Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KESUMA
Jl. Raya Kesuma Kec. Suka Maju Kab. Brebes 52200
No. Telp.(0283) 610000
Email :pusk.Kesuma@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KESUMA


NOMOR 440/7 TAHUN 2022

TENTANG
PELAYANAN KLINIS

KEPALA PUSKESMAS KESUMA,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan


kebutuhan pasien dengan memperhatikan mutu
dan keselamatan pasien;
b. bahwa Keputusan Kepala Puskesmas Kesuma
Nomor 017/SK/I/2017 tentang Pelayanan Klinis di
Puskesmas Kesuma perlu adanya perubahan
karena adanya perubahan peraturan perundang-
undangan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas Kesuma tentang
Pelayanan Klinis;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112);
2. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022
-2-

tentang Rekam Medis;


5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017
tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun
2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 Tahun 2018
tentang Pelayanan Kegawatdaruratan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun
2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan
Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat,
Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan Unit
Transfusi Darah;
11.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun
2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/
MENKES/1936/2022 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/
MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama;
13. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Nomor HK.02.02/I/3991/2022 Tentang Petunjuk
Teknis Survei Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
-3-

Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;


MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KESUMA


TENTANG PELAYANAN KLINIS.
KESATU : Kebijakan Pelayanan Klinis di Puskesmas Kesuma
sebagaimana tercantum dalam Lampiran keputusan
ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini.
KEDUA : Pada saat keputusan ini diberlakukan, Keputusan
Kepala Puskesmas Kesuma Nomor 017/SK/I/2017
tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas Kesuma dan
Keputusan Kepala Puskesmas Kesuma Nomor
049/SK/I/2017 tentang Pelayanan Penanganan Pasien
Gawat Darurat di Puskesmas Kesuma dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Kesuma
pada tanggal 23 Desember 2022
KEPALA PUSKESMASKESUMA,

PANJI
-4-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
KESUMA
NOMOR 440/7 TAHUN 2022
TENTANG PELAYANAN KLINIS

PELAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS KESUMA


A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identifikasi pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari
cara identifikasi sebagai berikut: nama pasien, nama KK, alamat,
umur dan nomor rekam medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan
informasi lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif,
jenis pelayanan, jadwal pelayanan dan informasi tentang kerja sama
dengan fasilitas kesehatan yang lain serta hak dan kewajiban pasien
harus dapat disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
7. Pasien dengan risiko kendala dan kebutuhan khusus wajib
diidentifikasi dan ditindaklanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga
yang kompoten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar
asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam Rekam
-5-

Medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan
dalam pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi
harus tersedia
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan
layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan
profesional yang memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan
dengan peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan bagi
pasien, tenaga kesehatan dan petugas lainnya.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh
produser klinis yang dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal,
rencana layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara
kolaboratif dalam tim layanan terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan
pasien dan keluarga pasien.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan
biologis, piskologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata
budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas
dengan memperhatian efisiensi sumber daya.
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan, pengobatan dan
tindakan harus diinformasikan kepada pasien dan keluarga.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat informasi atau penyuluhan
terhadap pasien dan keluarga pasien.
-6-

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan panduan dan prosedur
pelayanan klinis .
2. Panduan dan prosedur layanan klinis diantaranya meliputi:
pelayanan medis, keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi
kesehatan yang lain.
3. Pelaksanan layanan dilakukan sesuai rencana layanan .
4. Pelaksanan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat
dalam rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam
rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan
pada pasien dan keluarga pasien sebelum mendapatkan
persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed concent)
wajib didokumentasikan.
8. Pelaksanaan pelayanan klinis harus dimonitor, dievaluasi dan
ditindaklanjuti.
9. Review harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas.
11. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat
pemberiaan layanan.
12. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan
dan ditindak lanjuti.
13. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana
untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu.
14. Pelayanan dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan,
pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau
dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
15. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
16. Pasien berhak untuk menolak dilakukan tindakan atau
pemeriksaan penunjang.
-7-

17. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk kesarana kesehatan


lain.
18. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan, dan tindakan maupun
untuk rujukan dipandu oleh prosedur yang berlaku.
19. Tindakan pembedahan di Puskesmas adalah tindakan bedah
minor.
20. Pelayanan pembedahan harus dilaksanakan oleh putugas yang
kompeten.
21. Sebelum melakukan pembedahan harus mendapatkan informed
concent.
22. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian pembedahan.
23. Jika pasien menolak untuk pengobatan/tindakan atau rujukan,
wajib diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat
keputusan, akibat dari keputusan dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
24. Dalam pelaksanaan pelayanan klinis perlu menerapkan
kewaspadaan isolasi (kewaspadaan standar dan kewaspadaan
transmisi) untuk mencegah terjadinya penularan penyakit infeksi.
25. Pemberian informasi/penyuluhan kesehatan pada pasien
dilaksanakan sesuai dengan rencana layanan .

D. PELAYANAN GAWAT DARURAT


1. Penanganan pasien gawat darurat dilakukan dengan cepat dan
tepat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecacatan pasien.
2. Pasien gawat darurat langsung dibawa ke ruang tindakan tanpa
melalui proses pendaftaran terlebih dahulu.
3. Proses pendaftaran dilakukan setelah ada petugas yang menangani
pasien.
4. Jika lebih dari satu pasien prioritas penanganan oleh petugas
berdasarkan hasil identifikasi pasien menurut prioritas
penanganan (pasien gawat darurat, pasien tidak gawat, pasien
tidak darurat) atau berdasarkan triase.
5. Pada pasien gawat darurat yang dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang lebih tinggi dilakukan stabilisasi lebih dahulu sesuai
kemampuan Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di FKRTL
(Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut).
-8-

6. Pasien gawat darurat yang dirujuk ke FKRTL menggunakan sarana


transportasi mobil ambulance.
7. Pasien gawat darurat yang dirujuk ke FKRTL didampingi petugas
yang kompeten.

E. PELAYANAN GIZI
1. Rencana asuhan gizi disusun berdasarkan kajian kebutuhan gizi
pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan
pasien.
2. Penyediaan makanan dilaksanakan secara reguler , sesuai dengan
rencana asuhan,umur dan budaya.
3. Pemesanan dan pemberian makanan dilakukan sesaui dengan
status gizi dan kebutuhan pasien.
4. Penyiapan dan penyimpanan makanan dilakukan dengan cara
yang baku untuk mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan.
5. Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai dengan
jadwal dan pemesanan, serta hasilnya didokumentasikan.
6. Pasien dan/atau keluarga pasien diberi edukasi tentang
pembatasan diet pasien dan keamanan atau kebersihan makanan
bila keluarga ikut menyediakan makanan bagi pasien.
7. Proses kolaboratif digunakan untuk merencanakan, memberikan,
dan memantau pelayanan gizi.
8. Respon pasien pelayanan gizi dipantau dan dicatat dalam Rekam
Medis.

F. RENCANA PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT


1. Dokter/dokter gigi dan pemberi asuhan yang lain menyusun
rencana pemulangan bersama dengan pasien/keluarga pasien.
2. Pemulangan pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan
dokter /dokter gigi yang bertanggungjawab terhadap pasien dan
memastikan kondisi pasien layak untuk untuk dipulangkan
termasuk pasien gawat darurat, pasien persalinan dan bayi.
3. Resume medis diberikan kepada pasien dan pihak yang
berkepentingan saat pemulangan atau rujukan
-9-

4. Resume medis yang diberikan kepada pasien saat pulang dari rawat
inap terdiri dari data umum pasien, anamesis (riwayat penyakit dan
pengobatan, pemeriksaan, terapi, tindakan dan atau anjuran.
5. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi
informasi tentang tindak lanjut layanan.

Ditetapkan di Kesuma
pada tanggal 23 Desember 2022
KEPALA PUSKESMAS KESUMA,

PANJI

Anda mungkin juga menyukai