DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS AMONGGEDO BARU
Alamat : Jl. Poros Amonggedo-Meluhu, No. 04, Kec. Amonggedo Kab. Konawe
Email : pkmamonggedobaru@gmail.com
Pada hari ini Kamis, 27 September 2018 bertempat di Kendari, masing-masing yang bertanda
tangan :
1. Yuliana, SKM selaku kepala puskesmas Amonggedo Baru, dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama Puskesmas Amonggedo Baru, berkedudukan di Jl. Poros Amonggedo-Meluhu,
Nomor 04, Kelurahan Amonggedo Baru, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara,
yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. dr. Sukardi Yunus,Sp.An.M.Kes selaku Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III
Kendari berkedudukan di Jl. Y. Wayong No. 7 Kendari Kelurahan Mandonga Kecamatan
Mandonga Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam hal ini bertindak atas nama
Rumah Sakit Bhayangkara yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjunya disebut PARA PIHAK telah
sepakat mengadakan perjanjian kerja sama dalam rangka pelayanan kesehatan Rujukan di
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
DASAR HUKUM
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
PASAL 3
RUANG LINGKUP
Pelayanan kesehatan rujukan dan pasca rujukan sesuai standar pelayanan minimal.
PASAL 4
HAK PARA PIHAK
PASAL 5
KEWAJIBAN PARA PIHAK
PASAL 6
SYARAT RUJUKAN
Sebelum PIHAK PERTAMA merujuk pasien kepada PIHAK KEDUA, maka wajib memenuhi
syarat sebagai berikut:
1. Rujukan harus memenuhi persyaratan:
a. Klinis; dan
b. Administrasi
2. Syarat klinis sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. Hasil pemeriksaan medis mengindikasikan keadaan pasien tidak dapat diatasi;
b. Pasien memerlukan pelayanan medis spesialis dan /atau sub spesialis yang tidak tersedia
dia fasilitas pelayanan semula;
c. Pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkap yang tidak tersedia
difasilitas pelayanan semula.
3. Syarat administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. Tersedianya tenaga kesehatan yang kompoten dan mempunyai kewenangan melaksanakan
pelayanan medis rujukan medis yang dibutuhkan;
b. Pencatatan kartu atau dokumen tertentu meliputi:
1. Formulir rujukan dan rujukan balik;
2. Identitas pasien berupa:
a) Kartu tanda penduduk;
b) Kartu kepesertaan jaminan kesehatan;
c) Kartu keluarga; dan
PASAL 7
PEMBIAYAAN
1. Biaya pengobatan dan perawatan kesehatan pasien umum akan ditagih langsung oleh
PIHAK KEDUA kepada pasien yang di rujuk setelah pasien tersebut menjalani pengobatan
dan atau perawatan.
2. Biaya pengobatan dan perawatan kesehatan pasien BPJS atau asuransi lainnya, akan ditagih
langsung PIHAK KEDUA kepada pihak BPJS atau asuransi yang menanggung biaya yang
bersangkutan
PASAL 8
SANKSI
1. Dalam hal PIHAK KEDUA secara nyata terbukti tidak melaksanakan pelayanan rujukan
kepada pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA, seperti yang telah tertuang dalam
perjanjian kerja sama ini, maka PIHAK KESATU berhak:
a. Memberikan teguran lisan.
b. Jika teguran lisan tidak diindahkan PIHAK PERTAMA akan memberikan teguran
tertulis
c. Jika dalam waktu 1 (satu) bulan teguran tertulis PIHAK PERTAMA tidak diindahkan
PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan melanjutkan perihal ini ke Kepala
Dines Kesehatan Kota Kendari untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan aturan yang
berlaku.
PASAL 9
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
PASAL 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PARA PIHAK sepakat bahwa segala perbedaan pendapat perselisihan yang timbul akibat
pelaksanaan perjanjian kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai
mufakat.
PASAL 11
FORCE MAJEURE
1. Force majeure adalah tindakam atau peristiwa yang menghambat atau menghalangi PARA
PIHAK untuk melaksanakan kewajibanya, dimana tindakan atau peristiwa tersebut diluar
kekuasaan dan bukan kesalahan PARA PIHAK serta PARA PIHAK tidak dapat
menghindari atau mengatasi suatu peristiwa tersebut yang jelas-jelas dinyatakan sebagai
force majeure oleh pejabat yang berwenang meliputi
a. Bencana alam antara lain : gempa bumi, banjir, tanah longsor, topan, letusan gunung
berapi
b. Hukum atau peraturan/ Regulasi yang dibuat oleh pemerintah putusan badan peradilan,
yang secara langsung menpengaruhi perjanjian ini.
c. Perang atau tindakan maupun keadaan yang timbul akibat perang.
d. Kerusuhan, sabotase, huruhara, pemberontakan, pemogokon, demontrasi disertai
kekerasan.
e. Kebakaran dan ledakan karena (pengeboman).
2. Pihak yang tidak dapat melaksanakan kewajibannya kerena adanya force majeure
sebagaimana dimaksud pada ayat (satu) harus menyampaikan pada pihak lainnya secara
tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah terjadinya force majeure.
PASAL 12
PENUTUP
1. Perubahan dan/ atau hal-hal lain yang belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan
diatur kemudian aleh PARA PIHAK berdasarkan musyawarah, dan kemudian
mencantumkannya dalam adendum Perjajian tambahan yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Segala perubahan penjabuta atau pembatalan baik untuk sebagian atau keseluruhan terhadap
hal-hal yalng diatur dalam perjanjian ini hanya dilakukan atas persetujuan tertulis aleh
PARA PIHAK.
3. Perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap dengan ketentuan masing-masing bermaterai
serta mempunyai kekuatan hukum yang sama dan dinyatakan mulai berlaku sejak tanggal,
bulan dan tahun perjanjian ini ditetapkan.
Ditandatangani di : Kendari
Pada Tanggal : 27 September 2018
PARA PIHAK