Anda di halaman 1dari 46

1.

Jenjang sistem
2. Pendekatan sistem

3. Program puskesmas
- Program dasar yaitu program wajib mencakup masyarakat luas karena masalah
utamanya rata2 dialami Indonesia (program gizi, KIA/KB, kesling, pencegahan
pengendalian penyakit, poli umum, promosi kesehatan)
- Program pengembangan yaitu masalahnya tidak dialami semua puskesmas. Syarat:
ada masalah diwilayah trsebut, sudah mnjalankan program dasar, terdapat sumber
daya untuk atasi masalah tersebut. (lansia, jiwa, gigi, mata, tht)

Kisi kisi evrog (7-10)

1. Penyebab kematian ibu di Indonesia secara langsung dan tidak langsung


Kematian ibu adalah kematian yang disebabkan langsung oleh obstetri atau komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas.
Penyebab kematian ibu secara langsung : HDK 32%, puerperium 31% perdarahan
post partum 20% dan partus lama 1%
PENYEBAB UTAMA KEMATIAN IBU ADALAH : HDK DAN PERDARAHAN
POST PARTUM
Penyebab tidak langsung : kematian ibu yang disebabkan oleh penyakit dan bukan
karena kehamilan dan persalinannya. Penyakit tb, anemia, malaria, sifilis, HIV AIDS,
dan lain lain yang dapat memperberat kehamilan dan meningkatkan risiko terjadinya
kesakitan dan kematian.

Salah satu penyebab kematian ibu juga adanya 4 terlalu dan 3 terlambat :
Terlalu muda, terlalu sering, terlalu pendek jarak kehamilan, terlalu tua dan terlambat
deteksi dini tanda bahaya, terlambat mencapai fasilitas dan terlambat mendapatkan
pertolongan yang adekuat.

Penyebab kematian neonatal : asfiksia, BBLR, infeksi

Penyebab kematian anak dan ibu dapat dicegah jika wanita hamil melakukan
pemeriksaan minimal 4x di petugas kesehatan.

Upaya untuk meningkatkan kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak --> continuum
of care the life cycle dan continuum of care of pathway --> pekayanan yang diberikan
pada siklus kehidupan yang dimulai dari prakonsepsi, kehamila, persalinan nifas bayi
balita anak prasekolah sekolah remaja hingga lansia

Jawaban bimbingan:
Langsung : perdarahan, infeksi  solusinya:
Tidak langsung: 4K 4T  solusi 4K: KB, tunda kawin menurut UU
Solusi 4T: menyiapkan suami siaga, desa siaga, pos bersalin desa,
gerakan saying ibu, ambulans siaga

2. Strategi penangannya berdasarkan kegiatan program puskesmas


adalah upaya bidang kesehatan meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lair dengan komplikasi,
bayi dan balita serta anak prasekolah.

Program puskesmas dalam bidang KIA : pelayanan KIA-KB ini misalnya pemeriksaan
kehamilan (ANC), nifas, pengobatan bayi dan balita, imunisasi, DDTK, kesehatan
reproduksi remaja termasuk calon pengantin, pelayanan KB pil, kondom, suntik, IUD,
dan implan.

3. Gerakan untuk menanggulangi AKI di Indonesia


Upaya yang dilakukan :
 Upaya menurunkan AKI : safe motherhood initiative (1980) --> making
pregnancy safer (MPS) (1990)
 Upaya menurunkan AKB : child survival
Kedua program ini menjadi "grand strategy" DEPKES tahun 2004.

MPS (making pregnancy safer) terdiri dari 3 pesan kunci dan 4 strategi :
A. 3 pesan kunci MPS adalah
a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
b. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
c. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.
B. 4 strategi MPS adalah
a. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi dan balita
di tingkat dasar dan rujukan
b. Membangun kemitraan yang efektif
c. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat
d. Meningkatkan sistem surveilans, pembiayaan, monitoring dan informasi KIA

Child survival (CS) terdiri dari 3 pesan kunci dan 4 strategi :


A. 3 pesan kunci :
a. Setiap bayi dan balita memperoleh pelayanan kesehatan dasar paripurna
b. Setiap bayi dan balita sakit ditangani secara adekuat
c. Setiap bayi dan balita tumbuh dan berkembang secara optimal
B. 4 strategi CS adalah :
a. Peningkatan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu, bayi baru
lahir dan balita yang berkualitas berdasarkan bukti ilmiah
b. Membangun kemtiraan yang efektif melalui kerjasama lintas program,
lintas sektor dan mitra lainnya dalam melakukan advokasi untuk
memaksimalkan sumber daya yang tersedeia serta memantapkan koordinasi
perencanaan kegiatan MPS dan child survival.
c. Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui kegiatan
peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku yang menunjang
kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan balita serta pemanfaatan pelayanan
kesehatan yang tersedia
d. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan balita.

4. Kegiatan KIA ibu sesuai dengan buku program (tujuan, manfaat)


 Peningkata pelayanan ANC sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas
kesehatan
 Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke
fasilitas kesehatan
 Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan
 Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan
 Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan nenonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat
 Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan
 Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi seusai dtandar di semua faskes
 Peningkatan pelayanan kesehatan bagi balita sesuai standar di semua faskes
 Peningkatan pelayanan kb sesuai standar

5. kenapa fe penting pada ibu hamil? Jenis anemia pada ibu hamil? Mengapa ibu
hamil sering mengalami anemia? Bagaimana strategi pencegahannya? Dan strategi
terapinya?
Fe (zat besi)
Anemia defisiensi besi adalah masalah yang paling sering terjadi selama masa kehamilan.
Ibu hamil mengalami deplesi besi sehingga hanya sedikit memberi zat besi kepada janin
yang dibutuhkan untuk metabolisme besi normal.
Tablet besi atau tablet tambah diberikan pada ibu hamil sebanak 1 tablet setiap hari
berturut" selama 90 hari selama masa kehamilan. Tablet tambah darah mengandung 60
mg besi elemental dan 400 mcg asam folat. Tablet tambah darah diminum dari awal
kehamilan 1 tab per hari
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan dan hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat
bawaan, lahir dengan berat badan rendah dan anemia pada bayi.

6. Langkah Langkah evaluasi program


o Menentukan tujuan evaluasi
o Menentukan metode apa yang digunakan
o Membuat hasil yang bermanfaat, bagaimana hasilnya dilaporkan sehingga dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan
Sumber : buku dr. djap

Jawaban bimbingan:
- mengumpulkan data penduduk, demografi, geografi, lingkungan fisik dan
nonfisik, data puskesmas (organisasi dan organisasi program)
- menyusun masalah
- analisis masalah dari output
Bahas input (4M) sesuai sasarannya, proses (POAC) ada yg paham programnya
gad an Mengerti cara pemberdayaan masyrakat untuk jadi mitra ?
- pilih masalah prioritas
- menentukan prioritas jalan keluar
- dilakukan program selanjutnya

7. Metode evaluasi program


Jenis evaluasi
 Formatif --> lebih komprehensif memberikan alasan mengapa pelaksanaan tidak
berjalan dengan baik
 Sumatif --> menggamabrkan dengan jelas manfaat yang dihasilkan oleh program dan
biaya serta kondisi yang diperlukan untuk memperoleh manfaat yang diinginkan
pada akhir program. Idealya proses evaluasi dimulai pada saat perencanaan dan
pengembangan, sebelum pelaksanaan program atau modifikasi program. Secara garis
besar bertujuan untuk diketahuinya apakah semua target usdah sesuai dengan
cakupan yang telah dicapai pada akhir program

Formatif: tahap awal program sesuai dg masalah yg ditemukan


Promotif: tahap pelaksanaan program, program sesuai dg rencana atau tidak
Sumatif: tahap akhir program, untuk melihat keluaran dan dampak
Sumber: dr. diana

8. Sistem dan masing-masing indikatornya


Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai suatu tujuan yang jelas Komponen suatu sistem adalah masukan (input),
proses (process), keluaran (output), efek (effect), dampak (outcome) dan mekanisme
umpan balik (feedback). Unsur-unsur dalam sistem :

 Input (masukan)
Masukan atau input adalah kumpulan dari suatu elemen pada suatu sistem yang
diperlukan untuk membuat sebuah sistem dapat berfungsi. Unsur unsur dalam
masukan dapat berupa man (staf), money (dana operasional), material (logistik,
obat, vaksin, alat medis) method (keterampilan/cara, prosedur kerja, peraturan),
minute (waktu dan jangka waktu pelaksanaan), machine (mesin, peralatan/teknologi),
market (sasaran masyarakt yang menjadi target program) dan informasi.

Buku administrasi:
 Proses
Proses adalah kumpulan dari elemen yang dapat berfungsi untuk merubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan. Unsur dari proses terdiri dari planning,
pengorganisasian, penggerakan, koordinasi, pengawasan, pelaporan dan evaluasi.

Buku administrasi :
 Organizing (pengorganisasian)
Sebuah kegiatan manajerial dimana fungsinya adalah untuk menghimpun semua
sumber daya yang ada pada sebuah organisasi dan memanfaatkan sumber daya
tersebut secara efisien untuk mencapai tujuan dari organisasi.
 Actuating (directing, commanding, motivating, staffing dan coordinating)
Sebuah kegiatan perggerakan pelaksanaan yang terdiri dari bimbingan kepada
para staf agar mampu bekerja dengan optimal dalam menjalankan tugas pokonya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan disertai dengan sumber daya yang ada.
Intinya adalah bagiaman seorang manajer mampu mengembangkan kebijakan dan
strategi kepemimpinannya sehingga mampu memotivasi kerja para staf.
 Controlling
Adalah sebuah kegiatan pengawasan dimana dilakukan dengan pengamatan secara
terus menerus terhadap pelaksanaan sebuah kegiatan dan memastikan kegiatan
sudah sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah ditetapkan dan melakukan
koreksi atau perbaikan jika terdapat kesalahan atau penyimpangan. Fungsi ini
memerlukan adanya perumusan standar kinerja para staf. Standar ini akan digunakan
untuk penilaian para staf yang akan dilakukan oleh seorang manajer.
 Umpan balik (feedback)
Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus
sebagai masukan bagi sistem tersebut. Merupakan hasil dari keluaran yang
digunakan sebagai bahan untuk perbaikan pada satu siklus mendatang. Adanya
feedback yang dini dapat memperbaiki di tengah berjalannya program kesehatan.
 Lingkungan (environment)
Bagian yang ada di luar sistem namun masih memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap sebuah sistem. Unsur lingkunagn dapat mendukung atau sebaliknya menjadi
penghambat berjalannya program. Lingkungan dapat dibagi menjadi 2, yaitu
lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik meliputi keadaan geografis (tanah,
ketinggian tanah, suhu udara, musim, ketersediaan air, tumbuhan dan semua yang
berbentuk fisik) sedangkan lingkungan non fisik merupakan lingkungan yang tidak
tampak, namun dapat berpengaruh besar terhadap kelangsungan program, misalnya
tingkat social ekonomi, adat istiadat setempat, tingkat Pendidikan, dan lain
sebagainya.
 Output
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan langsung
dari berlangsungnya proses dalam sistem atau hasil langsung (keluaran) suatu
sistem. Pelayanan program (numerator dibandingkan dengan jumlah seluruh
masyarakat yang menjadi target program (denominator)).
 Effect (efek)
Hasil langsung yang dirasakan oleh masyarakat yang sudah diberikan pelayanan
program. Efek dapat dikaji dari perubahan pengetahuan sikap dan perilaku
masyarakat sasaran.
 Outcome (impact)
Outcome adalah hasil yang tidak langsung dari proses suatu sistem. Dampak
adalah akibat yang dihasilkan dari sebuah keluaran sistem. Salah satu contoh dampak
program adalah peningkatan status kesehatan masyarakat.

9. Macam macam fungsi administrasi


Manajemen adalah suatu proses pengaturan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
melibatkan orang-orang yang ada di dalamnya.

Menurut George Robert Terry, fungsi manajemen perusahaan disingkat menjadi


POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.
Keempat fungsi manajemen ini tidak berjalan secara linear, namun spiral sehingga
memungkinkan suatu organisasi akan bergerak terus menerus dan tidak berhenti pada
satu tahap. Siklus manajemen yang dilakukan oleh perusahaan adalah merencanakan,
mengorganisasi staf dan sumber daya yang ada, melaksanakan program kerja, dan
mengendalikan jalannya pekerjaan. Di dalam tahap pengendalian tersebut, manajemen
akan melakukan evaluasi untuk memperoleh feedback yang digunakan sebagai dasar
perencanaan selanjutnya, atau dapat juga digunakan untuk perencanaan kembali.

 Planning
susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan
perusahaan
SMART yaitu Specific yang berarti harus jelas apa saja kegiatan atau aktivitas
yang akan dilakukan. Kedua, Measurable yaitu aktivitas tersebut dapat diukur
tingkat keberhasilannya. Selanjutnya, Achievable yaitu perencanaan perusahaan
dapat dicapai, bukan hanya suatu rencana yang tidak dapat dilakukan. Keempat,
Realistic yaitu rencana tersebut dikerjakan sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya yang ada di perusahaan. Terakhir, Time yaitu rencana yang telah
ditetapkan terdapat batasan waktu yang jelas sehingga perencanaan tersebut dapat
dinilai dan dievaluasi.

 Organizing
Kegiatan pembagian tugas kepada setiap sumber daya yang ada di perusahan
sesuai dengan kemampuan masing-masing sumber daya tersebut.
o Staffing : menempatkan orang pada tempat yang tepat

 Actuating
menggerakan semua anggota kelompok untuk bekerja sama mencapai tujuan
perusahaan

 Controlling
Mengendalikan pelaksanaan dan melakukan koreksi-koreksi apabila aktivitas yang
dilakukan tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

POSDCORB
akronim yang paling terkenal yang diciptakan oleh ahli teori manajemen Luther Gulick
dan Lyndall Urwick --> Planning (Perencanaan), Organising (Pengorganisasian),
Staffing (Penyusunan Staf), Directing (Pengarahan), Coordinating (Koordinasi),
Reporting (Pelaporan), dan Budgeting (Penganggaran)

 Planning
Perencanaan untuk sebuah organisasi mencapai tujuannya
Menentukan arah terhadap upaya semua tenaga kerja organisasi agar mencapai
sebuah tujuan
 Organizing
Mengatur semua sumber daya yang diperlukan untuk membantu mencapai sebuah
tujuan
 Staffing
Mengatur sumber daya manusia untuk membantu mencapai sebuah tujuan
 Directing
Mengarahkan sumber daya agar bergerak dan bekerja sesuai fungsinya masing-
masing untuk mencapai sebuah tujuan
 Coordinating
mengoordinasikan upaya berbagai departemen untuk memastikan bahwa mereka
bergerak bersama-sama satu sama lain dengan sinkron
 Reporting
Komunikasi dan pertukaran informasi
 Budgeting
Keuangan atau anggaran pada setiap organisasi

POCCC (henry fayol) --> planning, organizing, commanding, coordinating, controlling


 Planning
membuat perencanaan tujuan perusahaan dan bagaimana strategi untuk mencapai
tujuan tersebut dengan sumber daya yang tersedia.
 Organizing
Pengorganisasian sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya fisik, dan
sumber daya modal dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
 Commanding
Sama dengan actuating/directing --> memberikan arahan kepada karyawan agar
dapat menunaikan tugas mereka masing-masing
 Coordinating
Salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi
kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-
hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama
atau tujuan organisasi.
 Controlling
pengendalian atau pengawasan adalah suatu kegiatan untuk memantau,
membuktikan, dan memastikan seluruh kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan, diperintahkan, dan dikondisikan sebelumnya dapat berjalan sesuai
target atau tujuan tertentu.

10. Puskesmas
Definisi: fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
Merupakan UPTD (unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota)
Jadi menyelenggarakan upaya kesehatan berdasarkan perintah dari dinas kesehatan
kabupaten / kota (dinas kesehatan tingkat II)

Buku administrasi:
- 4 ASAS PUSKESMAS
- PERANAN DAN KEDUDUKAN PUSKESMAS sebagai ujugng tombak sistem
pelayanan kesehatan primer. Ujung tombak adalah puskesmas sbg pelayanan
kesehatan primer terdepan dalam pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat
terutama bergerak dibidang promotive dan prefentif
- Pembangunan kesehatan adalah penyuluhan
- Pelayanan kesehatan cth: mmberi imunisasi
- Pembinaan peran serta msayarakat artinya melibatkan masyarakat dlm
mnyelenggarakan program, mengambil tanggung jwb untuk mengembangkan
kemampuan menyehatkan diri scr mandiri. Contoh: menyelenggarakan UKBM
(upaya kesehatan berbasisi masyarakat) sprti POSYANDU, POSBINDU

11. Fungsi puskesmas


Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya

12. Unit pembantu puskesmas


 Puskesmas pembantu merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan
pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas.
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral Puskesmas, yang harus dibina secara
berkala oleh Puseksmas
 Tujuan: untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di wilayah kerjanya
 Fungsi: untuk menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan
Puskesmas, di wilayah kerjanya
 Puskesmas Pembantu didirikan dengan perbandingan satu

Puskesmas pembantu untuk melayani 2 - 3 desa/kelurahan. Dalam kondisi tertentu


berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, aksebilitas dan
ketersediaan sumber daya dapat didirikan Puskesmas Pembantu pada setiap
desa/kelurahan. Kondisi tertentu ditetapkan oleh dinas kesehatan daerah kabupatan/kota

 Peran puskesmas pembantu


 Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja puskesmas
 Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehtan terutama UKM
 Mendukung pelaksanaan kegiatan posyandu, imunisasi, KIA-KB, penyuluhan
kesehatan, surveilans, pemberdayaan masyarakat, dll. Dalam hal dibutuhkan
pelayanan persalinan normal di puskesmas pembantu, harus terpenuhi
persyaratakn lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan dan ketenagaan
sesuai standar pelayanan persalinan
 Mendukung pelayanan rujukan
 Mendukung pelayanan promotif dan preventif
 Penanggungjawab: seorang tenaga kesehatan, yg ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
atas usulan kepala puskesmas
 Tenaga minimal: 1 perawat dan 1 bidan
 Pendirian puskes pembantu harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan kesehatan dan ketenagaan
 Bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan di puskesmas pembantu harus dilakukan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan scr berkala agar tetap layak fungsi

13. Lintas program dan lintas sector


Kerjasama lintas program adalah kerjasama di dalam lingkup Puskesmas atau lingkup
Dinas Kesehatan itu sendiri

Kerjasama lintas sektoral adalah kerjasama dengan organisasi Lembaga Swadaya


Masyarakat atau LSM, dan pemerintah desa.

14. Arti menyeluruh dan terpadu

Arti menyeluruh berarti bahwa puskesmas harus mampu menyediakan pelayanan


kesehatan yang mencakup seluruh spektrum kebutuhan kesehatan masyarakat di wilayah
tersebut. Ini mencakup promotif (pencegahan penyakit dan promosi kesehatan), preventif
(deteksi dini penyakit dan tindakan pencegahan), kuratif (pengobatan penyakit), dan
rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah penyakit atau cedera

Puskesmas yang beroperasi secara terpadu berarti bahwa berbagai aspek pelayanan
kesehatan dikoordinasikan dengan baik dan saling mendukung di dalam satu unit. Ini
melibatkan kerjasama antara berbagai tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat, bidan,
apoteker, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya, serta integrasi antara pelayanan
kesehatan primer dengan layanan lainnya, seperti rujukan ke rumah sakit atau spesialis.

15. Arti UPTD


UPTD : unit pelaksana teknis dinas  puskesmas
Unit organisasi yg bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja scr profesional dan
bertanggung jawab kpd kepala dinas
UPTD puskesmas dipimpin oleh seorang kepala UPTD yg dijabat oleh pejabat fungsional
tenga kesehatan yg diberikan tugas tambahan
Susunan organisasi UPTD Puskesmas terdiri dair:
- Tata usaha
- Penanggung jawab upaya kesehatan
- Kelompok jabatan fungsional
Krn merupakan sebuah UPTD, puskesmas juga dinas kesehatan tetapi hanya
pelaksananya saja.
Krn dia pelaksana  maka kebutuhan pelaksana semua ditanggung oleh dinas kesehatan.
Artinya tenaga, dana, sarana dan prasarana disediakan oleh dinas kesehatan
Tenaga dana sarana  merupakan masukan pada kerangka sistem

16. Kedudukan puskesmas


Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yg berada di bawah dan
bertanggung jawba kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupatan/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

17. SP2TP puskesmas


SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas)
Adalah satu bagian Sistem Informasi Kesehatan, dan sebagai sumber data yg berasal dari
Puskesmas dan dapat dimanfaatkan di berbagai jenjang administratif

18. 2 jenis rujukan di puskesmas dan contohnya

Sistem rujukan di Indonesia dibedakan atas 2 jenis yaitu rujukan medis dan rujukan
kesehatan. Rujukan medis adalah upaya rujukan kesehatan yang dapat bersifat vertikal,
horizontal atau timbal balik yang terutama berkaitan dengan upaya penyembuhan dan
rehabilitasi serta upaya yang bertujuan mendukungnya. Rujukan kesehatan adalah
rujukan upaya kesehatan yang bersifat vertikal dan horisontal yang terutama berkaitan
dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta upaya yang mendukungnya.

Contoh :

 Rujukan dengan kasus DBD: sebelum dirujuk pada fasilitas lain, pasien harus
memenuhi kriteria untuk dirujuk, seperti tidak adanya perbaikan kondisi setelah
pemberian terapi cairan 15 ml/kgBB/Jam serta ditemukan adanya tanda-tanda shock
seperti Nadi yang tetap tinggi, TD mulai menurun, dan produksi urin berkurang, atau
faskes tidak mampu untuk melakukan pemeriksaan darah serial berulang setiap 6 jam
atau melakukan pengawasan ketat pada pasien. Pantau ketat kondisi pasien,
monitoring tanda vital, rujukan tidak perlu jika pengawasan baik. Segera rujuk jika
ditemukan tanda-tanda syok perdarahan, nadi meningkat, TD menurun, urin
berkurang, kejang , penkes, hemel,segera stabilisasi dan merujuk agar tidak sampai
pada fase irreversible
 Rujukan dengan kasus Diabetes Melitus: Sebelum dirujuk pada fasilitas kesehatan
lain, maka pasien haruslah memenuhi kriteria untuk dirujuk seperti adanya kerusakan
target organ atau komplikasi dari diabetes seperti KAD, nefropati, neuropati,
retinopati, cardiomyopati atau DM tipe 1 atau 2 dengan insulin dependent atau
Diabetes Gestasional. DM tipe 2 tanpa komplikasi dapat dirujuk apabila setelah
pemberian 2 obat dan diet sehat pasien tidak mengalami perbaikan selama 2-3 bulan

Buku administrasi:
19. Program pkm dasar
 Kia, kb
 Gizi
 Poli umum
 Promkes
 Kesling
 Pencegahan penyakit menular (P2M_
Program penunjang
 Ruang pencatatan dan pelaporan (SP2TP)
 Depo obat
 Ruang tindakan
 Klinik laboratorium
 Tambahan: klinik paru, klinik narkoba

Program pkm pengembangan dan syarat adanya program pkm pengembangan


wilayah kerja pkm,
Upaya kesehatan Pengembangan :
- Upaya Kesehatan Masyarakat;
- Upaya Kesehatan Jiwa;
- Upaya Kesehatan Lansia;
- Upaya Kesehatan Indera : mata, telinga
- Upaya Kesehatan Tradisional;
- Upaya Kesehatan Kerja;
- Upaya Kesehatan Olah Raga;
- Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat;
- Upaya Kesehatan Haji.

BATASAN OPERASIONAL
 Upaya kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental
gunamenyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secarabermakna,
baik di lingkungan darat, laut, maupun udara;
 Upaya perawatan kesehatan masyarakat adalah upaya puskesmas
dalammelakukan perawatan bagi penderita yang di lakukan di rumah;
 Upaya kesehatan jiwa adalah menjamin setiap orang dapat mencapaikualitas
hidup yang baik, menikmati kehidupan jiwa yang sehat, bebas dari ketakutan,
tekanan dan gangguan jiwa lain yang dapat mengganggukesehatan jiwa;
 Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat adalah kegiatan untuk
mengupayakanmendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di desa yang
terjangkau;
 Upaya pengobatan tradisional adalah program pembinaan terhadappelayanan
pengobatan tradisional, pengobatan tradisional dan carapengobatan tradisional.
Yang dimaksud pengobatan tradisional adalahpengobatan yang di lakukan secara
turun menurun, baik yang menggunakanherbal (jamu) alat (tusuk jarum, juru
sunat) maupun keterampilan (pijat, patahtulang);
 Upaya kesehatan indra adalah kegiatan meningkatkan derajat kesehatanindra
penglihatan di masyarakat;
 Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya untuk mempertahankan
danmeningkatakan kualitas hidup masyarakat yang berusia lanjut;
 Upaya kesehatan Olah raga adalah semua bentuk kegiatan yang merupakanilmu/
pengetahuan fisik pada umumnya yang bertujuan meningkatkan derajatkesehatan
dan kesegaran jasmani;
 Upaya Kesehatan Kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan danpemeliharaan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jabatan,
pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yangmerugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
adaptasi antara pekerjaan dengan manusia danmanusia dengan

20. Wilayah kerja puskesmas


Jawaban bimbingan:
1 kecamatan dengan 30.000 penduduk

- Wilayah kerja perkotaan


paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
 aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan, dan jasa;
 memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2
km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, atau hotel;
 lebih dari 90% (sembilan puluh per seratus) rumah tangga memiliki listrik;
dan/atau
 terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat huruf b.

karakteristiknya :
o memprioritaskan pelayanan UKM; pelayanan UKM dilaksanakan dengan
melibatkan partisipasi masyarakat;
o pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;
o optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring Puskesmas; dan
o pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

- Wilayah kerja pedesaan


paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
- aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduk pada sektor agraris
atau maritim;
- memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa hotel;
- rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh per seratus);
dan
- terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana dimaksud
pada huruf b.

karakterisitknya :
o pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
o pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang diselenggarakanoleh masyarakat;
o optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring Puskesmas; dan
o pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat perdesaan.

- Wilayah kerja kawasan terpencil dan sangat terpencil


Karakteristik :
- memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
Tenaga Kesehatan;
- dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;
- pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal;
- pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;
- optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring Puskesmas; dan
- pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas

21. analisa pengaruh letak pkm di peta wilayah kerja dan tantangannya dll,
(tergantung program)
jawaban bimbingan:
karena datanya ga semua isi pasien diwilayahnya, ada orang2 diluar wilayah puseksmas
jadi harus disaring datanya. Begitu juga orang di wilyaha puskesmas itu bs aja ke puskes
wilayah lain shingga hrs minta data dri wilayah lalin itu .

22. analisa lingkungan fisik dan non fisik.dan pengaruhnya bagi program pkm
(tergantung program)

23. Kenapa penting program tersebut dievaluasi


Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui bagaimana berjalannya suatu program
dan apakah sudah memenuhi tolok ukur atau target yang sudah di tetapkan, jika
tidak memenuhi target yang ditetapkan  dapat menganalisis masalah apa yang terjadi
dan segera menemukan solusi terhadap masalah tersebut yang akan berfungsi untuk
feedback sehingga dapat menentukan tujuan program ke depannya sehingg program
akan berjalan lebih baik lagi.

Jwbn bimbingan:
Krn program dievaluasi apakah keluaran sesuai tolok ukur/ target, dilihat
keberhasilannya,
- Klo tercapai apkah input proses ssuai tolok ukur
jika sudah baik maka dijadikan plajaran/umpan balik untuk tahun depan  apakah
kebetulan aja atau emg sudah efisien (sumber daya minimal dan waktu minimal), efektif (
sumber daya minimal tapi hasilnya maksimal) klo tercapai tapi pas2an maka taun
depan harus dilebihin baik inpt/proses
- Klo tdk trcpai apakah input tdk ssuai tolok ukur / lingkungan yg tdk mndukung
Kalau ditidak baik, apakah ada ksenjangan/ msalah di input/proses

24. Kenapa pentingnya topik tersebut dijadikan program puskesmas


Kayaknya ini tergantung program masing” yang diambil  jawab pakai latar belakang

Jwbn bimbingan:
- Masih banyak masalah
- Krn sasarannya msyrkt sehat, tujuannya promotive preventif jdi msyrkt slain
sasaran tpi mmpengaruhi sassaran dilakukan promotive preventif
- Mslah sifatnya Panjang dan berkelanjutan
- Mslh sering trjadi di msyrkt

25. Definisi evaluasi program


Evaluasi adalah metode penilaian yang sistematis untuk mengumpulkan,
menganalisis dan menggunakan informasi untuk menjawab pertanyaan tentang
program program dan kebiijakan terutama tentang efektivitas dan efisisiensi.
Sumber : buku dr. djap

Jwbn bimbingan: mengukur pencapaian suatu kegiatan apakah ssuai tolok ukur u/
menganalisis proses input ssuai tolok ukur dalam mncapai target scr efektif efisien
shingga hasil analasis bs dijadikan umpan balik

Buku administrasi

26. Masalah
Rumusan masalah program kesehatan berasal dari tinjauan kerangka teroiris dimana
dalam tinjauan kerangka teoritis digambarkan dengan permasalahan kesehatan
masyarakat, dimana dirinci sebagai berikut :
 Apa masalahnya  what
 Apa faktor penyebabnya  why
 Kapan masalah tersebut  when
 Siapa yang menderita  who
 Apa kemungkinan dampak  how
 Apa upaya program untuk mengatasi masalah tersebut?  how

27. Bedanya target &Tolok ukur


Target adalah tingkat pencapaian yang diharapkan atau ditetapkan untuk setiap tolok ukur
dalam evaluasi program.
Target berfungsi sebagai patokan atau sasaran yang ingin dicapai oleh program dalam
jangka waktu tertentu.

Tolok ukur adalah nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai
target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem yang terdiri dari masukan, proses,
keluaran, efek, dampak, umpan balik, dan lingkungan. Ini digunakan sebagai pembanding
atau target yang dicapai.

Jwbn bimbingan:
Target ditetapkan puskesmas ssuai kemapuan dan kondisi puskesmasnya tpi bs lwatin
tolok ukur klo dirasa mampu
Tolok ukur ditetapkan instansi / pemerintah
Contoh: standa mampu jwb 10 tp org rajin  ga mncapi tolok ukur

28. Yang ada dalam input, proses dan keluaran


 Input
Masukan atau input adalah kumpulan dari suatu elemen pada suatu sistem yang
diperlukan untuk membuat sebuah sistem dapat berfungsi. Unsur unsur dalam
masukan dapat berupa man (staf), money (dana operasional), material (logistik, obat,
vaksin, alat medis) method (keterampilan/cara, prosedur kerja, peraturan), minute
(waktu dan jangka waktu pelaksanaan), machine (mesin, peralatan/teknologi), market
(sasaran masyarakt yang menjadi target program) dan informasi

 Proses
Proses adalah kumpulan dari elemen yang dapat berfungsi untuk merubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan. Unsur dari proses terdiri dari planning,
pengorganisasian, penggerakan, koordinasi, pengawasan, pelaporan dan evaluasi.
o Organizing (pengorganisasian)
Sebuah kegiatan manajerial dimana fungsinya adalah untuk menghimpun semua
sumber daya yang ada pada sebuah organisasi dan memanfaatkan sumber daya
tersebut secara efisien untuk mencapai tujuan dari organisasi.
o Actuating (directing, commanding, motivating, staffing dan coordinating)
Sebuah kegiatan perggerakan pelaksanaan yang terdiri dari biningan kepada para
staf agar mampu bekerja dengan optimal dalam menjalankan tugas pokonya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan disertai dengan sumber daya yang
ada. Intinya adalah bagiaman seorang manajer mampu mengembangkan
kebijakan dan strategi kepemimpinannya sehingga mampu memotivasi kerja
para staf.
o Controlling
Adalah sebuah kegiatan pengawan dimana dilakukan dengan pengamatan secara
terus menerus terhadap pelaksanaan sebuah kegiatan dan memastikan kegiatan
sudah sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah ditetapkan dan melakukan
koreksi atau perbaikan jika terdapat kesalahan atau penyimpangan. Fungsi ini
memerlukan adanya perumusa standar kinerja para staf. Standar ini akan
digunakan untuk penilaian para staf yang akan dilakukan oleh seorang manajer.

 Output
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan langsung
dan berlangsungnya proses dalam sistem atau hasil langsung (keluaran) suatu sistem.
Pelayanan program (numerator dibandingkan dengan jumlah seluruh masyarakat
yang menjadi target program (denominator)).

29. Beda keluaran dengan dampak


Keluaran : kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan langsung dari berlangsungnya
proses dalam sistem atau hasil langsung (keluaran) suatu sistem
Ex : jumlah kelompok atau individu yang sudah diberikan pelayanan program, cakupan
program anak yang diimunisasi, dll
Dampak : Dampak adalah akibat yang dihasilkan dari sebuah keluaran sistem. Salah satu
contoh dampak program adalah peningkatan status kesehatan masyarakat.

30. Mengapa penting membuat prioritas masalah


Setelah megetahui masalah yang ada dalam keluaran, maka dari sekian banyaknya
masalah yang ada, perlu dilakukan prioritas masalah yang ada. Prioritas masalah ini
dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain : keterbatasan waktu dan sumber
daya (tenaga dan dana) , diharapkan masalah yang dipilih dapat menyelesaikan mslaah
lainnya

31. Langkah membuat prioritas masalah


- Sistem skoring = menggunakan angka skor tertentu mnurut kriteria tertentu
(Hanlon, PAHO, PAHO CENDES, PEAR)
- Sistem nonskoring = tidak pakai skor, menggunakan pendapat/ diskusi
(Delphi, dll)
32. macam,- macam tehnik prioritas masalah (hanlon, paho,.paho cendes, metode
sederhana, brain storming, delphi, delbeck dll)

o PAHO (pan american health organization)


Indikator dari PAHO adalah :
 M (magnitude)
Memnunjukan berapa banyak penduduk yang terkena masalah tersebut
Ex : magnitude ISPA lebih besar daripada HIV --> sehingga ISPA lebih penting
dari HIV
 S (severity)
Menunjukan tingkat keparahan dampak yang diakibatkan oleh masalah
kesehatan tersebut.
Ex : CFR yang bersangkutan atau oleh besarnya biaya yang diperlukan untuk
menanggulangi atau mengobati
 V (Vulnerability)
Menunjukan apakah kita memiliki cara atau teknologi yang murah dan efektif
untuk mengatasi masalah tersebut
Ex : campak lebih vulnerable dibandingkan tb, krn campak mudah dicegah
daripada tb
 C (Community concern)
Menunjukan tingkat kehebohan yang diitmbulkan oleh masalah tersebut di
tengah masyarakat
Ex : HIV lebih menghebohkan daripada TB

Langkah penggunaanya :
i. Membuat list masalah yang ada
ii. Meminta pakar untuk memberikan masing" indikator skor (1-10) lalu
kemudian di hitung rata" tiap indikator, lalu dikalikan di tabel horizontal

Dalam hal ini prioritasnya adalah TBC --> malaria --> ISPA --> Ca paru -->
HIV

Kelemahan :
 Menentukan siapa yang disebut sebagai pakar
 Kecenderungan pakar untuk bias terhadap bidang keahliannya
 Tanpa mengetahui data, akhirnya pakar tersebut juga akan memberikan skor
sesuai dengan penilaian subjektif

o CARL (capability, accesibility, readyness, leverage)


Menggunakan skor 1-5
 C : ketersediaan sumber daya
 A : masalah dapat dengan mudah atau tidak mudah untuk diatasi. Kemudahan dapat
didasarkna pada keterseidaan metode, cara atau teknologi serta penunjang
pelaksanaan seperti peraturan atau petunjuk pelaksanaan
 R : kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti
keahlian/kemampuan dan motivasi
 L : seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan
yang dibahas

Perhitungan : CxAxRxL --> hitung nilai tertinggi ke terendah

o Delphi
Masalah masalah didisikusikan oleh sekelompok orang yang memiliki keahlian yang
sama, melalui diskusi tersebut akan menghasilkan priorotas masalah yang disepakati
bersama

Caranya :
 Identifikasi masalah yang harus diselesaikan
 Membuat keusioner atau menetapkan peserta atau para ahli yang dianggap
mengetahii dan menguasai permasalahn
 Kuesioner dikirimkan kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban
kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah
 Pembentukan tim khusus untuk merangkum semua respon yang ada dan mengrim
kembali hasli rangkuman kepada partisipan
 Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menteapkan skala prioritas/memeringkat
alternatif yang dianggap terbaik dan mengembalikan kepada pempimpin kelompok
untuk membuat keputusan

o Delbeq
Dalam teknik ini tidak ada diskusi untuk menghindari orang yang dominan
mempengaruhi orang lain

Caranya :
 Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6-8 orang
 Mula" ditentukan di white board masalah apa yang akan ditentukan peringkat
prioritasnya
 Kemudian masing" orang tersebut menuliskan peringkat atau urutan prioritas untuk
setipa masalah yang akan ditentukan prioritasnya
 Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup
 Kemudian ketas dari masing" orang dikumpulkan dan hasilnya dituliskan di belakang
setiap masalh
 Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti
mendapat peringkat tertinggi

Delbeque menyarankan untuk dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut
dengan tujuan masing" orang akan mempertimbangkan kembali peringkat yang
mereka berikan setelah mengetahui rata" setiap masalah

Kelemahan :
 Menentukan siapa yang harusnya ikut dalam menentukan prioritas utama
 Pennetuan peringkat bisa sangat subjektif
 Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensu dari interest yang berbeda dan tidka
mennetukan prioritas atas dasar fakta

o PAHO-Cendes
Metode ini dibentuk oleh American health organization - center for development study
Rumusnya : priority : (magnitude x importancy x vulnerability)/cost
M : besarnya masalah I : pentingnya masalah, V : kerentananya terhadap cara intervesni,
Cost : besarnya biaya

Magnitude akan terdirid ari


 Severtiy
 Rate of increase
 Public concern
 Political climate
 Social benefit

o Metode sederhana
Merupaakan gabunagn dari beberapa metide yang diatas disebbakan sedemikian rupa
sehingga mduah diperbaiki
Skoring derajat masalah 5 (sangat oenting) --> 1 (tidak penting)
- Besar masalah
- Besar ringan akibat yg ditimbulkan
- Keuntungan social jika masalah terselesaikan
- Teknologi yg tersedia
- Sumber daya yg tersedia
o Hanlon
Pemecahan masalah secara kualitatif dengan menentukan prioritas pemecahan masalah
menggunakan 4 kelompok kriteria :
 Kelompok kriteria 1 : besarnya masalah (magnitude)
 Kriteria 2 : kegawatan masalah (emergency/seriousness)
 Kriteria 3 : kemudahan penanggulangan masalah (causability)
 Kriteria 4 : dapat atau tidaknya program dilaksanakan menggunakan istilah PEARL
Kriteria 1-3 : ditentukan dengan poin 0-10

Hanlon pada awalnya menggunakan brain storming dari anggota kelompok untuk
menentukan nilai dan bobot

Metode PEARL
 P = appropriateness / kesesuaian
 E = economicfeasibility / secara ekonomik mudah
 A = acceptability / dapat diterima
 R = tersedia sumber daya / resourcesavailability
 L = legalitas terjamin /legality
Masing-masing dari indikator diberikan nilai 0 = tidak dan 1 = ya

Contoh :

33. Bedanya metode skoring dan non skoring


- Teknik skoring (memberikan skor atau nilai terhadap masalah kesehatan
masyarakat dengan menggunakan ukuran parameter, seperti :
o Prevalensi penyakit atau besarnya masalah
o Kenaikan atau meningkatnya prevalensi
o Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
o Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi
o Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah
o Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi
masalah
Contoh : PAHO, CARL

- Teknik non skoring (maslaah dinilai melalui diskusi kelompok oleh sebab itu
disebut sebagai NGT (nominal group technique)
Contoh : delphi, PAHO-CENDES, Delbeq, metode sederhana, hanlon
Skrining TB pada Orang Dewasa
Pada orang dewasa, setelah melakukan anamnesis atau tanya jawab, akan dilakukan
serangkaian tes berikut ini:
- Tes dahak
Tes dahak atau BTA menggunakan sampel dahak untuk mendeteksi bakteri TB.
Dokter akan memberikan wadah khusus yang sudah disteril untuk menampung
dahak.
Dahak yang diperlukan dalam pemeriksaan BTA diambil sewaktu, yaitu dahak
pertama yang diambil saat berkunjung ke fasilitas kesehatan, serta yang diambil di
pagi hari, yaitu dahak tampungan di pagi hari segera setelah bangun tidur. Sampel
dahak tersebut kemudian dibawa ke faskes, baik itu puskesmas atau rumah sakit.
- Foto Rontgen
Foto Rontgen dada juga dilakukan sebagai bagian skrining TB. Skrining dengan
Rontgen dada bisa dilakukan oleh orang-orang di lingkungan yang berisiko
terinfeksi TB, seperti asrama dan lapas, serta kelompok orang tertentu, seperti
ODHA (orang dengan HIV/AIDS) atau penderita diabetes melitus.

34. Jelaskan DOTS dan PMO


Pengawasan langsung menelan obat (DOT/Directly Observed Treatment)
Pengawas Minum Obat (PMO) adalah seseorang yang dikenal, dipercayai dan disetujui
oleh petugas kesehatan maupun pasien, seseorang yang tinggal dekat dengan pasien,
bersedia membantu pasien dengan sukarela, bersedia dilatih dan atau mendapat
penyuluhan bersama-sama dengan pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh
pasien. PMO dapat berasal dari petugas kesehatan, kader kesehatan ataupun anggota
keluarga, dengan tugas sebagai berikut:
- a. Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan
- b. Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur
- c. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan.
- d. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-
gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan
Kesehatan.

35. Rencana terapi TB


Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam dua tahap yaitu
tahap awal serta tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan. Pada tahap awal,
pengobatan diberikan setiap hari. Panduan pengobatan tahap ini untuk menurunkan
jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian
kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan
pengobatan. Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2
bulan. Pengobatan tahap lanjutan bertujuan untuk membunuh sisa sisa kuman yang masih
ada dalam tubuh, khususnya kuman persister sehingga pasien dapat sembuh dan
mencegah terjadinya kekambuhan. Panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang
digunakan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 67 tahun 2016 mengenai
Penanggulangan Tuberkulosis, adalah sebagai berikut:
o Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR)
o Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5H(HR)3E3 Panduan OAT ini diberikan untuk
pasien BTA positif yang pernah diobati sebelumnya.
o Kategori anak: 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZE(S)/4-10HR
o Sementara itu pada TB resisten obat diberikan OAT lini kedua, yaitu kanamisin,
kapreomisin, levofloksasin, etionamide, sikloserin, moksifloksasin dan PAS,
bedaquilin, clofazimine, linezolid, delamanid, serta OAT lini pertama, pirazinamid
dan etambutol.
Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket obat kombinasi
dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 dan 4 jenis obat
dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas
dalam 1 (satu) paket untuk 1 (satu) pasien untuk 1 (satu) masa pengobatan. Paket
Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid (H), Rifampisin (R),
Pirazinamid (Z) dan Etambutol (E) yang dikemas dalam bentuk blister

36. Faktor risiko TB dan hubungan dengan lingkungan dan rumah dan Sifat kuman
TB termasuk cara sanitasi dll
Ada 3 faktor yang menentukan transmisi M.TB :
- 1. Jumlah organisme yang keluar ke udara.
- 2. Konsentrasi organisme dalam udara, ditentukan oleh volume ruang dan ventilasi.
- 3. Lama seseorang menghirup udara terkontaminasi
Penularan TB biasanya terjadi di dalam ruangan yang gelap, minim ventilasi di mana
percik renik dapat bertahan di udara dalam waktu yang lebih lama. Cahaya matahari
langsung dapat membunuh tuberkel basili dengan cepat, namun bakteri ini akan
bertahan lebih lama di dalam keadaan yang gelap. Kontak dekat dalam waktu yang
lama dengan orang terinfeksi meningkatkan risiko penularan. Apabila terinfeksi, proses
sehingga paparan tersebut berkembang menjadi penyakit TB aktif bergantung pada
kondisi imun individu. Pada individu dengan sistem imun yang normal, 90% tidak akan
berkembang menjadi penyakit TB dan hanya 10% dari kasus akan menjadi penyakit TB
aktif (setengah kasus terjadi segera setelah terinfeksi dan setengahnya terjadi di
kemudian hari). Risiko paling tinggi terdapat pada dua tahun pertama pasca-terinfeksi,
dimana setengah dari kasus terjadi. Kelompok dengan risiko tertinggi terinfeksi adalah
anak-anak dibawah usia 5 tahun dan lanjut usia. Orang dengan kondisi imun buruk
lebih rentan mengalami penyakit TB aktif dibanding orang dengan kondisi sistem imun
yang normal. 50- 60% orang dengan HIV-positif yang terinfeksi TB akan mengalami
penyakit TB yang aktif. Hal ini juga dapat terjadi pada kondisi medis lain di mana
sistem imun mengalami penekanan seperti pada kasus silikosis, diabetes melitus, dan
penggunaan kortikosteroid atau obat-obat imunosupresan lain dalam jangka panjang.

37. Hubungan kesling dan rumah sehat


Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah sehat harus
mempunyai cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang duduk/ruang makan, kamar
tidur, kamar mandi, jamban, dapur, tempat cuci pakaian, tempat rekreasi dan tempat
beristirahat, dengan. tujuan agar setiap penghuninya merasa nikmat dan merasa betah
tinggal di rumah tersebut
38. Kriteria jamban sehat
Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
4. Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat, kecoa, dan binatang-binatang
lainnya
5. Tidak menimbulkan bau
6. Mudah digunakan dan dipelihara
7. Sederhana desainnya
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya
 Macam-macam jamban dan tantangan
 Model Jamban Leher Angsa
 Aman dan tidak menimbulkan penularan penyakit akibat tinja. Model ini
membuat tinja terbuang secara tertutup sehingga tidak ada kontak dengan manusia
ataupun udara yang dihirup.
 Model Jamban Plengsengan Jamban sederhana yang didesain miring, sehingga
kotoran dapat jatuh menuju tangki septik setelah dikeluarkan. Septiknya tidak
berada langsung di bawah pengguna jamban.
 Model Cemplung/Cubluk Jamban tangki septiknya langsung berada di bawah
jamban, sehingga tinja yang keluar dapat langsung jatuh ke dalam tangki septik.
Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan
kesehatan yaitu:
a) tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang
berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia; dan
b) dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai dan
lingkungan sekitarnya. Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan
penyakit.
Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan penempatan
(di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah.
Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari :
a) Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap) Bangunan atas jamban harus
berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya.
b) Bangunan tengah jamban Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban,
yaitu:
a. Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter
dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (semi
saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus
diberi tutup.
b. Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai
saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah
(SPAL).
c. Bangunan Bawah Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan
pengurai kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran
atau kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Terdapat 2 (dua) macam bentuk
bangunan bawah jamban, yaitu:
i. Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai
penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian
padat dari kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik,
sedangkan bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan
diresapkan melalui bidang/sumur resapan. Jika tidak
memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter untuk
mengelola cairan tersebut.
ii. Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah
padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan
meresapkan cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak
mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut
akan diuraikan secara biologis. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar
atau segi empat, dindingnya harus aman dari longsoran, jika
diperlukan dinding cubluk diperkuat dengan pasangan bata, batu
kali, buis beton, anyaman bambu, penguat kayu, dan sebagainya.
Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau;
iii. Bak air harus dibersihkan minimal sekali dalam seminggu, dan bila
tidak digunakan dalam waktu lama (libur panjang) maka bak air
harus dikosongkan agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk;
iv. Menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai, closet serta
urinoar;
v. Tersedia sarana cuci tangan, sabun untuk cuci tangan

39. Kriteria sumur gali sehat


SYARAT PEMBUATAN: meliputi dinding sumur, bibir sumur, lantai sumur, serta jarak
dengan sumber pencemar.
1. Dinding sumur berfungsi mencegah merembesnya pencemar yang berasal dari
permukaan tanah maupun dari samping, juga sebagai penahan tanah supaya tidak
terkikis atau longsor
2. Bibir sumur gali berfungsi sebagai pelindung keselamatan bagi pemakai dan
untuk mencegah masuknya limpahan air/pencemaran ke dalam sumur
3. Lantai sumur berfungsi untuk mencegah merembesnya air buangan ke dalam
sumur dan sebagai tempat untuk melakukan aktifitas di sumur
4. Saluran pembuangan air limbah berfungsi untuk menyalurkan air limbah ke
tempat pembuangan yang jauh dari sumur
5. Jarak dengan sumber pencemar dimaksudkan adalah jarak antara sumur dengan
septi tank

 Dinding sumur minimal sedalam 3 m dari permukaan lantai/tanah, dibuat dari tembok
yang tidak tembus air/bahan kedap air dan kuat
 Selanjutnya pada kedalaman 1,5 meter dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu
bata tanpa semen
 Diberi dinding tembok (bibir sumur), tinggi bibir sumur ± 1 meter dari lantai, terbuat
dari bahan yang kuat dan kedap air
 Bibir sumur gali berada di atas tanah dengan tembok yang kedap air setinggi minimal
70 cm
 Lantai sumur disemen/harus kedap air, mempunyai lebar di sekeliling sumur ± l,5 m
dari tepi bibir sumur, agar air permukaan tidak masuk. Lantai sumur tidak
retak/bocor, mudah dibersihkan, dan tidak tergenang air, kemiringan 1-5% ke arah
saluran pembuangan air limbah
 Tanah sekitar tembok sumur atas disemen dan tanahnya dibuat miring dengan tepinya
dibuat saluran. Lebar semen di sekeliling sumur kira-kira 1,5 meter, agar air
permukaan tidak masuk. Lantai sumur kira-kira 20 cm dari permukaan
 Sebaiknya sumur diberi penutup/atap dan ember yang dipakai jangan diletakkan di
bawah/lantai tetapi digantung
 Saluran pembuangan air limbah dari sekitar sumur dibuat dari tembok yang kedap air
dan panjangnya sekurang-kurangnya 10 m. sedangkan pada sumur gali yang
dilengkapi pompa, pada dasarnya pembuatannya sama dengan sumur gali tanpa
pompa, tapi air sumur diambil dengan mempergunakan pompa.
 Pencegahan pencemaran sumur gali oleh bakteri coliform, yang harus diperhatikan
adalah jarak sumur dengan cubluk (kakus), lubang galian sampah, lubang galian
untuk air limbah (cesspool; seepage pit) dan sumber-sumber pengotoran lainnya.

40. Kriteria dan syarat air minum


KARAKTERISTIK FISIK AIR
 Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik
yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan
industri.
 Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
degradasi anaerobic yang mungkin saja terjadi.
 Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi
yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
 Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya
kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam
air.
 Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta
oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh
adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

KARAKTERISTIK KIMIA AIR


 pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
 DO (Dissolved Oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik.
Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
Jika nilai DO pada air semakin tinggi maka kualitas air akan semakin baik, dan pada
umumnya pada suhu 20°C tingkat DO maksimal adalah 9ppm (part per million) atau
setara mg/L.

 BOD (Biological Oxygent Demand)


BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan
secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self
purification badan air penerima.
Berbeda dengan DO, jika nilai BOD semakin tinggi maka semakin buruk kualitas air
dan akan menurunkan nilai DO, dikarenakan banyaknya kandungan mikroorganisme
pada air.

Berikut tabel dari level BOD pada air.

Level Nilai BOD (mg/L) Kualitas Air

Hijau 1–2 Sangat Baik

Kuning 3–5 Baik

Oranye 6–9 Mengandung Polusi

Merah > 100 Sangat Buruk dan Tercemar

 COD (Chemical Oxygent Demand)


COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik secara kimia
Sedangkan, untuk COD nilainya akan berbanding terbalik dengan OD.

 Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun
sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri
(air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah
dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu
terlarut yang tinggi dalam air.
 Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap
manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi
(Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan
warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi
racun bagi manusia
o colony-forming unit (CFU)
o Nephelometric Turbidity Unit (NTU) = Untuk mengetahui
tingkat kekeruhan air (turbiditas) digunakan alat ukur yang disebut
turbidimeter
o TCU (True Color Unit)

 Tidak berasa
 Tidak berbau
 Tidak berwarna
 Tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya
 Tidak mengandung logam berat

41. SPAL
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air
kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan
tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
2. Tidak mengotori permukaan tanah.
3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10m.
SPAL yang baik adalah SPAL yang dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan
akibat sarana yang tidak memadai. SPAL yang memenuhi syarat kesehatan sebagai
berikut:
 SPAL tidak dapat mengotori sumur, sungai, danau maupun sumber air
lainnya.
Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan
Tidak pencemaran flora fauna yg hidup di air dalam pnggunaannya sehari2
 SPAL yang dibuat tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, lalat, dan lipan
sehingga SPAL tersebut harus ditutup rapat dengan menggunakan papan.
 SPAL tidak dapat menimbulkan kecelakaan, khususnya pada anak-anak.
 Tidak mengganggu estetika.
 Tidak menimbulkan bau

42. Skrining
Skrining dalam kesehatan merujuk pada proses identifikasi individu yang berisiko tinggi
terkena suatu kondisi kesehatan tertentu atau penyakit tertentu. Tujuan utama dari
skrining adalah mendeteksi dini adanya masalah kesehatan sehingga tindakan
pencegahan atau pengobatan dapat dilakukan lebih awal

43. Sensitivitas
Sensitivitas mengukur kemampuan suatu tes untuk mendeteksi individu yang benar-benar
menderita kondisi atau penyakit tertentu. Dalam kata lain, sensitivitas mengukur jumlah
kasus positif yang benar-benar terdeteksi oleh tes tersebut. Sensitivitas dihitung dengan
membagi jumlah positif benar (true positive) dengan jumlah positif benar ditambah
jumlah positif salah (false negative). Hasil sensitivitas biasanya dinyatakan dalam
persentase.

Sensitivitas= (true positive) / (true positive + false negative)

44. Spesifisitas
Spesifitas mengukur kemampuan suatu tes untuk memberikan hasil negatif yang benar
kepada individu yang sebenarnya tidak menderita kondisi atau penyakit tertentu. Dalam
kata lain, spesifitas mengukur jumlah kasus negatif yang benar-benar terdeteksi oleh tes
tersebut. Spesifitas dihitung dengan membagi jumlah negatif benar (true negative)
dengan jumlah negatif benar ditambah jumlah negatif salah (false positive). Hasil
spesifitas juga dinyatakan dalam persentase.

Spesifisitas= (true negative)/(True negative + false positive)


45. Positive predivtive value

Positive Predictive Value (PPV) adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi
seberapa baik suatu tes atau alat pemeriksaan dapat memberikan hasil positif yang benar
atau seberapa besar kemungkinan seseorang benar-benar menderita kondisi atau penyakit
tertentu jika hasil tesnya positif

PPV dihitung dengan membagi jumlah positif benar (true positive) dengan jumlah positif
benar ditambah jumlah positif salah (false positive), kemudian hasilnya dikalikan dengan
100 untuk dinyatakan dalam persentase.

PPV = (True Positive / (True Positive + False Positive)) * 100

46. Negative predicitive value

Negative Predictive Value (NPV) adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi
seberapa baik suatu tes atau alat pemeriksaan dapat memberikan hasil negatif yang benar
atau seberapa besar kemungkinan seseorang benar-benar tidak menderita kondisi atau
penyakit tertentu jika hasil tesnya negatif.

NPV dihitung dengan membagi jumlah negatif benar (true negative) dengan jumlah
negatif benar ditambah jumlah negatif salah (false negative), kemudian hasilnya
dikalikan dengan 100 untuk dinyatakan dalam persentase.

NPV = (True Negative / (True Negative + False Negative)) * 100

47. Syarat skrining

- Kepentingan kesehatan masyarakat: Skrining sebaiknya dilakukan untuk kondisi


kesehatan yang memiliki dampak signifikan pada populasi yang akan diskrining.
Penting untuk mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh dari deteksi dini
dan intervensi pada kondisi tersebut.
- Kondisi kesehatan yang dapat dideteksi secara dini: Skrining sebaiknya dilakukan
untuk kondisi kesehatan yang memiliki tahap awal atau simptomatologi yang
mudah terdeteksi. Deteksi dini kondisi tersebut dapat meningkatkan peluang
pengobatan yang berhasil atau intervensi yang efektif.
- Tes yang valid dan reliabel: Skrining membutuhkan tes yang valid dan reliabel
untuk mendapatkan hasil yang akurat. Tes tersebut harus terbukti memiliki
sensitivitas dan spesifitas yang memadai untuk kondisi kesehatan yang akan
dideteksi.
- Perlindungan privasi dan etika: Skrining harus mematuhi prinsip privasi dan etika
yang ketat dalam pengumpulan dan penggunaan data pribadi. Partisipasi dalam
skrining harus bersifat sukarela, dan informasi individu harus dijaga
kerahasiaannya.
- Pilihan pengobatan atau intervensi yang tersedia: Skrining sebaiknya dilakukan
hanya jika ada pengobatan atau intervensi yang efektif tersedia untuk mengelola
atau mengobati kondisi yang dideteksi. Identifikasi dini tanpa opsi pengobatan
yang memadai dapat menimbulkan kecemasan dan stres yang tidak perlu pada
individu yang mendapatkan hasil positif.
- Biaya dan ketersediaan sumber daya: Skrining yang efektif juga harus
mempertimbangkan faktor biaya dan ketersediaan sumber daya. Skrining yang
terlalu mahal atau sulit diakses oleh populasi target dapat menghambat partisipasi
dan implementasi yang efektif.
- Keputusan informasi dan konseling: Sebelum melakukan skrining, individu yang
akan diskrining sebaiknya diberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang
manfaat, risiko, dan konsekuensi dari skrining tersebut. Konseling sebelum dan
sesudah skrining juga dapat membantu individu memahami hasil dan membuat
keputusan yang tepat tentang langkah selanjutnya.
-
48. Apa beda skrining dengan diagnosa dini?

Skrining:

- Tujuan: Skrining bertujuan untuk mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi


terkena suatu kondisi atau penyakit tertentu dalam populasi yang luas.
- Populasi yang dituju: Skrining dilakukan pada populasi yang secara umum sehat
dan tidak memiliki gejala yang mencurigakan.
- Metode: Skrining melibatkan penggunaan tes atau prosedur tertentu untuk
mengidentifikasi kemungkinan adanya kondisi atau penyakit.
- Hasil: Hasil skrining tidak dapat digunakan sebagai diagnosis definitif, tetapi
dapat mengindikasikan kemungkinan adanya masalah kesehatan yang
memerlukan penilaian lebih lanjut.
- Tindak lanjut: Hasil positif dari skrining seringkali memerlukan evaluasi lebih
lanjut dan diagnosa yang lebih akurat, seperti melalui tes diagnostik atau
konsultasi dengan tenaga medis.

Diagnosa Dini:

- Tujuan: Diagnosa dini bertujuan untuk mengidentifikasi atau mendiagnosis suatu


kondisi atau penyakit pada individu yang telah menunjukkan gejala atau tanda-
tanda awal.
- Individu yang dituju: Diagnosa dini dilakukan pada individu yang mengalami
gejala atau tanda-tanda yang mencurigakan terkait dengan kondisi atau penyakit
tertentu.
- Metode: Diagnosa dini melibatkan penilaian mendalam melalui riwayat medis,
pemeriksaan fisik, dan serangkaian tes atau prosedur diagnostik.
- Hasil: Hasil diagnosa dini digunakan untuk memberikan diagnosis yang lebih
akurat dan menentukan langkah pengobatan atau intervensi yang sesuai.
- Tindak lanjut: Setelah mendapatkan diagnosa dini, langkah-langkah pengobatan,
manajemen, atau intervensi yang tepat dapat diambil untuk mengelola atau
mengobati kondisi atau penyakit tersebut.

Dalam konteks yang lebih luas, skrining dapat membantu mengidentifikasi individu yang
perlu diperiksa lebih lanjut untuk diagnosa dini. Skrining membantu mengarahkan
perhatian ke populasi yang berisiko tinggi, sedangkan diagnosa dini memberikan
kepastian dan diagnosis yang lebih rinci pada individu dengan gejala atau tanda-tanda
yang mencurigakan.
CARI DEFINISI (DARI KISI-KISI KATING)

 Endemi: penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan
masyarakat. Endemi merupakan keadaan dimana kemunculan suatu penyakit yang
konstan atau penyakit tersebut biasa ada pada suatu populasi dalam suatu area
geografis tertentu. Contoh penyakitnya adalah Demam Berdarah Dengue

 Pandemi: Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi


daerah geografis yang luas (lingkup seluruh negara atau benua), biasanya mengenai
banyak orang. Contoh penyakit yang menjadi pandemi sekarang adalah COVID- 19

 Apa perbedaan pandemi dan endemi?

Berbeda dengan pandemi yang terjadi dalam wilayah geografis yang luas dan
serempak, kemunculan penyakit dalam status endemi cenderung konstan dan dapat
diprediksi serta hanya meliputi suatu area geografis. Kemunculan penyakit tersebut
juga tidak mempengaruhi masyarakat luas.

 First attack rate:????? kasus baru dari suatu penyakit dalam populasi pada suatu
periode waktu tertentu. Ini mengacu pada jumlah orang yang pertama kali terinfeksi
atau terkena penyakit tertentu dalam suatu populasi yang sebelumnya tidak terinfeksi
atau tidak terkena penyakit tersebut.

 Secondary attack rate: Secondary attack rate ialah jumlah penderita baru suatu
penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk
dikurangi yang telah pernah terkena pada serangan pertama dalam persen atau permil
pada saat terjadi KLB/wabah. Secondary attack rate biasanya dihitung untuk suatu
penyakit menular serta untuk populasi penduduk yang kecil,misalnya satu keluarga.

(Attack Rate : Angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru
selama kejadian KLB terhadap penduduk yang terancam. )
e. Insidens merupakan gambaran tentang jumlah/frekuensi kasus baru suatu penyakit pada
populasi yang berisiko dalam periode/jangka waktu tertentu. Yang dimaksud kasus baru
adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit.

f. Incidence rate:rate dimana jumlah kasus baru dibandingkan dengan jumlah orang-waktu.

g. prevalence rate?
Prevalence rate atau tingkat prevalensi mengacu pada proporsi individu dalam populasi
yang mengalami kondisi atau karakteristik tertentu pada suatu titik waktu atau periode
tertentu. Dalam bidang kesehatan, prevalensi sering digunakan untuk mengukur sejauh
mana suatu penyakit atau kondisi kesehatan terjadi di antara populasi yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai