Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERENCANAAN MENU DIET BAGI PENDERITA

DIABETES MELLITUS
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH :

Syaradilla Ruhianita P17320321113

Tiasno Rizky Gunawan Raharjo P17320321114

Triastuti P17320321115

Yuki Mayla Aulia P17320321116

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya kami telah
menyelesaikan makalah yang berjudul perencanaan menu diet bagi penderita diabetes
mellitus ini dengan sebaik mungkin.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Perencanaan menu diet bagi penderita
diabetes mellitus bagi para pembaca dan juga penyusun.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak
dan Ibu selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami
dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka dari itu kami berterima
kasih apabila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun yang diharapkan
berguna bagi seluruh pembaca.

Bogor, 24 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.2 Faktor Penyebab Diabetes Mellitus 2

2.3 Gejala Diabetes Mellitus 2

2.4 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus 2

2.5. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK

Menu makanan sehat bagi penderita diabetes mellitus merupakan hal yang penting,
yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan kadar gula darah supaya tetap
normal dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
Pelaksanaan diet bagi penderita diabetes mellitus hendaknya disertai dengan olahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah perencanaan menu diet pasien
diabetes mellitus dengan menggunakan metode goal promming yang memiliki
beberapa fungsi tujuan yang ingin dicapai.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dalam
penanganan diabetes untuk mengontrol kadar gula darah ada empat pilar yaitu,
edukasi berkelanjutan, perencanaan makan, latihan jasmani dan intervensi obat.
Perencanaan makan dan latihan jasmani merupakan penanganan diabetes yang
dianjurkan oleh dokter, pengelolaan ini harus dilaksanakan secara mandiri holistic
dan pemeliharaan mandiri seumur hidup.

Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yatu makanan seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pelaksanaan pengaturan
makan harus berpedoman pada prinsip 3J yaitu, tepat jumlah, tepat jadwal dan tepat
jenis.

Kata Kunci : diabetes mellitus, diet


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
hormon insulin secara absolut atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai
dengan latihan jasmani dan perubahan perilaku tentang makanan (Almatsier,
2007). Diabetes Mellitus juga disebut sebagai the great imitator karena penyakit
ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam
keluhan dan gejala yang sangat bervariasi (Suganda, 1997).
Menu makanan sehat bagi penderita diabetes mellitus merupakan hal yang
penting. Adapun prinsip penyusunan menu makanan sehat bagi penderita diabetes
mellitus yang perlu diperhatikan dan diketahui adalah mempertahankan kadar
gula darah supaya tetap normal dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
melalui gizi yang optimal (Tjokropawiro,1991).
Dhoruri,et al.(2017) menyebutkan bahwa goal programming sebagai alat untuk
mengoptimalkan menu diet diabetes mellitus yang berhasil memperoleh hasil gizi
yang optimal dengan beberapa fungsi tujuan pada penelitian tersebut. Perbedaan
penelitian yang sekarang dengan penelitian yang sebelumnya adalah waktu
pengambilan data dan sumber yang berbeda.
Goal programming adalah suatu model yang dikembangkan dari linear
programming, pada LP masalah yang dapat diselesaikan hanya memiliki satu 1 2
tujuan atau goal. Namun pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari
masalah yang dihadapi tidaklah hanya satu namun bisa lebih dari satu dan
memiliki banyak goal. Oleh karena itu metode goal programming ini dapat
digunakan untuk masalah-masalah yang memiliki banyak goal. Hasil dari metode
ini adalah solusi yang efisien (efficient solution) karena hasil yang diperoleh bisa
jadi tidak optimal terhadap semua masalah yang ada. Charles D.McAllister and
Timothy Simpson (2002) mendapatkan bahwa goal programming sangat cocok
digunakan untuk masalah-masalah multi tujuan karena melalui variabel
deviasinya, goal programming secara otomatis dapat menangkap informasi
tentang pencapaian relatif dari tujuan-tujuan yang ada.
Analisis sensitivitas dilakukan untuk menyelidiki bagaimana pengaruh
perubahan parameter dalam masalah LP. Perubahan tersebut dapat
diimplementasikan pada koefisien biaya dari fungsi objektif, sumber
daya/koefisien laju tetap dari sisi kanan (RHS) dari kendala, koefisien, fungsi
kendala tambahan (perubahan m), variabel tambahan (perubahan n). Dalam
penelitian ini, analisis sensitivitas akan dibahas dengan melihat perubahan pada
sumber daya atau koefisien laju tetap dari sisi kanan kendala.
Dewi,et al.,(2014) menyebutkan bahwa analisis sensitivitas menjelaskan
sampai sejauh mana koefisien fungsi tujuan dan nilai ruas kanan kendala boleh
berupa tanpa mempengaruhi solusi optimal dimana akibat yang mungkin terjadi
dari perubahan-perubahan tersebut dapat diprediksi dan diantispasi sebelumnya.
Menu diet yang diterapkan dan disusun oleh pihak ahli gizi pada suatu
Instansi ditentukan dengan menentukan jenis diet yang dijalani oleh pasien 3
dengan menyusun menu dari bahan pangan yang mengandung karbohidrat,
protein, lemak dan kalori yang sesuai dibutuhkan oleh pasien. Yang dilakukan
pertama kali oleh pihak Rumah Sakit yaitu menentukan kebutuhan kalori pasien
yang harus dicukupi sehingga menu makanan yang diberikan untuk pasien sesuai
dengan kadar gizi yang diperlukan oleh penderita diabetes mellitus tersebut, lalu
menyusun rancangan menu yang akan dijalani pasien dan mengolah bahan
pangan tersebut menjadi makanan, dan makanan akan disajikan ke pasien dengan
standar gizi yang telah ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah perencanaan menu diet
pasien DM dengan menggunakan model goal programming yang memiliki
beberapa fungsi tujuan yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi fungsi tujuan
dalam penelitian ini adalah meminimumkan penyimpangan terhadap batas atas
dan batas bawah pada bahan pangan yang diamati sehingga dapat memenuhi
kebutuhan gizi berupa karbohidrat, protein, dan lemak bagi penderita DM
berdasarkan standar diet DM serta biaya yang dibutuhkan. Penyelesaian model
goal programming dilakukan dengan bantuan software LINDO.

1.2 Rumusan Masalah

Pembatasan Masalah Masalah pada penelitian ini dibatasi pada :


1. Menu yang diteliti merupakan bahan pangan yang mengandung sumber
karbohidrat, protein, dan lemak,
2. Tidak ada perbedaan kadar zat gizi antara bahan makanan sebelum dimasak
dan bahan makanan setelah dimasak.
3. Data yang digunakan adalah daftar bahan makanan penukar.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan menu diet diabetes mellitus
tanpa mengurangi standar gizi rumah sakit dengan batasan makanan pasien yang
optimal dengan menggunakan model goal programming dan analisis sensitivitas.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Diet merupakan pola makan dengan mengonsumsi makanan yang cara dan sumber
makanannya diatur. Gunanya adalah untuk menjaga kesehatan tubuh secara
keseluruhan. Selain itu, diet juga bertujuan untuk mencapai atau menjaga berat
badan yang terkontrol.

Penyakit diabetes sangat dikenali oleh banyak orang. Diabetes merupakan penyakit
yang timbulkan akibat meningkatnya kadar gula darah di dalam tubuh. Secara
perlahan kandungan glukosa ternyatagt;dapat merusak organ tubuh tubuh.

Kondisi utama yang menimbulkan penyakit ini adalah rusaknya insulin di pankres
yang tidak dapat mengatur kadar gula darah yang masuk ke dalam tubuh.

Penyakit diabetes melitus menjadi salah satu penyakit tidak menular yang
membahayakan. Kebiasaan hidup yang buruk menjadi penyebab utama yang dapat
muncul mulai anak-anak dan orang dewasa. Diabetes melitus kita ketahui dibedakan
menjadi dua jenis yaitu:

1. Diabetes melitus tipe 1


Penyakit diabetes melitus tipe 1 merupakan gangguan imun tubuh dimana sel
insulin dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh itu sendiri. Faktor genetik
memberi peran penting dalam kasus ini

2. Diabetes melitus tipe 2


Diabetes melitus tipe 2 terjadi akibat keterbatasan insulin untuk mengatur
respon gula darah di dalam tubuh.
Gula adalah unsur penting dari konsumsi makanan bagi tubuh kita. Gula berfungsi
sebagai daya tahan tubuh yang di masuk ke hati dan diproses untuk membentuk
glukosa.
Insulin dikeluarkan dari pankres yang bekerja pada pembuluh darah dan mengatur
gula yang masuk ke dalam tubuh. Pembentukan insulin di pankreas akan meningkat
apabila konsumsi gula yang masuk ke dalam tubuh juga meningkat.

2.2 FAKTOR PENYEBAB DIABETES MELLITUS 2

1. Obesitas (kegemukan) Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar


glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan
peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%. 1,2

2. Hipertensi Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan


tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam
tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.

3. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus Seorang yang menderita Diabetes Mellitus


diduga mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif.
Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita
Diabetes Mellitus.

4. Dislipedimia Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan
rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes.

5. Umur Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus


adalah > 45 tahun. 6. Riwayat persalinan Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi
cacat atau berat badan bayi > 4000gram

6. Faktor Genetik DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental
Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko
emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat
jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakitini.

7. Alkohol dan Rokok Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan


peningkatan frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini
dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan fisik,
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari lingkungan tradisional
kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi perubahan-perubahan dalam konsumsi
alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan
menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita DM, sehingga akan
mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah. Seseorang akan
meningkat tekanan darah apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari
yang setara dengan 100 ml proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml. Faktor resiko
penyakit tidak menular, termasuk DM Tipe 2, dibedakan menjadi dua. Yang pertama
adalah faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya umur, faktor genetik, pola
makan yang tidak seimbang jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan,
pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh.

2.3 GEJALA DIABETES MELLITUS 2

Gejala yang umumnya dirasakan oleh penderita gula darah tinggi atau diabetes
melitus tipe 2 adalah:

 Polifagia (keinginan untuk makan terus- menerus atau cepat merasa lapar)
 Poliuria (produksi urine berlebih, yaitu lebih dari 2,5 liter dalam 24 jam)
 Polidipsi (rasa haus berlebihan)
 Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

Selain itu juga terdapat beberapa gejala yang tidak khas, antara lain:

 Lemah
 Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung jari kaki atau tangan)
 Gatal pada kulit
 Penglihatan mata kabur
 Disfungsi ereksi pada pria
 Pruritus vulva (gatal pada kemaluan) pada wanita
 Luka yang sulit sembuh

2.4 PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS 2

1. Diet

Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing individu. Pada penyandang diabetes
perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan
jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa
darah atau insulin. Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% danprotein 10-15%. Untuk
menentukan status gizi, dihitung dengan BMI (Body Mass Indeks). Indeks Massa
Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk mengetahui nilai IMT ini,
dapat dihitung dengan rumus berikut:

BeratBadan (Kg)
IMT = Tinggi Badan (m) X tinggi Badan (m)

2. Exercise (latihan fisik/olahraga)

Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit,
yang sifatnya sesuai dengan Continous, Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance
(CRIPE). Training sesuai dengan kemampuan pasien. Sebagai contoh adalah olah
raga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang
gerak atau bermalasmalasan.

3. Obat

oral hipoglikemik, insulin Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan
fisik tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah maka dipertimbangkan
pemakaian obat hipoglikemik

2.5 PERENCANAAN MENU DIET DIABETES MELLITUS 2

Perencanaan makan merupakan salah satu pilar utama penanganan diabetes untuk
mengontrol kadar gula darah. Ke-empat pilar itu adalah :

1. Edukasi berkelanjutan
2. Perencanaan makan
3. Latihan jasmani
4. Intervensi obat

Perencanaan makan dan latihan jasmani merupakan penanganan diabetes yang


dianjurkan oleh dokter untuk mengendalikan kadar gula darah. Bila pelaksanaannya
setelah 4-8 minggu pelaksanaannya ternyata gula darah belum terkendali dengan baik,
baru diberikan obat hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin sesuai deangan
indikasi.
Pengelolaan diabetes harus dilaksanakan secara mandiri holistic dan pemeliharaan
mandiri seumur hidup karena diabetes mellitus merupakan penyakit metabolisme
kronik. Bila hal ini dapat dikelola dengan baik oleh diabetes maka kualitas hidupnya
akan terpelihara secara optimal dan terhindar dari berbagai komplikasi kronik
diabetes. Akan tetapi, walaupun diabetes telah mendapat penyuluhan dan konsultasi
tentang perencanna makan, lebih dari 50% pasien tidak melaksanakannya.
Tujuan perencanaan makan dan prinsip 3 J, perencanaan makan pada diabetes
bertujuan untuk :

1. Mempertahankan kadar gula dan lipid dalam batas normal.


2. Mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
3. Mencegah komplikasi akut dan kronik.
4. Meningkatkan kualitas hidup.

Agar mencapai tujuan sesuai dengan harapan, maka pelaksanaan pengaturan


makan harus berpedoman pada prinsip 3 J, yaitu :

1. Tepat Jumlah

Artinya asupan makan harus sesuai dengan kebutuhan untuk aktivitas fisik dan psikis.
Dokter dan ahli gizi akan membantu anda menghitungkan kebutuhan energi anda.

2. Tempat Jadwal

Dianjurkan untuk makan secara teratur 5-6 kali/hari yang terdiri dari 3x makan besar
dan 2-3 kali makan kecil/selingan.

3. Tepat Jenis

Dianjurkan untuk memilih makanan yang sehat (makanan sumber lemak yang baik,
protein nabati, karbohidrat kompleks dan serat).
Komposisi makanan yang dianjurkan :
Makanan yang dianjurkan bagi diabetes adalah hidangan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal persentase karbohidrat, protein, lemak dan serat.

 Karbohidrat

Komposisi karbohidrat 60-70% dari kebutuhan energi total dianjurkan konsumsi


karbohidrat kompleks yaitu sumber karbohidrat yang mengandung serat tinggi serta
membatasi konsumsi karbohidrat sederhana (gula pasir, madu, dll) dan karbohidrat
jenis “Refined Carbohydrate” yang terdapat pada produk bakery seperti cake, roti
halus, dan lain-lain. Kedua jenis korbahidrat ini memiliki indek glikemik tinggi
sehingga cepat diserap dan dapat meningkatkan kadar gula darah. (Lihat tabel indeks
glikemik bahan makanan).

 Protein

Berkurangnya aktivitas insulin pada diabetes menghambat sintesis protein. Asupan


protein 10-20% dari kebutuhan energi total. Sumber protein yang dianjurkan adalah
ikan, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, tempe, tahu dan
produk susu rendah lemak.

 Lemak
Komposisi lemak 20-25% dari kebutuhan energi total. Peningkatan kadar lemak
merupakan faktor risiko terjadinya ateroklerosis, oleh karena itu diet rendah lemak
sangat baik bagi diabetes. Anjuran ADA (American Diabetes Association) maupun
EASD (Europen Association for Study of Diabetes) asupan lemak <30% energi total
dimana PUFA 10% dan lemak jenuh < 10%, kolestrol < 300 mg/ hari. Disarankan
untuk mengkonsumsi ikan 2-3 kali/minggu dan meminimalkan konsumsi lemak trans.

 Serat

Dalam konsesus PERKENI dianjurkan agar asupan serat 25 gr/hari. Sumber serat
yang dianjurkan bagi diabetes adalah buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan
dan sumber karbohidrat kompleks karena selain mengandung serat juga mengandung
vitamin, mineral dan zat lain yang baik untuk kesehatan. (lihat tabel suplemen
makanan yang dianjurkan bagi diabetisi).

 Natrium

Asupan natrium pada diabetes dianjurkan tidak lebih dari 3000 mg/hari (setara 1
sendok the garam dapur). Sumber natrium di antaranya adalah garam dapur, vetsin,
kecap, soda kue dan bahkan pengawet makanan (misal : natrium nitrit pada corned
beff, dan lain-lain).
Diabetes Mellitus dan Sumber Rasa Manis
Bila membicarakan pengaturan makan bagi diabetes pastilah langsung menyebut gula
pasir, gula merah, dan gula batu sebagai bahan makanan yang dilarang untuk
konsumsi. Sebagai gantinya biasanya dianjurkan untuk menggunakan pemanis
buatan atau mengkonsumsi buah-buahan.

 Sukrosa

Dipasaran sukrosa beredar dalam gula pasir dan gula merah. Sukrosa merupakan
karbohidrat murni yang diyakini dapat diabsorbsi oleh saluran cerna dan langsung
masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah meningkat cepat dan
dikwatirkan akan memperburuk pengendalian gula darah. Akan tetapi beberapa
penilitian menunjukan bahwa pendapat tersebut kurang tepat. Penggunaan sukrosa
sebagai bagian perencanaan makan tidak memperburuk pengendalian gula darah pada
pasien DM Type 1 dan DM Type 2. Penggunaan sukrosa juga tidak mempengaruhi
kadar HDL, LDL, kolesterol total dan trigliserid.
Jumlah sukrosa yang dianjurkan tidak lebih dari 5% kebutuhan energi total. Sukrosa
dan makanan yang mengandung sukrosa apabila dikonsumsi harus diperhitungkan
sebagai pengganti karbohidrat makanan lain, bukan sekedar menambahkannya pada
perencanaan makanan. Sebagai gambaran 1 penukar gula (1 sendok makan) dapat
menggantikan 1 penukar buah (+/-buah pisang ambon). Sedikit gula untuk bumbu
diperbolehkan.
 Buah-buahan

Semua jenis buah boleh dikonsumsi oleh pasien diabetes walaupun rasanya manis
dengan jumlah sesuai anjuran (4-5 penukar sehari). Buah-buahan dianjurkan untuk
dikonsumsi karena memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan
sukrosa.
Pemanis buatan dan gula alternatif. Ada 2 jenis gula alternatif yang beredar dipasaran
yaitu berkalori (seperti fruktosa, sorbitol, dan xylitol) dan yang tidak berkalori (seperti
sakarin dan aspartame). Fruktosa menaikan gula darah plasma lebih kecil dari pada
sukrosa dan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Pemakaian fruktosa lebih dari 20%
dari kebutuhan energi total dapat meningkatkan kadar kolestrol dan LDL. Sehingga
sebaiknya pada orang dengan disiplidemia tidak mengkonsumsi fruktosa secara
berlebihan. Tetapi fruktosa alami yang terdapat pada buah dan sayuran tetap aman
dikonsumsi. Pemanis alternatif tidak berkalori sebaiknya dikonsumsi untuk memberi
rasa manis pada minuman. Bila menggunakan pemanis ini untuk produk makanan
sebaiknya memperhitungkan jumlah maksimal penggunaan dalam porsi makanan
pemanis alternatif ini aman dikonsumsi selama tidak melebihi batas aman.
Contoh pengaturan makanan untuk diabetes (Diet DM 1700 Kalori)
Pagi :
Jenis makanan Nasi / Penukar (1 ½ p), 1 gelas; Lauk Hewani (1p); Lauk Nabati (1p);
Sayuran (bebas); Minyak (2p). Contoh menu : Nasi, Telur dadar, Oseng tempe, Sup
oyong + wortel.
Pukul 10.00 WIB :
Buah (1p), 1 potong sedang, contoh : pepaya.
Siang :
Jenis Makanan Nasi (2p), 1 ½ gelas; Lauk hewani (1p), 1 potong sedang; Lauk nabati
(1p), 2 potong sedang; Sayuran (bebas); Buah (1p), 1 buah; Minyak (2p), 1 sdm.
Contoh menu : Nasi, Ikan bakar, Tempe goring, Sayur asem, Jeruk manis.
Pukul 16.00 WIB :
Buah (1p); 1 buah, contoh : pisang rebus.
Malam :
Jenis Makanan Nasi (2p), 1 ½ gelas; Lauk hewani (1p) 1 potong sedang; Lauk nabati
(1p), 1 potong sedang; Sayuran (bebas); Buah (1p), 1 buah; Minyak (2p), 1 sdm.
Contoh menu : Nasi, Ayam rica-rica, Tahu goring, Cap cay sayuran, Pisang Ambon.
Indeks Glikemik Beberapa Bahan Makanan :
1. Sumber Karbohidrat : Beras ketan (87,06); Beras merah (70,20); Beras giling
(51,8 – 52,84); Kentang (40-67,71); Roti (67,25); Singkong (94,46).
2. Sumber Protein : Kacang tanah (7,9 – 8,46); Kacang hijau (28,87); Tempe (-3);
Tahu (-2).
3. Buah-buahan : Pisang raja (57,10); Pepaya (37); Sawo (43,86), Nangka (63,97);
Nanas (61,61); Jeruk pontianak (40,32).

Keterangan :
Indeks glikemik rendah : < 70
Indeks glikemik sedang : 70 – 90
Indeks glikemik tinggi : > 90
Suplemen untuk Diabetisi :

1. Makanan sumber kromium (untuk memperbaiki kerja insulin) merica, apel,


brokoli, udang (beserta kulit), kacang-kacangan.
2. Makanan sumber antioksidan

TKW : tomat, kacang-kacangan, wortel


PJKA : papaya, jeruk, kurma, apel
BK : brokoli, kol / kubis
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing individu.

Tujuan diet bagi penderita diabetes adalah:

1. Mempertahankan kadar gula dan lipid dalam batas normal.

2. Mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.

3. Mencegah komplikasi akut dan kronik.

4. Meningkatkan kualitas hidup.

Agar mencapai tujuan sesuai dengan harapan, maka pelaksanaan pengaturan makan
harus berpedoman pada prinsip 3 J, yaitu :

1. Tepat Jumlah

Artinya asupan makan harus sesuai dengan kebutuhan untuk aktivitas fisik dan psikis.
Dokter dan ahli gizi akan membantu anda menghitungkan kebutuhan energi anda.

2. Tempat Jadwal

Dianjurkan untuk makan secara teratur 5-6 kali/hari yang terdiri dari 3x makan besar
dan 2-3 kali makan kecil/selingan.

3. Tepat Jenis

Dianjurkan untuk memilih makanan yang sehat (makanan sumber lemak yang baik,
protein nabati, karbohidrat kompleks dan serat).
Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan
istirahat yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak
tinggi.
Daftar pustaka

Noor, Restyana (2015). Diabetes Melitus Tipe 2 . Lampung : Universitas


Lampung

Setiawan, Vina (2019). Diabetes Mellitus Tipe 2 - tanda, penyebab, gejala,


cara mengobati.Honestdocs

Anda mungkin juga menyukai