Disusun Dalam Rangka Memenuhi Praktikum Mata Kuliah Gizi dan Diet
DOSEN PEMBIMBING :
KELAS :
REGULER A TINGKAT 1
DISUSUN OLEH:
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan serta saran yang membangun
dari Ibu Dosen dan para pembaca guna menjadi acuan agar bisa menyusun makalah yang lebih
baik lagi di waktu yang akan datang. Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini, izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada
sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Besar harapan penulis, di kemudian hari,
makalah ini bisa menjadi patokan atau tolak ukur pembuatan makalah ilmiah. Adapun penulis
juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya ataupun penelitian
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja. insulin atau kedua-duanya. Diabetes
mellitus juga sering disebut sebagai the great imitator karena penyakit ini dapat mengenai
semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan dan gejala yang sangat
bervariasi.
Faktor utama penyebab diabetes terletak pada pola hidup tidak schat seperti
mengkonsumsi makanan tinggi kalori, obesitas, rendah serat, dan jarang berolahraga. Salah
satu cara pengobatan penyakit diabetes adalah dengan mengontrol makanan yang dikonsumsi
penderita. Dengan pengaturan pola makan yang baik, perkembangan penyakit diabetes dapat
dihambat. Makanan yang dikonsumsi oleh penderita diabetes harus disesuaikan dengan jumlah
kalori, jadwal makan, dan jenis makanan dengan kondisi tubuh penderita. Menu makanan
sehat bagi penderita diabetes mellitus merupakan hal yang penting. Adapun prinsip penyusunan
menu makanan sehat bagi penderita DM yang perlu diperhatikan dan diketahui adalah
mempertahankan kadar gula darah. supaya tetap normal dan meningkatkan derajat kesehatan
secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
Perencanaan makan atau pengaturan makan atau sering disebut dengan diet merupakan
salah satu cara yang dianjurkan para dokter sebagai upaya perawatan dan penyembuhan
penderita DM. Diet hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai
pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Perhitungan kandungan gizi yang dikonsumsi
dapat menimbulkan penyimpangan lebih besar atau lebih kecil dari yang dianjurkan tergantung
dari bahan pangan yang digunakan.
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian diabetes melitus
2. Mengetahui Klasifikasi Diabetes Melitus
3. Mengetahui gejala diabetes melitus
4. Mengetahui pencegahan diabet melitus
5. Mengetahui diet pada penderita diabetes melitus
6. Mengetahui perhitungan kandungan gizi penderita diabetes melitus
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Smeltzer & Bare (2019), diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang
menimbulkan gangguan multisistem dan mempunyai karakteristik hiperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. Menurut Black & Hawks
(2014), DM adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh
untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, berpengaruh ke hiperglikemia
(kadar glukosa darah tinggi. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa DM
adalah penyakit metabolik ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau tidak
dapat menggunakan insulin yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan
metabolisme karbohidrat lemak dan protein sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa dalam
darah yaitu gula darah sewaktu melebihi 200 mg/dl dan gula darah puasa melebihi 126 mg/dl.
Dengan penyakit ini banyak sekali menyerang orang-orang dari segala usia, biasanya
terjadi pada anak-anak ataupun orang dewasa muda. Orang dengan penyakit diabetes tipe ini
tentu membutuhkan insulin setiap hari untuk bisa mengendalikan kadar glukosa dalam
darahnya. Orang yang tanpa insulin pada penderita diabetes melitus tipe 1 akan menyebabkan
kematian. Orang yang memiliki penyakit diabetes melitus tipe 1 juga memiliki gejala seperti :
kehausan dan mulut kering yang tidak normal, sering buang air kecil, kurangnya energi, ,erasa
lemas, merasa lapar terus menerus, penurunan berat badan yang tiba-tiba, dan penglihatan
kabur. Biasanya bertubuh kurus pada saat didiagnosa dengan penurunan berat badan yang baru
3
saja terjadi (Ernawati, 2013). Angka penderita diabetes melitus tipe 1 terus meningkat,
alasannya masih belum jelas mungkin karena adanya faktor didalam lingkungan atau infeksi
yang disebabkan oleh virus.
Diabetes tipe 2 ini adalah tipe yang sangat tinggi yang sering terjadi pada penderita
diabetes. Diabetes tipe 2 ini lebih banyak menyerang orang dewasa, namun saat ini meningkat
pada anak-anak dan remaja. Pada diabetes melitus tipe 2 ini, tubuh bisa memproduksi insulin
namun insulin menjadi resisten sehingga insulin menjadi tidak efektif bagi tubuh dan semakin
lama kadar insulin menjadi tidak mencukupi . resistensi insulin dan penurunan kadar insulin,
sama-sama menyebabkan kadar glukosa darah tinggi.
c. Diabetes Gestasional
Wanita dengan kadar glukosa darah sedikit meningkat diklasifikasikan memiliki diabetes
melitus pada kehamilan . diabetes pada kehamilan mulai terjadi pada trimester kedua atau
ketiga sehingga perlu dilakukan skrining atau tes toleransi glukosa pada semua wanita hamil
dengan usia kehamilan antara 24 sampai 28 minggu (Ernawati, 2013). Wanita yang terdeteksi
hiperglikemia beresiko lebih besar mengalami kerugian. Wanita yang dengan hiperglikemia
selama kehamilan dapat mengontrol kadar glukosa darah dengan melakukan diet yang sehat,
olahraga ringan dan pemantauan gula darah. Dalam beberapa kasus, insulin yang diberikan
maupun obat oral dapat diberikan.
Buang air kecil lebih sering dari biasanya terutama pada malam hari (poliuria), hal ini
dikarenakan kadar gula darah melebihi ambang ginjal (>180mg/dl), sehingga gula akan
dikeluarkan melalui urine. Guna menurunkan konsentrasi urine yang dikeluarkan, tubuh akan
menyerap air sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga urine dalam jumlah besar dapat
dikeluarkan dan sering buang air kecil. Dalam keadaan normal, keluaran urine harian sekitar
1,5 liter, tetapi pada pasien DM yang tidak terkontrol, keluaran urine lima kali lipat dari jumlah
ini. Sering merasa haus dan ingin minum air putih sebanyak mungkin (poliploidi). Dengan
4
adanya ekskresi urine, tubuh akan mengalami dehidrasi atau dehidrasi. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka tubuh akan menghasilkan rasa haus sehingga penderita selalu ingin
minum air terutama air dingin, manis, segar dan air dalam jumlah banyak.
Nafsu makan meningkat (polifagi) dan merasa kurang tenaga. Insulin menjadi
bermasalah pada penderita DM sehingga pemasukan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang dan
energi yang dibentuk pun menjadi kurang. Ini adalah penyebab mengapa penderita merasa
kurang tenaga. Selain itu, sel juga menjadi miskin gula sehingga otak juga berfikir bahwa
kurang energi itu karena kurang makan, maka tubuh kemudian berusaha meningkatkan asupan
makanan dengan menimbulkan alarm rasa lapar.
Ketika tubuh tidak mampu mendapatkan energi yang cukup dari gula karena
kekurangan insulin, tubuh akan bergegas mengolah lemak dan protein yang ada di dalam tubuh
untuk diubah menjadi energi. Dalam sistem pembuangan urine, penderita DM yang tidak
terkendali bisa kehilangan sebanyak 500 gr glukosa dalam urine per 24 jam (setara dengan
2000 kalori perhari hilang dari tubuh).Kemudian gejala lain atau gejala tambahanyang dapat
timbul yang umumnya ditunjukkan karena komplikasi adalah kaki kesemutan, gatal-gatal, atau
luka yang tidak kunjung sembuh, pada wanita kadang disertai gatal di daerah selangkangan
(pruritus vulva) dan pada pria ujung penis terasa sakit (balanitis) (Simatupang, 2017).
Pada Diabetes Melitus Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada.
Diabetes Melitus Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai
beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.
Penderita DM Tipe 2 umumnya:
5
Pada ibu hamil penderita diabetes melitus gestaional tidak menunjukkan tanda dan
gejala yang langsung terlihat. Biasanya jika ibu sudah menderita diabetes sebelum hamil,
mungkin lebih difokuskan namun pada kasus diabetes melitus gestasional kuran di perhatikan,
karena tidak adanya tanda gejala tapi jika dilakukan skrinning sedini mungkin bisa mengetahui
ada atau tidaknya indikasi diabetes melitus gestasional.Jika dilakukan pemeriksaan tanda
gejala terjadinya diabetes gestasional ditandai dengan :
1. Polidipsi
2. Poliuri
3. Polifagia
4. Glukosa plasma puasa 5.1-6.9 mmol / l (92 -125 mg / dl) - Glukosa plasma 1 jam ≥ 10,0
mmol / l (180 mg / dl) mengikuti beban glukosa oral 75g
5. Glukosa plasma 2 jam 8,5 - 11,0 mmol / l (153 -199 mg / dl) mengikuti beban glukosa oral
75g. (WHO 2013)
Pencegahan diabetes melitus tipe 1 belum dapat dilakukan secara spesifik karena
penyebabnya umumnya terkait dengan faktor genetik dan autoimun yang sulit dihindari.
Diabetes melitus tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel-sel
penghasil insulin di pankreas. Meskipun pencegahan spesifik belum ada, terdapat upaya untuk
mengelola risiko dan mendorong gaya hidup sehat, antara lain.
1. Pemantauan Kesehatan: Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika ada
riwayat keluarga dengan diabetes.
2. Gaya Hidup Sehat: Pertahankan pola makan seimbang, tinggi serat, rendah lemak jenuh,
dan rendah gula. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
3. Kendalikan Berat Badan: Menjaga berat badan ideal dapat membantu mengurangi risiko
diabetes.
4. Hindari Paparan Zat Berbahaya: Hindari paparan zat berbahaya yang dapat memicu respon
autoimun.
5. Perhatikan Kesehatan Mental: Stres dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan,
termasuk sistem kekebalan tubuh.
B. Diabetes Melitus Tipe 2
6
Diabetes melitus tipe 2 dapat dicegah dan dikelola dengan penerapan langkah-langkah
gaya hidup sehat. Diabetes tipe 2 umumnya terkait dengan resistensi insulin dan kurangnya
produksi insulin yang cukup, antara lain:
1. Polanya Makan Sehat: Konsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat, dan kompleks
karbohidrat. Hindari asupan gula dan lemak jenuh berlebihan.
2. Aktivitas Fisik: Lakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau
latihan aerobik. Ini membantu meningkatkan sensitivitas insulin.
3. Kontrol Berat Badan: Jaga berat badan ideal. Kehilangan bahkan sedikit berat badan dapat
memberikan manfaat signifikan.
4. Hindari Kebiasaan Merokok dan Batasi Konsumsi Alkohol: Merokok dan konsumsi
alkohol berlebih dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
5. Pemantauan Gula Darah: Rutin memeriksa gula darah dapat membantu mendeteksi
perubahan yang perlu ditangani.
6. Hindari Stres: Atasi stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
7. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan: Berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk
perencanaan diet yang sesuai dan rekomendasi aktivitas fisik.
C. Diabetes Melitus Gestasional
1. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan Gula Darah: Selama kunjungan prenatal, dokter akan melakukan tes gula
darah untuk mendeteksi adanya diabetes gestasional atau risiko tinggi.
2. Polanya Makan Sehat
Diet Seimbang: Mengadopsi pola makan sehat dengan porsi yang seimbang dari
karbohidrat, protein, dan lemak.
Kontrol Karbohidrat: Menghindari makanan dengan indeks glikemik tinggi dan
membatasi konsumsi gula sederhana.
3. Aktivitas Fisik
Olahraga Ringan: Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang disetujui oleh dokter, seperti
berjalan kaki atau berenang.
4. Kontrol Berat Badan
7
Pertahankan Berat Badan yang Sehat: Menjaga berat badan yang sesuai dengan
rekomendasi dokter.
5. Pemantauan Gula Darah Sendiri
Pemantauan Mandiri: Jika ada risiko tinggi atau telah mengalami diabetes gestasional
sebelumnya, pemantauan gula darah di rumah dapat direkomendasikan.
6. Konseling dan Edukasi
Konseling Gizi: Konsultasikan dengan ahli gizi atau konselor untuk panduan nutrisi yang
tepat
Edukasi Kesehatan: Pendidikan tentang pengelolaan gula darah dan perubahan gaya
hidup selama kehamilan.
7. Kontrol Faktor Risiko
Hindari Faktor Risiko: Menghindari faktor risiko seperti obesitas atau riwayat diabetes
gestasional sebelumnya.
8. Pantau Kesehatan Bayi
Pemeriksaan Prenatal Rutin: Melakukan pemeriksaan prenatal secara teratur untuk
memantau kesehatan bayi dan ibu.
9. Konsultasi dengan Tim Kesehatan
Diskusi dengan Dokter: Diskusikan rencana pencegahan dan perawatan dengan dokter
dan tim kesehatan
8
6) Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di
dalam sayur dan buah.
7) Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam
bentuk garam dapur yaitu 3000 mg/hari. Apabila mengalami hipertensi asupan garam harus
dikurangi.
8) Cukup vitamin dan mineral.
3 Bahan Makanan yang Dianjurkan
1) Sumber protein : ikan, daging ayam tanpa kulit, telur, tempe, tahu, oncom, kacang-
kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai).
2) Sayuran : kangkung, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi, seledri,
terong.
3) Buah-buahan : sari buah murni, jeruk, apel, pepaya, pir, jambu, belimbing.
4) Susu skim atau rendah lemak.
5) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan
terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar.
4 Bahan Makanan yang Dibatasi
1) Sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, bubur, roti, gandum, pasta, jagung, kentang, ubi dan
talas, hevermout, sereal, mie, ketan, macaroni.
2) Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh : kornet, sosis, sarden.
3) Sayuran : bayam, buncis, daun melinjo, daun singkong, daun ketela, jagung muda, kapri,
kacang panjang.
4) Buah-buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo.
5) Makanan yang digoreng dan yang menggunakan santan kental.
5 Bahan Makanan yang Dihindari
1) Gula pasir, gula merah, gula batu, madu.
2) Makanan / minuman manis : abon, dendeng, cake, kue-kue manis, dodol, tarcis, sirup, selai
manis, coklat, permen, susu kental manis, es krim.
3) Bumbu : kecap, saus tiram.
4) Buah-buahan yang manis dan diawetkan : durian, nangka, manisan buah, tape.
5) Minuman yang mengandung alkohol.
6 Cara Mengatur Diet :
1) Untuk pertama kali sebaiknya makanan ditimbang sampai mencapai diet dan porsi yang
sesuai.
9
2) Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah ditentukan dalam
daftar diet.
3) Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar makanan penukar.
4) Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat.
5) Laksanakan diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal.
7 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
1) Disamping berdiet lakukan olahraga secara teratur.
2) Waspada kemungkinan terjadinya hipoglikemia.
3) Pelaksanaan diet Diabetes Melitus hendaknya disertai dengan latihan jasmani dan
perubahan prilaku tentang makanan. Adapun tujuan diet Diabetes Melitus adalah
membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik dengan cara:
4) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan
asupan makanan dengan insulin (endogenous atau exogenous), dengan obat penurun
glukosa oral, dan aktivitas fisik.
5) Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
6) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
7) Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti
hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan
dengan latihan jasmani.
8) Meningkatkan derajat kesehatan serta keseluruhan melalui gizi yang optimal.
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energi adalah 45 – 65% dari karbohidrat, 10 – 20% dari protein dan 20 – 25% dari
lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan
diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal
yang besarnya 25 – 30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa
faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktifitas, kehamilan / laktasi, adanya komplikasi dan berat
badan. Cara yang lebih gampang lagi adalah dengan cara pegangan kasar, yaitu untuk pasien
kurus 2300–2500 kalori, normal 1700–2100 kalori dan gemuk 1300–1500 kalori (Soegondo,
dkk, 2009:54).
10
Contoh Menggunakan Rumus Perkeni Pada Kasus Diabetes Melitus
Kasus: Seorang bapak x berusia 65 tahun seorang purna TNI, memiliki riwayat diabetes
melitus sudah 1,5 tahun, hasil pemeriksaan lab saat ini gula darah sewaktu beliau 350
mg/dl dan tergolong tinggi, bapak x mengalami gangren di jepol kiri. Hasil pengukuran
TB beliau 168 cm dan berat badan 65 kg. Tentukan kebutuhan gizi pada bapak x.
BBI = 68 – 6,8
BBI= 61,2 kg
11
= 1836 kal -10% (1836 kal)
= 1652,4 kal
= 1735,02 kal
12
J. Kebutuhan karbohidrat 45-65% dari total kebutuhan kalori
Karbohidrat = 1908,52 kal x 50% = 954,26 kal
1 gram karbohidrat = 4 kalori
Karbohidrat = 954,26kal/4kal = 238,56 gram
13
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme atau penyakit jangka
panjang yang dialami oleh seseorang dengan ditandai dengan peningkatan kadar gula
darah yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduannya. Diabetes Melitus dapat disebabkan oleh dua hal yakni pola hidup tak sehat dan
bawaan genetik. Dalam pengelolaan diabetes melitus, diet memainkan peran yang sangat
penting. Dengan mengikuti diet yang tepat, penderita diabetes dapat mengontrol kadar gula
darah mereka, menjaga berat badan yang sehat, dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam diet penderita diabetes melitus adalah
mengonsumsi karbohidrat kompleks, serat, protein rendah lemak, lemak sehat, serta
menghindari gula dan makanan manis. Selain itu, pengaturan porsi makanan dan menjaga
pola makan teratur juga sangat penting.
3.2 Saran
Penting bagi penderita diabetes melitus untuk mengadopsi diet yang sehat dan
teratur. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang lebih
spesifik sesuai dengan kebutuhan individu. Pengendalian diet yang baik akan membantu
menjaga kualitas hidup penderita diabetes dan mencegah komplikasi yang serius.
14
DAFTAR PUSTAKA
Eka Sari, Dian. (20219, Desember). Diet Diabetes Mellitus (DM). Diakses pada 13 Januari 2024 melalui
https://rsupsoeradji.id/diet-diabetes-mellitus-dm/
Febriyanti, Evi. (2022). Menghitung Kebutuhan Gizi Diabetes Melitus Rumus Perkeni. Diakses pada
13 Januari 2024 melalui https://evifebriyanti21.com/menghitung-kebutuhan-gizi-diabetes-
melitus-rumus-perkeni/
Lela Nurulhuda, R. (2022, Desember). Diet bagi Penderita Penyakit Diabetes. Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat Bandung. Diakses pada 13 Januari 2024 melalui
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1936/diet-bagi-penderita-penyakit-diabetes
Lestari, Zulkarnain, ST, Aisyah Sijid. (2021, November). Diabetes Melitus: Review Etiologi,
Patofisiologi, Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan dan Cara Pencegahan.
Diakses pada 13 Januari 2024 melalui https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24229/12535
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/12970/4/Chapter%202.pdf
https://eprints.uny.ac.id/47681/3/2_BAB%20I%20%281-6%29.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7543/3/BAB%20II%20Tinjauan%20pustaka.pdf
https://repository.um-surabaya.ac.id/6137/3/BAB_2.pdf
15