Anda di halaman 1dari 44

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas berkat karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus ini yang berjudul ”Laporan Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Diagnosa Diabetes Mellitus di Desa Tebing Rimbah
RT 6”. Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala yang diajukan penulis untuk
memenuhi syarat menempuh stase keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik
pada program profesi ners Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Penulis sangat menyadari bahwa pada penulisan laporan ini masih menemukan
kesulitan, tetapi berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulis
dapat memperbaiki dan melengkapi laporan ini hingga terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat:

1. Bapak M. Syafwani, SKp.,M.Kep.,Sp.Jiwa selaku direktur Universitas


Muhammadiyah Banjarmasin.
2. Nor Isna Tauhidah, S.Kep.,Ns selaku koordinator stage komunitas, keluarga dan
gerontik
3. Ibu Evy Noorhasanah, Ns.,M.Imun selaku pembimbing I akademik dan Ibu Mety
Agustini, Ns.,M.Kep selaku pembimbing II praktek keperawatan Komunitas
yang telah meluangkan waktunya membimbing dan membagikan
ilmu serta memberikan arahan pada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih terdapat kekurangan, namun
penulis berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
laporan ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis dengan rendah
hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi
lebih baik diwaktu yang akan datang. Semoga laporan ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.

Banjarmasin, Februari 2018


2

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.Keluarga unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika
tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah.Secara empiris dapat dikatakan
bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau
sangat signifikan.

Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan


memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua
adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat
harus memperhatikan nilai – nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.

Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan


di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan
keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk
mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga
ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara
administratif.Perawatan yang diberikan di rumah – rumah khususnya oleh perawat komunitas
masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan.

Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang mengalami
masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta
proses keperawatan sebagai pendekatan.

B. Tujuan.
1. Tujuan umum :
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan
perkembangan keluarga.
2. Tujuan khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mmpu :
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
3

b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah


kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
4

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR DIABETES MELLITUS


1. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin
atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan glukosa darah (hiperglikemia)
dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan sindroma klinis yang ditandai
dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya
gangguan fungsi insulin.

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).

Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan
dengan hiperglikemia dan hipoglikemia. ( Mary,2009)

2. Etiologi
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap
glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah
yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.

Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas, aktivitas fisik
yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan obat-obatan,
disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih
dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat
dikatakan sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan
insulin terutama pada post reseptor.

Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena mengkonsumsi
kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot dan penurunan laju
metabolisme basal.

Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes
mellitus pada lansia secara umum dapat digolongkan ke dalam dua besar
5

a. Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan fungsi


pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi dengan
baik).
b. Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum alkohol,
dan lain-lain.)
Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab
terjadinya diabetes mellitus.

Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda dan
gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis. Keletihan, perlu
bangun pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan
indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya
karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.

3. Klasifikasi

a. Diabetes melitus tipe I


Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melalui
proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik Diabetes Melitus tipe I:

1) Mudah terjadi ketoasidosis


2) Pengobatan harus dengan insulin
3) Onset akut
4) Biasanya kurus
5) Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
6) Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
7) Didapatkan antibodi sel islet
8) 10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga

b. Diabetes melitus tipe II :


Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif
sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
Karakteristik DM tipe II :

1) Sukar terjadi ketoasidosis


2) Pengobatan tidak harus dengan insulin
3) Onset lambat
4) Gemuk atau tidak gemuk
5) Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
6) Tidak berhubungan dengan HLA
6

7) Tidak ada antibodi sel islet


8) 30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
9) ± 100% kembar identik terkena

4. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan
glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat
atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin tidak ada maka
glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh
darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.

Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi
untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas
limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.

Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal
tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga
glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.

5. Manifestasi Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada lansia umumnya
tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang
tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan
inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya
mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia
atau baru terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien
adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.

Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga


gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi
yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena
katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka
pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.

Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan
adalah :

a. Katarak
b. Glaukoma
7

c. Retinopati
d. Gatal seluruh badan
e. Pruritus Vulvae
f. Infeksi bakteri kulit
g. Infeksi jamur di kulit
h. Dermatopati
i. Neuropati perifer
j. Neuropati viseral
k. Amiotropi
l. Ulkus Neurotropik
m. Penyakit ginjal
n. Penyakit pembuluh darah perifer
o. Penyakit koroner
p. Penyakit pembuluh darah otak
q. Hipertensi

6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dalam diabetes melitus terbagi menjadi 2, yakni : penatalaksanaan
secara medis dan penatalaksanaan secara keperawatan. Penatalaksanaan secara medis
adalah sebagai berikut:

a. Obat Hipoglikemik oral


1) Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan denagn obat
golongan lain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase atau insulin. Obat
golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan produksi insulin oleh sel-
sel beta pankreas, karena itu menjadi pilihan utama para penderita DM tipe II
dengan berat badan yang berlebihan. Obat – obat yang beredar dari kelompok
ini adalah:

a) Glibenklamida (5mg/tablet).
b) Glibenklamida micronized (5 mg/tablet).
c) Glikasida (80 mg/tablet).
d) Glikuidon (30 mg/tablet).
2) Golongan Biguanid / Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki
ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer). Dianjurkan sebagai obat
tunggal pada pasien dengan kelebihan berat badan.

3) Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase


8

Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran pencernaan,


sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan. Bermanfaat untuk
pasien dengan kadar gula puasa yang masih normal.
b. Insulin

1) Indikasi insulin
Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya digunakan Human
Monocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml injeksi), yang beredar adalah
Actrapid. Injeksi insulin juga diberikan kepada penderita DM tipe II yang
kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil dengan penggunaan
obat – obatan anti DM dengan dosis maksimal, atau mengalami kontraindikasi
dengan obat – obatan tersebut, bila mengalami ketoasidosis, hiperosmolar,
dana sidosis laktat, stress berat karena infeksi sistemik, pasien operasi berat,
wanita hamil dengan gejala DM gestasional yang tidak dapat dikontrol dengan
pengendalian diet.

2) Jenis Insulin
a) Insulin kerja cepat Jenis – jenisnya adalah regular insulin, cristalin zink,
dan semilente.
b) Insulin kerja sedang Jenis – jenisnya adalah NPH (Netral Protamine
Hagerdon)
c) Insulin kerja lambat Jenis – jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc Insulin)
Sedangkan unuk penatalaksanaan secara keperawatan adalah sebagai berikut:

a. Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makan. Walaupun
telah mendapat tentang penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari 50 %
pasien tidak melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya mempertahankan
menu diet seimbang, dengan komposisi idealnya sekitar 68 % karbohidrat, 20
% lemak dan 12 % protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan
dan mencegah agar berat badan tidak menjadi berlebihan dengan cara :
Kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat komplek, hindari
makanan yang manis, perbanyak konsumsi serat.
b. Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin
bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan,
memperkuat jantung, dan mengurangi stress. Bagi pasien DM melakukan
olahraga dengan teratur akan lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga
yang berat – berat
9

7. Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah sewaktu

a. Kadar glukosa darah puasa


b. Tes toleransi glukosa
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan:

a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)


b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

8. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis.Yang
termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis
(DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic coma (HHNC).Yang
termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati diabetic, nefropati diabetic,
neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.

a. Komplikasi akut
1) Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang
berat pada jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar.Jaringan tersebut
termasuk sangat sensitive terhadap kekurangan insulin. DKA dapat
dicetuskan oleh infeksi ( penyakit)

b. Komplikasi kronis:
1) Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh
retina.Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya
aliran darah retina.Respon terhadap iskemik retina ini adalah pembentukan
pembuluh darah baru, tetapi pembuluh darah tersebut sangat rapuh
sehingga mudah pecah dan dapat mengakibatkan perdarahan
vitreous.Perdarahan ini bisa mengakibatkan ablasio retina atau berulang
yang mengakibatkan kebutaan permanen.
2) Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah glomerulosklerosis yang
nodular yang tersebar dikedua ginjal yang disebut sindromKommelstiel-
10

Wilson.Glomeruloskleriosis nodular dikaitkan dengan proteinuria, edema


dan hipertensi.Lesi sindrom Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada
DM.
3) Neuropati
Neuropati diabetic terjadi pada 60 – 70% individu DM. neuropati diabetic
yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic.
4) Displidemia
Lima puluh persen individu dengan DM mengalami dislipidemia.
5) Hipertensi
Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal,
mikroalbuminuria, atau proteinuria.Pada pasien dengan DM tipe 2,
hipertensi bisa menjadi hipertensi esensial.Hipertensi harus secepat
mungkin diketahuin dan ditangani karena bisa memperberat retinopati,
nepropati, dan penyakit makrovaskular.
6) Kaki diabetic
Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati, iskemia,
dan sepsis.Biasanya amputasi harus dilakukan.Hilanggnya sensori pada
kaki mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus.Perubahan
mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat mengakibatkan iskemia jaringan
dan sepsis.Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa menyebabkan gangrene dan
amputasi.
7) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di bawah 60
mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat
hipoglikemik oral. Penyebab hipoglikemia pada pasien sedang menerima
pengobatan insulin eksogen atau hipoglikemik oral.

B. Tinjauan Teoritis Tugas Perkembangan Keluarga


Menurut Duvall dan Miller adalah sebagai berikut :

1. Tahap 1 adalah Pasangan Baru


Tahap ini dimulai saat masing –masing individu laki-laki (suami ) dan perempuan (istri)
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan


b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
11

2. Tahap 2 adalah Keluarga ‘ Child-bearing’ (kelahiran anak pertama)


Tahap ini keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan dan
kelahiran bayi perlu dipersipkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas
perkembangan yang penting ;

a. Persiapan menjadi orang tua


b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : peran, interaksi, hubungan seksual dan
kegiatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan
3. Tahap 3 adalah keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa nyaman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahnkan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak
4. Tahap 4 adalah Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia
12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,
sehingga keluarga sangat sibuk.adapun tugas perkembang pada tahap ini adalh ;

a. membantu sosilisasi anak ; tetangga, sekolah, dan lingkungan


b. mempertahankan keintiman pasangan
c. memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
5. Tahap 5 adalah keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.adapun tugas
perkembangan keluarga yang harus dipenuhi adalah :

a. memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja


yang sudah bertambah dewasa dan meningkatkan otonominya
b. mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
12

c. mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.hindari perdebatan,


kecurigaan dan permusuhan
d. perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Tahap 6 adalah Keluarga dengan anak dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga.adapun tugas perkembangan yang harus
dipenuhio adalah :

a. memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar


b. mempertahankan keintiman pasangan
c. membantu orang tua suami / istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Tahap 7 adalah keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiunan atau salah satu pasangan meninggal.Pada beberapa pasangan fase ini dirasakan
sulit karena masalah lanjut usia,perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai
orang tua.untuk mengatasi hal tersebut keluarga perlu melakukan tugas-tugas
perkembangan adalah:

a. mempertahankan kesehatan

b. mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

c. meningkatkan keakraban pasangan

8. Tahap 8 adalah Keluarga usia lanjut


Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah satu pasangan
pension,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal.
Proses lanjut usia dan pensiunan merupakan realisasi yang tidak dapat dihindari karena
berbagai stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah
berkurangnya pendapatan, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas
dan fungsi kesehatan.adapun tugas perkembangan keluarga yang harus dipenuhi adalah :

a. mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan


b. adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. mempertahankan keakraban suami isteri dan saling merawat
d. mempertahankan hubungan dengan anak dan social masyarakat
13

C. Tinjauan Teoritis Asuhan keperawatan Keluarga

1. Tinjauan Tentang Keluarga


a. Pengertian Keluarga

Terdapat beberapa pengertian keluarga menurut beberapa ahli diantaranya yaitu :


Bailon dan Maglaya (1989), mengemukakan bahwa keluaga adalah dua atau lebih
dari dua individu yang tegabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berorientasi satu sama
lain,dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. (dalam Nasrul efendy, 1998:32).Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (1998), mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.(Nasrul Effendy,1998:32).

Dari beberapa definisi keluarga diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
keluarga adalah :

1) Unit terkecil dari masyarakat.


2) Terdiri atas dua orang atau lebih dalam satu rumah.
3) Adanya ikatan perkawinan pertalian darah.
4) Hidup dalam satu rumah.
5) Berinteraksi diantara dalam sesame anggta keluarga.
6) Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga.
7) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing – masing.
8) Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
b. Tipe / Bentuk keluarga
Terdapat 6 tipe ataubuntuk keluarga yaitu :

1) Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu
dan anak-anak.
2) Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan
anak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sapupu, paman, bibi
dan sebagainya.
3) Keluarga berantai (Serial Family), adalah kelurga yang terdiri atas wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga.
4) Keluarga duda / janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Keluaga berkomposisi (Compositive), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
14

6) Kelurga kabitas (Cahitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa ikatan
pernikahan tetapi membentuk keluarga.

c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah :

1) Patrilinial
Adalah keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
3) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
4) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
5) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami atau
istri.

d. Ciri-Ciri Struktur Keluaga


1. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

2. Adanya keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugas masing-masing.

3. Adanya perbedaan dan kekhususan


Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

e. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga


Di dalam keluarga terdapat tiga macam system pemegang kekuasaan, yaitu

1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah


pihak ayah.
2. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah
pihak ibu.
3. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan
ibu.
15

f. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :

1. Fungsi biologis
a) Untuk menurunkan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa nyaman
b) Memberikan perhaitan diantara anggota
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d) Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentuk norma-norma tingkah laku dengan tingkat perkembangan
anak
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b) Peraturan pengguaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya
5. Fungsi Pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan untuk
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki
b) Mendidik anak sesuai dengan tingkat- tingkat perkembang

Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :

1. Fungsi Pendidikan
a) Mendidik dan menyekolahkan anak
b) Mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila
kelak dewasa nanti
2. Fungsi Sosialisasi
a) Mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
b) Membentuk morma-norma tingkah laku
3. Fungsi Perlindungan
16

a) Melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik


b) Setiap anggota keluarga merasa aman
4. Fungsi Perasaan
a) Merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga
b) Saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan dalam
keharmonisan dalam keluarga
5. Fungsi Religius
a) Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain
dalam kehidupan beragama
b) Menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah dunia ini
6. Fungsi Ekonomi
a) Mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi yang
lain
b) Kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan
c) Mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga
7. Fungsi Rekreatif
a) Tidak harus selalu pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga
b) Rekreasi dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton televisi bersama,
bercerita tentang pengalaman masing-masing
8. Fungsi Biologis
a) Memelihara keturunan sebagai generasi penerus
b) Memelihara dan membesarkan anak

Dari beberapa fungsi diatas, ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, yaitu:

1. Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggoata keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuasi dengan usia dan kebutuhan.
2. Asuh
Adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-
anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
17

3. Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, agar anak menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

2. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


a. Pengertian
Menurut Bailon dan Maglaya ( 1978 ), Keperawatan Kesehatan Keluarga
adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukan atau dipusatkan
kepada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan
melalui sebagai sarana.

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan ( Freeman, 1981 );

1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang


menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dikelompok.
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila satu
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap
anggota yang lainnya.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (klien),
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya
kesehatan masyarakat.

Tujuan utama dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah :

1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi
oleh keluarga
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah masalah
kesehatan dasar dalam keluarga
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
18

d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan terhadap


anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya.
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
b. Langkah-Langkah Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga ada beberapa langkah yang harus
dilakukan oleh perawat:

1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga


2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan
keluarga
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah kesehatan
keluarga
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah, kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan (dalam bentuk
rumusan diagnosa keperawatan keluarga)
6. Menentukan / menyusun skala prioritas masalah kesehatan keluarga
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan urutan prioritas
8. Melaksanakan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan rencana yang disusun
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan
10. Meninjau kembali masalah kesehatan yang belum dapat teratasi dan merumuskan
kembali rencana asuhan keperawatan yang baru

c. Tahap Dalam Proses Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mengukur
keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial yang merupakan sistem yang terintegritasi dan kesanggupan
keluarga untuk mengatasinya.

Norma yang digunakan untuk menentukan suatu kesehatan keluarga adalah:

a) Keadaan kesehatan keluarga normal dari setiap anggota


keluarga
b) Keadaan rumah dan lingkkungannya yang membawa
kepada peningkatan kesehatan
c) Sifat keluarga, dinamika dan tingkat kemampuan
keluarga ynag dapat membawa kepada perkembangan keluarga dan
perubahan perilaku sehat.
19

Pada tahap pengkajian terdiri oleh:

a) Pengumpulan data
1) Wawancara
2) Pengamatan
3) Studi dokumentasi
4) Pemeriksaan fisik
b) Analisa data
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3) Karakteristik keluarga
c) Merumuskan masalah
Dalam menyusun masalah kesehatan keluarga, seseorang perawat selalu
mengacu kepada tipologi masalah kesehatan serta berbagai alasan
ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam
bidang kesehatan.

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 (tiga) kelopmpok masalah


besar, yaitu:

1) Ancaman kesehatan, yaitu keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan


terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan
2) Kurang / tidak sehat, yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan
3) Situasi krisis, yaitu saat- saat yang banyak menurut individu atau keluarga
dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga.
Prioritas masalah

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah

1) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan yang ditemukan dalam


keluarga dapat diatasi sekaligus
2) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam
kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.
3) Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang akan diberikan.
4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
5) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
kesehatan keluarga.
6) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
20

MATRIKS I

SKALA PRIORITAS DALAM MENYUSUN

MASALAH KESEHATAN KELUARGA

N KRITERIA SKOR BOBOT


O
1 2 3 4
1 Sifat masalah
Skala : - Tidak / kurang sehat 3
1
- 2
-
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : - Mudah 2
2
Sebagian 1
Tidak dapat
0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala : - Tinggi 3
- 2 1
-
1
4 Menonjolkan masalah
Skala : - Masalah berat harus ditangani 2
1
- 1
-
0

Skoring :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria


b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikali dengan bobot
Skor x Bobot

Angka tertinggi
21

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria


Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas :

1) Sifat masalah
2) Kemungkinan masalah dapat diubah : adalah kemungkinan keberhasilan untuk
mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi
keperawatan
3) Potensi masalah untuk dicegah : adalah sifat dan beratnya masalah yang akan
timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan.
4) Menonjolnya masalah : adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam
hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan
2. Perumusan diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga dibuat berdasarkan masalah kesehatan yang
ditemukan dan kemudian dikaitkan dengan pelaksanaan 5 ( lima ) tugas keluarga
dibidang kesehatan. Untuk satu masalah kesehatan bisa muncul maksimal 5 ( lima
) diagnosa keperawatan. Hal ini tergantung pada aspek mana dari 5 ( lima ) tugas
keluarga dibidang kesehatan yang tidak dapat dipenuhi oleh keluarga, maka aspek
itulah yang diangkat menjadi diagnosa keperawatn keluarga.

Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan meliputi :

a) Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga


b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang tepat
c) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit
d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
e) Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna
memelihara keehatan
3. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan yang telah
diidentifikasi.

Ciri-ciri rencana keperawatan keluarga :

a) Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau


meringankan masalah yang sedang dihadapi.
b) Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dari
pihak yang logis.
22

c) Rencana keperawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan


datang.
d) Berkaitan dengan masalah kesehatan yang diidentifikasi.
e) Rencana keperawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
f) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-manerus.
4. Perumusan Tujuan
a) Tujuan jangka panjang, ditekankan pada perubahan perilaku, dari perilaku
yang merugikan kesehatan menjadi perilaku yang menguntungkan kesehatan
dan mengarah pada kemampuan mandiri dalam memelihara kesehatan
keluarga dan mengatasi masalahnya.
b) Tujuan jangka pendek, ditekankan pada keadaan-keadaan yang dapat
dipenuhi oleh keluarga dalam waktu relatif singkat.
5. Rencana Tindakan Keperawatan
Hal-hal yang perlu diperhtikan dalam memilih tindakan keperawatan :

a) Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah dan


kebutuhan kesehatan mereka.
b) Menolong keluarga untuk menentukan tindakan keperawatan.
c) Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat.

6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan pada rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam memecahkan masalah
keperawatan disebabkan antara lain :

a) Kurangnya pengetahuan dalam bidang kesehatan


b) Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
c) Tidak mau menghadapi situasi
d) Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat
e) Adat istiadat yang berlaku
f) Kegagalan dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran
g) Kurang percaya diri terhadap tindakan yang diusulkan
7. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan.Apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka
perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor :

a) Tujuan tidak realistis


b) Tindakan keperawatan yang tidak tepat
c) Ada factor lingkungan yang tidak dapat diatasi
23

Metode penilaian :

a) Observasi langsung
b) Wawancara
c) Memeriksa laporan
d) Latihan simulasi

BAB III

HASIL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. N (NY.T)


DENGAN DIABETES MELITUS DI DESA TABING RIMBAH RT 06
KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA

1. DATA KELUARGA
Nama KK Tn.N Bahasa Sehari-hari Bahasa indonesia
Alamat Desa Tabing Rimbah No. 3 RT 6 Jarak Yankes Terdekat 1 meter
Rumah & Telp Hp. 085705572522
Agama & Kristen suku Jawa Alat Tranportasi Motor
Suku
DATA ANGGOTA KELUARGA
Status
Hub Gizi TTV Status
J Pendidika Pekerjaa Alat Bantu
No Nama dgn Umur Suku (TB, (TD, N, Imunisa
K n terakhir n saat ini protesa
KK BB, S, P) si Dasar
BMI)
1 Tn.N KK 55 L Jawa SD Petani 60 kg 130/80 - Tidak ada
2 Ny.T Istri 55 P Jawa SD Petani 55 kg 180/100 Tidak ada
3 Tn.M Anak 26 L Jawa SMK Swasta 70 kg 120/90 Lengkap Tidak ada
4 D Anak 13 L Jawa SD Pelajar 45 kg 100/70 Lengkap Tidak ada

LANJUTAN
Status Kesehatan Riwayat Analisis Masalah
No Nama Penampilan Umum
Saat ini Penyakit/alergi Kesehatan individu
1 Tn.N Baik Sehat Tidak ada Tidak ada
2 Ny.T Tampak Lemah Sakit Tidak ada Ada
3 Tn. M Baik Baik Tidak ada Tidak ada
4 D Baik Sehat Tidak ada Tidak ada

2. DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan sanitasi Lingkungan PHBS di Rumah Tangga
Kondisi Rumah : Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh
Kondisi rumah klien saat ini bersih, rumah non tenaga kesehatan :
permanen lantai kayu tidak licin terdiri dari 1 Tidak ada Bunifas karena klien tidak melahirkan.
24

ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur, 1


ruang makan dan dapur.
Jika ada bayi, Memberi ASI Eksklusif :
Tidak ada bayi karena anak klien yang terakhir
Ventilasi :
berusia 13 tahun.
Ventilasi cukup, ventilasi terdapat pada masing-
masing ruangan.
Jika ada balita, Menimbang Balita tiap bulan :
Pencahayaan Rumah : Tidak ada balita karena anak klien yang terakhir
Dalam pencahayaan rumah klien kurang baik
berusia 13 tahun
jendela yang ada jarang dibuka, sinar matahari
masuk hanya melalui pintu yang terbuka.
Menggunakan air bersih untuk makan &
Saluran Buang Limbah :
minum :
Untuk pembuangan saluran limbah klien kurang
Dalam pemelihan air bersih untuk makan dan
baik. Karena dari pernyataan klien setiap
membuang sampah selalu dikumpulkan jadi satu, minum klien sehari-hari membeli air bersih.
kalau cuacanya panas langsung dibakar dan
sebaliknya kalau cuaca nya hujan ditumpuk saja.
Sumber Air Bersih : Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri :
Untuk memenuhi sumber air bersih klien hanya Untuk kebersihan diri klien menggunakan air
membeli, untuk keperluan makan dan minum.
sungai.
Sedangkan untuk mandi, mencuci piring dan lain-
lain klien memilih air sungai. Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Klien mengatakan untuk cuci tangan kadang-
Jamban Memenuhi Syarat :
kadang menggunakan sabun
Untuk jamban klien memenuhi syarat karena
menggunakan jamban dengan bentuk leher angsa Melakukan pembuangan sampah pada
dan memiliki septiktank sendiri sehingga untuk tempatnya :
BAB dan BAK langsung di jamban tersebut. Dirumah klien tersedia tempat sampah terbuat
dari plastik untuk pembuangannya di halaman
Rasio luas bangunan rumah dengan jumlah
anggota keluarga 8 m2/orang : samping rumah bila sampah kering sampah di
Luas bangunan rumah klien seluas 5x12 m2
bakar.
Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
Untuk lingkungan rumah klien tampak bersih
Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya: kadang-kadang klien mengkonsumsi lauk-
pauk seperti ikan nila, papuyu , ayam dan kadang-
kadang klien memakan ikan asin.
Menggunakan Jamban Sehat :
Ya, karena klien memiliki jamban yang letaknya di
dalam rumah sehingga saat mau BAB dan BAK
klien langsung ke jamban

Memberantaskan jentik dirumah sekali


seminggu :
Ya, klien mengatakan setiap 1 minggu sekali air
yang ditampung dikuras apabila tempat
penanpungan air dalam kondisi yang terbuka.

Makan buah dan sayur tiap hari :


Ya, klien kadang-kadang makan buah seperti:
pisang, buah naga dan sayuran hijau

Melakukan aktivitas fisik tiap hari :


Ya: klien jarang beraktivitas fisik keluar rumah
dikarenakan kondisi kaki dan tangan yang sering
kesemutan sehingga di rumah selalu menggunakan
sendal jepit, kecuali pergi ke pasar 2-3 kali dalam
25

seminggu dan pergi beribadah. Kegiatan yang


dilakukan di rumah seperti memasak, mencuci
pakaian dan membersihkan rumah, klien sering
dirumah untuk beristirahat.

Tidak merokok didalam rumah :


Tidak: Di keluarga Tn.N tidak ada yang merokok

3. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit : Ya Tidak
Karena semua anggota keluarga Tn.N sangat memperhatikan Ny. T. Seperti mau berperiksa ke RS
klien diantar anak dan suaminya, di antar ke tukang pijat untuk memijat kaki dan tangan yang
kesemutan
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya
Tidak
Semua anggota keluarga Tn. N mengatahui masalah kesehatan yang dialami Ny. T yaitu diabetes
mellitus
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya  Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
: Ya  Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya bila tidak
diobati/dirawat : Ya Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya : Keluarga Tetangga Kader  Tenaga kesehatan
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Tidak perlu
ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya Perlu berobat kefasilitas Yankes Tidak
terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami keluarganya secara aktif :
 Ya, anak Tn.N ingin mendaftarkan Ny.T sebagai peserta JKN dikarenakan biaya berobat yang
dirasakan cukup mahal dari membeli obat untuk digunakan 1 bulan dan pemeriksaan laboratorium,
sementara ini Ny.T tidak minum obat hanya melakukan pengaturan makanan selama 2 tahun.
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan anggota keluarganya :
Ya, keluarga Tn.N mengetahui kebutuhan pengobatan karena sebelumnya Ny.T pernah minum
obat diabetes dan pemeriksaan gula darah tetapi keluarga masih menunggu kartu JKN, Ny.T merasa
sulit minum obat yang berukuran besar
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang
dialaminya : Ya Tidak,
Jelaskan: karena suami dan anak masih menunggu pengurusan kartu JKN sehingga membuat
pengobatan klien tidak dilakukan selama 4 bulan ini
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami keluarganya : 
Ya, keluarga Tn.N mengatakan Ny. T membatasi konsumsi nasi dan makanan dan minuman yang
manis
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :  Ya
Jelaskan, keluarga menjaga lingkungan sekitar rumah tampak bersih
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya : Ya Tidak,
Jelaskan, karena klien dan keluarga bisa memanfaatkan sarana kesehatan dilingkungan klien dengan
baik

5. Hasil Pembinaan Berdasarkan Tingkat Kemandirian Keluarga


Kunjungan Pertama (K-1) : Kunjungan Keempat(K-4) :
26

Perawat : BHSP Perawat :Penkes


Kunjungan Kedua (K-2) : Kunjungan Kelima(K-5) :
Perawat : Mengkaji Perawat : Evaluasi
Kunjungan Ketiga(K-3) : Kunjungan Keenam(K-6) :
Perawat :Implementasi Perawat : Terminasi
Penjelasan cara menilai tingkat kemandirian anggota keluarga (terlampir).

2. Data Pengkajian Individu yang Sakit dalam Keluarga

Nama individu yang sakit : Ny. T Diagnosa medik: Diabetes mellitus + Hipertensi
Sumber data kesehatan Rujukan dokter/ rumah sakit
Kesadaran umum Sirkulasi/cairan Perkemihan Pernafasan
Kesadaran : Edema Pola BAK: 7-8.x/hari, Sianosis
GCS:E4V5M6 Bunyi jantung :……. vol 1500 -2000 ml/hr Sekret/slym
TD: 180/100 mmHg Asites Hematuri Irama ireguler
N: 92 x/menit Akral dingin :…….. Poliuria Wheezing
R: 20 x/mnt S: 36.5ºC Tanda perdarahan : Oliguria Ronki
Takikardia Purpura/hematom/peteki Disuria Otot bantu
Bradikardi e/ Inkontenisia uri nafas…………………
Tubuh teraba hangat Hematoemesis/melena/ Retensi ……
Menggigil epistaksis Nyeri saat BAK Alat bantu
Tanda Kemampuan BAK nafas…………………
anemia:Pucat/konjungtiv Mandiri/bantu/ ……
a pucat/lidah sebagian/gabung Dispnea
pucat/bibirpucat/akral Alat bantu : tidak/ya Sesak
pucat Gunakan obat : tidak/ ya Stridor
Tanda dehidrasi: mata kemampuan BAB : Krepirasi
cekung/turgor kulit mandiri/bantu
berkurang/bibir kering sebagian/tergantung
Pusing Alat bantu : tidak/ya
 Kesemutan
Berkeringat
Rasa haus
Pengisian kapiler >2
detik
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
Mual Tonus otot Fungsi penglihatan: Fungsi perabaan:
Muntah Kontraktur  Buram pada mata  Kesemutan pada kedua
Kembung Fraktur kanan kaki dan tangan.
Nafsu makan : Nyeri otot/tulang Tidak bisa melihat Kebas pada
Drop foot  Alat bantu kacamata Disorientasi
Berkurang/tidak lokasi………………… Parese Halusinasi
Sulit menelan …... Visus Refleks patologis
Disphagia Tremor Disratria Kejang :sifat
Bau nafas jenis…………………… Fungsi pendengaran: amnesia
…. paralisis Frekuensi
Kerusakan Malaise/fatigue Kurang jelas
gigi/gusi/lidah/geraham Atropi Tuli Fungsi Penciuman
/rahang/palatum Kekuatan otot Lama
Distensi abdomen 5555 5555 Alat Baik
Bising usus 5555 5555 bantu...............................
hipoaktif Postur tidak .....
normal………………… Tinitus
Konstipasi … Fungsi perasa:
Diare:……..x/m RPS atas : bebas  Mampu
Hemoroid, (kanan/kiri)
grade………………… Terganggu
….
 RPS bawah :
Bebas (kanan/kiri) Kulit
Teraba masa
abdomen……………… Berdiri : mandiri Jaringan
Memar
.. Berjalan : mandiri Laserasi
Stomatitis Alat bantu : Tidak
warna………………… Ulserasi
Nyeri : Tidak
… Pus………………..
Riwayat Obat pencahar
Maag Bulae/lepuh
Konsistensi…………… Perdarahan bawah
… Krustae
Luka bakar Kulit……
Diet khusus: Derajat……
Ya: Ny.T membatasi Perubahan warna……
konsumsi nasi, Decubitus: grade……
27

makanan dan minuman Lokasi……..


yang manis, Tidur dan Istirahat
menggunakan gula Susah tdur
diabetes dan minum Waktu tidur
susu diabetasol Bantuan obat
Kebiasaan makan
minum:Mandiri
Alergi
makanan/minuman
klien tidak ada
alergi.
Alat bantu :
Klien memakai alat
bantu penglihatan untuk
membaca
Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Seahri-hari
Cemas Interaksi dengan Gigi-Mulut kotor Mandi: Mandiri
Denial keluarga: Baik Mata kotor Berpakaian: Mandiri
Berkomunikasi: Kulit kotor Menyisir rambut:
Marah Lancar Perineal/genital kotor Mandiri
Takut Kegiatan social sehari- Hidung kotor
Putus asa hari : jarang ikut Kuku kotor
kegiatan selain Rambut-kepala kotor
Depresi berangkat beribadah
Rendah diri
Perilaku kekerasan
Respon pasca
trauma………………
……
Tidak mau melihat
bagian tubuh yang
rusak…………
Keterangan tambahan terkait individu

Diagnosa keperawatan individu/keluarga


28

Analisa Data

No. Data Problem Etiologi


1. Data Subjektif : Resiko terjadinya komplikasi diabetes Ketidakmampuan keluarga
- Keluarga Tn.N (Ny.T) mengatakan tidak tahu tentang pada keluarga Tn.N (Ny.T) merawat anggota keluarga yang
komplikasi diabetes, menderita diabetes sejak 3 tahun sakit diabetes mellitus
lalu, kemudian menderita tekanan darah tinggi sejak 2
tahun lalu
- Keluarga Tn.N mengatakan Ny.T tidak melakukan
pengobatan dan pemeriksaan gula darah ke fasilitas
pelayanan kesehatan ± 2 tahun
- Keluarga Tn. N (Ny. T) mengatakan mata kanan kabur,
kedua kaki dan tangan terasa kesemutan
Data Objektif :
- TTV Ny.T
TD 180/100 mmHg ; N 92 x/mnt ; P 20 x/mnt; S 36.5ºC

Ketidakmampuan keluarga
2 Defisiensi pengetahuan keluarga Tn.S
mengenal masalah kesehatan
diabetes mellitus

Data Subjektif
- Keluarga Tn.N mengatakan tidak tau secara pasti
tentang penyakit diabetes mellitus (penyebab, tanda
29

gejala, dampak, pengobatan) secara keseluruhan.

Data objektif
- Keluarga Tn.N tampak bertanya-tanya tentang
penyakit diabetes mellitus
- Keluarga bertanya tentang penyebab dan pencegahan
terhadap penyakitnya
- Tn.N dan Ny.T pendidikan terakhir tamat SD
30

Rumusan Prioritas Masalah


1. Defisiensi pengetahuan keluarga Tn.N b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan diabetes mellitus
No. Kriteria Skoring Pembahasan
Sifat masalah: Saat ini Ny.T menderita diabetes
Tidak/kurang sehat : 3 ± 3 tahun
1. 2/3 x 1 = 2/3
ancaman kesehatan : 2
Krisis atau keadaan sejahtera : 1
Kemungkinan masalah dapat Tidak meminum obat dan tidak
diubah: melakukan pemeriksaan gula
2. Mudah : 2 ½x2=1 darah, hanya membatasi
Sebagian : 1 komsumsi makanan dan
Tidak dapat : 0 minuman
Potensial masalah untuk dicegah Masalah dapat dicegah dengan
Tinggi : 3 cara sederhana
3. 2/3 x 1 = 2/3
Cukup : 2
Rendah : 1
Penonjolan masalah Keluarga menyadari adanya
Segera ditangani : 2 masalah
4. 2/2 x 1 = 1
Tidak perlu ditangani : 1
Masalah tidak di rasakan : 0
Total 3 1/3

2. Resiko komplikasi pada kelaurga Tn.N (Ny.T) b.d k ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus

No. Kriteria Skoring Pembahasan


1. Sifat masalah: 2/3 x 1 = 2/3 Ny.T menderita diabetes ± 3
31

Tidak/kurang sehat : 3 tahun dan hipertensi ± 2 tahun


ancaman kesehatan : 2 lalu
Krisis atau keadaan sejahtera : 1
Kemungkinan masalah dapat Fasilitas pelayanan kesehatan
diubah: tersedia, sumber daya keuangan
2. Mudah : 2 1/2x 2 = 1 keluarga ada masih dalam
Sebagian : 1 proses pengurusan JKN
Tidak dapat : 0
Potensial masalah untuk dicegah Komplikasi dapat di cegah
Tinggi : 3 apabila rutin melakukan
3. 2/3 x 1 = 2/3
Cukup : 2 pengobatan
Rendah : 1
Penonjolan masalah Keluarga belum mengetahui
Segera ditangani : 2 tentang komplikasi diabetes
4. 1/2x 1 = 1/2
Tidak perlu ditangani : 1
Masalah tidak di rasakan : 0
Total 2 1/6

Prioritas masalah

1. Defisiensi pengetahuan keluarga Tn.N b.d ketidakmampuan keluarga


mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus
2. Resiko komplikasi pada kelaurga Tn.N (Ny.T) b.d ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus
32

PERENCANAAN KEPERAWATAN

Alamat: Jl. Desa Tabing Rimbah No 3 RT 6 Kec. Mandastana Kab. Barito


Nama Individu / Ny. T Kuala
Keluarga / Kelompok
Penyakit / Masalah Diabetes mellitus
Kesehatan

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn N.


DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO KEPERAWATAN RENCANA INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
KELUARGA
1 Defisiensi Setelah Setelah 5 x Respon verbal  Keluarga dapat 1. Bina hubungan saling percaya
dilakukan interaksi, mengerti apa itu 2. Kaji tingkat pengetahuan
pengetahuan
kunjungan keluarga dapat penyakit diabetes keluarga
keluarga Tn.N b.d 3. Beri penjelasan sederhana
rumah selama 5x, mengenal dan (defenisi,
kepada keluarga tentang penyakit
ketidakmampuan keluarga dapat menyebutkan penyebab, tanda diabetes mellitus
keluarga mengenal memahami dan tentang : gejala, penanganan, 4. Diskusikan dengan keluarga cara
mengetahui - Pengertian komplikasi, penanganan diabetes mellitus
masalah kesehatan
tentang penyakit diabetes pencegahan) 5. Berikan kesempatan pada
diabetes mellitus diabetes mellitus - Penyebab keluarga untuk menanyakan
diabetes penjelasan yang telah diberikan
6. Berikan penjelasan ulang bila
- Tanda dan
ada penjelasan yang belum
gejala dimengerti
33

- Penanganan 7. Evaluasi secara singkat terhadap


diabetes topic yang didiskusikan dengan
- Komplikasi keluarga
dari diabetes 8. Memberikan pujian kepada
kemampuan yang diungkapkan
- Pencegahan
keluarga
diabetes

2 Resiko komplikasi Setelah Setelah 5 x Respon Verbal  Keluarga mengerti 1. Kaji komplikasi diabetes
dilakukan interaksi, Demonstrasi tentang cara mellitus yang ada
pada keluarga Tn.N
kunjungan rumah keluarga dapat penanganan 2. Lakukan pemeriksaan gula darah
(Ny.T) b.d selama 5x , menyebutkan diabetes dan 3. Ajarkan senam kaki diabetes
keluarga dapat tentang : komplikasi 4. Berikan informasi atau
ketidakmampuan
mencegah resiko - Penanganan diabetes mellitus penyuluhan kesehatan tentang
keluarga merawat komplikasi diabetes mellitus komplikasi diabetes mellitus dan
diabetes - Komplikasi perawatan pada diabetes
anggota keluarga
diabetes mellitus 5. Evaluasi cara-cara perawatan
yang sakit diabetes yang baik
6. Libatkan keluarga terdekat untuk
mellitus
memberikan support
7. Anjurkan keluarga untuk kontrol
kembali ke fasilitas pelayanan
kesehatan
8. Berikan pujian kepada
kemampuan yang di ungkapkan
keluarga

Implementasi
TGL / WAKTU Dx. KEPERAWATAN IMPLEMENTASI
34

Membina hubungan saling percaya dengan keluarga Tn. N


 Memperkenalkan diri

5 Februari 2018
I  Menyampaikan maksud dan tujuan
 Menanyakan kesediaan keluarga
 Melakukan kontrak waktu pertemuan pertama
 Melakukan kontrak waktu pertemuan berikutnya
5 Februari 2018 Membina hubungan saling percaya dengan keluarga Tn. N
 Memperkenalkan diri

II  Menyampaikan maksud dan tujuan


 Menanyakan kesediaan keluarga
 Melakukan kontrak waktu pertemuan pertama
 Melakukan kontrak waktu pertemuan berikutnya
6 Februari 2018
Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang diabetes mellitus

I
6 Februari 2018 Mengkaji komplikasi diabetes mellitus yang ada

II
12 Februari 2018 - Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang diabetes mellitus : definisi, penyebab, tanda
gejala, penanganan, komplikasi dan pencegahan
- Mengevaluasi secara singkat terhadap topik yang di diskusikan
I - Memberikan pujian kepada kemampuan yang di ungkapkan keluarga
35

12 Februari 2018 - Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang penanganan dan komplikasi diabetes
mellitus serta pencegahannya
- Mengevaluasi secara singkat terhadap topik yang di diskusikan
II - Menganjurkan keluarga Tn.N untuk memeriksakan kesehatan Ny.T dalam kegiatan posyandu
lansia yang akan diadakan tanggal 14 Februari bertempat di kantor desa mulai jam 09.00-
11.00 Wita
- Memberikan pujian kepada kemampuan yang di ungkapkan keluarga
14 Februari 2018 - Melakukan evaluasi pertemuan sebelumnya
- Memberikan penjelasan ulang ke pada keluarga tentang diabetes mellitus: definisi, penyebab,
tanda gejala, penanganan, komplikasi dan pencegahan
I - Memberikan pujian kepada kemampuan yang di ungkapkan keluarga
14 Februari 2018 - Melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu
- Melakukan evaluasi pertemuan sebelumnya
- Memberikan penjelasan ulang tentang penanganan dan komplikasi diabetes mellitus serta
II pencegahannya
- Menganjurkan keluarga Tn.N untuk membawa kontrol kembali Ny.T ke fasilitas pelayanan
kesehatan apabila obat yang diberikan di posyandu lansia habis, dan memeriksakan gula
darah ulang maksimal 1 kali dalam sebulan secara rutin
- Memberikan pujian kepada kemampuan yang di ungkapkan keluarga

21 Februari 2018 - Implementasi tidak dilakukan, melakukan evaluasi ulang tentang diabetes tanggal 24
Februari 2018

I
21 Februari 2018 - Melakukan evaluasi pertemuan sebelumnya
- Mengevaluasi cara-cara perawatan yang baik
- Melibatkan keluarga terdekat ( suami, anak, menantu) untuk memberikan Support
II - Memberikan pujian kepada kemampuan yang diungkapkan keluarga
36

24 Februari 2018 - Mengevaluasi ulang pengetahuan keluarga tentang diabetes mellitus (definisi, etiologi, tanda
gejala, komplikasi)
- Memberikan pujian kepada kemampuan yang diungkapkan keluarga
I
24 Februari 2018 - Mengevaluasi ulang pengetahuan keluarga tentang penanganan dan pencegahan diabetes
mellitus
- Melakukan pemeriksaan GDS ulang
II - Memberikan pujian kepada kemampuan yang diungkapkan keluarga
26 Februari 2018 - Implementasi dihentikan

I
26 Februari 2018 - Mengajarkan keluarga senam kaki diabetes
- Memberikan pujian kepada kemampuan keluarga untuk melakukan senam kaki diabetes

II
27 Februari 2018 - Implementasi dihentikan

I
27 Februari 2018 - Mengevaluasi kembali senam kaki diabetes
- Mengajarkan kembali senam kaki diabetes
- Memberikan pujian kepada kemampuan keluarga untuk melakukan senam kaki diabetes
II
1 Maret 2018 - Implementasi dihentikan
37

I
1 Maret 2018 - Menganjurkan keluarga untuk tidak lupa kontrol kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan
guna melanjutkan pengobatan dan melakukan pemeriksaan gula darah
- Menganjurkan keluarga tetap melakukan senam kaki diabetes
II
2 Maret 2018 - Terminasi kunjungan keluarga
 Mengakhiri kontrak waktu pertemuan
 Mengucapkan terima kasih atas kerjasama keluarga telah menjadi keluarga binaan
I  Berpamitan
2 Maret 2018 - Terminasi kunjungan keluarga
 Mengakhiri kontrak waktu pertemuan
 Mengucapkan terima kasih atas kerjasama keluarga telah menjadi keluarga binaan
II  Berpamitan

Evaluasi (Catatan Perkembangan Keluarga)


No Jam Paraf
Tanggal Evaluasi (SOAP)
Diagnosa
I 5 Feb 2017 12.00 S: Lili
Wita  Keluarga Tn. N mengatakan bersedia untuk di lakukan kunjungan oleh mahasiswa
keperawatan
 Keluarga Tn. N mengatakan mahasiswa dapat melakukan kunjungan kembali besok hari,
selasa
O:
 Keluarga Tn. N tampak menerima kehadiran mahasiswa dengan ramah
 Keluarga Tn. N memperhatikan saat mahasiswa memperkenalkan diri, menyampaikan maksud
dan tujuan kunjungan
38

A : BHSP teratasi
P : Lanjutkan intervensi

5 Feb 2017 S:
 Keluarga Tn. N mengatakan bersedia untuk di lakukan kunjungan oleh mahasiswa
keperawatan
 Keluarga Tn. N mengatakan mahasiswa dapat melakukan kunjungan kembali besok hari,
selasa
O:
II  Keluarga Tn.N tampak bertanya-tanya tentang penyakit diabetes mellitus
 Keluarga bertanya tentang penyebab dan pencegahan terhadap penyakitnya
 Tn.N dan Ny.T pendidikan terakhir tamat SD

A : BHSP teratasi
P : Lanjutkan intervensi
6 Feb 2018 12.00 S:
Wita  Keluarga Tn.N mengatakan tidak tau secara pasti tentang penyakit diabetes mellitus
(penyebab, tanda gejala, dampak, pengobatan) secara keseluruhan.
O:
I  Keluarga Tn.N tampak bertanya-tanya tentang penyakit diabetes mellitus
 Keluarga bertanya tentang penyebab dan pencegahan terhadap penyakitnya
 Tn.N dan Ny.T pendidikan terakhir tamat SD
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
39

6 Feb 2018 S:
 Keluarga Tn.N (Ny.T) mengatakan tidak tahu tentang komplikasi diabetes, menderita
diabetes sejak 3 tahun lalu, kemudian menderita tekanan darah tinggi sejak 2 tahun lalu
 Keluarga Tn.N mengatakan Ny.T tidak melakukan pengobatan dan pemeriksaan gula
darah ke fasilitas pelayanan kesehatan ± 2 tahun
II  Keluarga Tn. N (Ny. T) mengatakan mata kanan kabur, kedua kaki dan tangan terasa
kesemutan,
O:
 TTV Ny.T TD 180/100 mmHg ; N 92 x/mnt ; P 20 x/mnt; S 36.5ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

12 Februari 12.00 S:
2018 Wita  Keluarga Tn. N mengatakan mengerti sebagian tentang diabetes mellitus
O:
 Keluarga Tn.N tampak memperhatikan saat diberikan penjelasan tentang diabetes
I mellitus
 Keluarga Tn.N hanya mampu menjelaskan beberapa bagian tentang diabetes
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

II 12 Februari S:
2018  Keluarga Tn. N mengatakan cukup mengerti tentang komplikasi, penanganan dan
pencegahan diabetes
 Keluarga Tn. N mengatakan akan mengantarkan Ny.T datang ke posyandu lansia
untuk memeriksakan kesehatannya terutama tekanan darah dan gula darahnya
O:
40

 Keluarga tn.N tampak memperhatikan saat diberikan penjelasan


 Keluarga Tn.N hanya mampu menjelaskan beberapa bagian tentang komplikasi,
penanganan dan cara pencegahan diabetes
 Keluarga Tn.N menerima anjuran yang diberikan

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan kembali tanggal 24 Februari
14 Februari S:
2018  Keluarga Tn. N mengatakan mengerti sudah cukup mengerti tentang diabetes mellitus
O:
 Keluarga Tn.N tampak memperhatikan saat diberikan penjelasan ulang tentang
I diabetes mellitus
 Keluarga Tn.N hanya mampu menjelaskan tentang diabetes
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

14 Februari S:
2018  Keluarga Tn. N mengatakan cukup mengerti tentang penanganan komplikasi dan cara
pencegahan diabetes mellitus
 Keluarga Tn. N mengatakan akan kontrol kembali bila obat yang telah diterima saat
posyandu lansia habis diminum
O:
II  Keluarga Tn.N tampak memperhatikan saat diberikan penjelasan
 Keluarga Tn.N hanya mampu menjelaskan tentang penanganan komplikasi dan cara
pencegahan diabetes mellitus
 Hasil GDS 264
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
41

21 Februari S :-
2018 O:-
A:-
I
P:-

21 Februari S:
2018  Keluarga Tn. N mengatakan sudah cukup mengerti tentang cara perawatan yang baik
untuk Ny.T dengan cara pengaturan diet, olahraga, minum obat diabetes dan
melakukan pemeriksaan gula darah
II O:
 Keluarga Tn.N mampu menjelaskan tentang perawatan yang baik untuk Ny.T
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

24 Februari S:
2018  Keluarga Tn. N mengatakan masih ingat tentang isi penyuluhan diabetes mellitus
O:
 Keluarga Tn.N hanya mampu menjelaskan kembali tentang diabetes: definisi, etiologi,
I
tanda gejala, penanganan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

II 24 Februari S:
2018  Keluarga Tn. N mengatakan masih ingat tentang penanganan dan cara pencegahan
diabetes
 Keluarga Tn. N mengatakan masih meminum obat dari petugas puskesmas dan juga
minum ramuan herbal daun salam + daun sirsak direbus jadi satu kemudian diminum 1
kali sehari
42

O:
 Keluarga Tn.N mampu menjelaskan kembali tentang penanganan dan cara pencegahan
diabetes
 Hasil cek GDS ulang 235
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan

26 Februari S:-
2018 O:-
A:-
I
P:-

26 Februari S:
2018  Keluarga Tn. N (Ny.T) mengatakan bisa melakukan gerakan senam kaki diabetes
apabila dengan bimbingan mahasiswa, bila sendiri gerakan masih belum hapal
II O:
 Keluarga Tn.N tampak memperhatikan saat dilakukan praktek senam kaki
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
27 Februari S:-
2018 O:-
A:-
I
P:-
43

27 Februari S:
2018  Keluarga Tn. N (Ny.T) mengatakan bisa melakukan gerakan senam kaki diabetes
O:
II  Keluarga Tn.N ( Ny.T) tampak mampu memperagakan senam kaki diabetes
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

1 Maret S:-
2018 O:-
A:-
I
P:-

1 Maret S:
2018  Keluarga Tn. N (Ny.T) mengatakan akan melakukan kontrol ulang dan akan
melakukan senam kaki diabetes di waktu senggang di rumah
O:
II
 Keluarga Tn.N menerima anjuran yang diberikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

I 2 Maret S:
2018  Keluarga Tn. N mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa karena telah melakukan
beberapa kali kunjungan kerumah dan memberikan informasi tentang diabetes kepada
keluarganya
O:
 Keluarga Tn.N tampak ramah dan kooperatif saat dilakukan terminasi
 Keluarga Tn.N dan mahasiswa saling bersalaman
A : Masalah teratasi
44

P : Intervensi dihentikan

2 Maret S:
2018  Keluarga Tn. N mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa karena telah melakukan
beberapa kali kunjungan kerumah dan memberikan informasi tentang diabetes kepada
keluarganya
O:
II
 Keluarga Tn.N tampak ramah dan kooperatif saat dilakukan terminasi
 Keluarga Tn.N dan mahasiswa saling bersalaman
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai