DISUSUN OLEH:
113063J120017
BANJARMASIN
2021
LAPORAN STASE KOMPREHENSIF
DISUSUN OLEH:
113063J120017
BANJARMASIN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia yang ditandai oleh
keadaan absolute insulin yang bersifat kronik yang dapat mempengaruhi metabolisme
karbohidrat. Protein dan lemak yang disebabkan oleh sebuah ketidak seimbangan atau
ketidak adanya persediaan insulin atau tak sempurnanya respon seluler terhadap insulin
ditandai dengan tidak teraturnya metabolism (Brunner & Suddarth, 2008).
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi karena tubuh tidak mampu
menggunakan dan melepaskan insulin secara adekuat (Irianto, 2015). Penyebabnya faktor
keturunan, obesitas, makan secara berlebihan, kurang olahraga serta perubahan gaya
hidup (Kusnanto, 2013).
Penyakit diabetes mellitus ini banyak dijumpai di Amerika Serikat. Penderita
diabetes mellitus sekitar 11 juta atau 6% dari populasi yang ada dan diabetes mellitus
menduduki peringkat ketiga setelah jantung dan kanker Sedangkan di Indonesia penderita
diabetes mellitus ada 1,2 % sampai 2,3% dari penduduk berusia 15 tahun. Sehingga
diabetes mellitus tercantum dalam urutan nomor empat dari proses prioritas pertama
adalah penyakit kardiovaskuler kemudian disusul penyakit serebro vaskuler, geriatric,
diabetes mellitus, reumatik dan katarak sehingga diabetes mellitus ini dapat menimbulkan
berbagai komplikasi. (Donna D. Ignativius, 2013).
Prevalensi diabetes mellitus tipe 2 secara global diperkirakan sekitar 422 juta
orang pada tahun 2014, dan diproyeksikan meningkat ke angka 552 juta pengidap di
tahun 2030. Ada 10 besar negara-negara yang memiliki pengidap diabetes terbanyak di
dunia, antara lain: India, China, USA, Indonesia, Jepang, Pakistan, Rusia, Brazil, Italia
dan Bangladesh. Data penderita diabetes mellitus di RSUD Tamiang Layang pada tahun
2020 adalah sebanyak 80 orang pasien.
Perawatan secara umum untuk penderita diabetes mellitus diit, olah raga, atau
latihan fisik dan obat hiperglikemia (anti diabetic) dan untuk olah aga atau latihan fisik
yang dianjurkan pada penderita diabetes mellitus itu meliputi latihan ringan yang dapat
dilakukan ditempat tidur untuk. penderita di rumah sakit latihan ini tidak memerlukan
persiapan khusus cukup gerak ringan diatas tempat tidur kurang lebih 5 sampai 10 menit
misalnya menggerakkan kedua tangan, ujung jari, kaki dan kepala. Selain itu bisa
dilakukan senam, senam ini harus disertai dengan kemampuan yang harus disesuaikan
dengan kemampuan kondisi penyakit penyerta (Brunner & Suddarth, 2008)
Perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Salah satu peran penting seorang perawat adalah sebagai Educator,
dimana pembelajaran merupakan dasar dari Health Education yang berhubungan dengan
semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada keluarga, perawat dapat menekankan pada tindakan keperawatan yang
berorientasi pada upaya promotif dan preventif. Maka dari itu, peranan perawat dalam
penanggulangan Diabetes Melitus yaitu perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan
pada klien dan keluarga dalam hal pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit,
memberikan informasi yang tepat tentang kesehatan seperti diet untuk penderita Diabetes
Melitus. Manfaat pendidikan kesehatan bagi keluarga antara lain meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang sakitnya hingga pada akhirnya akan meningkatkan
kemandirian keluarga (Sutrisno, 2013).
Upaya secara mandiri yang dilakukan oleh penderita Diabetes Mellitus yang
meliputi edukasi terhadap klien dengan keluarga agar menjaga makan-makanan yang
sehat dan menghindari kebiasaaan makan-makanan yang tinggi kadar gulanya sesuai
indikasi, pengobatan dan pencegahan komplikasi disebut dengan self-care Diabetes
(Sirgurdardottir, 2005). Self-care Diabetes merupakan integrasi dari pendekatan teori
model self-care diabetes sebagai program atau tindakan yang harus dijalankan sepanjang
kehidupan dan menjadi tanggungjawab jawab penuh bagi setiap penderita Diabetes
Mellitus itu sendiri (Bai dkk, 2009). Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut tentang penyakit gangguan insulin dan melaksanakan Asuhan Keperawatan
Ny. R dengan Diabetes Mellitus di ICU RSUD Tamiang Layang.
B. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Klien dan Keluarga
Bagi klien, agar mendapatkan perawatan yang berkualitas sesuai
dengan standar asuhan keperawatan dan sesuai dengan ilmu tentang
perawatan klien khususnya asuhan keperawatan klien dengan diabetes mellitus.
Sehingga tidak diragukan lagi bahwa perawatan yang diterima
oleh klien adalah yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan klien serta
klien dapat merasakan manfaatnya.
Bagi keluarga, selain mendapatkan bantuan dalam perawatan klien,
keluarga juga mendapatkan pengetahuan serta melihat secara langsung
bagaimana cara perawatan yang tepat bagi klien dengan diabetes mellitus, khususnya
yang sudah mendapat komplikasi.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempelajari secara rinci tentang penyakit serta
penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus, baik dari segi
keperawatan maupun medis, dengan menerapkan terori yang dipelajari
terhadap fakta yang ada dilapangan, sehingga mahasiswa dapat
mempelajari teori secara langsung sekaligus mengaplikasikannya. Dengan
demikian, ilmu yang didapat mudah melekat dalam ingatan, yang tentunya
berguna di masa yang akan datang, khususnya jika menemukan kasus yang
sama.
3. Bagi Perawat
Bagi Perawat profesional yang bekerja dirumah sakit dapat
mengerti dan mengetahui dengan jelas asuhan keperawatan pada klien
dengan diabetes mellitus, sehingga dapat dengan mudah berkolaborasi
dengan dokter yang merawat. Perawat juga dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang komprehensif baik dari segi bio-psycho-socio-spiritual dan
mengerti bahwa manusia adalah makhluk sosial yang merupakan individu
yang unik dan saling membutuhkan. Sehingga dapat memberikan
perawatan yang tepat bagi klien dengan diabetes mellitus.
4. Bagi Profesi Terkait:
a. Dokter
Dokter sebagai tim medis mampu berkolaborasi dengan perawat dalam
memberikan terutama dalam pemberian medikasi yang tepat dan sesuai
dengan keluhan serta keadaan klien
b. Laboratory Technician
Berkolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium sebagai dasar dalam
pemberian terapi kepada klien dengan diabetes mellitus.
c. Dietician
Berkolaborasi dalam menghitung jumlah kalori yang diperlukan bagi klien
sehingga membantu mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan klien dari
sakit.
d. Physiotherapist
Berkolaborasi melakuan fisioterapi sesuai dengan pedoman fisioterapi
untuk melatih pergerakan otot klien selama perawatan.
e. Pharmacist
Berkolaborasi dalam penyediaan obat-obatan yang diperlukan sesuai
indikasi dan dosis yang tepat bagi klien dengan diabetes mellitus.
C. BATASAN MASALAH
Laporan Stase Keperawatan Komprehensif ini dibatasi hanya pada
lingkup asuhan keperawatan klien Ny. R dengan Diabetes Mellitus di
ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Tamiang Layang pada
tanggal perawatan 4 Januari 2021.
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terwujudnya asuhan keperawatan yang berkualitas pada klien dengan diabetes
mellitus melalui proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diabetes mellitus, dimana
mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian primer dan sekunder pada klien dengan gangguan sistem
endokrin khususnya pada Ny. R dengan masalah utama diabetes mellitus di ICU
RSUD Tamiang Layang
b. Menganalisa hasil pengkajian dan merumuskan masalah keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem endokrin khususnya pada Ny. R dengan masalah utama
diabetes mellitus di ICU RSUD Tamiang Layang
c. Menentukan perencanaan dan tujuan yang rasional dari diagnose keperawatan
sesuai prioritas pada klien dengan gangguan sistem endokrin khususnya pada Ny.
R dengan masalah utama diabetes mellitus di ICU RSUD Tamiang Layang
d. Memberikan intervensi yang tepat dan cepat untuk menyelesaikan masalah
keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan sistem endokrin
khususnya pada Ny. R dengan masalah utama diabetes mellitus di ICU RSUD
Tamiang Layang
e. Melakukan evaluasi pada klien dengan gangguan sistem endokrin khususnya pada
Ny. R dengan masalah utama diabetes mellitus di ICU RSUD Tamiang Layang
f. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin khususnya pada Ny. R
dengan masalah utama diabetes mellitus di ICU RSUD Tamiang Layang
g. Mendokumentasikan asuhan keperawawatan yang telah dilaksanakan pada klien
dengan gangguan sistem endokrin khususnya pada Ny. R dengan masalah utama
diabetes mellitus di ICU RSUD Tamiang Layang
E. METODE
Pada penulisan studi kasus ini, penulis menggunakan metode berikut ini:
1. Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data yang sifatnya
mengidentifikasi masalah kesehatan klien secara langsung melalui tanya
jawab kepada klien tentang tanda dan gejala maupun keluhan yang
dirasakan klien, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keturunan, gaya
hidup klien.
2. Observasi
Pengumpulan data adalah dengan melihat langsung keadaan klien secara
umum tingkat kesadaran klien baik fisik, sikap dan tingkah laku klien atau
respon klien terhadap penyakit
3. Pemeriksaan fisik
Teknik yang digunakan yaitu:
a. Inspeksi : Observasi menggunakan mata, yang diinspeksi adalah tingkat
kesadaran, respon sensorik, motoric dan verbal.
b. Auskultasi : Metode dengan cara mendengarkan dengan stetoskop. Auskultasi
di area dada untuk mengidentifikasi abnormalitas bunyi jantung dan paru. Area
abdomen peristaltic usus.
c. Perkusi : metode dengan cara mengetuk area tubuh, yang biasanya
diperiksa adalah area dada (jantung dan paru) dan area abdomen.
d. Palpasi : metode yang dilakukan dengan sentuhan atau rabaan untuk
mendeterminasi ciri-ciri organ atau jaringan untuk klien.
4. Diagnostic Test Review
Pengumpulan data yang diperoleh dari status klien yang berisi program terapi,
pemeriksaan diagnostic (hasil laboratorium) maupun perkembangan terhadap masalah
kesehatan.
5. Rekam Medik
Mencari data dengan mempelajari catatan-catatan medic dan keperawatan yang
ada hubungannya dengan keadaan klien dan mendapatkan informasi tentang klien
dari pembimbing di lahan praktik mengenai masalah klien.
6. Studi Kepustakaan
Mencari data dengan mengacu pada studi kepustakaan, baik yang ada di
perpustakaan, internet yang berhubungan dengan diabetes mellitus sebagai bahan
referensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ii. Obesitas
Hasil pemeriksaan glukosa dalam 2 jam post prandial dibagi menjadi 3 yaitu:
4. Evaluasi
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah tidak terjadi
BAB III
STUDI KASUS
A. ASSESSMENT
Nama Pengkaji : Dessy Jessica, S.Kep
Tanggal Pengkajian : 4 Januari 2021
Waktu Pengkajian : 09:00 WIB
1) Biodata Pasien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Usia : 65 tahun
Status Pernikahan :
No. RM : xxxx73
Diagnosa Medis : Diabetes mellitus (SH)
Alamat :
2) Keluhan Utama
Klien tidak sadar, tampak pucat, berkeringat dingin
TD: 140/80 mmHg, RR: 20x/ menit, HR: 62x/ menit, T: 360C GDS: 40 mg/dL
3) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Anak klien mengatakan + 10 tahun klien memiliki riwayat penyakit diabetes
melllitus. Sudah dua kali dirawat di rumah sakit dengan diabetes mellitus. Klien
memiliki kebiasaan suka minuman dan makanan manis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Anak klien mengatakan pada tanggal 3 Januari 2021, pukul 09:45:00 WIB klien
dibawa ke Rumah Sakit Tamiang Layang dengan keluhan tidak sadarkan diri,
pucat, berkeringat dingin. Hasil pemeriksaan GDS 40 mg/dL, didapatkan data
TD: 140/80 mmHg, HR: 62x/ menit, RR 22x/ menit, T: 36 0C, GCS: E1V2M1,
SPO2 100%, O2 3L/menit. Diberikan infus Dex 5% 15 tetes/ menit dan injeksi
Ondansentron 4 mg. Klien dipindahkan ke ruang perawatan ICU. Obat-obatan
yang diberikan: injeksi mecobalamin, cefotaxim, norages
c. Riwayat kesehatan keluarga
Anak klien mengatakan ada riwayat hipertensi dalam keluarga yaitu dari ayah
klien.
4) Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernapasan
Jalan napas bersih, tidak ada sumbatan
Pernapasan
RR : 20x/ menit
SPO2 : 100%
( ) ya,sebutkan :……………….
Cupping hidung : ( ) tidak ( ) ya
Terpasang ETT : ( ) tidak
( ) ya, nomor :……………….....
Terpasang ventilator : ( ) tidak ( ) ya
Mode :.......................................
TV :.......................................
RR :.......................................
PEEP :.......................................
I:E :.......................................
FiO2 :.......................................
Irama : ( ) tidak teratur ( ) teratur
Kedalaman : ( ) tidak teratur ( ) teratur
Perkusi : ( ) sonor ( ) hipersonor
Suara paru : ( ) ronchi ( ) wheezing
( ) vesikuler
Sputum : ( ) putih ( ) kuning
( ) hijau
Konsistensi : ( ) tidak kental ( ) kental
Masalah Keperawatan: ..............................................................................
b. Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
Nadi : 62 x/menit
Tekanan darah : 140/80 mmHg
MAP : ...............................
Pulsasi : ( ) kuat ( ) lemah
( ) teratur ( ) tidak teratur
( ) cepat ( ) lambat
CRT : ( ) > 2 detik ( ) < 2 detik
Akral : ( ) hangat ( √ ) dingin
Suhu :36 0C
Warna kulit : ( ) kemerahan ( ) pucat ( ) cyanosis
Sirkulasi Jantung
Irama : ( ) tidak teratur ( ) teratur
Ictus cordis : ( ) terlihat ( ) tidak terlihat
PMI : ( ) tidak teraba ( ) teraba
Lokasi :...........................
Perkusi : ( ) pekak ( ) redup
Suara Jantung : ( ) S1 S2 tunggal ( ) gallop ( ) murmur
Kardiomegali : ( ) ya ( ) tidak
Gambaran EKG : ( ) Sinus Rythm ( ) Sinus Takikardi
( ) Sinus Bradikardi ( ) Supra Ventrikular Takikardi
( ) AV Blok derajat 1( ) Supra Ventrikular Ekstra Sistol
( ) Atrial Fluter ( ) Atrial Fibrilasi
( ) Pacing Non Capture ( ) AV blok derajat 2
( ) AV blok derajat 3
Nyeri dada : ( ) tidak ( ) ya, Lama: ..............................
JVP : ( ) meningkat (> 4cm) ( ) normal (< 4cm)
Perdarahan : ( ) tidak ( ) ya, Area perdarahan:.......................
Jumlah : .............................cc/ jam
Masalah Keperawatan: ..............................................................................
c. Sistem saraf pusat
Kesadaran : ( ) Composmentis ( ) Apatis
( ) Somnolent ( ) Soporocoma ( √) Koma
GCS :Eye: Verbal: Motorik:
Skala Sedasi
Ramsay scale : ( ) R1 : cemas, gelisah
( ) R2 : kooperatif, tenang
( ) R3 : hanya berespon terhadap perintah
( ) R4 : respon cepat terhadap ketukan di dahi atau suara keras
( ) R5 : respon lambat terhadap ketukan di dahi atau suara keras
( ) R6 : tidak ada respon
Kekuatan otot :
Kriteria Skor
Riwayat jatuh Ya : 25
kurang dari 3 Tidak : 0
bulan terakhir
Diagnosis lainnya Ya : 15
Tidak : 0
IV line Ya : 20
Tidak : 0
Cara Berjalan Terganggu : 20
Lemah : 10
Normal : 0
TOTAL
Catatan :
0 – 24: resiko jauh ringan
25-50 : resiko jatuh sedang
>51: resiko jatuh tinggi
Kriteria Skor
Aktivitas Mandiri : 0
Dibantu sebagian : 1
Dibantu penuh : 2
Mobilitas Mandiri : 0
Dengan alat bantu berpindah : 1
Koordinasi/keseimbangan buruk : 2
Dibantu sebagian : 3
Dibantu penuh : 4
Komorbiditas DM/Jantung/Stroke/ISK : 0
Gangguan saraf pusat/parkinson : 1
Paska bedah 0-24 jam : 2
TOTAL
7) Status fungsional
Aktivitas dan Mobilisasi : ( ) mandiri ( ) perlu bantuan
Alat bantu : .................................
Skala Ketergantungan : ( ) mandiri ( ) total care ( ) patial care
Skala Aktivitas : .................................
Keterangan:
SkalaAktivitas Keterangan
Cukup 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1
Apatis 3
Sopor 2
Stupor/ Koma 1
Aktivitas Mandiri 4
Dengan bantuan 3
Berbaring 1
Sangat terbatas 2
Kadang-kadang 3
Sering 2
TOTAL
Catatan :
< 14 : Resiko tinggi
< 12 : Resiko sedang
>14 : Resiko rendah
8) Skala nyeri
Nyeri :
( ) Ya ( ) Tidak
( ) Nyeri akut Lokasi : ………. Durasi : ……….
( ) Nyeri kronis Lokasi : ………. Durasi : ……….
Score nyeri (0-10) : ……….
Nyeri hilang :
( ) Minumobat( ) Istirahat( ) Mendengarmusik ( ) UbahPosisi
( ) Lain-lain : ……….
Nyeri mempengaruhi :
( ) Tidur ( ) Aktivitas fisik ( ) Emosi ( ) Konsentrasi
( ) Nafsu makan ( ) Lainnya : ……….
Nyeri dengan pemasangan intubasi (Behaviour Pain Scale)
Fully tightened 3
Grimacing 4
Partially bent 2
Permanently retraction 4
Fighting ventilator 3
Unable to control 4
ventilation
TOTAL
Catatan :
Tidak nyeri : 0
Nyeri ringan : 1-3
Nyeri sedang : 4-6
Nyeri berat : ≥ 7
9) Hasil pemeriksaan penunjang
Hasil laboratorium terbaru meliputi:
Elektrolit :
Analisa gas garah :
Hematologi :
Fungsi hati :
Fungsi ginjal :
Foto thoraks :
EKG :
CT Scan :
10) Terapi dan drug study
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan faktor risiko: Kurang kepatuhan pada
rencana manajemen diabetic (mis. Mematuhi rencana tindakan)
D. PERENCANAAN
1. NOC: NIC:
- Blood glucose, Hiperglikemia manajemen
- Mengetahui
risk for unstable - Memantau kadar
kondisi kadar
- Diabetes self glukosa darah seperti gula terbaru
management yang ditunjukkan - Dapat
- Pantau tanda-tanda dan membantu
Kriteria hasil:
gejala hiperglikemia: dalam
- Penerimaan: polyuria, polydipsia, merencanakan
kondisi plofagia, lemah, tindakan
kesehatan kelesuan, malaise, pemulihan
- Kepatuhan mengaburkan visi, atau gula darah
perilaku: diet sakit kepala. - Mengetahui
sehat - Memantau abg, adanya
- Dapat elektrolit dan tingkat gangguan
mengontrol betahydroxybutyrate sehubungan
kadar glukosa - Memantau tekanan dengan
darah darah dan denyut nado elektrolit
- Dapat ortostatik seperti yang klien
mengontrol ditunjukkan - Data
stress - Mendorong asupan digunakan
- Dapat cairan oral untuk
memanajemen - Menjaga akses IV perencanaan
dan mencegah - Memberikan cairan IV selanjutnya
penyakit sesuai kebutuhan - Konsultasi
semakin parah - Mengelola kalium dengan dokter
- Tingkat seperti yang ditentukan dapat
pemahaman - Konsultasikan dengan membantu
untuk dan dokter jika tanda dan rencana
pencegahan gejala hiperglikemia pemulihan
komplikasi menetap atau dengan tepat
- Dapat memburuk. - Memenuhi
meningkatkan - Membantu ambulasi jika kebutuhan
istirahat hipotensi ortostatik cairan dan
- Mengontrol terjadi.
berat badan - Menyediakan kebersihan aktivitas klien
- Pemahaman mulut, jika perlu - Identifikasi
manajemen - Mengidentifikasi diperlukan
diabetes kemungkinan penyebab untuk
- Status nutrisi hiperglikemia mencegah
adekuat - Mengantisipasi situasi di terulangnya
- Olahraga teratur mana kebutuhan insulin kadar gula
akan meningkat darah yang
(misalnya, penyakit tidak
kambuhan) terkontrol
- Batasi latihan ketika
kadar glukosa darah
adalah > 250 mg/dL
terutama jika keton urin
terlihat
- Menginstruksikan orang
lain pasien dan
signifikan terhadap
pencegahan, pengenalan
manajemen, dan
hiperglikemia
- Mendorong pemantauan
diri kadar glukosa
pemantauan diri kadar
glukosa darah
- Tinjau catatn glukosa
darah dengan pasien
dan/ atau keluarga
- Instruksikan tes urin
keton yang sesuai
- Anjurkan pasien untuk
melaporkan tingkat urin
keton sedang atau tinggi
untuk kesehatan
professional
- Menginstruksikan pasien
untuk manajemen
diabetes selama sakit
termasuk penggunaan
insulin dan/ atau agen
oral, mulut, asupan
cairan pemantauan,
pengganti karbohidrat
dan kapan harus mencari
bantuan kesehatan
professional.
- Memberikan bantuan
dalam menyesuaikan
rejiman untuk mencegah
dan mengobati
hiperglikemia (misalnya
peningkatan insulin atau
agen oral)
- Uji kadar darah glukosa
anggota keluarga
E. IMPLEMENTASI
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari suatu proses keperawatan, kegiatan yang
dilakukan pada tahap tersebut adalah mengumpulkan data, seperti riwayat keperawatan,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan data sekunder. Tahap pengkajian harus dilakukan
dengan cermat dan teliti sehingga seluruh kebutuhan perawatan pada klien dapat
teridentifikasi (Nikmatul & Saiful, 2012). Pasien dengan DM mempunya data utama
yaitu glukosa darah sewaktu yang bisa menunjukkan adanya hipoglikemi atau
hiperglikemi.
Proses pengkajian asuhan komprehensif ini dilakuan pada pasien Ny. R dengan
diagnose medis diabetes mellitus saat masuk menjalani perawatan pada tanggal 4 Jnuari
2021. Pasien dirawat di ICU RS Tamiang Layang RSUD Tamiang Layang. Pelaksanaan
pengkajian mengacu pada teori asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
endokrin, mulai dari pengkajian identitas klien, pemeriksaan fisik dan tinjauan catatan
kesehatan (Mutaqqin, 2011) yang disesuaikan dengan keadaan pasien saat dilakukan
pengkajian. Acuan data pengkajian dapat berupa keluhan dari pasien, riwayat peyakit saat
ini, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, pemeriksaan fisik termasuk
pemeriksaan neurologis, pemeriksaan penunjang dan seterusnya.
Pada tinjauan kasus didapatkan data pasien klien tidak sadar, tampak pucat,
berkeringat dingin, TD: 140/80 mmHg, RR: 20x/ menit, HR: 62x/ menit, T: 36 0C GDS:
40 mg/dL. Klien ada riwayat DM sebelumnya.
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa Latin yang bermakna manis atau
madu. Penyakit diabetes mellitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume
urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes mellitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative insensitivitas terhadap insulin (Corwin, 2019).
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang
melibatkan kelainan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak dan berkembangnya
komplikasi makrovaskular dan neurologis (Riyadi dan Sukarmin, 2018).
Menurut Wijaya & Putri, 2013 pemeriksaan penunjang diabete mellitus adalah:
1. Kadar glukosa (puasa > 140mg/dL, 2 jam PP >200mg/dL, random >200 mg/dL)
2. Aseton plasma: hasil (+) mencolok
3. Aseton lemak bebas: peningkatan lipid dan kolesterol
4. Osmolaritas serum (>330 osm/L)
5. Urinalisis: proteinuria, ketonuria, glukosuria
6. Apabila terdapat gejala diabetes mellitus (+) pada salah satu gula darah (puasa >
140mg/dL, 2 jam PP >200mg/dL, random >200 mg/dL). Tidak terdapat gejala
diabetes mellitus tetapi terdapat 2 hasil dari gula darah (puasa > 140mg/dL, 2 jam PP
>200mg/dL, random >200 mg/dL).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tahapan ini merupakan pengumpulan data subjektif dan objektif dari pasien dan
keluarga pasien yang menunjukkan adanya masalah yang harus diatasi pada klien.
Setelah itu data dianalisa untuk dapat dibuat diagnose keperawatan.
Masalah Keperawatan Ny. R yaitu:
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan faktor risiko: Kurang kepatuhan pada
rencana manajemen diabetic (mis. Mematuhi rencana tindakan) yang diambil dari
NANDA NOC-NIC
C. INTERVENSI
Rencana asuhan keperawatan yang dibuat penulis disesuaikan dengan teori yang
ada berdasarkan kondisi klien. Rencana tindakan yang dibuat penulis adalah sesuai
dengan keperawatan kompeherensif (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative) serta perencanaan disusun dengan unsur tindakan pengkajian
mandiri, kolaborasi dan pendidikan kesehatan (Dosen KMBI, 2016).
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah komponen dari proses keperawatan, dimana proses ini
dilakukan untuk mencapai tujuan dari asuhan keperawatan (Potter dalam Rahman, 2013).
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang terdiri dari evaluasi
formatif, yaitu evaluasi yang menghasilkan informasi untuk umpan balik selama program
berlangsung. Evaluasi dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi
tentang efektivitas pengambilan keputusan langsung (Smeltzer dalam Rohana, 2014).
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian dilakukan pada Ny. R pada tanggal 4 januari 2020, selama proses
pengkajian penulis tidak mendapatkan hambatan apapun, keluarga klien kooperatif
dan dapat diajak bekerja sama dalam melaksanakan asuhan keperawatan
2. Analisa data dilakuakn berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan dan
mendukung untuk penegakan diagnose keperawatan
3. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa data, didapatkan diagnose keperawatan
pada Ny. R, yaitu: Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan faktor risiko:
Kurang kepatuhan pada rencana manajemen diabetic (mis. Mematuhi rencana
tindakan)
4. Pada tahapan intervensi maupun implementasi, keluarga klien bekerja sama dengan
baik, dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Ny. R
5. Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan intervensi, dari kedua diagnose keperawatan
maslah belum dapat diatasi, sehingga penulis merencanakan untuk meneruskan
intervensi yang ada.
B. SARAN
1. Bagi klien dan keluarga
Klien dan keluarga dapat terus meningkatkan kerjasama yang baik dengan pihak
tenaga kesehatan, dalam upaya untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien
Ny. R
2. Rumah sakit
Rumah sakit dapat meningkatkan perawatan yang disesuaikan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi terkini. Mempertahankan asuhan
keperawatan yang diberikan mencakup asuhan keperawatan yang
komprehensif (melibatkan berbagai disiplin ilmu kesehatan), kolaborasi
dengan disiplin ilmu kesehatan lain serta melibatkan keluarga dalam
merawat pasien diabetes mellitus
3. Institusi pendidikan
Institusi pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan telah membekali
mahasiswa sebelum melakukan praktik dengan ilmu pengkajian fisik.
Namun diharapakan, kiranya pengkajian fisik tersebut juga dapat di
fokuskan pada pengkajian sistem endokrin, di bahan dan alat yang digunakan
telah ada di laboratorium
4. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat lebih berperan aktif dalam pemberian asuhan
keperawatan terhadap klien. Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa keperawatan yang disesuaikan dengan
perkembangan illmu dan teknologi terkini. Mahasiswa dapat membekali
dirinya dengan memanfaatkan alat atau bahan yang telah tersedia untuk
melakukan pengkajian sistem endokrin.