Anda di halaman 1dari 12

Lampiran 4

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Pokok Bahasan : Diet Diabetes Melitus


Sasaran : Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Tempat : Aula RSUD Encik Mariyam
Waktu : 60 menit

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, penderita Diabetes Melitus Tipe
2 bisa memahami tentang diet DM.
2. Tujuan Iustruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan penderita Diabetes
Melitus Tipe 2 dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian diet DM ?
2. Apa saja syarat-syarat diet DM ?
3. Bagaimana prinsip perencanaan makanan bagi penderita diet DM ?
4. Apa saja jenis-jenis makanan diet DM?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan melaksanakan
diet DM ?

B. Kegiatan Belajar Mengajar

No. Tahap Waktu Kegiatan Media

1. Pembukaan 5 menit  Memberi salam Lisan


 Menjelaskan proses
belajar mengajar

2. Pelaksanaan 40  Menjelaskan pengertian Proyektor,


menit diet DM Laptop,
 Menjelaskan apa saja Browsur
syarat-syarat diet DM
 Menjelaskan bagaimana
prinsip perencanaan
makanan bagi penderita
Lampiran 4

DM
 Menjelaskan apa saja
jenis-jenis makanan diet
DM
 Menjelaskan apa saja
faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan
melaksanakan diet DM
 Menyimpulkan Materi

3. Penutup 15  Evaluasi berupa Kuesioner


menit pertanyaan sebanyak 10
pertanyaan tentang Diet
Diabetes Melitus
 Memberi salam penutup

C. MEDIA
1. Infocus
2. Browsur

D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Kuesioner

E. Evaluasi
1. Bentuk
Pada evaluasi menggunakan bentuk tulisan (kuesioner) yang
dilaksanakan langsung pada kegiatan diskusi untuk menilai apakah
tujuan pendidikan penyuluhan kesehatan dapat berhasil atau tidak.
2. Jenis
Jenis evaluasi bentuk tulisan berupa Kuesioner yang berjumlah 10
soal dan harus dijawab langsung oleh penderita Diabetes Melitus pada
saat itu juga.
Lampiran 4

F. Pustaka

Soedarsono, (2019). Bebas Diabetes Cara Alami dan Natural. Surabaya :

Ecosystem Publishing

Tandra, H, (2017). Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes

dengan Cepat dan Mudah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama
Lampiran 4

MATERI PENYULUHAN DIET DIABETES MELITUS

A. Pengertian Diet Diabetes Melitus

Diet atau perencanan makanan adalah pengatur cara makan untuk

mengurangi resiko komplikasi penyakit (American Diabetes Association

(ADA), 2015). Sedangkan definisi diet diabetes melitus adalah berupa

pantangan atau larangan untuk mengkonsumsi gula dan karbohidrat secara

berlebihan (Lanywati, 2011).

Dapat disimpulkan bahwa diet merupakan pengaturan cara makan yang

mempunyai tujuan untuk mengurangi komplikasi penyakit contohnya pada diet

diabetes melitus.

B. Syarat Diet Diabetes Melitus

Syarat Diet DM Syarat-syarat diet penyakit diabetes mellitus menurut

(Almatsier, 2010) adalah:

1) Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk

metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan

untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya kehamilan atau laktasi

serta ada tidaknya komplikasi. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu

makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk

makanan selingan (masing-masing 10-15%).

2) Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.

3) Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam

bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10%

dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh

tunggal. Asupan kolesterol makanan dibatasi, yaitu ≤ 300 mg/hari.


Lampiran 4

4) Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-

70%. 19

5) Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan

kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah

terkendali, diperbolehkan mengonsumsi gula murni sampai 5% dari

kebutuhan energi total.

6) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah

bahan pemanis selain sakarosa. Gula alternatif bergizi adalah fruktosa, gula

alkohol berupa sorbitol, manitol, dan silitol, sedangkan gula alternatif tak

bergizi adalah aspartame dan sakarin. Fruktosa dalam jumlah 20% dari

kebutuhan energi total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL, sedangkan

gula alkohol dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.

7) Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang

terdapat didalam sayur dan buah. Menu seimbang rata-rata memenuhi

kebutuhan serat sehari.

8) Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengonsumsi

natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.

Apabila mengalami hipertensi, asupan garam harus dikurangi.

9) Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup,

penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.


Lampiran 4

C. Prinsip Perencanaan Makanan bagi Penderita DM

Prinsip diet DM adalah tepat jadwal, tepat jumlah, dan tepat jenis

(Tjokroprawiro, 2012), diantaranya:

1) Tepat Jadwal 20 Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya yang dibagi

menjadi enam waktu makan, yaitu tiga kali makanan utama dan tiga kali

makanan selingan. Penderita DM hendaknya mengonsumsi makanan

dengan jadwal waktu yang tetap sehingga reaksi insulin selalu selaras

dengan datangnya makanan dalam tubuh. Makanan selingan berupa snack

penting untuk mencegah terjadinya hipoglikemia (menurunnya kadar gula

darah).

Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus

Jenis Makanan Waktu Total Kalori

Makan Pagi 07:00 20%

Selingan 10:00 10%

Makan Siang 13:00 30%

Selingan 14:00 10%

Makan Malam 19:00 20%

Selingan 21:00 10%

2) Tepat Jumlah

Aturan diet untuk DM adalah memperhatikan jumlah makan yang

dikonsumsi. Jumlah makan (kalori) yang dianjurkan bagi penderita DM


Lampiran 4

adalah makan lebih sering dengan porsi kecil. Tujuan cara makan seperti

ini adalah agar jumlah kalori terus merata sepanjang hari, sehingga beban

kerja organ-organ tubuh tidak berat, terutama organ pankreas. Cara

makan yang berlebihan (banyak) tidak menguntungkan bagi fungsi

pankreas. Penderita DM, diusahakan mengonsumsi asupan energi yaitu

kalori basal 25-30 kkal/kgBB normal yang ditambah kebutuhan untuk

aktivitas dan keadaan 21 khusus, protein 10-20% dari kebutuhan energi

total, lemak 20-25% dari kebutuhan energi total dan karbohidrat sisa dari

kebutuhan energi total yaitu 45-65% dan serat 25 g/hari (Perkeni, 2011).

3) Teapat Jenis

Setiap jenis makanan mempunyai karakteristik kimia yang

beragam, dan sangat menentukan tinggi rendahnya kadar glukosa dalam

darah ketika mengonsumsinya atau mengombinasikannya dalam

pembuatan menu sehari-hari.

a) Karbohidrat

Terdapat dua jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat sederhana dan

karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat

yang mempunyai ikatan kimiawi hanya satu dan mudah diserap ke

dalam aliran darah sehingga dapat langsung menaikkan kadar gula

darah. Sumber karbohidrat sederhana antara lain es krim, jeli, selai,

sirup, minuman ringan dan permen. Karbohidrat kompleks adalah

karbohidrat yang sulit dicerna oleh usus. Penyerapan karbohidrat

kompleks ini relatif pelan, memberikan rasa kenyang lebih lama dan

tidak cepat menaikkan kadar gula darah dalam tubuh. Karbohidrat


Lampiran 4

kompleks diubah menjadi glukosa lebih lama daripada karbohidrat

sederhana sehingga tidak mudah menaikkan kadar gula darah dan

lebih bisa menyediakan energi yang bisa dipakai secara bertingkat

sepanjang hari. Karbohidrat yang tidak mudah dipecah menjadi

glukosa banyak terdapat pada kacang-kacangan, serat (sayur dan

buah), pati, dan umbi-umbian. Oleh karena itu, penyerapan 22 yang

lebih lambat sehingga dapat mencegah peningkatan kadar gula darah

secara drastis. Sebaliknya, karbohidrat yang mudah diserap, seperti

gula (baik gula pasir, gula merah maupun sirup), produk padi-padian

(roti, pasta) justru akan mempercepat peningkatan gula darah.

b) Konsumsi Protein Hewani dan Nabati Protein nabati adalah protein

yang didapatkan dari sumber-sumber nabati. Sumber protein nabati

yang baik dianjurkan untuk dikonsumsi adalah dari kacang-

kacangan, di antaranya adalah kacang kedelai (termasuk produk

olahannya, seperti tempe, tahu, susu kedelai dan lain lain), kacang

hijau, kacang tanah, kacang merah dan kacang polong. Selain

berperan membangun dan memperbaiki sel-sel yang sudah rusak,

konsumsi protein juga dapat mengurangi atau menunda rasa lapar

sehingga dapat menghindarkan penderita diabetes dari kebiasaan

makan yang berlebihan yang memicu timbulnya kegemukan.

Makanan yang berprotein tinggi dan rendah lemak dapat ditemukan

pada ikan, daging ayam bagian paha dan sayap tanpa kulit, daging

merah bagian paha dan kaki, serta putih telur.


Lampiran 4

c) Konsumsi Lemak Konsumsi lemak dalam makanan berguna untuk

memenuhi kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E

dan K serta menambah lezatnya makanan. Perbanyak konsumsi

makanan yang mengandung lemak tidak jenuh, baik tunggal maupun

rangkap dan hindari konsumsi lemak jenuh. Asupan lemak berlebih

merupakan salah 23 satu penyebab terjadinya resistensi insulin dan

kelebihan berat badan. Oleh karena itu, hindari pula makanan yang

digoreng atau banyak menggunakan minyak. Lemak tidak jenuh

tunggal (monounsaturated) yaitu lemak yang banyak terdapat pada

minyak zaitun, buah alpukat dan kacang-kacangan. Lemak ini sangat

baik untuk penderita DM karena dapat meningkatkan HDL dan

menghalangi oksidasi LDL. Lemak tidak jenuh ganda

(polyunsaturated) banyak terdapat pada telur, lemak ikan salem dan

tuna.

d) Konsumsi Serat Konsumsi serat, terutama serat larut air pada sayur-

sayuran dan buah-buahan. Serat ini dapat menghambat lewatnya

glukosa melalui dinding saluran pencernaan menuju pembuluh darah

sehingga kadarnya dalam darah tidak berlebihan. Selain itu, serat

dapat membantu memperlambat penyerapan glukosa dalam darah

dan memperlambat pelepasan glukosa dalam darah. American

Diabetes Association merekomendasikan kecukupan serat bagi

penderita DM adalah 20-35 gram/hari, sedangkan di Indonesia

asupan serat yang dianjurannya sekitar 25 g/hari. Serat banyak

terdapat dalam sayur dan buah, untuk sayur dibedakan menjadi dua
Lampiran 4

golongan, yaitu golongan A dan golongan B. Sayur golongan A

bebas dikonsumsi yaitu oyong, lobak, selada, jamur segar,

mentimun, tomat, sawi, tauge, kangkung, terung, kembang kol, kol,

lobak dan labu air. Sementara itu yang termasuk sayur golongan B

diantaranya buncis, daun melinjo, daun pakis, daun singkong, daun

papaya, labu siam, katuk, pare, nangka muda, jagung muda, genjer,

24 kacang kapri, jantung pisang, daun beluntas, bayam, kacang

panjang dan wortel. Untuk buah-buahan seperti mangga, sawo

manila, rambutan, duku, durian, semangka dan nanas termasuk jenis

buah-buahan yang kandungan HA diatas 10gr/100gr bahan mentah.

e) Konsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Rendah Indeks glikemik

adalah kecepatan tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa

sebagai sumber energi bagi tubuh. Makanan dengan indeks glikemik

tinggi akan dicerna oleh tubuh dengan cepat dan meningkatkan kadar

gula darah dengan segera. Sedangkan makanan dengan indeks

glikemik rendah adalah sebaliknya. Jika tubuh mengonsumsi

karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi, maka glukosa akan lebih

cepat naik di dalam darah. Contoh makanan dengan indeks glikemik

rendah < 55 seperti gandum, mie instan, ubi jalar, kacang kedelai,

kacang hijau, jeruk, apel, dan susu.

E. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian


Lampiran 4

Diet yang digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan diabetes

mellitus dikontrol berdasarkan kandungan energi, protein, lemak, dan

karbohidrat. Sebagai pedomannya, dipakai 8 jenis diet DM yang penetapannya

ditentukan oleh keadaan pasien, jenis diabetes mellitus, dan program

pengobatan secara keseluruhan (almatsier, 2010).

Paket diet Diabetes Melitus (Rendy, 2012)

Jenis Diet Energi Protein Lemak Karbohidrat

(kkal) (g) (g) (g)

Diit DM I 1100 43 30 172

Diit DM II 1300 45 35 192

Diit DM 1500 51,5 36,5 235

III

Diit DM 1700 55,5 36,5 275

IV

Diit DM V 1900 60 48 299

Diit DM 2100 62 53 319

VI

Diit DM 2300 73 59 369

VII

Diit DM 2500 80 62 396

VIII

Keterangan ;

Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal


Lampiran 4

Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus

E. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Melaksanakan Diet DM

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Saifunurmazah pada

tahun 2013 mengungkapkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan atau ketidakpatuhan pendeita DM dalam menjalani pengobatan

antara lain sebagai berikut :

1) Faktor internal adalah hal-hal yang bersumber dari dalam diri individu,

yaitu:

a) Pengetahuan

b) Pemahaman

c) Pengalaman

2) Faktor eksternal adalah hal-hal yang bersumber dari luar individu,

a) Hukuman atau sanksi

b) Pengawasan

c) Kelompok

d) Situasi

Anda mungkin juga menyukai