Anda di halaman 1dari 3

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanfggungjawab atas kasus penyakit atau masalah

kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertical dalam arti dari satu strata
sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya maupun secara horizontal
dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ada dua macam rujukan :

1. Rujukan upaya kesehatan perorangan


2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan menajdi 3 macam
a. Rujukan sarana dan logistic
b. Rujukan tenaga
c. Rujukan operasional

System rujukan yang diuraikan disini adalah rujukan upaya kesehatan perorangan yang menyangkut
khusus pasien DM dalam wilayah kerjja puskesmas. Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan
adalah kasus penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (Baik horiozontal atau vertical). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan
rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas 3 macam :

1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan medic (missal : operasi) dll.
2. Rujukan bahan pemeriksaan (specimen) untuk pemeriksaan laboraturium yang lebih lengkap
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk
melakukan bimbingan tenaga puskesma ataupun menyelenggarakan pelayanan medic di
puskesmas.

Tujuan :

Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanann kesehatan yang didukung mutu pelyanan yang optimal
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan khususnya pasien DM secara berdaya guna dan berhasil
guna dalam rangka pencegahan komplikasi yang dapat timbul sesuai pelayanan kesehatan menyeluruh
dan terpadu yaitu dengan :

1. Memahami manfaat rujukan


2. memahami alur rujukan
3. Memahami langkah-langkah rujukan sampai dengan follow up care sesuai kepada pasien
pendertita DM dan keluargnya
4. Memahami masalah-masalah yang ada

Pelaksanaan Sistem Rujukan Pasien DM

1. Memahami manfaat rujukan


Pengetahuan keterampilan dokter meningkat, kebutuhan dan tuntunan pasien akan terpenuhi
serta mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Hal ini melihat adanya perkembangan iptek
dan kedokteran serta keterbatasan dari praktek dokter swasta atau dokter keluarga atau
puskesmas, selain itu juga karena adanya perkembangan kebutuhuhan serta tuntutan dari
pasien. Penanggulangan kasus dapat diterapkan sesuai standar pelayanan dan standar
kompetensi tenatag kesehatan sehingga pelayanan menjadi lebih baik dan bermutu.
2. Memhami alur rujukan.
Perlu diperhatuikan hal-hal yang menyangkut tingkat kegawatan pasien, waktu, jarak tempuh
dan sarana yang dibutuhkan serta tingkat kemampuan tempat rujukan.
Alur rujukan untuk wilayah puskesmas secara skematis pelaksanaan azaz rujukan dapat
digambarkan

Penyelenggaraan upaya kesehatan, baik pelayanan kesehatan perorangan maupun pelayanan kesehatan
masyarakat, dilaksanakan secsara berjenjang yaitu tingkat pertama, kedua, dan ketiga.

a. Upaya kesehatan tingkat pertama


1. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelaksana pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah puskesmas dan jaringannya serta
fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan dasar
praktik/fasilitas kesehatan swasta seperti praktik dokter dan dokter gigi, poliklinik/balai
pengobatan.
Dalam pelayanan kesehatan perorangan termasuk pula upaya kesehatan berbasis
masyarakat dalam bentuk pos kesehatan desa (Poskesdes). Pelayanan kesehatan
perorangan tingkat primer didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti apotik
laboraturium klinik dan optic.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat primer menjadi tanggung jawab dinas
kabupaten atau kota.
Dalam pelaksanaanya dilapangan (kecamatan/desa/masyarakat), dinas kesehatan
kabupaten/ kota dapat menugaskan puskesmas dan jaringannya (posyandu, polindes).
b. Upaya kesehatan tingkat dua
1. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan tingkat kedua adalah puskemas yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan spesiallistik, BP4/BBP4,BKIM, klinik spesialis swasta,
praktek dokter spesialis swasta, Rs umum/ khusus kabupaten/ kota
Fasilitas pelayanan kesehatan perorangan tingkat kedua juga menerima rujukan dari fasilitas
kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di dukung oleh berbagai
pelayanan penunjang seperti apotik, laboratorium, klinik dan optic.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat kedua juga menjadi tanggung jawab
dinas kesehatan kabupaten/kota. Dinas kesehatan kabupaten/kota dalam fungsi teknisnya
melaksanakan pelayanan kesehatan masarakat dalam bentuik pelayanan rujukan dari
tingkat pertama. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat diberikan dalam bentuk rujukan
sarana, rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi serrta rujukan operasional.
c. Upaya kesehatan tingkat ketiga
1. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelaksanaan pelayanan perorangan tingkat ketiga adalah Rs umum/ khusus pusat/ provinsi.
Fasilitas pelayanan kesehatan perorangan pada tingkat ketuga juga menerima rujukan dari
fasilitas kesehatan pada tingkat kedua dalam bentuk rujukan medic dan rujukan kesehatan
yang meliputi rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta rujukan
penunjang medic.
Pelayanan kesehatan perorangan tingkat ketiga didukung oleh berbagai pelayanan
penuinjang seperti apotik, laboratorium klinik dan optic. Untuk mengahdapi persaingan
globaldalam pelayanan kesehatan dapat dikembangkan pusat-pusat pelayanan unggulan
masional yang berstandar internasional.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelaksanaan kesehatan masyarakat tingkat ketiga menjadi tanggung jawab dinas kesehatan
provinsi dan departemen kesehatan yang didukung lintas sector. Dinas kesehatan provinsi
dan depkes dalam fungsi teknisnya melaksannakan pelayanan kesehatan masyarakat dalam
bentuk pelayanan rujukan sarana, rujukan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta rujukan
operasional. Pemerintan dan pemerintah provinsi dapat mengembangkan pusat unggulan
dalam pelayanan kesehatan masrakat

Anda mungkin juga menyukai