Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH CARA PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM KLINIK

MATA KULIAH: FISIKA KESEHATAN DAN BIOKIMIA

NAMA DOSEN : RATIH PARAMITHA S.Si M.Si

DISUSUN

DONA FRANSISKA Ad.Keb

NIM : 2015302039

PROGRAM SETUDI SERJANA TERAPAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA

TA 2020/2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL----------------------------------------------------------------------------------i

KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------------ii

DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------------------------iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang--------------------------------------------------------------------------------------2

B. Rumusan Masalah----------------------------------------------------------------------------------3

C. Tujuan Penulisan ----------------------------------------------------------------------------------3

D. Manfaat Penulisan---------------------------------------------------------------------------------- 4

BAB II PEMBAHASAN

DEFINISI LABORATORIUM----------------------------------------------------------------------6

LABORATORIUM KLINIK................................................................................................9

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT-------------------------------------------11

FUNGSI LABORATORIUM------------------------------------------------------------------------14

CARA PEMERIKSSAAN....................................................................................................15

A. DARAH..........................................................................................................................15

B. URIN-------------------------------------------------------------------------------------------------18

C. SECRET VAGINA--------------------------------------------------------------------------------22

D. SEREBRO SPINAL-------------------------------------------------------------------------------24

E. CAIRAN LIMFE-----------------------------------------------------------------------------------29

BAB III PENUTUP

A. Kesiimpulan ----------------------------------------------------------------------------------------31

B. Saran -------------------------------------------------------------------------------------------------31

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada

waktunya yang berjudul “MAKALAH ARA PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM

KLINIK ”

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Keselamatan

pasien. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan

hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun sangat kami harapkan.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam

penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai

semua usaha kita. Aamiin.

Medan, Oktober 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Pendidikan tenaga kesehatan sebagai bagaian integral dari pembangunan kesehatan secara

nasional merupakan salah satu elemen penting dalam mewujudkan indonesia sehat.

Pendidikan tenaga kesehatan bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional

dalam jumlah dan jenis sesuai denagan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk mencapai

indonesia sehat. Untuk mewujudkan indonesia sehat telah ditetapkan misi dab strategi yang

meliputi pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan yang dilandasi pandangan sehat,

profesional, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM), dan desentralisasi.

Keempat strategi tersebut sangat relevan dengan perkembangan yang terjadi di tanah air kita

dewasa ini. Kaitannya dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan mempunyai peranan

yang sangat strategi dalam menyiapkan/mendidik tenaga kesehatan yang bermutu. Sesuai

dengan tugas dan fungsinya, pendidikan tenaga kesehatan mempunyai misi antara lain

meningkatkan mutululusan Diknakes dalam melaksanakan pendidikan tenaga kesehatan.

Sesuai dengan dengan peraturan pemerintah (PP) 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi,

maka tujuan pendidikan yang dimaksud adalah menyiapkanpeserta didik atau memperkaya

khazanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian.

Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak terbatas dalam kelas

saja. Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini lebih ditekankan pada pengajaran

yang menerobos diluar kelas bahkan diluar institusi pendidikan seperti lingkungan kerja,

alam, atau kehidupan masyarakat.


Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada peserta didik

adalah pengikut sertakan siswa dalam praktek kerja lapangan (PKL). Hal ini dipilih karena

praktek kerja lapangan dianggap cara terbaik untuk menerapkan pengetahuan dan

ketrampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.

1.2         TUJUAN

Dalam kegiatan praktek kerja lapangan siswa diharapkan mengetahui tujuan maksud dari apa

yang telah dilakukan selama praktek kerja lapangan. Serta adapun tujuan adalah sebagai

berikut :

1.             Mengimbangkan, memperluas dan memantapkan sikap etis, profesionalisme siswa

sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja di dunia nyata.

2.             Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat melihat dan merasakan suasana

kerja yang sebenarnya.

3.             Siswa dapat menyesuaikan dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam bidang Analis

Kesehatan yang dipelajari dari pendidikan akademik di lingkungan kerja.

4.             Agar dapat menjadi tenaga kesehatan yang terampil dan bermutu dalam memenuhi

kebutuhan kesehatan bagi seluruh masyarakat khususnya dibidang Analis Kesehatan.

5.             Agar mampu memupuk rasa cinta akan profesi dan tanggung jawab sebagai ahli

madya Analis Kesehatan.

6.             Mengenal lebih banyak kegiatan-kegiatan penyelenggara program Kesehatan

masyarakat secara menyeluruh maupun sosial budaya.

7.             Melatih kreativitas siswa, kerja sama dengan tanggung jawab didalam bekerja.

1.3         MANFAAT

Adapun peranan manfaat dari Praktek Kerja Industri Lapangan adalah sebagai berikut :
1.             Mempelajari peranan, petugas dan tanggung jawab bekerja.

2.             Mempelajari teknik berkomunikasi dengan pasien secara langsung dalam

memberikan pelayanan informasi pemeriksaan.

3.             Mempelajari pengelolaan barang-barang di Laboratorium meliputi cara perencaan,

pengadaan, penyimpanan, distribusi dan pencatatanya.


BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1         DEFINISI LABORATORIUM

Status kesehatan yang optimal merupakan syarat untuk menjalankan tugas dalam

pembangunan. Menurut paradigma sehat, diharapkan orang tetap sehat dan lebih sehat,

sedangkan yang berpenyakit lekas dapat disembuhkan agar sehat. Untuk segera dapat

disembuhkan, perlu ditentukan penyakitnya dan pengobatan yangb tepat, serta prognosis atau

ramalan yaitu ringan, berat, atau fatal.

Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan

mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urin, darah, spuntum, dan

sebagainya untuk menetukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit

bersama dengan tes penunjang lainnya, anamnesis, dan pemeriksaan lainnya.

Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang, untuk tujuan tertentu misalnya unuk

mendeteksi penyekit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit, memantau

perkembangan pengobatan, dan lain-lain. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau

penyakityang banyak dijumpai dan potensial membahayakan. Pemeriksaan yang juga

merupakan proses general medical chek up (GMC) meliputi ; hematologi rutin, urine rutin,

feaces rutin, bilirubin total, bilirubin direx, GOT, GPT, fotafase alkali, gamma GT, protein

elektroforesis, glukosa puasa, urean, kreatinin, asam urat, cholestrol HDL, cholestrol LDL-

direk.

Tes atau periksaan dapat secara kimia klinik, hematologi, imunologi, serologi, mikrobiologi

klinik, dan parasitologi klinik. Metode pemeriksaan terus berkembang dari kualitatif, semi

kuantitatif, dan dilaksanakan dengan cara menual, semi otomatik, otomatik, sampai robotik.

Hal ini berarti peralatanpun berkembang dari yang sederhana sampai yang canggih dan mahal
hingga biaya tespun dapat meningkat. Oleh karena itu hasil suatu pemeriksaan laboratorium

sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit, sertamenentukan

pronogsa dari suatu penyakit atau keluhan pasien.

Menurut kep.menkes no.943/menkes/SK/VII/2002 yang dimaksud dengan laboratorium

kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian

terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk

menentukan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada

kesehatan perorangan dan masyarakat. Sebagai bagian yang integral dari pelayanan

kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan

serta pengambilan keputusan lainnya.

Oleh karena itu mutu pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu agar

dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat, teliti, benar, dapat dipercaya

dan memuaskan pengguna jasa.dalam penelaksaan penyakit secara umum kita mengenal

proses penanganan pasien yang diawali dengan ; anamnesapasien dan pemeriksaaan fisik.

Pada pengertian lain, laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan

percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan

biologi atau bidang ilmu lain.

Laboratorium Kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu :

-                 LABORATORIUM KLINIK

Sebagaimana penjelasan dari KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA TENTANG LABORATORIUM KESEHATAN SWASTA pasal 1

menjelaskan bahwa :
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan

pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik,

patologi anatomi, dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan

perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan

pemulihan kesehatan.

Laboratorium klinik dibagi menjadi 2, yaitu :

a.              UMUM

Sesuai yang tertera pada pasal 3. Laboratorium klinik umum melaksanakan pelayanan

pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, dan

imunologi klinik serta bidang lainnya.

Pada pasal 3 ayat (1). Laboratorium klinik umum dibagi menjadi 2, yaitu :

 i. LABORATORIUM KLINIK UMUM PRATAMA

Laboratorium klinik umum pratama melaksanakan pelayanan laboratorium klinik dengan

kemampuan pemeriksaan terbatas.

ii. LABORATORIUM KLINIK UMUM UTAMA

Laboratorium klinik umum utama melaksanakan pelayanan laboratorium klinik dengan

kemampuan pemeriksaan yang lebih luas.

b.             KHUSUS

Laboratorium klinik khusus melaksanakan pelayanan satu bidang pemeriksaan khusus

dengan kemampuan pemeriksaan tertentu.


Laboratorium klinik umum dibagi menjadi 3, yaitu :

                                  i.                   Laboratorium klinik khusus mikrobiologi

                                ii.                   Laboratorium klinik khusus parasitologi

                              iii.                   Laboratorium klinik khusus patologi anatomi

-                 LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT

Laboratorium kesehatan Masyarakat adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan

pelayanan pemeriksaan di bidang mikrobiolohi, fisika, kimia, atau bidang lain yang berkaitan

dengan kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan terutama untuk

menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Laboratorium kesehatan masyarakat dibagi menjadi 2, yaitu :

a.         PRATAMA

Laboratorium kesehatan masyarakat pratama melaksanakan pelayanan laboratorium

kesehatan masyarakat dengan kempuan pemeriksaan dasar.

b.        UTAMA

Laboratorium kesehatan masyarakat pratama melaksanakan pelayanan laboratorium

kesehatan masyarakat dengan kempuan pemeriksaan dasar.

2.1.1   VISI DAN MISI

VISI

1.             Meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan.

2.             Memenuhi tuntunan masyarakat.


3.             Memberikan kepuasan kepada pelanggan.

4.             Mengantisipasi era keterbukaan dan persaingan bebas.

MISI

1.             Pelayanan laboratorium kesehatan kepada masyarakat.

2.             Pembinaan faslitas pelayanan laboratorium kesehatan.

3.             Pengembangan upaya-upaya pelayanan laboratorium kesehatan.

2.1.2   TUJUAN

Sebagai penjabaran dari visi, maka tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya

pelayanan laboratorium kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pelayanan laboratorium

kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat dicapai melalu pembinaan ,

pengembnagan dan pelaksanaan serta pemantapan fungsi administrasi kesehatan yang

didukung oleh SIK (Sistem Informasi Kesehatan) serta hukum kesehatan. Pelayanan

laboratorium kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran, yaitu;

                  1.               Terpenuhinya akreditasi lembaga laboratorium kesehatan.

                  2.               Tercapainya sertifikasi personil UPTD LABKESDA.

                  3.               Terpenuhinya persyaratan sarana dan prasarana sesuai standar

pelayanan penunjang diagnostik lainnya.

2.1.3   FUNGSI LABORATORIUM

Laboratorium sebagai pelaksaan teknos kesehatan dan sebagai tujuan penelitian kesehatan

mempunyai Fungsi laboratorium, diantaranya ;


1.             Pelaksana kesehatan sesuai denga pembanagunan kesehatan.

2.             Pelaksana dan pembina hubungan kerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain

dan masyarakat.

Agar pembangunan bidang kesehatan ini dapat berhasil serta tugas dan fungsi kesehatan

dapat dilaksakan dengan baik, maka perlu peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan

peningkatan pemberdayaan sarana dan prasarana laboratorium bagi penunjangnya, yang

merupakan salah satu faktor prnrntuan keberhasilan dalam peningkatan mutu kesehatan dan

akan mempengaruhi pula efisieni dan efektivitas dalam pelaksanaannya.

2.2         PENGELOLAAN SUMBER DAYA DILABORATORIUM

Pengelolaan sumber daya manusia sangatlah penting untuk menjaga kelancaran kegiatan di

Laboratorium. Sebagaimana penjelasan yang tertera pada KEPUTUSAN MENTERI

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG LABORATORIUM KESEHATAN

SWASTA pasal 8 BAB III tentang PERSYARATAN.

Laboratorium kesehatan swasta harus mempunyai persyaratan minimal yang meliputi

bangunan, peralatan, ketenagaan dan kemampuan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan

klasifikasinya.

Ketentuan persyaratan minimal sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (1), yaitu :

Laboratorium kesehatan swasta harus mempunyai penanggung jawab teknis yang memenuhi

ketentuan sebagai berikut :

1.        LABORATORIUM KLINIK.

a.         UMUM

i.         Laboratorium klinik umum pratama

Minimal :
1.             Analis kesehatan :2

2.             Perawat :1

3.             Administrasi :1

                                          ii.         Laboratorium klinik umum utama

Minimal :

1.             Dokter/ :1

2.             Analis kesehatan :3

3.             Perawat :1

4.             Administrasi :2

b.         KHUSUS

i.         Laboratorium klinik khusus mikrobiologi

Minimal :

1.          Dokter :1

2.          Analis kesehatan :1

3.          Tenaga teknis :1

4.          Perawat :1

 ii.         Laboratorium klinik khusus parasitologi

Minimal :

1.          Dokter :1

2.          Tenaga teknis :1

3.          Analis kesehatan :1

4.          Perawat :1
iii.         Laboratorium klinik khusus patologi anatomi

Minimal :

1.          Teknisi patologi :1

2.          Administrasi :1

2.             LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT

a.             PRATAMA

Minimal :

1.          Analis kesehatan :2

b.             UTAMA

Minimal :

1.          Dokter :1

2.          Analis kesehatan :3

2.3         PELAYANAN PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM

Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan

untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan, serta

pemulihan ksehatan.

Penyelenggara sarana laboratorium kesehatan bisa dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah)

atau swasta, baik secara perseorangan atau berbadan hukum sesuai dengan persyaratan jenis

dan fungsi laboratorium yang diatur berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah,

dan secara lebih khusus terhadap penyelenggaraan pelayanan laboratorium kesehatan ini

pemerintah telah mengeluarkan aturan main dalam bentuk Kep.Menkes


No.04/Menkes/SK.I/2002 tentang laboratorium kesehatan swasta yang terdiri dari

laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan mesyarakat.

Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kondisi kesehatn individu, maka

kedepan nantinya mereka dapat menggunakan pelayanan laboratorium kesehatan tersebut

secara lebih efisisen dan efektif sehingga kebutuhan untuk mengetahui dan mendeteksi secara

dini dengan rujukan dari tenaga medis lainnya (terutama parameter pemeriksaan yang

berhubungan dengan upaya pencegahan penyakit dan penongkatan kesehatan.

Dengan demikian laboratorium kehilangan kemandirian motivasi dan menunjukkan

kesehatan, termasuk perbaikan mutu kesehatan yang merupakan salah satu tujuan kesehatan

nasional. Peran serta masyarakat, khususnya tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan

kesehatan selama ini sangat minim. Dengan demikian hasil laboratorium mempunyai beban

untuk mempertanggung jawabkan hasil penelitian kepada pasien, klien ataupun tenaga

kesehatan lainnya sebagai penentu tindakan selanjutnya.

Labratorium kesehatan yang bermutu menunjukkan pada derajat atau tingkat keunggulan

suatu kesehatan dalam memadukan berbagai input seperti bahan dan alat penelitian, sarana

kesehatan, suasana laboratorium yang kondusif, lingkungan yang nyaman dan dukungan

administrasi, sehingga terjadi interaksi pelayanan yang baik.

2.4         TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tujuan dilakukan pemeriksaan laboratorium adalah :

1.             Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes kepenyakit tertentu, misalnya

dengan urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif yang berarti ikterus, maka tes

selanjutnya adalah untuk melihat gangguan faal hati.

2.             Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis, misalnya anemia, malaria, TBC, DM.

3.             Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid, hepatitis B, HIV.
4.             Memasukkan/mengeluarkan dari diagnosis diferensial, misalnya pasien dengan

panas ; tifoid, malaria, dengue hemorrhagic (DHF).

5.             Menetukan beratnya penyakit, misalnya hepaitits, infeksi saluran kemih.

6.             Menentukan tahap penyakit, misalnya penyakit kronis ; TBC paru, sirosis hati.

7.             Menyaring penyakit dalam seleksi calon donor darah.

8.             Membantu menetukan rawat inap, misalnya observasi tifoid, observasi leukimia.

9.             Membantu dalam menentukan terapi atau pengolahan dan pengendalian penyakit,

misalnya leukimia, diabetes.

10.         Membeantu ketetapan terapi, misalnya tes kepekaan kuman.

11.         Memonitor terapi, misalnya HbA1c pada diabetes, widal pada tifoid.

12.         Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah ditemukan diagnosis.

13.         Membantu mengikiuti perjalanan penyakit, misalnya diabetes, hepatitis.

14.         Memprediksi atau menentukan ramalan (Prognosis) penyakit, misalnya dislipidemia

dengan penyakit jantung, kanker dengan kematian.

15.         Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap, misalnya bila hasil

pemeriksaan laboratorium kembali normal.

16.         Membantu dalam bidang kedokteran kahakiman, misalnya tes untuk membuktikan

perkosaan.

17.         Mengetahui status kesehatan umum.

2.5         PRODUK LABORATORIUM KESEHATAN

Labortorium kesehatan merupakan sarana pelayanan jasa yang menghasilkan produk berupa

sekumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan informasi bagi pihak tertentu dalam

upaya mendukung dan menegakkan diagnosis, evaluasi terhadap proses pengobatan,

informasi terhadap adanya suatu kasus dimasyarakat dan lain sebgainya. Sebagai sebuah
saran kesehatan yang menghasilkan data yang akan digunakan sebagai bahan pengambilan

keputusan dan tindakan bagi pengguna jasa tersebut maka kehandalan hasil pemeriksaan

sangat diutamakan.

Hasil pemeriksaan dikatakan handal jika hasil pemeriksaan tersebut memenuhi syarat

ketelitian, ketetapan hasil pemeriksaan, memiliki sensitifitas dan spesifisitas metode yang

tinggi.

Apabila hasil pemeriksaaan laboratorium yang dikeluarkan oleh laboratorium tersebut handal

menunjukkan laboratorium tersebut memiliki kualitas laboratorium kesehatan tersebut maka

tiga (3) faktor utama yang perlu diperhatikan, yaitu ; manajemen, sumber daya manusia, dan

sarana alat & reagensia.

2.6         EDUKASI TERHADAP PASIEN

Penyuluhan kesehatan masyarakat meliputi tiga jenis yaitu :

1.        Preventif : yaitu pencegahan beberapa penyakit

2.        Promotif : yaitu pengenalan terhadap macam-macam

penyakit.

3.        Kuratif : yaitu pengobatan

Penyuluhan biasanya dilakukan di sekolahan, maupun ditempat umum

2.7 CARA PEMERIKSSAAN

A. DARAH

Pemeriksaan Darah Lengkap Dapat Mendeteksi Penyakit

Pemeriksaan darah lengkap adalah tes darah yang dilakukan untuk mengetahui jumlah sel

darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam tubuh Anda. Jumlah sel darah dapat

menggambarkan kondisi kesehatan Anda sehingga bisa membantu dokter dalam menentukan

diagnosis dan pengobatan.


Masih banyak orang yang enggan disuntik untuk diambil darahnya. Padahal, pemeriksaan

darah sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang dan penyakit yang

sedang dideritanya. Bukan hanya itu, pemeriksaan darah juga dapat membantu dokter untuk

memberikan pengobatan yang sesuai.

Tujuan Dilakukannya Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah lengkap biasanya dilakukan bila dokter membutuhkan pemeriksaan lebih

lanjut setelah menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan melakukan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan ini juga sering dilakukan saat medical check-up.

Salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang secara

keseluruhan, sekaligus mendeteksi lebih awal penyakit yang mungkin terjadi.

Pemeriksaan darah lengkap juga bisa dilakukan untuk memantau kondisi Anda, jika Anda

sedang dalam pengobatan atau menderita penyakit yang bisa memengaruhi jumlah sel darah,

misalnya demam berdarah.

Prosedur Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah dilakukan dengan cara mengambil darah dari pembuluh darah vena yang

terletak dekat dengan permukaan kulit. Daerah yang paling sering dipilih adalah lipatan siku.

Pengerjaan tes ini cukup mudah dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh perawat atau petugas laboratorium

saat mengambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap:

1. Membersihkan area kulit di lokasi pengambilan darah, menggunakan larutan

antiseptik.
2. Mengikatkan tali elastis pada bagian atas lokasi pengambilan darah, agar aliran darah

terbendung di area tersebut.

3. Memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah vena dan menyedot darah sejumlah

yang dibutuhkan, lalu menampungnya di dalam tabung kecil.

4. Menutup luka bekas tusukan jarum dengan perban.

5. Menempelkan label berisi nama dan waktu pengambilan darah pada tabung

penampung darah, lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa.

Prosedur ini memang bisa terasa sedikit tidak nyaman, terutama ketika jarum menusuk kulit.

Setelahnya, mungkin akan muncul sedikit memar di lokasi pengambilan darah.

Penjelasan Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap

Dalam pemeriksaan darah lengkap, ada tiga jenis sel darah yang akan dihitung oleh petugas

laboratorium, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah

(trombosit).

Batas normal untuk kadar masing-masing sel darah ini tergantung pada usia dan jenis

kelamin. Jumlah sel darah yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menandakan adanya

gangguan atau kondisi medis tertentu. Berikut adalah rinciannya:

Sel darah merah (eritrosit)

Proporsi sel darah merah tergambar dalam dua komponen, yaitu kadar hemoglobin dan

hematokrit. Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen, sedangkan hematokrit

menggambarkan perbandingan sel darah merah terhadap total darah Anda. Kadar hemoglobin

rendah dan hematokrit di bawah normal menandakan anemia yang bisa disebabkan oleh

berbagai macam penyakit.


Sel darah putih (leukosit)

Sel darah putih adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan

infeksi. Kadar leukosit yang tinggi disebut leukositosis, sedangkan kadar yang rendah disebut

leukopenia. Kadar sel darah putih yang tidak normal ini bisa menandakan adanya berbagai

macam penyakit, seperti infeksi, stres, atau penyakit autoimun.

Trombosit

Trombosit berperan dalam menghentikan perdarahan dan menyembuhkan luka. Kadar

trombosit yang tidak normal, baik itu terlalu tinggi maupun terlalu rendah, menggambarkan

adanya gangguan pada proses pembekuan darah.

Pemeriksaan darah lengkap dapat membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit yang Anda

derita. Namun, bukan berarti pemeriksaan ini perlu dilakukan setiap kali Anda sakit.

Adakalanya, dokter sudah bisa mendiagnosis penyakit Anda hanya dengan menanyakan

keluhan dan melakukan pemeriksaan fisik.

Bila dokter meminta Anda untuk menjalani pemeriksaan darah lengkap, sebaiknya tanyakan

dengan jelas kepada dokter mengenai persiapan apa saja yang perlu Anda lakukan sebelum

pengambilan darah.

Pemeriksaan darah lengkap memang umumnya tidak memerlukan persiapan apa pun,

termasuk puasa. Namun, pemeriksaan ini kadang dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan

darah lainnya yang memerlukan persiapan khusus.

B. URIN

Persiapan Sebelum Pemeriksaan Protein Urine


Sebelum melakukan pemeriksaan protein urine, dokter biasanya akan menanyakan apakah

Anda sedang menjalani mengonsumsi obat-obatan tertentu, baik obat bebas maupun obat

resep.

Obat-obatan tertentu dapat memengaruhi kadar protein dalam urine, sehingga Anda mungkin

diminta untuk menghentikan konsumsi obat untuk sementara waktu. Obat-obatan yang dapat

memengaruhi hasil pemeriksaan protein urine antara lain:

• Antibiotik

• Antijamur

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

• Obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis, seperti penicillamine (Cuprimine)

• Litium atau obat untuk gangguan bipolar

• Heroin

Saat hendak menjalani pemeriksaan protein urine, Anda juga mungkin disarankan oleh dokter

untuk banyak minum air dan menghindari olahraga atau aktivitas fisik berat selama beberapa

waktu.

Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan Protein Urine

Pemeriksaan protein urine terdiri dari dua jenis, yaitu pemeriksaan urine sewaktu dan

pemeriksaan urine 24 jam. Pemeriksaan urine 24 jam ini dilakukan pada sampel urine yang

terkumpul dalam waktu 24 jam terakhir. Prosedur pengambilan sampel bisa dilakukan di

laboratorium maupun di rumah.


Dalam pemeriksaan urine acak, kadar normal protein dalam urine berkisar antara 0-20

mg/dL. Sementara untuk pemeriksaan protein urine 24 jam, nilai normalnya adalah kurang

dari 80 mg/dL. Meski demikian, standar nilai normal protein urine bisa berbeda-beda

tergantung laboratorium tempat Anda menjalani pemeriksaan.

Langkah-langkah pengambilan sampel dilakukan dengan cara berikut:

• Cuci tangan Anda sampai bersih.

• Bersihkan organ kelamin dengan tisu pembersih yang diberikan dokter. Bagi pria,

bersihkan bagian lubang saluran kemih di ujung penis. Sementara bagi wanita, usapkan tisu

pembersih dari arah vagina menuju anus.

• Saat buang air kecil, buanglah urine di wadah steril khusus yang sudah disediakan.

Usahakan agar tidak menyentuh bagian dalam wadah sampel karena dapat menyebabkan

kontaminasi.

Tes urine acak bisa dilakukan setiap saat. Namun, jika dilakukan di rumah, lakukanlah

pengambilan dan penyimpanan sampel sesuai arahan dokter atau petugas laboratorium.

Saat sampel urine telah terkumpul, biasanya petugas laboratorium akan menuliskan nama

Anda beserta tanggal dan wakti pengambilan sampel urine. Anda kemudian bisa diminta

untuk mencocokkan nama agar tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan urine.

Bila sampel urine dikumpulkan di rumah dan tidak memungkinkan untuk segera dibawa ke

laboratorium, simpanlah wadah sampel di kulkas atau wadah tertutup berisi es. Dalam 24 jam

setelah pengambilan sampel, sampel urine harus dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

Hasil Pemeriksaan Protein Urine


Setelah sampel dikumpulkan, dokter atau petugas laboratorium akan melakukan analisis

untuk menilai kadar protein urine. Pemeriksaan protein urine bisa dilakukan dengan metode

tes celup atau dip stick dan metode kuantitatif menggunakan mesin khusus.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar protein urine Anda tinggi, hal ini bisa

mengindikasikan adanya gangguan kesehatan, seperti:

• Gangguan ginjal, meliputi infeksi ginjal atau infeksi saluran kemih, gagal ginjal akut

maupun kronis, sindrom nefrotik, dan glomerulonefritis.

• Gangguan jantung, meliputi gagal jantung, endokarditis, dan penyakit jantung.

• Diabetes.

• Tekanan darah tinggi atau hipertensi.

• Penyakit limfoma Hodgkin.

• Gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus.

• Preekampsia.

• Malaria.

Akan tetapi, kadar protein yang tinggi tidak selalu mengindikasikan penyakit. Terkadang,

terdapatnya protein pada urine bisa juga disebabkan oleh dehidrasi, efek samping obat-obatan

atau suplemen, olahraga berat, gangguan emosional, hipotermia, dan demam.

Selain itu, hasil tes urine juga dapat dipengaruhi beberapa hal, mulai dari kebersihan wadah

yang digunakan, cara penyimpanan sampel, dan waktu dilakukannya pemeriksaan urine

(melebihi 24 jam setelah sampel dikumpulkan atau tidak).


Setelah pemeriksaan protein urine selesai, biasanya Anda akan diberikan laporan hasilnya.

Hasil pemeriksaan tersebut perlu Anda ambil dan bawa kembali ke dokter. Jika hasilnya

menunjukkan adanya gangguan pada ginjal, maka dokter dapat memberikan penanganan

lanjutan untuk mengobati penyakit tersebut.

Pemeriksaan Sekret Vagina

Health

Prinsip : dengan pewarnaan gram, kuman neisseria gonorrhea akan menyerap cat carbol

fuchsin sehingga kuman akan bewarna merah

Tujuan : mencari kuman Neisseria gonorrhea dalam secret genital

Persiapan pasien :

• Pasien dalam pengobatan, obat perlu dihentikan sehari sebelum pengambilan specimen

• Sebaiknya pengambilan specimen pada pagi hari sebelum buang air kecil

• Pada wanita gonorrhea kronis, specimen sebaiknya diambil sebelum atau sesudah haid

Pengambilan specimen, pembuatan dan pengiriman sediaan :

C. SECRET VAGINA

A. Pengambilan specimen

• Alat (loop/lidi kapas steril, kaca objek yang kering, bersih, lampu spiritus, kursi

obstetric, speculum vagina steril, sarung tangan, pinsil kaca, larutan salin steril

Cara pengambilan
Pasien laki-laki :

• Bersihkan lubang kemaluan dengan lidi kapas steril yang sudah dibasahi nacl

• Dengan tekanan ringan pada alat kemaluan diurut dari bagian pangkal ke arah ujung

(belakang ke depan)

• Secret yang di dapat dioleskan pada kaca objek, kemudian diratakan sampai tipis

Pasien wanita :

• Pasien terbaring terlentang kedua lutut ditekuk pada kursi obstetric (posisi litotomi)

• Masukan speculum steril dengan hati-hati dan speculum dibuka

• Masukan ujung kapas lidi dan oleskan pada daerah endoservik. Gerakan lidi melingkar

ke kanan diamkan beberapa saat untuk penyerapan

• Secret yang didapat dioleskan pada kaca objek yang telah di beri nomor untuk dibuat

sediaan

B. Pembuatan sediaan

Alat (forcep, rak pewarna, rak pengering)

Reagen (lar carbol gentian violet, lugol/iodin, larutan carbol fuchsin)

Cara :

• Pasca pengolesan di objek glas biarkan di udara beberapa saaat mongering, fiksasi

dengan melakukan diatas nyala api lampu spiritus

• Tuangi larutan carbol gentian violet selama 2-3 menit

• Cuci dengan air kran atau air mengalir


• Tuangi dengan alcohol 95% selama 20-30 detik cuci kembali

• Tuangi carbol fuchsin selama 1-2 menit kembali

• Keringkan

C. Pengiriman sediaan

Bila perlu uji silang (cross cek) dila fasilitas lab kurang sediaan erlu di kirim ke lab

Cara pengiriman :

• Setelah sediaan difiksasi bungkus dengan kertas tik tipis di bagi 2 menurut pjnya, tiap

potong untuk 15-20 sediaan

• Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut lebarnya dan ikta 2 kali

• Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut panjangnya dan ikat satu

kali

• Bungkus kagi dengan kertas karton bergelombang menurut panjangnya dan ikat dua

kali

• Bungkus lagi dengan kertas sampul dan ikat 3 kali

D. SEREBRO SPINAL

Pemeriksaan sampel cairan serebrospinal

Pemeriksaan sampel cairan otak dan saraf tulang belakang (cairan serebrospinal) melalui

lumbal pungsi bermanfaat untuk mendeteksi kelainan pada sistem saraf, seperti infeksi,

perdarahan, atau kanker. Beberapa penyakit yang dapat membutuhkan lumbal pungsi untuk

mendiagnosisnya adalah:
• Meningitis

• Radang otak

• Tumor pada otak dan sumsum tulang belakang

• Pendarahan subarachnoid

• Sindrom Reye

• Myelitis

• Neurosifilis

• Sindrom Guillain-Barre

• Multiple sclerosis

Peringatan Sebelum Melakukan Lumbal Pungsi (LP)

Sebelum lumbal punggsi dilakukan, pasien perlu menginformasikan kepada dokter bila

sedang atau pernah mengalami gangguan pembekuan darah. Hal ini agar dokter dapat

mengantisipasi komplikasi yang mungkin terjadi.

Karena obat bius akan diberikan sebelum dilakukan lumbal pungsi, pasien juga perlu

memberi tahu dokter jika memiliki alergi terhadap obat bius tertentu, untuk mencegah reaksi

alergi obat.

Pasien perlu menginformasikan kepada dokter jika sedang menggunakan obat pengencer

darah, seperti aspirin atau warfarin. Obat pengencer darah dapat menyebabkan perdarahan

saat prosedur lumbal pungsi dilakukan. Oleh karena itu, dokter biasanya akan meminta pasien

untuk menghentikan konsumsi obat tersebut sejak beberapa hari sebelumnya.

Persiapan Sebelum Lumbal Pungsi (LP)


Saat awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan melakukan

pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti tes

darah, CT scan, atau MRI, jika diperlukan.

Pasien disarankan untuk meningkatkan asupan cairan dengan memperbanyak minum air

putih, sejak 2 hari sebelum prosedur lumbal pungsi dilakukan. Pasien juga perlu puasa selama

3 jam sebelum prosedur, namun tetap diizinkan untuk minum air putih.

Untuk alasan keamanan dan kenyamanan, pasien sebaiknya didampingi oleh keluarga atau

kerabat karena tidak diperbolehkan membawa kendaraan selama 24 jam setelah prosedur.

Pasien juga tidak disarankan menggunakan transportasi umum seorang diri.

Pasien sebaiknya tiba di rumah sakit 1 jam sebelum prosedur dilakukan untuk mempersipkan

diri. Pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan pakaian rumah sakit yang sudah

disediakan. Oleh karena itu, pasien sebaiknya memakai pakaian dan alas kaki yang mudah

dilepas pasang.

Pasien juga akan diminta untuk melepas semua perhiasan yang digunakan, termasuk anting.

Agar lebih mudah, sebaiknya pasien tidak mengenakan aksesoris atau perhiasan apa pun dari

rumah.

Prosedur dan Tindakan Lumbal Pungsi (LP)

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam prosedur dan tindakan lumbal

pungsi:

Pengaturan posisi pasien saat prosedur lumbal pungsi

Pasien diminta untuk naik ke meja pemeriksaan dan berbaring menyamping, dagu didekatkan

ke dada, dan lutut didekatkan ke perut.


Pasien juga bisa duduk dengan tubuh bersandar ke depan atau memeluk bantal. Posisi-posisi

tersebut membuat ruang di antara tulang belakang lebih luas.

Proses pembiusan pada punggung bawah

Sebelum menyuntikkan obat bius, punggung bawah pasien akan dibersihkan dengan cairan

antiseptik dan dilapisi dengan kain steril.

Kemudian dokter akan menyuntikkan obat bius lokal ke punggung bagian bawah untuk

membuat mati rasa di bagian tubuh yang akan dimasukan jarum. Suntikan obat bius akan

terasa perih, namun dapat meredakan rasa sakit selama prosedur LP dilakukan.

Tindakan lumbal pungsi

Dokter saraf akan menusukkan jarum ke celah tulang belakang di bagian punggung bawah.

Selama proses jarum masuk, pasien tidak diperkenankan bergerak. Setelah jarum masuk

sampai batas yang diinginkan, pasien akan diminta untuk mengubah posisi sehingga cairan

otak dan saraf tulang belakang dapat keluar.

Tindakan selanjutnya tergantung pada tujuan dilakukannya LP. Dokter dapat mengukur

tekanan di di dalam rongga tulang belakang, mengambil sampel cairan, atau menyuntikkan

obat. Kemudian jarum akan dicabut dan lubang suntikan akan ditutup dengan perban.

Prosedur ini biasanya berlangsung selama 30-45 menit. Walaupun tidak merasa nyeri saat

tindakan LP, pasien tetap dapat merasa tidak nyaman dan tertekan di bagian punggung

selama proses penusukan jarum.

Hasil pemeriksaan lumbal pungsi biasanya sudah bisa diketahui 48 jam setelah prosedur

dilakukan.

Pemulihan Setelah Lumbal Pungsi (LP)


Setelah prosedur selesai, pasien akan diminta untuk berbaring setidaknya selama 1 jam di

bawah pengawasan dokter. Pasien boleh bergerak selama kepala tidak terangkat dari kasur.

Biasanya pasien harus menggunakan pispot jika ingin buang air kecil.

Perban yang digunakan untuk menutupi lubang suntikan tidak boleh dibuka selama 24 jam

setelah prosedur. Pasien akan diperbolehkan pulang pada hari yang sama setelah kondisi

tubuh membaik atau dapat dirawat jika terdapat kondisi penyakit yang tidak memungkinkan

untuk pulang ke rumah, misalnya dicurigai menderita radang otak.

Pasien diminta untuk menghindari aktivitas berat selama 24 jam setelah lumbal pungsi

dilakukan. Pasien dapat langsung kembali bekerja jika pekerjaan tersebut tidak

mengharuskannya bergerak terlalu banyak.

Pasien harus minum lebih banyak air putih untuk mengurangi risiko timbulnya sakit kepala.

Untuk membantu meredakan sakit kepala, pasien disarankan untuk minum minuman yang

mengandung kafein, seperti teh, kopi, atau soda.

Pasien juga dapat mengonsumsi obat pereda nyeri yang mengandung paracetamol untuk

mengurangi rasa sakit di kepala dan punggung. Obat tersebut harus digunakan sesuai dengan

aturan pakai.

Komplikasi dan Efek Samping Lumbal Pungsi (LP)

Secara umum, lumbal pungsi aman untuk dilakukan. Namun, prosedur ini juga dapat

menimbulkan komplikasi yang meliputi:

• Sakit kepala

• Rasa tidak nyaman atau sakit di punggung

• Perdarahan di tempat suntikan


• Infeksi pada kulit

• Sulit buang air kecil

• Mati rasa atau kesemutan pada tungkai

Efek samping yang berbahaya dan fatal, seperti pecahnya pembuluh darah dan bergesernya

batang otak, juga bisa terjadi. Akan tetapi, komplikasi tersebut sangat jarang terjadi

E. CAIRAN LIMFE

Sistem limfatik, seperti yang kita kenal, pertama kali digambarkan tanpa bantuan oleh Olaus

Rudbeck dan Thomas Bartholin. Suatu struktur dalam vertebrata yang terdiri dari pembuluh

getah bening, kelenjar getah bening, dan organ untuk mengangkut cairan getah bening; sistem

limfatik adalah seperangkat sambungan jaringan dan organSistem limfatik terkait erat dengan

darah dan sistem sirkulasi, adalah sistem drainase yang luas yang membawa air dan protein

dari berbagai jaringan ke aliran darah. Ini mencakup jaringan saluran, yang digambarkan

sebagai pembuluh getah bening atau limfatik, Ini adalah jaringan saluran yang membawa

cairan jernih yang disebut getah bening. Struktur juga terdiri dari semua komposisi yang

untuk pertukaran dan penciptaan limfosit, yang mencakup limpa, timus, sumsum tulang dan

jaringan limfoid yang berhubungan dengan sistem pencernaan.

Sistem limfatik merupakan sebagian besar dari pembuluh getah bening, kelenjar getah bening

dan kelenjar getah. Pembuluh getah bening, yang berbeda dari pembuluh darah, cairan yang

disebut getah bening beruang seluruh sistem tubuh. Getah terdiri dari sel-sel darah putih yang

melindungi Anda dari kuman. Semua melalui pembuluh kelenjar getah bening. Seiring

dengan limpa, kelenjar getah bening ini adalah lokasi di mana sel-sel darah putih

pertempuran penyakit. Anda sumsum tulang dan timus membawa menjadi ada sel-sel di

kelenjar getah.
Fungsinya:

1. 1. Mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisiil, termasuk protein plasma ke

darah, sehingga membantu mempertahankan keseimbanngan cairan (fluid balance).

2. 2. Mempertahankan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limfosit (Anonim,

2009)

3. 3. Menyerap lemak dari intestinum dan membawanya ke darah.

4. 4. Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah infeksi atau

kerusakan jaringan

5. 5. Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara menyaring melalui

nodus-nodus limfe sebelm mengmbalikanya ke sirkulasi


BAB III

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Balai laboratorium kesehtan jawa tengah, pada ruangan patologi klinik meliputi

pemeriksaan hematologi, kimia klinik, dan serologi, pada ruangan pelayanan pemeriksaan

kimia meliputi; kimia darah, kimia air, dan toksikologi, serta pelayanan mikrobiologi khusus

untuk pemeriksaan TBC sudah dilengkapi ruangan khusus berstandar internasional.

Semua alat dimasing-masing ruangan menggunakan alat yang otomatis, semiotomatis, dan

manual.

Pemeriksaan yang masih menggunakan alat yang manual misalnya pada pemeriksaan laju

endap darah (LED), dan pada pemeriksaan urinalisis, yaitu pemeriksaan sedimen, sedangkan

pemeriksaan yang lainnya menggunakan alat otomatis dan semiotomatis.

4.2   SARAN

Laboratorium perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada

kosumen dalam hal ini adalah masyarakat yang akan menggunakan jasa laboratorium,

sehingga masyarakat merasakan kepuasan dan loyal terhadap kualitas yang ditawarkan, hal

ini juga bertujuan agar terselenggaranya pelayanan laboratorium kesehatan secara berhasil

guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya.
DAFTAR PUSTAKA

· http://analisbanjarmasin.blogspot.com/2010/08/peran-labkes-dalam-upaya-

peningkatan.html

· http://ekawhiniethepooh.blogspot.com/2010/12/jenis-laboratorium.html

· http://biomedika.setiabudi.ac.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=170:pengaruh-kualitas-pelayanan-terhadap-tingkat-

kepuasan-pasien-di-laboratorium-rumah-sakit-medik-dasar-hidayah-

sukoharjo&catid=73:nomor-02-september-2010

·http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/perencanaan-sdm-laboratorium-kesehatan.html

·http://reg2tingkat2.blogspot.com/2011/12/proposal-laboratorium-klinik.html

Anda mungkin juga menyukai