KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas berkat karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus ini yang berjudul ”Laporan Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Diagnosa Diabetes Mellitus di Desa Tebing Rimbah
RT 6”. Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala yang diajukan penulis untuk
memenuhi syarat menempuh stase keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik
pada program profesi ners Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Penulis sangat menyadari bahwa pada penulisan laporan ini masih menemukan
kesulitan, tetapi berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulis
dapat memperbaiki dan melengkapi laporan ini hingga terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat:
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.Keluarga unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika
tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah.Secara empiris dapat dikatakan
bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau
sangat signifikan.
B. Tujuan.
1. Tujuan umum :
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan
perkembangan keluarga.
2. Tujuan khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mmpu :
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan
dengan hiperglikemia dan hipoglikemia. ( Mary,2009)
2. Etiologi
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap
glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah
yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas, aktivitas fisik
yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan obat-obatan,
disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih
dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat
dikatakan sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan
insulin terutama pada post reseptor.
Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena mengkonsumsi
kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot dan penurunan laju
metabolisme basal.
Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes
mellitus pada lansia secara umum dapat digolongkan ke dalam dua besar
5
Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda dan
gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis. Keletihan, perlu
bangun pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan
indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya
karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.
3. Klasifikasi
4. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan
glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat
atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin tidak ada maka
glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh
darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi
untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas
limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal
tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga
glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.
5. Manifestasi Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada lansia umumnya
tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang
tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan
inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya
mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia
atau baru terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien
adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan
adalah :
a. Katarak
b. Glaukoma
7
c. Retinopati
d. Gatal seluruh badan
e. Pruritus Vulvae
f. Infeksi bakteri kulit
g. Infeksi jamur di kulit
h. Dermatopati
i. Neuropati perifer
j. Neuropati viseral
k. Amiotropi
l. Ulkus Neurotropik
m. Penyakit ginjal
n. Penyakit pembuluh darah perifer
o. Penyakit koroner
p. Penyakit pembuluh darah otak
q. Hipertensi
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dalam diabetes melitus terbagi menjadi 2, yakni : penatalaksanaan
secara medis dan penatalaksanaan secara keperawatan. Penatalaksanaan secara medis
adalah sebagai berikut:
a) Glibenklamida (5mg/tablet).
b) Glibenklamida micronized (5 mg/tablet).
c) Glikasida (80 mg/tablet).
d) Glikuidon (30 mg/tablet).
2) Golongan Biguanid / Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki
ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer). Dianjurkan sebagai obat
tunggal pada pasien dengan kelebihan berat badan.
1) Indikasi insulin
Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya digunakan Human
Monocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml injeksi), yang beredar adalah
Actrapid. Injeksi insulin juga diberikan kepada penderita DM tipe II yang
kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil dengan penggunaan
obat – obatan anti DM dengan dosis maksimal, atau mengalami kontraindikasi
dengan obat – obatan tersebut, bila mengalami ketoasidosis, hiperosmolar,
dana sidosis laktat, stress berat karena infeksi sistemik, pasien operasi berat,
wanita hamil dengan gejala DM gestasional yang tidak dapat dikontrol dengan
pengendalian diet.
2) Jenis Insulin
a) Insulin kerja cepat Jenis – jenisnya adalah regular insulin, cristalin zink,
dan semilente.
b) Insulin kerja sedang Jenis – jenisnya adalah NPH (Netral Protamine
Hagerdon)
c) Insulin kerja lambat Jenis – jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc Insulin)
Sedangkan unuk penatalaksanaan secara keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makan. Walaupun
telah mendapat tentang penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari 50 %
pasien tidak melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya mempertahankan
menu diet seimbang, dengan komposisi idealnya sekitar 68 % karbohidrat, 20
% lemak dan 12 % protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan
dan mencegah agar berat badan tidak menjadi berlebihan dengan cara :
Kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat komplek, hindari
makanan yang manis, perbanyak konsumsi serat.
b. Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin
bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan,
memperkuat jantung, dan mengurangi stress. Bagi pasien DM melakukan
olahraga dengan teratur akan lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga
yang berat – berat
9
7. Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah sewaktu
8. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis.Yang
termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis
(DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic coma (HHNC).Yang
termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati diabetic, nefropati diabetic,
neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.
a. Komplikasi akut
1) Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang
berat pada jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar.Jaringan tersebut
termasuk sangat sensitive terhadap kekurangan insulin. DKA dapat
dicetuskan oleh infeksi ( penyakit)
b. Komplikasi kronis:
1) Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh
retina.Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya
aliran darah retina.Respon terhadap iskemik retina ini adalah pembentukan
pembuluh darah baru, tetapi pembuluh darah tersebut sangat rapuh
sehingga mudah pecah dan dapat mengakibatkan perdarahan
vitreous.Perdarahan ini bisa mengakibatkan ablasio retina atau berulang
yang mengakibatkan kebutaan permanen.
2) Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah glomerulosklerosis yang
nodular yang tersebar dikedua ginjal yang disebut sindromKommelstiel-
10
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa nyaman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahnkan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak
4. Tahap 4 adalah Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia
12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,
sehingga keluarga sangat sibuk.adapun tugas perkembang pada tahap ini adalh ;
a. mempertahankan kesehatan
Dari beberapa definisi keluarga diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
keluarga adalah :
1) Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu
dan anak-anak.
2) Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan
anak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sapupu, paman, bibi
dan sebagainya.
3) Keluarga berantai (Serial Family), adalah kelurga yang terdiri atas wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga.
4) Keluarga duda / janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Keluaga berkomposisi (Compositive), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
14
6) Kelurga kabitas (Cahitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa ikatan
pernikahan tetapi membentuk keluarga.
c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah :
1) Patrilinial
Adalah keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
3) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
4) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
5) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami atau
istri.
2. Adanya keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugas masing-masing.
f. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
1. Fungsi biologis
a) Untuk menurunkan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa nyaman
b) Memberikan perhaitan diantara anggota
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d) Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentuk norma-norma tingkah laku dengan tingkat perkembangan
anak
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b) Peraturan pengguaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya
5. Fungsi Pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan untuk
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki
b) Mendidik anak sesuai dengan tingkat- tingkat perkembang
1. Fungsi Pendidikan
a) Mendidik dan menyekolahkan anak
b) Mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila
kelak dewasa nanti
2. Fungsi Sosialisasi
a) Mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
b) Membentuk morma-norma tingkah laku
3. Fungsi Perlindungan
16
Dari beberapa fungsi diatas, ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, yaitu:
1. Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggoata keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuasi dengan usia dan kebutuhan.
2. Asuh
Adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-
anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
17
3. Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, agar anak menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi
oleh keluarga
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah masalah
kesehatan dasar dalam keluarga
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
18
a) Pengumpulan data
1) Wawancara
2) Pengamatan
3) Studi dokumentasi
4) Pemeriksaan fisik
b) Analisa data
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3) Karakteristik keluarga
c) Merumuskan masalah
Dalam menyusun masalah kesehatan keluarga, seseorang perawat selalu
mengacu kepada tipologi masalah kesehatan serta berbagai alasan
ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam
bidang kesehatan.
MATRIKS I
Skoring :
Angka tertinggi
21
1) Sifat masalah
2) Kemungkinan masalah dapat diubah : adalah kemungkinan keberhasilan untuk
mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi
keperawatan
3) Potensi masalah untuk dicegah : adalah sifat dan beratnya masalah yang akan
timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan.
4) Menonjolnya masalah : adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam
hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan
2. Perumusan diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga dibuat berdasarkan masalah kesehatan yang
ditemukan dan kemudian dikaitkan dengan pelaksanaan 5 ( lima ) tugas keluarga
dibidang kesehatan. Untuk satu masalah kesehatan bisa muncul maksimal 5 ( lima
) diagnosa keperawatan. Hal ini tergantung pada aspek mana dari 5 ( lima ) tugas
keluarga dibidang kesehatan yang tidak dapat dipenuhi oleh keluarga, maka aspek
itulah yang diangkat menjadi diagnosa keperawatn keluarga.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan pada rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam memecahkan masalah
keperawatan disebabkan antara lain :
Metode penilaian :
a) Observasi langsung
b) Wawancara
c) Memeriksa laporan
d) Latihan simulasi
BAB III
1. DATA KELUARGA
Nama KK Tn.N Bahasa Sehari-hari Bahasa indonesia
Alamat Desa Tabing Rimbah No. 3 RT 6 Jarak Yankes Terdekat 1 meter
Rumah & Telp Hp. 085705572522
Agama & Kristen suku Jawa Alat Tranportasi Motor
Suku
DATA ANGGOTA KELUARGA
Status
Hub Gizi TTV Status
J Pendidika Pekerjaa Alat Bantu
No Nama dgn Umur Suku (TB, (TD, N, Imunisa
K n terakhir n saat ini protesa
KK BB, S, P) si Dasar
BMI)
1 Tn.N KK 55 L Jawa SD Petani 60 kg 130/80 - Tidak ada
2 Ny.T Istri 55 P Jawa SD Petani 55 kg 180/100 Tidak ada
3 Tn.M Anak 26 L Jawa SMK Swasta 70 kg 120/90 Lengkap Tidak ada
4 D Anak 13 L Jawa SD Pelajar 45 kg 100/70 Lengkap Tidak ada
LANJUTAN
Status Kesehatan Riwayat Analisis Masalah
No Nama Penampilan Umum
Saat ini Penyakit/alergi Kesehatan individu
1 Tn.N Baik Sehat Tidak ada Tidak ada
2 Ny.T Tampak Lemah Sakit Tidak ada Ada
3 Tn. M Baik Baik Tidak ada Tidak ada
4 D Baik Sehat Tidak ada Tidak ada
Nama individu yang sakit : Ny. T Diagnosa medik: Diabetes mellitus + Hipertensi
Sumber data kesehatan Rujukan dokter/ rumah sakit
Kesadaran umum Sirkulasi/cairan Perkemihan Pernafasan
Kesadaran : Edema Pola BAK: 7-8.x/hari, Sianosis
GCS:E4V5M6 Bunyi jantung :……. vol 1500 -2000 ml/hr Sekret/slym
TD: 180/100 mmHg Asites Hematuri Irama ireguler
N: 92 x/menit Akral dingin :…….. Poliuria Wheezing
R: 20 x/mnt S: 36.5ºC Tanda perdarahan : Oliguria Ronki
Takikardia Purpura/hematom/peteki Disuria Otot bantu
Bradikardi e/ Inkontenisia uri nafas…………………
Tubuh teraba hangat Hematoemesis/melena/ Retensi ……
Menggigil epistaksis Nyeri saat BAK Alat bantu
Tanda Kemampuan BAK nafas…………………
anemia:Pucat/konjungtiv Mandiri/bantu/ ……
a pucat/lidah sebagian/gabung Dispnea
pucat/bibirpucat/akral Alat bantu : tidak/ya Sesak
pucat Gunakan obat : tidak/ ya Stridor
Tanda dehidrasi: mata kemampuan BAB : Krepirasi
cekung/turgor kulit mandiri/bantu
berkurang/bibir kering sebagian/tergantung
Pusing Alat bantu : tidak/ya
Kesemutan
Berkeringat
Rasa haus
Pengisian kapiler >2
detik
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
Mual Tonus otot Fungsi penglihatan: Fungsi perabaan:
Muntah Kontraktur Buram pada mata Kesemutan pada kedua
Kembung Fraktur kanan kaki dan tangan.
Nafsu makan : Nyeri otot/tulang Tidak bisa melihat Kebas pada
Drop foot Alat bantu kacamata Disorientasi
Berkurang/tidak lokasi………………… Parese Halusinasi
Sulit menelan …... Visus Refleks patologis
Disphagia Tremor Disratria Kejang :sifat
Bau nafas jenis…………………… Fungsi pendengaran: amnesia
…. paralisis Frekuensi
Kerusakan Malaise/fatigue Kurang jelas
gigi/gusi/lidah/geraham Atropi Tuli Fungsi Penciuman
/rahang/palatum Kekuatan otot Lama
Distensi abdomen 5555 5555 Alat Baik
Bising usus 5555 5555 bantu...............................
hipoaktif Postur tidak .....
normal………………… Tinitus
Konstipasi … Fungsi perasa:
Diare:……..x/m RPS atas : bebas Mampu
Hemoroid, (kanan/kiri)
grade………………… Terganggu
….
RPS bawah :
Bebas (kanan/kiri) Kulit
Teraba masa
abdomen……………… Berdiri : mandiri Jaringan
Memar
.. Berjalan : mandiri Laserasi
Stomatitis Alat bantu : Tidak
warna………………… Ulserasi
Nyeri : Tidak
… Pus………………..
Riwayat Obat pencahar
Maag Bulae/lepuh
Konsistensi…………… Perdarahan bawah
… Krustae
Luka bakar Kulit……
Diet khusus: Derajat……
Ya: Ny.T membatasi Perubahan warna……
konsumsi nasi, Decubitus: grade……
27
Analisa Data
Ketidakmampuan keluarga
2 Defisiensi pengetahuan keluarga Tn.S
mengenal masalah kesehatan
diabetes mellitus
Data Subjektif
- Keluarga Tn.N mengatakan tidak tau secara pasti
tentang penyakit diabetes mellitus (penyebab, tanda
29
Data objektif
- Keluarga Tn.N tampak bertanya-tanya tentang
penyakit diabetes mellitus
- Keluarga bertanya tentang penyebab dan pencegahan
terhadap penyakitnya
- Tn.N dan Ny.T pendidikan terakhir tamat SD
30
Prioritas masalah
PERENCANAAN KEPERAWATAN
2 Resiko komplikasi Setelah Setelah 5 x Respon Verbal Keluarga mengerti 1. Kaji komplikasi diabetes
dilakukan interaksi, Demonstrasi tentang cara mellitus yang ada
pada keluarga Tn.N
kunjungan rumah keluarga dapat penanganan 2. Lakukan pemeriksaan gula darah
(Ny.T) b.d selama 5x , menyebutkan diabetes dan 3. Ajarkan senam kaki diabetes
keluarga dapat tentang : komplikasi 4. Berikan informasi atau
ketidakmampuan
mencegah resiko - Penanganan diabetes mellitus penyuluhan kesehatan tentang
keluarga merawat komplikasi diabetes mellitus komplikasi diabetes mellitus dan
diabetes - Komplikasi perawatan pada diabetes
anggota keluarga
diabetes mellitus 5. Evaluasi cara-cara perawatan
yang sakit diabetes yang baik
6. Libatkan keluarga terdekat untuk
mellitus
memberikan support
7. Anjurkan keluarga untuk kontrol
kembali ke fasilitas pelayanan
kesehatan
8. Berikan pujian kepada
kemampuan yang di ungkapkan
keluarga
Implementasi
TGL / WAKTU Dx. KEPERAWATAN IMPLEMENTASI
34
5 Februari 2018
I Menyampaikan maksud dan tujuan
Menanyakan kesediaan keluarga
Melakukan kontrak waktu pertemuan pertama
Melakukan kontrak waktu pertemuan berikutnya
5 Februari 2018 Membina hubungan saling percaya dengan keluarga Tn. N
Memperkenalkan diri
I
6 Februari 2018 Mengkaji komplikasi diabetes mellitus yang ada
II
12 Februari 2018 - Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang diabetes mellitus : definisi, penyebab, tanda
gejala, penanganan, komplikasi dan pencegahan
- Mengevaluasi secara singkat terhadap topik yang di diskusikan
I - Memberikan pujian kepada kemampuan yang di ungkapkan keluarga
35
12 Februari 2018 - Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang penanganan dan komplikasi diabetes
mellitus serta pencegahannya
- Mengevaluasi secara singkat terhadap topik yang di diskusikan
II - Menganjurkan keluarga Tn.N untuk memeriksakan kesehatan Ny.T dalam kegiatan posyandu
lansia yang akan diadakan tanggal 14 Februari bertempat di kantor desa mulai jam 09.00-
11.00 Wita
- Memberikan pujian kepada kemampuan yang di ungkapkan keluarga
14 Februari 2018 - Melakukan evaluasi pertemuan sebelumnya
- Memberikan penjelasan ulang ke pada keluarga tentang diabetes mellitus: definisi, penyebab,
tanda gejala, penanganan, komplikasi dan pencegahan
I - Memberikan pujian kepada kemampuan yang di ungkapkan keluarga
14 Februari 2018 - Melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu
- Melakukan evaluasi pertemuan sebelumnya
- Memberikan penjelasan ulang tentang penanganan dan komplikasi diabetes mellitus serta
II pencegahannya
- Menganjurkan keluarga Tn.N untuk membawa kontrol kembali Ny.T ke fasilitas pelayanan
kesehatan apabila obat yang diberikan di posyandu lansia habis, dan memeriksakan gula
darah ulang maksimal 1 kali dalam sebulan secara rutin
- Memberikan pujian kepada kemampuan yang di ungkapkan keluarga
21 Februari 2018 - Implementasi tidak dilakukan, melakukan evaluasi ulang tentang diabetes tanggal 24
Februari 2018
I
21 Februari 2018 - Melakukan evaluasi pertemuan sebelumnya
- Mengevaluasi cara-cara perawatan yang baik
- Melibatkan keluarga terdekat ( suami, anak, menantu) untuk memberikan Support
II - Memberikan pujian kepada kemampuan yang diungkapkan keluarga
36
24 Februari 2018 - Mengevaluasi ulang pengetahuan keluarga tentang diabetes mellitus (definisi, etiologi, tanda
gejala, komplikasi)
- Memberikan pujian kepada kemampuan yang diungkapkan keluarga
I
24 Februari 2018 - Mengevaluasi ulang pengetahuan keluarga tentang penanganan dan pencegahan diabetes
mellitus
- Melakukan pemeriksaan GDS ulang
II - Memberikan pujian kepada kemampuan yang diungkapkan keluarga
26 Februari 2018 - Implementasi dihentikan
I
26 Februari 2018 - Mengajarkan keluarga senam kaki diabetes
- Memberikan pujian kepada kemampuan keluarga untuk melakukan senam kaki diabetes
II
27 Februari 2018 - Implementasi dihentikan
I
27 Februari 2018 - Mengevaluasi kembali senam kaki diabetes
- Mengajarkan kembali senam kaki diabetes
- Memberikan pujian kepada kemampuan keluarga untuk melakukan senam kaki diabetes
II
1 Maret 2018 - Implementasi dihentikan
37
I
1 Maret 2018 - Menganjurkan keluarga untuk tidak lupa kontrol kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan
guna melanjutkan pengobatan dan melakukan pemeriksaan gula darah
- Menganjurkan keluarga tetap melakukan senam kaki diabetes
II
2 Maret 2018 - Terminasi kunjungan keluarga
Mengakhiri kontrak waktu pertemuan
Mengucapkan terima kasih atas kerjasama keluarga telah menjadi keluarga binaan
I Berpamitan
2 Maret 2018 - Terminasi kunjungan keluarga
Mengakhiri kontrak waktu pertemuan
Mengucapkan terima kasih atas kerjasama keluarga telah menjadi keluarga binaan
II Berpamitan
A : BHSP teratasi
P : Lanjutkan intervensi
5 Feb 2017 S:
Keluarga Tn. N mengatakan bersedia untuk di lakukan kunjungan oleh mahasiswa
keperawatan
Keluarga Tn. N mengatakan mahasiswa dapat melakukan kunjungan kembali besok hari,
selasa
O:
II Keluarga Tn.N tampak bertanya-tanya tentang penyakit diabetes mellitus
Keluarga bertanya tentang penyebab dan pencegahan terhadap penyakitnya
Tn.N dan Ny.T pendidikan terakhir tamat SD
A : BHSP teratasi
P : Lanjutkan intervensi
6 Feb 2018 12.00 S:
Wita Keluarga Tn.N mengatakan tidak tau secara pasti tentang penyakit diabetes mellitus
(penyebab, tanda gejala, dampak, pengobatan) secara keseluruhan.
O:
I Keluarga Tn.N tampak bertanya-tanya tentang penyakit diabetes mellitus
Keluarga bertanya tentang penyebab dan pencegahan terhadap penyakitnya
Tn.N dan Ny.T pendidikan terakhir tamat SD
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
39
6 Feb 2018 S:
Keluarga Tn.N (Ny.T) mengatakan tidak tahu tentang komplikasi diabetes, menderita
diabetes sejak 3 tahun lalu, kemudian menderita tekanan darah tinggi sejak 2 tahun lalu
Keluarga Tn.N mengatakan Ny.T tidak melakukan pengobatan dan pemeriksaan gula
darah ke fasilitas pelayanan kesehatan ± 2 tahun
II Keluarga Tn. N (Ny. T) mengatakan mata kanan kabur, kedua kaki dan tangan terasa
kesemutan,
O:
TTV Ny.T TD 180/100 mmHg ; N 92 x/mnt ; P 20 x/mnt; S 36.5ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
12 Februari 12.00 S:
2018 Wita Keluarga Tn. N mengatakan mengerti sebagian tentang diabetes mellitus
O:
Keluarga Tn.N tampak memperhatikan saat diberikan penjelasan tentang diabetes
I mellitus
Keluarga Tn.N hanya mampu menjelaskan beberapa bagian tentang diabetes
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
II 12 Februari S:
2018 Keluarga Tn. N mengatakan cukup mengerti tentang komplikasi, penanganan dan
pencegahan diabetes
Keluarga Tn. N mengatakan akan mengantarkan Ny.T datang ke posyandu lansia
untuk memeriksakan kesehatannya terutama tekanan darah dan gula darahnya
O:
40
14 Februari S:
2018 Keluarga Tn. N mengatakan cukup mengerti tentang penanganan komplikasi dan cara
pencegahan diabetes mellitus
Keluarga Tn. N mengatakan akan kontrol kembali bila obat yang telah diterima saat
posyandu lansia habis diminum
O:
II Keluarga Tn.N tampak memperhatikan saat diberikan penjelasan
Keluarga Tn.N hanya mampu menjelaskan tentang penanganan komplikasi dan cara
pencegahan diabetes mellitus
Hasil GDS 264
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
41
21 Februari S :-
2018 O:-
A:-
I
P:-
21 Februari S:
2018 Keluarga Tn. N mengatakan sudah cukup mengerti tentang cara perawatan yang baik
untuk Ny.T dengan cara pengaturan diet, olahraga, minum obat diabetes dan
melakukan pemeriksaan gula darah
II O:
Keluarga Tn.N mampu menjelaskan tentang perawatan yang baik untuk Ny.T
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
24 Februari S:
2018 Keluarga Tn. N mengatakan masih ingat tentang isi penyuluhan diabetes mellitus
O:
Keluarga Tn.N hanya mampu menjelaskan kembali tentang diabetes: definisi, etiologi,
I
tanda gejala, penanganan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
II 24 Februari S:
2018 Keluarga Tn. N mengatakan masih ingat tentang penanganan dan cara pencegahan
diabetes
Keluarga Tn. N mengatakan masih meminum obat dari petugas puskesmas dan juga
minum ramuan herbal daun salam + daun sirsak direbus jadi satu kemudian diminum 1
kali sehari
42
O:
Keluarga Tn.N mampu menjelaskan kembali tentang penanganan dan cara pencegahan
diabetes
Hasil cek GDS ulang 235
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
26 Februari S:-
2018 O:-
A:-
I
P:-
26 Februari S:
2018 Keluarga Tn. N (Ny.T) mengatakan bisa melakukan gerakan senam kaki diabetes
apabila dengan bimbingan mahasiswa, bila sendiri gerakan masih belum hapal
II O:
Keluarga Tn.N tampak memperhatikan saat dilakukan praktek senam kaki
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
27 Februari S:-
2018 O:-
A:-
I
P:-
43
27 Februari S:
2018 Keluarga Tn. N (Ny.T) mengatakan bisa melakukan gerakan senam kaki diabetes
O:
II Keluarga Tn.N ( Ny.T) tampak mampu memperagakan senam kaki diabetes
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1 Maret S:-
2018 O:-
A:-
I
P:-
1 Maret S:
2018 Keluarga Tn. N (Ny.T) mengatakan akan melakukan kontrol ulang dan akan
melakukan senam kaki diabetes di waktu senggang di rumah
O:
II
Keluarga Tn.N menerima anjuran yang diberikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I 2 Maret S:
2018 Keluarga Tn. N mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa karena telah melakukan
beberapa kali kunjungan kerumah dan memberikan informasi tentang diabetes kepada
keluarganya
O:
Keluarga Tn.N tampak ramah dan kooperatif saat dilakukan terminasi
Keluarga Tn.N dan mahasiswa saling bersalaman
A : Masalah teratasi
44
P : Intervensi dihentikan
2 Maret S:
2018 Keluarga Tn. N mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa karena telah melakukan
beberapa kali kunjungan kerumah dan memberikan informasi tentang diabetes kepada
keluarganya
O:
II
Keluarga Tn.N tampak ramah dan kooperatif saat dilakukan terminasi
Keluarga Tn.N dan mahasiswa saling bersalaman
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan