Anda di halaman 1dari 5

HasilTelaahJurnal

BIMBINGAN/KONSELING PRANKIAH BAGI PASIEN PENDERITA


DIABETES MELITUS

DosenPembimbing :
Julietta hutabarat SST.M.Keb.

DisusunOleh :
Salva kafadia sitepu (p07524419109)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN
T.A. 2020/2021
HasilTelaahJurnal :

BIMBINGAN/KONSELING PRANIKAH BAGI PASIEN PENDERITA DIABETES


MELITUS

A. Pendahuluan

Pengambilan Artikel Jural penelitian ini diambil dari skrining:

Halodoc.com dengan kata kunci dalam kotak pencarian yaitu “ Junal tentang
bimbingan/konseling pranikah bagi pasien penderita diabetes melitus ” dengan alamat website

Judul Jurnal : BIMBINGAN /KONSELING PRANIKAH BAGI PASIEN PENDERITA


DIABETES MELITUS

Penulis Artikel: Evi Kurniawaty,

1.Padajuduljurnalsudahsesuaidalamteori yang dimanaterdiridari 5-10 kata,


namuntahunpenelitiantidakdicantumkan.(Adabaiknya,jikadicantumkantahunpenelitian agar
pembacamengetahuikapandilakukannyapenelitian.)

2,Abstrakdan Kata Kunci

Abstraksudahcukupbaik,
karenadariabstraksudahmenggambarkanbagaimanaisijurnal.Lengkapdenganlatarbelakangmasala
h,tujuan,metodepenelitian,hasil,pembahasandanpenutup.Panjangabstraksudahsesuaidenganteori,
yang dimanadidalamteorisebanyak 75-100 kata.

Kata Kunci :interprofessional collaboration, program, keselamatanpasien

A.Pendahuluan

Di latar belakang setelah menjelaskan teori konseling pranikah bagi pasien penderita diabetes
melitus. Cek pra nikah adalah rangkaian yang bertujuan untuk memeriksa kesehatan pasangan
yang akan menikah. Hal tersebut berguna untuk mengetahui apakah terdapat penyakit yang dapat
menular pada pasangan dan berguna juga untuk mencegah penyakit tersebut menyebar pada
pasangan atau pun pada anaknya nanti.
B.TujuanPenelitian

Di dalam artikel ini juga dijelaskan mengenai tujuan dari penulisan ini adalah untuk agar pasien
dapat mengenal dan memahami cara apa saja yang dapat di cegah jika terkena diabetes melitus .

C.Hipotesis

Penulistidakmenyertkanhipotesisdalampenulisanartikel.

D.DesainPenelitian

Dalam penulisan artikel ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan jurnal
atau artikel, buku dan e-book yang relevan dan akurat serta berfokus pada peningkatan
interprofessional collaboration dalam menjalankan program keselamatan pasien. Hal ini sudah
sesuai dengan tujuan.

E.DefenisiOperasional

Penulistidakmenyertakanpenjelasanmengenaidefenisioperasionalpenelitian.

F.ProsedurPenelitian

Membangun Budaya Keselamatan di puskesmas.Adapun beberapa program kesehatan


berdasarkan permenkes Nomor 11 Tahun 2017 yang terdiri dari:

 Menjalankan standar keselamatan pasien.

 Melaksanakan sasaran keselamatan pasien.

 Menjalankan tujuh langkah keselamatan pasien. Melakukan sistem pelaporan insiden yang
terjadi di puskesmas Membuat organisasi untuk melakukan pelatihan tentang keselamatan
pasien.

G.Pengelolahan dan Analisis Data


Pengolahan data dilakukanmelaluijurnalatauartikeldan e-book yang digunakanpada literature
review adalahjurnalatauartikeldan e-book yang didapatkandenganmenggunakan Google Scholar,
Portal Garuda, danJurnalKeperawatan Indonesia
H.Kesimpulandan Saran

Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari
biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Bila perlu, pasien diabetes juga dapat mengganti asupan gula
dengan pemanis yang lebih aman untuk penderita diabetes, sorbitol. Pasien diabetes dan keluarganya dapat
berkonsultasi dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.

Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, pasien
diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi
dengan dokter untuk memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.

Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu,
beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin
tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur jenis
dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.

Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi pencangkokan (transplantasi)
pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani
operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.

Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah metformin, obat minum yang
berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara
menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat diberikan.

Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat agar gula darah tidak
mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan
diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Pencegahan Diabetes
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan, diabetes tipe 2 dan
diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah:

 Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat


 Menjaga berat badan ideal
 Rutin berolahraga
 Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun

I.DaftarPustaka
DaftarPustakaTerlampir

Anda mungkin juga menyukai