Anda di halaman 1dari 55

MODUL 6

KESEHATAN IBU DAN ANAK, REMAJA DAN KESEHATAN INTERNASIONAL

SKENARIO 6 : Masih Banyak Problema


Dr. Tina merupakan dokter internship baru di puskesmas Balohan. Untuk
memnuhi persyaratan program internship di stase puskesmas, dr.Tina memilih untuk
memberikan penyuluhan terkait kesehatan Ibu dan Anak di desa yang telah
ditentukan. Dalam materi yang disampaikan, dr.Tina menerangkan data evaluasi
program KIA Indonesia sesuai dengan SDGs 2030. dr.Tina juga menjelsakan tentang
kehamilan beresiko tinggi, karena kondisi ini menjadi ancaman yang serius terhadap
tingginya angka kematian Ibu akibat kehamilan dan persalinan. Karena daerah tempat
dr. Tuti melakukan penyuluhan banyak terdapat remaja, maka dr.Tina berinisiatif untuk
membuatkan brosur yang berisi tentang kesehatan remaja dan anak jalanan setelah
terlebih dahulu menganalisa kebijakan,strategi dan program apasaja yang dijalankan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan remaja dan anak jalanan. Selamamenjadi
dokter intership di Puskesmas tersebut, dr.Tina juga berkesempatan untuk mendaptkan
tambahan ilmu berkaitan dengan International Trade in Health karena wahana tempat
dr.Tina internship merupakan daerah pelabuhan bebas, sehingga banyak kapal asing
yang melewati atau bahkan singgah di wilayah tersebut.
• Apa yang dapat anda jelaskan terkait tindakan dr.Tina?
JUMP 1 TERMINOLOGI

1. dokter internship
 Pemahiran dan pemandirian dokter baru lulus pendidikan untuk penyelarasan
hasil pendidikan dengan kondisi di lapangan. Untuk kepentingan
para dokter agar sudah siap dan mahir kelak ketika praktik mandiri.
2. KIA :
  Bukti identitas resmi untuk anak di bawah 17 tahun yang berlaku
selayaknya Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk orang dewasa pada
umumnya.
3. International trade in health
 Bentuk persetujuan dalam perdagangan barang ataupun jasa kesehatan
1. Apa saja program dari KIA?
• MDGs menjadi program awal yang disusun oleh UNDIP
melalui pengetasan kemiskinan dan kelaparan,
peningkatan Pendidikan dasar, persamaan gender dan
pemberdayaan perempuan, menurunkan angka
kematian bayi, meningkatkan kesehatan ibu.
• SDGs disusun berdasarkan 3 pilar utama yaitu analisis
kebijakan, advokasi organisasi dan berdasarkan hasil
penelitian. Ketiga pilar menjadi dasar dalam penetapan
SDGs, yaitu kualitas Pendidikan, pemersamaan gender,
air bersih dan sanitasi, kejangkauan energi dan
keseluruhan dari SDGs ada 17 target.
2. Bagaimana strategi program KIA?
a.Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan
dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders) dalam
pelayanan KIA.
b.Bina Suasana, Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan
sosial, baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk
mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya peningkatan
KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah satunya dapat dilakukan
melalui sosialisasi kepada kelompok-kelompok potensial, seperti organisasi kemasyarakatan,
kelompok opini dan media massa. Bina suasana perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian
target program KIA.
c.Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan
kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA.
Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.
d.Kemitraan, Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi kemasyarakatan,
media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan KIA
di masyarakat.
3. Apa saja program penyuluhan yang diberikan dokter
intership pada stase puskesmas?
6 upaya dasar yang harus dokter intership kuasai:
1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
(KB)
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5.Upaya Surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular danTidak Menular
6. Upaya Pengobatan Dasar
4. Bagaimana bentuk pelayanan kesehatan
remaja?
- Pemberian informasi dan edukasi
-Pelayanan klinis medis (termasuk pemeriksaan
penunjang & rujukan)
- Konseling
- Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
- Pelatihan Konselor Sebaya
5. Apa saja penyebab kehamilan beresiko tinggi yang
dijelaskan dr. Tina?
- Kehamilan beresiko tinggi adah kehamilan yang akan
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih
besar baik pada ibu maupun pasa janin dalam kandungannya
dapat menyebabkan kematian,keaakitan ,kecacatan
,ketidaknyamanan.
Fakto faktor yang mempengaruhi ibu hamil risiko tinggi:
1.tekanan darah tinggi
2.peningkatan berat badan
3.anemia kehamilan
4.pendaharaan kehamilan
6. Apa penyebab tinggi nya angka kematian ibu
akibat kehamilan dan persalinan?
ada 3 faktor:
Terlambat mengambil keputusan rujukan ke sarana
kesehatan.
Terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan
Terlambatnya mendapatkana penangan yang tepat
di sarana kesehatan.
Jarak yang kurang memadai
7. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengurangi AKI?
konsep motherhood: Konsep safe motherhood sendiri mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol, dan panduan
pemberian pelayanan yang didesain untuk memastikan perempuan menerima layanan ginekologis, layanan keluarga
berencana, serta layanan prenatal, delivery, dan postpartum yang berkualitas, dengan tujuan untuk menjamin kondisi
kesehatan sang ibu, janin, dan anak agar tetap optimal pada saat kehamilan, persalinan, dan pasca-melahirkan (USAID,
2005). Mengacu pada modul yang disusun oleh The Health Policy Project (2003), konsep safe motherhood sendiri
memiliki enam pilar utama, yaitu:
• Keluarga Berencana – Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki akses terhadap informasi, dan
layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu, jumlah, dan jarak kehamilan.
• Perawatan Antenatal – Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor risiko yang dapat
menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa segala bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara
dini, dan ditangani dengan baik.
• Perawatan Persalinan – Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses persalinan memiliki
pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk mendukung persalinan yang aman; serta menjamin
ketersediaan perawatan darurat bagi perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan
komplikasi kehamilan.
• Perawatan Postnatal – Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan kepada ibu dan bayi, seperti
bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga berencana, serta mengamati tanda-tanda bahaya yang terlihat
pada ibu dan anak.
• Perawatan Post-aborsi – Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa komplikasi aborsi terdeteksi sejak
dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh
pasien, serta memberikan layanan keluarga berencana jika dibutuhkan.
8. Bagaimana bentuk pelayanan kesehatan remaja?
- Pemberian informasi dan edukasi
- Pelayanan klinis medis (termasuk pemeriksaan penunjang & rujukan)
- Konseling
- Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
- Pelatihan Konselor Sebaya
9. Hal-hal apa saja yang dapat dijelaskan mengenai kesehatan remaja
dan anak jalanan?
- PHBS
-kesehatan jiwa (zat adiktif: NAPZA)
-pemenuhan gizi
-pelayanan kesehatan
10.Bagaimana kebijakan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan?
harus ada standarisasi pelayanan kesehatan, adanya assesment dan
evaluasi dari pelayanan kesehatan, serta database yang terbaru

11. Apa saja program yang dapat dilaksanakan dalam kesehatan


remaja?
- edukasi bagaimana timbulnya penyakit dan cara pencegahannya
-pelayanan promotif, preventif, rehabilitatif yang komprehensif
melalui program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang
terfasilitas di layanan puskesmas, termasuk kesehatan reproduksi
(HIV/AIDS), pencegahan kehamilan remaja, pelayanan kesehatan jiwa
remaja (psikososial), pemenuhan gizi dan pemantauan tumbuh
kembang dari remaja.
JUMP 4 SKEMA
Kesehatan ibu, anak, dan
remaja

Kematian ibu akibat Perilaku beresiko pada masa


kehamilan pubertas, kehamilan remaja, dan
kehamilan yg tdk dikehendaki

Program kes.
Kebikajakn dan
reproduksi
strategi program
pelayanan kesehatan
Program KIA

International trade in
health care

Monitoring dan
evaluasi program
JUMP 5 LEARNING OBJECTIVE

1. WOMENS HEALTH DAN KEMATIAN IBU AKIBAT


KEHAMILAN DAN PERSALINAN
2. PERILAKU BERESIKO PADA MASA PUBERTAS ( KEHAMILAN
PADA REMAKJA DAN KEHAMILAN YG TDK DIKEHENDAKI)
3. KIA, KESEHATAN REPRODUKSI DAN PROGRAM
PEMERINTAH TERKAIT
4. KEBIJAKAN, STRATEGI, EVALUASI, DAN PROGRAM
PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA DAN ANAK
JALANAN
5. INTERNATIONAL TRADE IN HEALTH CARE
Indikator Kesehatan Wanita
Pendidikan
Dalam keadaan situasi sulit biaya, biasanya anak
laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki
dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam
keluarga. Orang yang berpendidikan biasanya
memiliki pengertian yang lebih besar terhadap
masalah-masalah kesehatan dan pencegahan.
• Penghasilan
Penghasilan berkaitan dengan status social
ekonomi, dimana sering kali status ekonomi
menjadi penyebab terjadinya masalah
kesehatan pada wanita. Contoh adalah kejadian
anemia defisiensi Fe
• Kekurangan gizi dan kesehatan buruk
Menurut WHO, Indonesia termasuk ke dalam
Negara yang pertumbuhan wanita kurang
sempurna karena kurang gizi pada masa kanak-
kanak akibat kemiskinan.
• Beban kerja berat
Wanita bekerja jauh lebih lama dibandingkan
pria (3 jam lebih lama), akibatnya wanita
memiliki sedikit waktu istirahat, lebih lanjut
terjadinya kelelahan kronis, stress dan
sebagainya.
• Usia harapan hidup
Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi
dibandingkan lagi-laki.
• Tingkat kesuburan
Terlalu kurus bias membuat siklus haid tidak
teratur dan bias melahirkan bayi yang BBLR.
Terlalu gemuk juga tidak berakibat baik untuk
kesuburan karena keseimbangan hormone
terganggu dan berisiko mengalami tekanan
darah tinggi dan diabetes semasa hamil
Kematian
ibu
Penyebab: kematian ibu umumnya terjadi akibat
komplikasi saat, dan pasca kehamilan. Adapun
jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan
mayoritas kasus kematian ibu – sekitar 75% dari
total kasus kematian ibu – adalah pendarahan,
infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan,
komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak
aman
Penyebab kematian ibu dalam
kehamilan dan persalinan

• Perdarahan post partum (PPH)


Diantaranya karna atonia uteri, luka jalan lahir,
ruptur uteri
• Preeklamsia dan eklamsia
Risiko terjadinya preeklamsia lebih tinggi pada
wanita yang baru pertama kali hamil, ibu hamil
berusia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun,
mengalami kelebihan berat badan, penyakit
ginjal, atau diabetes, memiliki riwayat tekanan
darah tinggi dalam keluarga, atau hamil bayi
kembar
Perilaku Berisiko pada Masa
Pubertas, Kehamilan pada Remaja
dan Kehamilan Tidak dikehendaki
• Remaja → m a s a menuju kedewasaan, belum
mencapai tahap kematangan mental dan
sosial
→menghadapi tekanan-tekanan emosi dan
sosial yang saling bertentangan

• rasa ingin tahu yang tinggi (high curiousity),


cenderung berpetualang dan mencoba segala
sesuatu, dan keinginan menjadi seperti orang
dewasa → mencoba melakukan apa yang sering
dilakukan orang dewasa termasuk yang
berkaitan dengan masalah seksualitas.
• remaja berisiko adalah remaja yang pernah
melakukan perilaku yang berisiko bagi
kesehatan seperti merokok, minum-minuman
beralkohol, menyalahgunakan narkoba, dan
melakukan hubungan seksual pranikah, dll
• Di Indonesia, secara umum penyimpangan
perilaku pada remaja diartikan sebagai
kenakalan remaja atau juvenile delinquency.
Faktor Pendorong Melakukan
Perilaku Berisiko
• Kurangnya pemahaman Tata Nilai dan Norma
• Pengaruh kondisi keluarga (harmonisasi dan
perpecahan keluarga)
• Sikap dan Kebiasaan Orang Tua
• Pengaruh teman sebaya
• Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi
Pencegahan dan manajemen perilaku
berisiko remaja

• Menanamkan nilai-nilai moral kepada anak


sedini mungkin
• Memberikan perhatian dan kasih sayang yang
penuh kepada anak
• Melibatkan remaja aktif dalam kegiatan
positif
• Memberikan informasi yang benar mengenai
perilaku berisiko remaja dan kesehatan
reproduksi
Kehamilan pada remaja

• Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita


usia di bawah 20 tahun, baik pada remaja yang menikah maupun
yang belum menikah.

• Kehamilan remaja → tidak hanya disebabkan oleh kehamilan


di luar nikah, namun juga pernikahan anak yang umum terjadi di
pedesaan maupun daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi.
• <20 tahun → organ reproduksi belum berfungsi
sempurna → mudah mengalami komplikasi
selama kehamilan dan persalinan

• Risiko Fisik → abortus


• Risiko Psikis → panik, tertekan atau stress,
• Risiko S o s i a l → menjadi objek pembicaraan,
kehilangan masa remaja yang seharusnya
dinikmati, dan terkena cap buruk karena hamil di
usia remaja
Kehamilan Tidak
diinginkan
Faktor Penyebab :
• Kehamilan dari pemerkosaan
• Pasangan yang tidak bersedia menerima
kehamilan / menolak bertanggung jawab
(kehamilan pranikah)
• Kehamilan tidak terduga
• Bayi dalam kandungan ternyata
menderita cacat
• Alasan karir atau masih sekolah
• Kesehatan ibu yang tidak dibolehkan
untuk hamil
Dampak Negatif Kehamilan Tidak
diinginkan (KTD) pada Remaja

• Fisik → membahayakan ibu maupun janin


atau ibu berusaha melakukan aborsi yang bisa
berujung pada kematian
• Psikologi→ ibu akan berusaha melarikan
drii dari tanggungjawab, atau tetap
melanjutkan kehamilannya dengan
keterpaksaan
• Sosial→masyarakat akan mencemooh dan
juga mengucilkan
Pencegahan Kehamilan Remaja
dan Kehamilan Tidak
Diharapkan

• Mengurangi Kemiskinan
• Memperbaiki Penyediaan Kontrasepsi
• Meningkatkan Pendidikan
• Meningkatkan Pengetahuan Reproduksi pada
Remaja
• Membuat lingkungan pergaulan yang positif
untuk menghindari pergaulan bebas
KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK)
 Definisi
Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui ,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
 Tujuan Program KIA

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
 Prinsip Pengelolaan Program KIA

1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-
tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara
berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
 Manajemen Kegiatan KIA
Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada
sector lain yang terikat dan dipergunakan untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis, yaitu :
1. Indikator Pemantauan Teknis :
a. Indikator Cakupan Ibu Hamil
b. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
c. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
d. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
e. Indikator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis :
untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah operasional kegiatan
KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan mendapatkan
bantuan sesuai keperluan.
Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB
adalah melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang
didukung oleh Kemitraan.
 Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1. Target program adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat pada tahun 2014
dalam program gizi serta kesehatan ibu dan anak.
2. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.
3. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
4. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
5. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1)
sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.
6. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.
7. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.
Kesehatan Reproduksi
 Kesehatan reproduksi dalam arti luas meliputi seluruh
proses, fungsi, dan sistem reproduksi pada seluruh tahapan
kehidupan manusia. Secara lebih khusus, studi kesehatan
mempelajari bagaimana individu dapat terbebas dari berbagai
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh proses atau
bekerjanya fungsi dan sistem reproduksi. Manusia (terutama
pada kurun usia reproduksi) secara naluriah mempunyai
dorongan seksual (sexual drives), lalu muncul hasrat mencari
pasangan (sexual partnership). Dari situ muncul aktivitas
seksual (sexual acts).
 Akibatnya, yaitu mengalami kehamilan dan
melahirkan. Jika dorongan seksual membuat
individu berpotensi melakukan hubungan
seksual, kesuburan(fertilitas) menentukan apakah
individu mempunyai kemampuan untuk memberi
keturunan atau tidak. Dalam hal ini individu
dapat mengalami gangguan kesehatan reproduksi
berupa ketidakmampuan melakukan hubungan
seksual (impotensi) dan ketidakmampuan
memberi keturunan (infertilitas).
 Studi kesehatan reproduksi mempelajari implikasi
kesehatan dari bekerjanya elemen-elemen seksual, yaitu
tercapai atau tidak tercapainya seks sehat (sexual health) dan
reproduksi sehat (reproductive health). Artinya, bagaimana
atau seberapa jauh elemen-elemen seksual (seperti sexual
drives, sexual partnership, sexual enjoyment, dan sexual
acts) yang bekerja dalam setting sosial budaya tertentu
menimbulkan implikasi kesehatan pada pelakunya
 Sesuai dengan rekomendasi strategi regional WHO untuk negara-negara
anggota di Asia, lima kelompok kerja telah sepakat untuk melaksanakan
pelayanan dasar berikut sebagai strategi intervensi nasional penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi di Indonesia :
1. Kesejahteraan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan penanganan ISR (Infeksi Saluran Reproduksi) / PMS (Penyakit
Menular Seksual) / HIV-AIDS
4. Kesehatan reproduksi remaja
5. Pencegahan dan penanganan masalah usia lanjut
 Landasan Hukum tentang Peran Pemerintah terkait Kesehatan Reproduksi

 Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23/1992 dan Undang-Undang
Nomor 10/1992, Strategi kesehatan reproduksi nasional diarahkan pada rencana
intervensi untuk mengubah perilaku didalam setiap keluarga. Tujuannya adalah
menjadikan keluarga sebagai pintu masuk utama upaya promosi pelayanan
kesehatan reproduksi.

 Peraturan pemerintah RI No 61 tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi :
 1. Pasal 6
 2. Pasal 7
International Trade in Health Care
Menggunakan definisi General Agreement on Trade in Services (GATS), perdagangan layanan
kesehatan terjadi melalui empat mode.
Cross-border delivery of trade
Meliputi pengiriman sampel laboratorium, diagnosis, dan konsultasi
klinis melalui saluran surat tradisional, serta pengiriman layanan
kesehatan secara elektronik, seperti diagnosis, second opinion, dan
konsultasi.
Berbagai negara menggunakan berbagai layanan telehealth, termasuk
telepathology, teleradiology, dan telepsychiatry. Banyak inisiatif
telemedicine lintas batas juga muncul. Misalnya, layanan telediagnostik,
pengawasan dan konsultasi disediakan oleh rumah sakit di AS ke rumah
sakit di Amerika Tengah dan Mediterania Timur, dan dokter India
menyediakan layanan telepatologi ke rumah sakit di Bangladesh dan
Nepal.
Consumption of health services
abroad
Di bawah mode ini, pasien kaya di negara
berkembang mencari perawatan khusus
berkualitas tinggi di luar negeri di rumah
sakit di negara industri atau di negara
berkembang tetangga dengan standar
perawatan kesehatan yang unggul.
Beberapa negara berkembang mengekspor layanan
kesehatan melalui konsumsi di luar negeri. Kuba,
misalnya, telah melakukan upaya sadar untuk menarik
pasien asing dari Amerika Latin, Karibia, Eropa, dan
Rusia ke rumah sakit khusus yang menyediakan
perawatan berkualitas tinggi dengan harga bersaing.
Ia juga membedakan dirinya dengan berfokus pada
pengobatan penyakit kulit tertentu yang tidak dapat
disembuhkan di negara lain, dan pada pengembangan
prosedur dan obat baru, seperti untuk retinopati pigmen
atau vitiligo.
Commercial presence

Kehadiran komersial melibatkan pendirian rumah


sakit, klinik, pusat diagnostik dan perawatan, dan
panti jompo. Negara-negara seperti India,
Indonesia, Nepal, Sri Lanka, dan Thailand
semakin terbuka untuk investasi asing langsung.
Misalnya, persetujuan telah diberikan kepada
sebuah perusahaan Jerman untuk memiliki 90%
kepemilikan ekuitas asing untuk mendirikan
rumah sakit dengan 200 tempat tidur di Delhi.
Movement of health personnel

Pelayanan kesehatan juga diperdagangkan


melalui pergerakan tenaga kesehatan,
termasuk dokter, spesialis, perawat,
paramedis, bidan, teknisi, konsultan, pelatih,
tenaga manajemen kesehatan, dan tenaga
profesional lainnya. Pergerakan profesional
perawatan kesehatan mencakup arus
sementara dan permanen, masing-masing
memiliki implikasi hukum, sosial dan
ekonomi yang berbeda baik untuk negara
sumber maupun negara penerima.
Arus jangka pendek sebagian besar didorong oleh
strategi sadar untuk mempromosikan ekspor
layanan kesehatan, untuk mendapatkan devisa dan
mendorong kerjasama antar pemerintah. Misalnya,
Cina dan Kuba mengirim tenaga kesehatan ke luar
negeri dengan kontrak jangka pendek yang dibayar
ke negara-negara di Afrika, di bawah pengawasan
pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai