).
Berikut ini beberapa hasil laporan penelitian para pakar mengenai
manfaat pijat bayi:
a. Meningkatkan berat badan
Penelitian yang dilakukan oleh Irva (2013) yang menyatakan bahwa
berdasarkan uji Wilcoxon pada kelompok eksperimen sebelum dan
sesudah pemberian terapi pijat didapatkan nilai p- value 0,000 <
α(0,05) yang bermakna adanya peningkatan berat badan yang terjadi
yaitu sebesar 700 gram selama dua minggu pemijatan hal ini juga
didukung oleh penelitian Suryani (2017) tentang Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Peningkatan Berat Badan di BPS Masnoni diperoleh hasil
pemberian pijatan pada bayi berpengaruh terhadap kenaikan berat
badan dengan nilai p- value 0,000 < α(0,05)
b. Meningkatkan pertumbuhan
Pemberian pijat pada bayi dapat meningkatkan pertumbuhan. Hatice
Ball Yilmaz (2014) menyatakan bahwa bayi premature yang diberikan
pijatan memiliki kenaikan berat badan 8 gram lebih tinggi per hari
dibandingkan bayi dalam kelompok kontrol diberi jumlah kalori yang
sama.
c. Meningkatkan daya tahan tubuh
Penelitian terhadap penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam
seminggu selama 1 bulan, menunjukkan terjadinya peningkatan
jumlah dan toksisitas, sel pembunuh alami (natural killer cells). Hal
tersebut dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder
pada penderita AIDS. Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat
bayi tidur lebih lelap Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih
lelap, sedangkan pada waktu bangun konsentrasinya akan lebih
penuh. (Roesli, 2013).
d. Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding)
Sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya akan
mengalirkan ke kuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya. Pada
perkembangan anak, sentuhan orang tua adalah dasar
perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara
timbal balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk secara
potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya diri.
3. Waktu Pemijatan
Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan. Dengan lebih
cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih
besar. Apalagipemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran
sampai bayi berusia 6 - 7 bulan (Ifalahma,2012).
Menurut Roesli (2013) bayi dapat dipijat pada waktu–waktu yang tepat
meliputi:
a. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari
baru.
b. Malam hari, sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur
lebih nyenyak.
4. Tempat Pemijatan Bayi
Tempat pemijatan bayi menurut Subakti dan Anggraini (2011) adalah:
a. Ruangan yang hangat tapi tidak panas.
b. Ruangan kering dan tidak pengap.
c. Ruangan tidak berisik.
d. Ruangan yang penerangannya cukup.
e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu.
5. Cara Pemijatan Sesuai Usia Bayi
a. Bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekatusapan-usapan
halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidakdilakukan pemijatan di
daerah perut.
b. 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan
dalam waktu yang singkat.
c. 3 bulan - 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan
tekanan dan waktu yang semakin meningkat (Puri Mahayu, 2016).
6. Teknik Pijat Bayi
Tehnik pijat pada bayi sebaiknya dimulai dari kaki bayi karena umumnya
bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian
akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat
sebelum bagian lain dari badannya disentuh (Nurmalasari, Agung, and
Nahariani, 2016). Susan (2013) menyatakan bahwa pijat bayi sebaiknya
dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan di akhiri pada
bagian punggung. Pernyataan tersebut juga didukung oleh (Utami) 2016
dalam bukunya menyatakan bahwa sebaiknya urutan pemijatan bayi
dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan di
akhiri pada bagian punggung. Cara pemijatan sesuai usia bayi :
a. Kaki
1. Perahan cara India
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang
pemukul softball. Gerakkan tangan kebawah secara bergantian,
seperti memerah susu (Utami, 2016).
2. Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan
secara bersamaan. Peras dan putar kaki bayi denagn lembut dan
dimulai dari pangkal paha searah mata kaki. (Utami, 2016).
3. Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,
dimulai dengan tumit kaki menuju jari – jari diseluruh telapak kaki (
Utami, 2016).
4. Tarikan lembut jari
Pijatlah jari – jarinya satu persatu dengan gerakan memutar
menjauhi telapak kaki, diakhiri denga tarikan kasih yang lembut
pada tiap ujung hari ( Utami, 2016).
5. Gerakan peregangan (stretch)
Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki
mulai dari batas jari – jari kearah tumit. Dengan jari tangan lain
regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal
kaki kearah tumit (Utami, 2016).
6. Titik tekan
Tekan – tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan diseluruh
permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari – jari ( Utami, 2016).
7. Punggung kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah
punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari – jari secara
bergantian ( Utami, 2016).
8. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)
Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu
jari dan jari – jari lainnya dipergelangan kaki bayi (Utami, 2016).
9. Perahan cara Swedia
Peganglah pergelangan tangan bayi. Gerakkan tangan anda
secara bergantian dari pergelangan tangan (Utami, 2016).
10. Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda. Buatlah
gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki
(Utami, 2016).
11. Gerakan akhir
Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan kiri
rapatkan kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda secara
bersamaan pada pantat dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi
dengan tekanan lembut dari paha kearah pergelangan kaki. Ini
merupakan gerakan akhir bagian kaki (Utami, 2016).
12. Perut
a. Mengayuh sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh
sepeda, dari atas kebawah perut, bergantian dengan tangan
kanan dan kiri (Utami, 2016).
b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan
tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai
ke jari–jari kaki (Utami, 2016).
c. Bulan Matahari
Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai
dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) keatas,
kemudian kembali kearah kanan bawah (seolah membentuk
gambar matahari (M)) beberapa kali. Gunakan tangan kanan
untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian
kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah
membentuk gambar bulan (B) ), lakukan kedua gerakan ini
bersama – sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh
(matahari) sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan
setengah melingkar (Utami, 2016).
d. Gerakan I – Love – U
Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari– jari tangan kanan membentuk huruf “I”.
Love, Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai
dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri
bawah.You, Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik,
mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) keatas,
kemudian ke kiri, kebawah dan berakhir diperut kiri bawah
(Utami, 2016).
e. Gelembung atau jari – jari berjalan (walking fingers)
Letakkan ujung jari–jari satu tangan pada perut bayi bagian
kanan. Gerakan jari–jari anda pada perut bayi dari bagian
kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung –
gelembung udara (Utami, 2016).
f. Dada
1. Jantung besar
Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan
meletakkan ujung – ujung jari kedua telapak tangan anda
ditengah dada bayi atau di ulu hati. Buat gerakan ke atas
sampai di bawah leher, kemudian di samping diatas tulang
selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali
ke ulu hati (Utami, 2016).
2. Kupu – kupu
Buatlah gerakan diagonal seperti gambar kupu – kupu,
dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat
menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu
kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakan tangan kiri ke
bahu kiri dan kembali ke ulu hati (Utami, 2016).
3. Tangan
a. Memijat ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas
ke bawah. Perlu diingat, kalau dapat pembengkakan
kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan tidak
dilakukan (Utami, 2016).
b. Perahan cara India
Arah pijatan cara India adalah pijatan yang menjauhi
tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi
atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi bagian
pundak dengan tangan kanan seperti memegang
pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan
tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian
pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian
gerakkan tangan kri dari pundak ke arah pergelangan
tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan
dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang–
ulang seolah memerah susu sapi (Utami, 2016).
c. Peras dan putar
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari
pundak ke pergelangan tangan (Utami, 2016).
d. Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari
pergelangan tangan ke arah jari–jari (Utami, 2016).
e. Putar jari–jari
Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah
ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan
ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari (Utami,
2016).
f. Punggung tangan
Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan. Usap
punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah
jari–jari dengan lembut (Utami, 2016).
g. Peras dan putar pergelangan tangan
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari
dan jari telunjuk (Utami, 2016).
h. Perahan cara Swedia
Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan
tangan ke arah badan. Pijatan ini berguna untuk
mengalirkan darah ke jantung dan paru–paru.
1. Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian
mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah
pundak.
2. Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi
ke arah pundak (Utami, 2016).
i. Gerakan menggulung
Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan
kedua telapak tangan. Bentuklah gerakan menggulung
dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan
tangan atau jari– jari (Utami, 2016).
4. Muka
5. Dahi
Letakkan jari–jari kedua tangan pada pertengahan dahi.
Tekankan jari–jari dengan lembut mulai dari tengah dahi
keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi
atau membuka lembaran buku. Gerakan kebawah ke
daerah pelipis, buatlah lingkaran–lingkaran kecil didaerah
pelipis, kemudian gerakkan kedalam melalui daerah pipi
dibawah mata (Utami, 2016).
6. Alis
Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis mata.
Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada
alis mata dan dibatas kelopak mata, mulai dari tengah ke
samping seolah menyetrika alis (Utami, 2016).
7. Hidung: senyum I
Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan
ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi
hidung kearah pipi dengan membuat gerakan ke samping
dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
8. Mulut bagian atas :
a. senyum II
Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat
hidung. Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke
samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat
bayi senyum (Utami, 2016).
b. Mulut bagian bawah: senyum III
Letakkan kedua ibu jari ditengah dagu. Tekankan dua
ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke
samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah
membuat bayi senyum (Utami, 2016).
9. Lingkaran kecil dirahang (small circles around jaw)
Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran–lingkaran
kecil di daerah rahang bayi
(Utami, 2016).
10. Belakang telinga
Dengan mempergunakan ujung–ujung jari, berikan
tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan
kiri. Gerakkan kearah pertengahan dagu dibawah dagu
(Utami, 2016).
11. Punggung
a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)
Tengkurapkan bayi melintang didepan dengan kepala
di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan. Pijatlah
sepanjang punggung bayi dengan gerkan maju mundur
menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher
sampai kepantat bayi, lalu kembali lagi ke leher (Utami,
2016).
b. Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan
tangan kiri, pijatlah mulai dari leher kebawah sampai
bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat
bayi seolah menyetrika punggung (Utami, 2016).
c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki
Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini
tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan
dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi (Utami, 2016).
d. Gerakan melingkar
Dengan jari – jari kedua tangan, buatlah gerakan–
gerakan melingkar kecil–kecil mulai dari batas tengkuk
turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang
punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran–
lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran
yang lebih besar di daerah pantat (Utami, 2016).
e. Gerakan menggaruk
Tekankan dengan lembut kelima jari–jari tangan kanan
anda pada punggung bayi.
Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang
sampai kepantat bayi (Utami, 2016).
7. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Pijat Bayi
a. Indikasi dari pijat bayi menurut Globalmed Learning Center (2015)
terdapat 5 indikasi dari pijat bayi yaitu:
1. Bayi lahir premature
2. Bayi dengan berat badan kurang
3. Bayi sulit makan
4. Bayi yang rewel
5. Bayi yang sehat untuk merangsang perkembangan motorik
b. Kontra indikasi dari pijat bayi menurut Globalmed Learning Center
(2015) terdapat 6 poin kontra indikasi dari pijat bayi yaitu:
1. Memijat bayi langsung setelah selesai makan
2. Memijat saat bayi tidur
3. Memijat dalam keadaan demam
4. Memaksa bayi yang tidak mau di pijat
5. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
6. Membangunkan bayi khususnya untuk pemijatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembasan masalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian
dari Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang dan dari
pembahasan di atas adalah mampu mengetahui imunisasi, jenis-jenis
imunisasi, penyakit yang dapat di vaksinasi, cara pemberiannya dan
komplikasi dari pemberian imunisasi Sebagai tambahan pengetahuan bagi
calon Bidan professional sehingga saat kita ada di laban klinik kita dapat
memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kode etik kebidanan
Pijat bayi adalah terapi tertua yang dikenal manusia dan yang paling
populer, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan
yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini
telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat
berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran
manusia. Pengalaman pijat bayi pertama yang dialami manusia ialah pada
waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir. Proses kelahiran
adalah suatu pengalaman traumatik bagi bayi karena bayi yang lahir harus
meninggalkan rahim yang hangat, aman, nyaman, dan dengan
keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan kebebasan gerak
tanpa batas, yang menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman
dan aman disekelilingnya, seperti halnya ketika berada dalam rahim
(Roesli, 2009)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan:
Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi
kalangan paramedis sehingga pelayanan kesehatan khususnya imunisasi
dapat di diberikan sesuai dengan standar asuhan pelayanan kesehatan
Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang
sebenarnya tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan
sehingga masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya imunisasi. Bagi
setiap Ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus selalu
aktif ke posyandu atau tenaga kesehatan terdekat. Karena dengan di beri
Imunisasi dapat mencegah bayi dalam berbagai penyakit.
Bagi Ibu bayi disarankan lebih rutin melakukan pijat bayi kepada anaknya.
Pijat bayi mempunyai manfaat yang banyak dan diharapkan dengan
menerapkan pijat bayi secara rutin ibu dapat mengurangi keluhan-keluhan
sakit bayi secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat, Asuhan Neonatus Bayi dan Balita Cetakan Jakarta: Buku
Kedokteran EGC 2009. Hal 98-101.
http://clubbing kapanlagi.com/threads/111535-Efek-Samping-imunisasi.
http://ekadamadama.blogspot.com/2013/01makalah-imunisasi-pada-bayi.html.
Globalmed Learning Center. 2015. Baby Massage Aktivitas Sehat Ibu Dan Bayi.
Bali: Aimee.
Ifalahma, Darah et al. 2012. Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi
Mahayu, Puri. (2016). Buku Lengkap Perawatan Bayi dan Balita.
Yogyakarta :Saufa.
Nurmalasari, Devi Indah, Erika M Agung, and Pepin Nahariani. 2016. Pengaruh
Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Bandung
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Jurnal Ilmiah Kebidanan 1.
Roesli 2012. Panduan Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:
Pustaka Bunda.
Susan, G. Salvo. 2013. Massage Therapy Principles And Practice. Six Editio
Utami, Roesli. 2013. Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan.
jakarta: Jakarta Trubus Agriwidya.
Utami, Roesli. 2016. Pedoman Pijat Bayi. jakarta: Jakarta Trubus Agriwidya.
Wati, Erna. 2012. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3 - 6
Bulan Di Desa Ngunut Kecamatan Jumangtono Kabupaten
Karanganyar.

Anda mungkin juga menyukai