Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN

DAN ANAK DENGAN KONDISI RENTAN

Kebutuhan Khusus pada Permasalahan Geografis: Lingkungan


Berpolusi dan Lingkungan Dataran Tinggi dan Rendah

Dosen Pengampu:

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6

1. Monika br Nadeak P07524419107


2. Putri Regina Andalia br. Sinuhaji P07524419108
3. Salva Kafadia Sitepu P07524419109
4. Supadmia Melinda Napitupulu P07524419115

KELAS: DIV 3C

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalahinisebagaisalahsatutugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan
Anak dengan Kondisi Rentan dengan judul makalah yaitu “Kebutuhan Khusus pada Permasalahan
Geografis: Lingkungan Berpolusi dan Lingkungan Dataran Tinggi dan Rendah”, dan saya sangat
berharap semoga dengan adanya makalah ini kami dapat memberikan sedikit gambaran dan
memperluas wawasan ilmu yang kita miliki.

Terima kasih atas semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah
ini.Apabila ada saran dan kritik utuk memperbaiki makalah ini, saya bersedia menerima kritik
dan saran.Akhir kata saya ucapkan Terima Kasih.

            

Medan, 30 Januari 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….... 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………............................................. 3

A. Kelompok Rentan.......................................................................................... 3
B. Kebutuhan Khusus pada Permasalahan Geografis dengan lingkungan
berpolusi................................................................................................ 3
C. Kebutuhan Khusus pada Permasalahan Geografis dengan lingkungan
dataran Tinggi dan Rendah……………………………...................……… 7

BAB III PENUTUP ………………………………………..................................... 10

A. Kesimpulan.................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia selain sebagai mahkluk individu, juga sebagai mahkluk sosial. Artinya bahwa selain
manusia itu sebagai mahkluk yang mempunyai kebutuhan dan/atau kepentingan akan pribadinya
sendiri, manusia juga memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi
dan berinteraksi dengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok.
Kelompok rentan adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam menikmati
kehidupan yang layak.Faktor aksesibilitas terhadap sumber-sumber pemenuhan kesejahteraan
sosial merupakan salah satu hal baik sebagai penyebab juga menjadi akibat. Memetakan populasi
dan kondisi kelompok rentan secara tepat dan partisipatif  merupakan awal dalam menentukan
kegiatan dalam rangka penanganan untuk membentuk kelompok ini.
Perempuan dan anak merupakan kaum rentan akan kejahatan   yang perlu untuk dilindungi.
Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan
keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Dalam konstitusi Indonesia, anak memiliki peran
strategis yang secara tegas dinyatakan bahwa negara menjamin hak setiap anak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta atas pelindungan dari kekerasan dan
diskriminasi,oleh karena itu kepentingan terbaik bagi anak bagi anak patut dihayati sebagai
kepentingan terbaik bagi kelangsungan hidup umat manusia.
Secara geografis kepulauan Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana karena
termasuk dalam wilayah Pacific Ring of Fire (deretan gunung berapi Pasifik) yang bentuknya
melengkung dari utara Pulau Sumatera - Jawa – Nusa Tenggara hingga ke Sulawesi Utara.
Kepulauan Indonesia juga terletak di pertemuan dua lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi
oleh 3 gerakan, yaitu Gerakan Sistem Sunda di bagian barat, Gerakan Sistem pinggiran Asia
Timur dan Gerakan Sirkum Australia (http://www.walhi.or.id). Kedua faktor  tersebut
menyebabkan Indonesia rentan terhadap bencana. Maka dalam kurun waktu lima tahun, 1998 -
2004 terjadi 1.150 kali bencana. Kesadaran tentang potensi bencana di Indonesia dan fakta
ilmiah di sekitar bencana yang menimpa negara ini menjadi alasan utama perlunya dilakukan
usaha - usaha penanganan yang tepat. Peran aktif  Peran aktif  semua pihak yang terkait
merupakan sikap terbaik yang diperlukan untuk menanggulangi masalah ini.
Sebaran daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami di Indonesia hampir semuanya
berada pada daerah yang tingkat populasinya sangat padat. Daerah-daerah ini sering merupakan

3
pusat aktifitas, sumber pendapatan masyarakat dan negara, serta menjadi pusat pencurahan dana
pembangunan.
Tingkat kerentanan fisik (infrastruktur) menggambarkan perkiraan tingkat kerusakan
terhadap fisik (infrastruktur) bila ada faktor  berbahaya (hazard) tertentu. Kerentanan sosial
menunjukkan perkiraan tingkat kerentanan terhadap keselamatan jiwa/kesehatan penduduk
apabila ada bahaya, Dari beberapa indikator antara lain kepadatan penduduk, laju pertumbuhan
penduduk, persentase penduduk usia tua-balita dan penduduk wanita, maka letak geografis
sangat berpengaruh terhadap kebutuhan dari kelompok rentan terhadap resiko kesehatan yang
ada .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini lah ini adalah
bagaimana kebut imana kebutuhan khusus pada kelomp uhan khusus pada kelompok rentan dari
aspek / segi geografis.

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah dapat diketahui tujuan penulisan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian dari kelompok rentan kelompok rentan


2. Untuk mengetahui kebutuhan khusus pada permasalahan geografis tentang masalah
lingkungan geografis tentang masalah lingkungan berpolusi
3. Untuk mengetahui kebutuhan khusus pada permasalahan geografis tentang masalah dataran
tinggi dan rendah

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Kelompok Rentan
Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah semua orang
yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar kehidupan yang
layak.Kelompok rentan berhak mendapatkan perlakuan khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Kerentanan biasa dirasakan oleh individu atau kelompok yang tinggal di wilayah tertentu
yang dapat membahayakan jiwa dan aset yang dimilikinya.Kerentanan dapat digambarkan
sebagai dimilikinya.Kerentanan dapat digambarkan sebagai situasi perubahan ituasi perubahan
yang membingkai kehidupan manusia baik individu, keluarga maupun Masyarakat (Humaedi,
2018).
Konteks kerentanan merujuk pada situasi yang rentan yang dapat mempengaruhi atau dapat
membuat suatu perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.Pengaruh dari adanya kerentanan
biasanya dapat merugikan kehidupan baik individu maupun masyarakat walaupun tidak menutup
kemungkinan bahwa situasi rentan tersebut dapat memberikan dampak yang positif bagi dapat
memberikan dampak yang positif bagi masyaraka masyarakat.Jadi, Kerentanan merupakam
situasi yang dapat mempengarhui atau menciptakan suatu perubahan di kehidupan individu,
kelompok ataupun masyarakat.

B. Kebutuhan Khusus pada Permasalahan Geografis dengan lingkungan berpolusi

Pencemaran menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No.


02/MENKUH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy atau
komponen lain kedalam air atau udara dan berubahnya tatanan atau komposisi air/udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Dampak Polusi Bagi Kesehatan Perempuan

5
1. Dampak polusi bagi kesehatan Reproduksi Wanita (Wanita Usia Subur) adalah
menyebabkan endometriosis yang akan mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita.
Endometriosis terjadi karena darah yang seharusnya keluar saat mestruasi malah masuk ke
dalam saluran tuba fallopi sehingga menjadi gumpalan kista. Terjadi radikal bebas dan
kondisi fisik tubuh yang menurun menyebabkan terjadinya penurunan kesehatan reproduksi
wanita. Juga dapat menurunya kualitas sel telur erempuan sehingga sulit hamil dan mudah
mengalami keguguran.
2. Dampak polusi bagi kesehatan Ibu Hamil yaitu ibu hamil yang tinggal didaerah dengan
lingkungan polusi yang tingii seperti didekat jalan raya yang padat kedaraan atau kawasan
pabrik memiliki resiko mengalami gangguan pernapasan sesaat setelah kelahiran. Ibu hamil
yang tinggal didaerah polusi cenderung mengalami gangguan dan masalah pada
kesehatannya. Ibu hamil yang tinggal didaerah polusi udara yang tinggi beresiko melahirkan
anak dengan autism. Polusi udara adalah salah satu penyebab kelahiran premature karena
dapat meningkatkan produksi prostaglandin sehingga merangsang pengeluaran mediator
(cytokines intrauterine tumor nekrosis factor) yang dapat merangsang kontaksi uterus.
Paparan polusi udara yang terus menerus dapat memicu penyakit asma, biasa pada ibu
hamil, kondisi ini bisa sangat berbahaya karena asma dapat meningkatkan resiko terjadinya
komplikasi kehamilan termasuk preeklamsia
3. Dampak polusi bagi kesehatan Ibu Menyusui yaitu rentan terkena berbagai masalah
kesehatan dan gangguan penyakit. Ibu menyusui rentan mengalami asma dan penyakit
saluran pernapasan karena terhirup zat polutan. Dan pemberian ASI menjadi terganggu
karena ibu yang sakit sakitan.
4. Dampak polusi bagi kesehatan anak-anak yaitu anak dapat mengalami asma dan mngalami
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Perkembangan paru-paru, system kekebalan tubuh
dan otak anak belum sempura hingga usia 6 tahun sehingga polusi udara yang dihirup setiap
hari dapat berdampak buruk.

Kebutuhan Khsusus bagi kelompok rentan perempuan dan anak pada lingkungan berpolusi

6
1. Bagi Perempuan
a. Wanita Usia Reproduksi
 Gunakan masker jika berpergian keluar terutama ke daerah yang rentan polusi
 Membuka jendela agar udara bisa masuk
 Bersihkan rumah dengan penyedot debu karena dengan menyapu akan menambah
partikel debu diudara
 Tidak merokok dalam rumah
 Memakai sandal khusu dirumah
 Gunakan keset supaya kotoran dan radiasi polusi dari alas kaki tidak masuk ke rumah
 Gunakan lap microfiber karena lebih efektif membersihkan debu disbanding lap
biasa.
b. Perempuan Hamil
 Selama hamil, ibu perlu untuk menjaga dan memelihara kesehtannya, sehingga ibu
dan janin selalu dalam keadaan sehat, hingga waktu melahirkan
 Melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara teratur
 Tutup semua pintu dan jendela pada jam sibuk
 Ketahui berta terkini tentang tingkat polus sehingga bisa membatasi kegiatan di luar
 Olahraga pagi hari di udara terbuka. Udara penting bagi kesehatan, maka perlu bagi
kita bernapas dengan udara alami yang bersih ketika berolahraga pagi
 Pola makan sehat dengan menyusun menu makanan yang bervariasi dengan
konsumsisayuran dan buahan yang berperan dalam mengahncurkan radikal bebas
dalam tubuh dan memingkatkan daya tahan tubuh
 Selalu gunakan masker jika berpegian keluar daerah polusi
 Memelihara kebersihan udara
c. Perempuan Menyusui
 Jauhi asap rokok
 Kunjungi aerah yang banyak ditumbuhi pepohonan baik untuk memperbaiki system
pernapasan dan membuang racun yang bersarang didalam tubuh
 Selalu gunakan masker jika berpegia ke darah yang terkena polusi

7
 Memelihara kebersihan udara dengan pelihara tanaman hidup dapat menyegarkan
udara disekitar rumah.
 Pola makan sehat yang bervariasi dengan sayuran dan buah-buahan yang merupakan
sumber vitamin dan mineral yang berperan dalam mengahncurkan radikal bebas
dalam tubuh.
 Olahraga pagi hari di udara terbuka. Udara penting bagi kesehatan, maka perlu bagi
kita bernapas dengan udara alami yang bersih ketika berolahraga pagi
2. Bagi Anak
 Jauhakan dari asap rokok
 Berikan ASI eksklusif yang dapat mencegah dampak dari polusi dan tingkatkan system
imun
 Pastikan ventilasi rumah dan dapur baik, agar asap masaan tidak menjadi polusi udara
didalam rumah
 Gunakan alat oemebrsih udara dengan enyaring yang memiiki teknologi HEPA
 Lengkapi imuniasis anak dan ajarkan kebiasan hidup sehat termasuk rajin mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir
 Ajak anak untuk olahraga ringan dipagi hari dan hirup udara segar
 Berikan anak makanan bergizi seimbag seperti sayu dan buah yang kaya akan vitamin
untuk mencegah radikal bebas dan memperkuat daya tahan tubuh anak

C. Kebutuhan Khusus pada Permasalahan Geografis dengan lingkungan dataran Tinggi


dan Rendah
Dataran rendah adalah hamparan luas tanah dengan tingkat ketinggian yang di ukur dari
permukaan laut adalah relatif rendah (sampai dengan 200 m dpl).Istilah ini diterapkan pada
kawasan manapun dengan hamparan yang luas dan relatif datar yang berlawanan dengan dataran
tinggi.Suhu udara di dataran rendah, khususnya untuk wilayah Indonesia berkisar antara 23
derajat Celsius sampai dengan 28 derajat Celsius sepanjang tahun.Kondisi wilayah yang datar
mamudahkan manusia untuk beraktivitas dalam menjalankan kebidupannya.Di Indonesia daerah
dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk yang
kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat berag sangat beragam.

8
Sebagian besar penduduk lebih memilih bertempat tinggal di dataran rendah.Terlebih
wilayah ini memiliki sumber air yang cukup.Daerah dataran rendah cocok dijadikan wilayah
pertanian, perkebunan peternakan, kegiatan, industri, dan sentra Lokasi yang datar,
menyebabkan pengembangan daerah dapat dilakukan seluas mungkin.Keanekaragaman aktivitas
pendududuk ini menunjukkan adanya heterogenitas mata pencaharian penduduk. Petani,
pedagang, pedagang, buruh, dan pegawai kantor adalah beberapa contoh mata pencaharian
penduduk daerah dataran rendah. Adapun ciri dataran rendah diantaranya adalah :
1. Tanahnya relatif datar, memiliki ketinggian kurangdari 200 meter  diatas permukaan laut.
2. Tanah biasanya ditemukan disekitar pantai, tetapi ada juga yang ditemukan di daerah
pedalaman.
3. Terjadinya akibat proses sedimentasi. Di Indonesia sendiri dataran rendah terjadi akibat
dataran rendah terjadi akibat sedimentasi sungai.
4. Tanahnya lebih subur dan banyak ditempati penduduk jika dibandingkan dengan daerah
pegunungan.
5. Memiliki tekanan udara yang lebih tinggi dari pada daerah pegunungan.
Kebutuhan khusus pada pendudul didaerah rendah biasanya berupa:
1. Pakaian yang tipis atau berbahan baku dari kain yang tipis yang tidak panas , karena suhu di
daerah ini panas.
2. Rumah-rumah di dataran rendah juga dibuat banyak ventilasinya dan atap dibuat dari
genting tanah untuk mengurangi suhu yang panas.
3. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari lebih banyak jenis makanan yang mengandung air
meskipun zat gizi yang lain juga harus terpenuhi seperti sayur dan buah.
4. Kebutuhan cairan juga meningkat dibandingkan dengan penduduk didaerah dataran tinggi.

Wilayah Indonesia pada daerah dataran tinggi memiliki system pegunungan yang
memanjang dan masih aktif.Relief dataran dengan banyaknya pegunungan dan perbukitan,
menyebabkan Indonesia memiliki kesuburan tanah vulkanik, udara yang sejuk, dan alam yang
indah. Dataran tinggi biasanya dijadikan sebagai daerah tangkapan air  hujan (catchment area).
Selain dapat memenuhi kebutuhan air tanah di wilayah sekitar, daerah tangkapan air hujan dapat
mencegah terjadinya banjir pada daerah bawah.

9
Dataran tinggi yang ditumbuhi pepohonan besar dengan kondisi hutan yang masih terjaga
berfungsi mencegah erosi, digunakan sebagai suaka margasatwa, cagar alam, atau bahkan tempat
wisata.Pada wilayah dataran tinggi, suhu udara jauh lebih dingin dibandingkan dengan dataran
rendah maupun daerah pantai.Tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang berlangsung juga
cukup tinggi.
Adapun ciri-ciri dataran tinggi diantaranya adalah:
1. Beriklim sejuk
2. Pertanian dibuat terasering
3. Memiliki udara yang kering
4. Jarang turun hujan
5. Memiliki amplitudo
6. Memiliki kelembapan udara nisbi sangat rendah
Kebutuhan khusus pada penduduk di dataran tinggi biasanya berupa
1. Untuk menghangatkan tubuhnya mereka banyak mengkomsumsi makanan yang hangat.
2. Untuk menghangatkan tubuhnya atkan tubuhnya penduduk didataran tinggi lebih tertutup
dalam cara berpakaian.
3. Bentuk rumah yang berbeda dengan daerah pantai, rumah di daerah ini berventilasi sedikit
dan atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang sedikit mengakibatkan udara dingin tidak
masuk ke dalam rumah. Atap terbuat dari seng agar panas matahari yang diterima dapat
disimpan dan dapat menghangatkan bagian dalamnya.
4. Konsumsi iodium dalam jumlah yang cukup, karena didataran tinggi kejadian gondok
mencapai 30.3% menurut untoro dibanding didataran rendah hanya 7.0%.
5. Pemberian vitamin A yang rutin pada bayi dan balita untuk mengurangi kejadian GAKY
(Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kelompok rentan atau kelompok beresiko adalah kondisi yang mempengaruhi kondisi
seseorang atau populasi untuk menjadi sakit atau sehat.Kelompok ini merupakan kelompok
social yang memiliki peningkatan resiko yang relative atau rawan untuk menerima pelayanan
kesehatan.Perempuan termasuk dalam kelompok rentan menjadi korban dalam situasi yang tidak
menguntungkan karena pada dasarnya perempuan memiliki 4 kodra yakni menstruasi,
mengandung, melahirkan dan menyusui.Sehingga dapat dikatakan bahwa wanita adalah sebagai
salah satu kelompok rentan yang patut diberi perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan
dengan kekhususannya. Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energy atau komponen lain kedalam air atau udara dan berubahnya tatanan atau komposisi
air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Dataran rendah adalah hamparan
luas tanah dengan tingkat ketinggian yang di ukur dari permukaan laut adalah relatif rendah
(sampai dengan 200 m dpl).Istilah ini diterapkan pada kawasan manapun dengan hamparan yang
luas dan relatif datar yang berlawanan dengan dataran tinggi.Suhu udara di dataran rendah,
khususnya untuk wilayah Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai dengan 28 derajat
Celsius sepanjang tahun.Kondisi wilayah yang datar mamudahkan manusia untuk beraktivitas
dalam menjalankan kebidupannya.Di Indonesia daerah dataran rendah merupakan daerah yang
penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk yang kedinamisan dan kegiatan penduduk
yang sangat berag sangat beragam.Wilayah Indonesia pada daerah dataran tinggi memiliki
system pegunungan yang memanjang dan masih aktif.Relief dataran dengan banyaknya
pegunungan dan perbukitan, menyebabkan Indonesia memiliki kesuburan tanah vulkanik, udara
yang sejuk, dan alam yang indah. Dataran tinggi biasanya dijadikan sebagai daerah tangkapan
air  hujan (catchment area). Selain dapat memenuhi kebutuhan air tanah di wilayah sekitar,
daerah tangkapan air hujan dapat mencegah terjadinya banjir pada daerah bawah.

11
DAFTAR PUSTAKA

KELOMPOK RENTAN DAN KEBUTUHANNYA (Sebuah Kajian Hasil Pemetaan Sosial CSR
PT Indonesia Power UPJP Kamojang) Sahadi Humaedi1 , Budi Wibowo2 Santoso T.
Raharjo3 1,3 Pusat Studi CSR, Kewirausahaan Sosial & Pemberdayaan Masyarakat,
Universitas Padjadjaran 2PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
(sahadi.humaedi@unpad.ac.id

12

Anda mungkin juga menyukai