Anda di halaman 1dari 9

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


PUSKESMAS KERUMUTAN
Jl. Expan,Dusun Bukit garam, Kel. Kerumutan,Kec Kerumutan Kab. Pelalawan
Email : puskesmaskerumutan@gmail.com Call Center : 082391159506 Kode Pos : 28386

SURAT KEPUTUSAN KEPALA BLUD PUSKESMAS KERUMUTAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN
NOMOR: 445/PKM-KRMT/SK/2022/018

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS


BLUD PUSKESMAS KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA BLUD PUSKESMAS KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan berdasarkan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan pasien;
c. bahwa berdasarkan huruf a dan b diatas, maka perlu disusun
kebijakan pelayanan klinis di BLUD Puskesmas Kerumutan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607;
3. Peraturan Pemerintah nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Kesehatan Primer;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2022 Tentang Akreditasi
Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, unit
Transfusi Darah Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi.
7. Keputusan Bupati Pelalawan Nomor : Kpts.440/DINKES/2021/416
tentang Izin Operasional Puskesmas Sebagai Fasilitas Penyelenggara
Pelayanan Kesehatan Tingkat pertama di Kabupaten Pelalawan;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Kerumutan tentang
:
Kebijakan Pelayanan Klinis di BLUD Puskesmas Kerumutan di
Kabupaten Pelalawan;
Kesatu Kebijakan pelayanan klinis di BLUD Puskesmas Kerumutan
:
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini;
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Kerumutan
Pada Tanggal : 05 Januari 2022
KEPALA BLUD PUSKESMAS KERUMUTAN

HARNO
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA BLUD PUSKESMAS
KERUMUTAN
NOMOR : 445PKM-KRMT/SK/2022/2018
TANGGAL : 05 JANUARI 2022
TENTANG : PENETAPAN KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a) Pangkat Golongan Pengatur / II c
b) Pendidikan: DIII Rekam Medik
c) Pelatihan-pelatihan: SIM Puskesmas ; Rekam Medik
d) Pengalaman Kerja: 1 tahun
e) Ketrampilan: Komputer
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam
medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur,
dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran.
6. Untuk mengidentifikasi, menilai kepuasan pelanggan harus berdasarkan SOP yang
berlaku.
7. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran.
8. Hak-hak pasien meliputi:
a) memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
b) memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
c) memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
d) memilih Dokter dan Dokter Gigi serta kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Puskesmas;
e) meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter dan Dokter
Gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Puskesmas;
f) mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
g) mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan sertya perkiraan biaya
pengobatan;
h) memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
i) didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
j) menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
tersebut tidak mengganggu pasien lainnya;
k) memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Puskesmas;
l) mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap dirinya;
m)menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut;
n) mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk kerahasiaan rekam
medik;
o) mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;
p) memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam suatu
penelitian kesehatan;
q) menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima;
r) mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
s) menggugat dan/atau menuntut Puskesmas apabila Puskesmas diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.
9. Kewajiban pasien
a) mematuhi peraturan yang berlaku di Puskesmas;
b) menggunakan fasilitas Puskesmas secara bertanggungjawab;
c) menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Puskesmas ;
d) memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
e) memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya;
f) mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
Puskesmas dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;
g) menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya; dan
h) memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
10. Hak penyedia Layanan/ Petugas
a) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanan tugas sesuai dengan standar
profesinya.
b) Menolak permintaan pasien dan atau keluarganya untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan standar profesi maupun hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
11. Kewajiban Penyedia Layanan/Petugas
a) Melakukan pelayan sesuai dengan standar profesi dan prosedur tetap/ SOP
pelayanan.
b) Memberikan informasi pelayanan kepada pengguna layanan, baik itu waktu,
persyaratan, hasil, biaya serta kompensasi pelayanan.
c) Memberikan teguran bagi pengunjung yang tidak mentaati ketentuan pelayanan
dan memberikan saran agar tidak terulang lagi.
d) Berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengguna layanan semaksimal mungkin,
sehingga tercapai kepuasan pengguna layanan.
e) Melakukan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan.
12. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan ditindak
lanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian lain
oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak
perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang
kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang memenuhi
persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya.
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Tersedia tim kesehatan antar profesi yang profesioanal untuk melakukan kajian jika
diperlukan penanganan secara tim.
4. Tersedia pelaksanan pemeliharaan alat dan strelisisasi alat sesuai SOP dan jadwal.
5. Tersedia pelaksanaan sarana (gedung) sesuai SOP dan jadwal,
6. Tersedia tahapan dan prosedur pelayanan klinis yang dipahami oleh petugas sesuai SOP
alur pelayanan.
7. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
8. Untuk koordinasi di ruang pendaftaran diperlukan SOP koordinasi dan komunikasi antara
pendaftaran dengan unit terkait dan diperlukan SOP yang berlaku.
9. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
10. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
11. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan.
12. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan.
13. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
14. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
15. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
16. Setiap petugas kesehatan diwajibkan untuk memakai APD (alat pelindung diri) pada saat
melakukan tindakan.
17. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi.
18. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
19. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
20. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
21. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
22. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
23. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
24. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
25. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
26. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
27. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur
yang baku.
28. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang
hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
29. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.
30. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
31. Pemberian makanan dan terapi nutrisi, penyiapan, penanganan, penyimpanan dan
distribusi makanan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dengan ketentuan yang berlaku.
32. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani.
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
1) Hasil pemeriksaan fisik sudah tidak mampu diatasi.
2) Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak
mampu diatasi
3) Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap,tetapi pemeriksa
harus disertai dengan kehadiran pasien
4) Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,pengobatan
dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
b. Rujukan pada saat bencana
Evakuasi korban dilakukan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan korban dan
ketersediaan sarana serta sumber daya manusia.standar rujukan pasien pada saat
bencana dilakukan setelah dilakukan triase,dimana korban dengan:
1) Label merah,dirujuk ke rumah sakit tipe A/B
2) Label kuning,dirujuk ke rumah sakit tipe B/C
3) Label hijau, dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit lapangan
4) Label hitam,meninggal:tergantung dari kondisi korban,perlu diidentifikasi atau
tidak, apa bila diperlukan dirujuk rumah sakit.
c. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah rujukan kesehatan masalah
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,pencemaran lingkungan dan
bencana.Rujukan pelayanan kesehatan dilakukan apabila Puskesmas tidak mampu
menyelenggarakan dan tidak mampu menanggulangi Upaya Kesehatan Masyarakat,
maka Puskesmas wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak lanjut
layanan.

Ditetapkan di : Kerumutan
Pada Tanggal : 05 Januari 2022
KEPALA BLUD PUSKESMAS KERUMUTAN

HARNO

Anda mungkin juga menyukai