1. dokter internship
Pemahiran dan pemandirian dokter baru lulus pendidikan untuk penyelarasan
hasil pendidikan dengan kondisi di lapangan. Untuk kepentingan
para dokter agar sudah siap dan mahir kelak ketika praktik mandiri.
2. KIA :
Bukti identitas resmi untuk anak di bawah 17 tahun yang berlaku
selayaknya Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk orang dewasa pada
umumnya.
3. International trade in health
Bentuk persetujuan dalam perdagangan barang ataupun jasa kesehatan
1. Apa saja program dari KIA?
• MDGs menjadi program awal yang disusun oleh UNDIP
melalui pengetasan kemiskinan dan kelaparan,
peningkatan Pendidikan dasar, persamaan gender dan
pemberdayaan perempuan, menurunkan angka
kematian bayi, meningkatkan kesehatan ibu.
• SDGs disusun berdasarkan 3 pilar utama yaitu analisis
kebijakan, advokasi organisasi dan berdasarkan hasil
penelitian. Ketiga pilar menjadi dasar dalam penetapan
SDGs, yaitu kualitas Pendidikan, pemersamaan gender,
air bersih dan sanitasi, kejangkauan energi dan
keseluruhan dari SDGs ada 17 target.
2. Bagaimana strategi program KIA?
a.Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan
dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders) dalam
pelayanan KIA.
b.Bina Suasana, Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan
sosial, baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk
mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya peningkatan
KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah satunya dapat dilakukan
melalui sosialisasi kepada kelompok-kelompok potensial, seperti organisasi kemasyarakatan,
kelompok opini dan media massa. Bina suasana perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian
target program KIA.
c.Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan
kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA.
Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.
d.Kemitraan, Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi kemasyarakatan,
media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan KIA
di masyarakat.
3. Apa saja program penyuluhan yang diberikan dokter
intership pada stase puskesmas?
6 upaya dasar yang harus dokter intership kuasai:
1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
(KB)
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5.Upaya Surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular danTidak Menular
6. Upaya Pengobatan Dasar
4. Bagaimana bentuk pelayanan kesehatan
remaja?
- Pemberian informasi dan edukasi
-Pelayanan klinis medis (termasuk pemeriksaan
penunjang & rujukan)
- Konseling
- Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
- Pelatihan Konselor Sebaya
5. Apa saja penyebab kehamilan beresiko tinggi yang
dijelaskan dr. Tina?
- Kehamilan beresiko tinggi adah kehamilan yang akan
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih
besar baik pada ibu maupun pasa janin dalam kandungannya
dapat menyebabkan kematian,keaakitan ,kecacatan
,ketidaknyamanan.
Fakto faktor yang mempengaruhi ibu hamil risiko tinggi:
1.tekanan darah tinggi
2.peningkatan berat badan
3.anemia kehamilan
4.pendaharaan kehamilan
6. Apa penyebab tinggi nya angka kematian ibu
akibat kehamilan dan persalinan?
ada 3 faktor:
Terlambat mengambil keputusan rujukan ke sarana
kesehatan.
Terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan
Terlambatnya mendapatkana penangan yang tepat
di sarana kesehatan.
Jarak yang kurang memadai
7. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengurangi AKI?
konsep motherhood: Konsep safe motherhood sendiri mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol, dan panduan
pemberian pelayanan yang didesain untuk memastikan perempuan menerima layanan ginekologis, layanan keluarga
berencana, serta layanan prenatal, delivery, dan postpartum yang berkualitas, dengan tujuan untuk menjamin kondisi
kesehatan sang ibu, janin, dan anak agar tetap optimal pada saat kehamilan, persalinan, dan pasca-melahirkan (USAID,
2005). Mengacu pada modul yang disusun oleh The Health Policy Project (2003), konsep safe motherhood sendiri
memiliki enam pilar utama, yaitu:
• Keluarga Berencana – Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki akses terhadap informasi, dan
layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu, jumlah, dan jarak kehamilan.
• Perawatan Antenatal – Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor risiko yang dapat
menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa segala bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara
dini, dan ditangani dengan baik.
• Perawatan Persalinan – Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses persalinan memiliki
pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk mendukung persalinan yang aman; serta menjamin
ketersediaan perawatan darurat bagi perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan
komplikasi kehamilan.
• Perawatan Postnatal – Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan kepada ibu dan bayi, seperti
bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga berencana, serta mengamati tanda-tanda bahaya yang terlihat
pada ibu dan anak.
• Perawatan Post-aborsi – Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa komplikasi aborsi terdeteksi sejak
dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh
pasien, serta memberikan layanan keluarga berencana jika dibutuhkan.
8. Bagaimana bentuk pelayanan kesehatan remaja?
- Pemberian informasi dan edukasi
- Pelayanan klinis medis (termasuk pemeriksaan penunjang & rujukan)
- Konseling
- Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
- Pelatihan Konselor Sebaya
9. Hal-hal apa saja yang dapat dijelaskan mengenai kesehatan remaja
dan anak jalanan?
- PHBS
-kesehatan jiwa (zat adiktif: NAPZA)
-pemenuhan gizi
-pelayanan kesehatan
10.Bagaimana kebijakan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan?
harus ada standarisasi pelayanan kesehatan, adanya assesment dan
evaluasi dari pelayanan kesehatan, serta database yang terbaru
Program kes.
Kebikajakn dan
reproduksi
strategi program
pelayanan kesehatan
Program KIA
International trade in
health care
Monitoring dan
evaluasi program
JUMP 5 LEARNING OBJECTIVE
• Mengurangi Kemiskinan
• Memperbaiki Penyediaan Kontrasepsi
• Meningkatkan Pendidikan
• Meningkatkan Pengetahuan Reproduksi pada
Remaja
• Membuat lingkungan pergaulan yang positif
untuk menghindari pergaulan bebas
KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK)
Definisi
Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui ,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Tujuan Program KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Prinsip Pengelolaan Program KIA
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-
tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara
berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
Manajemen Kegiatan KIA
Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada
sector lain yang terikat dan dipergunakan untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis, yaitu :
1. Indikator Pemantauan Teknis :
a. Indikator Cakupan Ibu Hamil
b. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
c. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
d. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
e. Indikator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis :
untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah operasional kegiatan
KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan mendapatkan
bantuan sesuai keperluan.
Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB
adalah melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang
didukung oleh Kemitraan.
Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1. Target program adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat pada tahun 2014
dalam program gizi serta kesehatan ibu dan anak.
2. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.
3. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
4. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
5. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1)
sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.
6. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.
7. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi dalam arti luas meliputi seluruh
proses, fungsi, dan sistem reproduksi pada seluruh tahapan
kehidupan manusia. Secara lebih khusus, studi kesehatan
mempelajari bagaimana individu dapat terbebas dari berbagai
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh proses atau
bekerjanya fungsi dan sistem reproduksi. Manusia (terutama
pada kurun usia reproduksi) secara naluriah mempunyai
dorongan seksual (sexual drives), lalu muncul hasrat mencari
pasangan (sexual partnership). Dari situ muncul aktivitas
seksual (sexual acts).
Akibatnya, yaitu mengalami kehamilan dan
melahirkan. Jika dorongan seksual membuat
individu berpotensi melakukan hubungan
seksual, kesuburan(fertilitas) menentukan apakah
individu mempunyai kemampuan untuk memberi
keturunan atau tidak. Dalam hal ini individu
dapat mengalami gangguan kesehatan reproduksi
berupa ketidakmampuan melakukan hubungan
seksual (impotensi) dan ketidakmampuan
memberi keturunan (infertilitas).
Studi kesehatan reproduksi mempelajari implikasi
kesehatan dari bekerjanya elemen-elemen seksual, yaitu
tercapai atau tidak tercapainya seks sehat (sexual health) dan
reproduksi sehat (reproductive health). Artinya, bagaimana
atau seberapa jauh elemen-elemen seksual (seperti sexual
drives, sexual partnership, sexual enjoyment, dan sexual
acts) yang bekerja dalam setting sosial budaya tertentu
menimbulkan implikasi kesehatan pada pelakunya
Sesuai dengan rekomendasi strategi regional WHO untuk negara-negara
anggota di Asia, lima kelompok kerja telah sepakat untuk melaksanakan
pelayanan dasar berikut sebagai strategi intervensi nasional penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi di Indonesia :
1. Kesejahteraan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan penanganan ISR (Infeksi Saluran Reproduksi) / PMS (Penyakit
Menular Seksual) / HIV-AIDS
4. Kesehatan reproduksi remaja
5. Pencegahan dan penanganan masalah usia lanjut
Landasan Hukum tentang Peran Pemerintah terkait Kesehatan Reproduksi
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23/1992 dan Undang-Undang
Nomor 10/1992, Strategi kesehatan reproduksi nasional diarahkan pada rencana
intervensi untuk mengubah perilaku didalam setiap keluarga. Tujuannya adalah
menjadikan keluarga sebagai pintu masuk utama upaya promosi pelayanan
kesehatan reproduksi.
Peraturan pemerintah RI No 61 tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi :
1. Pasal 6
2. Pasal 7
International Trade in Health Care
Menggunakan definisi General Agreement on Trade in Services (GATS), perdagangan layanan
kesehatan terjadi melalui empat mode.
Cross-border delivery of trade
Meliputi pengiriman sampel laboratorium, diagnosis, dan konsultasi
klinis melalui saluran surat tradisional, serta pengiriman layanan
kesehatan secara elektronik, seperti diagnosis, second opinion, dan
konsultasi.
Berbagai negara menggunakan berbagai layanan telehealth, termasuk
telepathology, teleradiology, dan telepsychiatry. Banyak inisiatif
telemedicine lintas batas juga muncul. Misalnya, layanan telediagnostik,
pengawasan dan konsultasi disediakan oleh rumah sakit di AS ke rumah
sakit di Amerika Tengah dan Mediterania Timur, dan dokter India
menyediakan layanan telepatologi ke rumah sakit di Bangladesh dan
Nepal.
Consumption of health services
abroad
Di bawah mode ini, pasien kaya di negara
berkembang mencari perawatan khusus
berkualitas tinggi di luar negeri di rumah
sakit di negara industri atau di negara
berkembang tetangga dengan standar
perawatan kesehatan yang unggul.
Beberapa negara berkembang mengekspor layanan
kesehatan melalui konsumsi di luar negeri. Kuba,
misalnya, telah melakukan upaya sadar untuk menarik
pasien asing dari Amerika Latin, Karibia, Eropa, dan
Rusia ke rumah sakit khusus yang menyediakan
perawatan berkualitas tinggi dengan harga bersaing.
Ia juga membedakan dirinya dengan berfokus pada
pengobatan penyakit kulit tertentu yang tidak dapat
disembuhkan di negara lain, dan pada pengembangan
prosedur dan obat baru, seperti untuk retinopati pigmen
atau vitiligo.
Commercial presence