Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

DOSEN PEMBIMBING : ASRIKASARI HARAHAP S.Tr .Keb M.Kes

DISUSUN :

MARVINA L GINTING

NIM : 2015302154

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
T/A 2020-2021
2.2  KOSEP MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN TALI PUSAT MENUMBUNG
a.      Subjektif
         Biodata
Nama        : Untuk mengetahui identitas diri ( ibu dan suami )
Umur        : Untuk mengetahui kematangan organ reproduksi
Usia ideal untuk hamil : 20 – 35 tahun
a.       Jika < 20 tahun, potensial terjadi abortus karena organ reproduksi belum matang
b.      Jika > 35 tahun, potensial terjadi :
    Tekanan darah tinggi
    KPD, ketuban pecah sebelum persalinan dimulai
    Persalinan tidak lancar / macet
    Perdarahan setelah bayi lahir
Agama       :Untuk mengetahui kepercayaan ibu pada saat memberikan asuhan / bimbingan doa pada saat ibu
menghadapi persalinan.
Pendidikan :Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu pada saat memberikan asuhan.
Pekerjaan   :Untuk mengetahui kegiatan / aktivitas ibu selama hamil, Untuk mengetahui apakah pekerjaan
ibu berat sehingga mengganggu kesehatan ibu sendiri dan janin.
Penghasilan:Untuk mengetahui keadaan ekonomi ibu dan suami
Alamat       :Untuk mengetahui alamat ibu, sewaktu - waktu ada masalah bisa langsung menghubungi
keluarga di rumah.
         Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan oleh klien sehingga menyebabkan
timbulnya gangguan pada dirinya. Pasien dengan tali pusat menumbung mempunyai keluhan
utama yaitu mules mules seperti akan melahirkan dengan ketuban sudah pecah.
         Riwayat Kesehatan yang Lalu dan Sekarang.
Meliputi riwayat penyakit yang pernah dialami oleh klien, penyakit yang sedang diderita dan
menadapat pengobatan yang sedang atau pernah dilakukan penting dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan penyakit yang menyertai dan mempengaruhi proses persalinan.
         Riwayat  Kesehatan Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular yang dapat mempengaruhi
kondisi ibu atau penyakit menurun yang merupakan faktor predisposisi penyakit persalinan
adalah dari keluarga ibu atau suami memiliki saudara kembar. Faktor yang mempengaruhi
kehamilan kembar salah satunya adalah herediter
         Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali menikah, lama menikah, dan umur pertama kali menikah.
a.       Berapa kali menikah : mengetahui kemungkinan ibu terkena PMS
b.      Lama menikah                       : ibu dalam primitua primer / sekunder
c.       Umur pertama menikah         :untuk mengetahui usia pertama mulai bereproduksi melakukan
hubungan seksual
         Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
a.       Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan dengan tindakan,
jenis kelamin, plasenta, riwayat perdarahan yang lalu, keadaan masa nifas yang lalu, menyusui
bayinya atau tidak, imunisasi bayinya, BB bayinya waktu lahir.
b.      Masalah-masalah lain yang ditemui
c.       Untuk mengetahui adakah penyulit selama kehamilan yang lalu :
  Riwayat Obstetri Jelek
  Kehamilan kedua yang kemungkinan terjadi saat persalinan sekarang :
–        Lahir belum cukup bulan
–      Lahir mati
–      Lahir hidup lalu mati > 7 hari
  Kehamilan kedua / lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan
  Persalinan yang lalu dengan tindakan
  Tindakan dengan tarikan tang / cunam / forcep / vakum
  Uri manual
  Ibu diberi infuse / transfuse pada persalinan yang lalu
  Pada ibu bekas SC indikasi yang lalu dapat :
–      Tetap ada panggul sempit, maka persalinan yang sekarang harus ditolong dengan SC lagi. Tidak
tetap ada, misalnya perdarahan sebelum anak lahir. Namun persalinan ini perlu dipercepat dan
dibantu dengan tindakan antara lain : cunam atau tang atau SC lagi.
         Riwayat Kehamilan Sekarang
a)      HPHT : ..........           TP : ...........      UK : .............
b)      ANC :
TM I  :Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal satu kali pada     triwulan pertama yaitu 0 –
12 minggu
TM II             :Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal satu kali pada         triwulan kedua
yaitu 13 – 28 minggu
TM III  :Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal dua kali padatriwulan ketiga yaitu : 29 – 42
minggu
c)      Ibu mengatakan hamil dan keluar cairan banyak / sedikit dari alat kelamin, jernih / keruh, sejak
tanggal ............ jam ...........
d)     Gerak Janin : Pada primigravida gerak janin bisa dirasakan dengan UK 18–20 minggu
sedangkan multigravida gerak janin bisa dirasakan dengan UK 16 minggu. Pada janin dengan tali
pusat menumbung gerakan janinnya berkurang/menurun.
e)      Imunisasi TT :
TT1 : pada ANC I
TT2 : 4 minggu setelah TT1
TT3 : 6 bulan setelah TT2
TT4 : 1 th setelah TT3
TT5 : 1 th setelah TT4
f)       Masalah atau tanda bahaya seperti perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa,
gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah / tangan, nyeri abdomen dan janin tidak
bergerak. Pada kasus polihydramnion dijumpai keluhan seperti sesak nafas, nyeri abdomen, nyeri
pada ulu hati dan abdomen semakin membesar tidak sesuai dengan usia kehamilan.
g)      Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
h)      Penggunaan obat-obatan termasuk jamu-jamuan
i)        Kekhawatiran lain yang dirasakan.
j)        Pelayanan yang sudah didapat dari tenaga kesehatan tentang kehamilan
Pola Kebiasaan Sehari-hari
Jawaban pertanyaan tentang nutrisi dan istirahat dimaksudkan untuk mengetahui keadaan tentang
penderita untuk melahirkan, klien yang tidak dapat tidur (istirahat) dan tidak dapat makan akan
kekurangan tenaga saat bersalin
a)      Pola Nutrisi
Frekuensi makan dan minum yang terakhir dilakukan oleh klien sebelum melakukan persalinan.
b)      Pola eliminasi
BAB dan BAK yang terakhir dilakukan oleh klien sebelum melakukan persalinan.
c)      Pola istirahat
Istirahat yang dijalani pasien sebelum persalinan juga mempengaruhi pada proses persalinan.
d)     Pola kebersihan
Frekuensi mandi, gosok gigi dan ganti pakaian serta celana dalam yang terakhir dilakukan oleh
klien sebelum melakukan persalinan.
         Data psikososial
a)      Psikologis
Kelahiran anak direncanakan / diharapkan. Tanggapan suami, orang tua, keluarga lain terhadap
kelahiran anak
b)      Sosial Ekonomi
Untuk persiapan pengambilan keputusan apabila kegawatdaruratan terjadi. Seperti merujuk.
c)      Hubungan suami, istri, orang tua dan keluarga lain apakah baik atau tidak, orang yang
berpengaruh dalam keluarga
         Data sosial budaya
Tradisi / kebiasaan berobat / pertolongan persalinan dimana.
         Data Spiritual
Bagaimana pelaksanaan ibadah dari agama dan keyakinan yang dianut?

b.      Objektif
Keadaan umum    : Baik
Kesadaran             : Composmentis
TD                         : 60-90x/menit (Manuaba, 1998)
anan darah       : dalam batas normal (90/60 – 130/90 mmHg), apabila mengalami                            tekanan
darah tinggi terjadi kenaikan sistolik >30 mmHg dan diastolic 15mmHg dilihat dari tekanan
darah sebelum hamil.
nafasan             : 18-24x/menit (Manuaba, 1998)
u                      : 36,5 o -37,5o C

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1.      Muka         : oedem/tidak, pucat/tidak
2.      Mata          : Sclera putih/kuning. Konjungtiva merah muda/pucat.
3.      Mulut        :bibir lembab/tidak. Pucat/tidak.
4.      Dada         : terlihat retraksi dada/tidak.
5.      Payudara   : bersih/tidak, putting menonjol/tidak.
Palpasi
1.      Leher        : teraba pembesaran kelenjar thyroid/tidak, teraba pembendungan vena
jugularis/tidak.
2.      Payudara  : teraba benjolan abnormal/tidak, kolostrum sudah keluar apa belum, teraba
pembengkakan abnormal/tidak.
3.      Abdomen :
-          Leopold I      : untuk mengetahui bagian janin yang berada pada fundus. Pada letak bujur, teraba
kurang bulat dan kurang melenting (kesan bokong) teraba pada fundus, dan pada bagian bawah
teraba keras, bulat dan melenting (kesan kepala). Pada letak lintang, di fundus tidak teraba
apapun.
-          Leopold II     : pada letak bujur, teraba keras seperti papan (kesan punggung) dan bagian kecil
pada kanan atau kiri. Pada letak lintang, dibagian kanan dan kiri ibu teraba kurang bulat dan
kurang melenting (kesan bokong) dan teraba bulat, keras dan melenting (kesan kepala).
-          Leopold III   : teraba bagian melenting, keras dan bulat (kesan kepala) pada bagian bawah atau
jika letak lintang teraba pada kanan/kiri ibu.
-          Leopold IV   : Convergent/Divergent/sejajar.
Auskultasi
Terdengar DJJ atau tidak. DJJ janin normalnya 120-160x/menit, regular/ireguler
Pemeriksaan Dalam
VT tanggal.....jam......WIB, oleh......
         V/V   : darah lendir
         Ø                   : 10 cm
         Eff                 : 100 %
         Ketuban        : (-)
         Bagian terdahulu, kepala
         Teraba bagian terkecil dan bagian berdenyut dari janin di sekitar bagian terdahulu.
         Bagian terendah, pada letak bujur teraba uuk pada jam 12.
         Hodge           : III

c.       Analisa
Dx         : G.. P…, Ab…. Minggu, Tunggal, Hidup, Letak kepala/ lintang., Intrauterine, Inpartu Kala I
fase….., KU ibu dan janin…….,  dengan tali pusat menumbung
Ds         :
1.      Apa ibu sudah merasakan perutnya terasa semakin mulas dan ada perasaan seperti ingin BAB?
2.      Apa ibu merasakan sudah ada perasaan ingin meneran?

Do         :
1.      Ada tanda-tanda (keluar darah bercampur lendir semakin banyak, perineum menonjol, vulva
membuka, anus membuka
2.      Ada his 3-5x dalam 10 menit lamanya >40 detik
3.      Pemeriksaan dalam
         V/V   : darah lendir
         Ø                   : 10 cm
         Eff                 : 100 %
         Ketuban         : (-)
         Bagian terdahulu, kepala
         Teraba bagian terkecil dan bagian berdenyut dari janin di sekitar bagian terdahulu.
         Bagian terendah, pada letak bujur teraba uuk pada jam 12.
         Hodge           : III
 4. DJJ    :  (+) 100 x/mnt
 5. Punctum anak         : 2 jari diatas pusat perut ibu bagian kanan
Diagnosa Potensial      :
Jika tidak segera ditangani akan terjadi potensial gawat janin.

Penatalaksanaan
Mandiri
      Jika tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup :
1.             Menjelaskan pada ibu kemungkinan akan terjadi penyulit dalam persalinan dikarenakan adanya
tali pusat menumbung sehingga harus dilakukan sectio caesarea atau reposisi tali pusat.
Rasional :penjelasan adanya penyulit pada ibu akan membuat ibu dan keluarga cepat dalam
mengambil keputusan dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan diberikan.
2.             Memposisikan ibu untuk menungging atau posisi tredelenbrug untuk mengurangi tekanan pada
tali pusat.

Gambar : posisi tredelenburg.

Gambar  : posisi menungging (knee chest)


Rasional: posisi tredelenbrug akan melancarkan peredaran darah ibu dan mengurangi tekanan
tali pusat.
3.             Mendorong bagian terendah janin kearah kranial untuk mengurangi tekanan pada tali pusat.
Rasional: tekanan tali pusat menyebabkan gawat janin.
4.             Memantau terus denyut jantung dan pulsai tali pusat.
Rasional: DJJ masih berdenyut apa tidak
5.             Obseravasi keadaan janin dan ibu, meliputi :
a.       DJJ (Denyut Jantung Janin)
b.      Pembukaan serviks
c.       Penurunan kepala
d.      Frekuensi his setiap 10 menit
e.       Lamanya kontraksi
f.       Kekuatan his
g.      Nadi ibu
h.      Tekanan darah
i.        Suhu
j.        Pernapasan
k.      Diagnosis tahapan persalinan melalui pemeriksaan dalam segera.

      Jika tali pusat tak berdenyut berarti janin telah meninggal. Keadaan ini sudah tidak
merupakan tindakan darurat lagi dan lahirkan bayi sealamiah mungkin tanpa mencederai ibu.
Pergunakan waktu untuk memberikan konseling pada ibu dan keluarganya tentang apa yang
terjadi dan tindakan apa yang akan dilakukan. Diharapkan persalinan dapat berlangsung spontan
pervaginam.
Kolaborasi
Jika ibu pada persalinan kala I, ada dua pilihan yaitu reposisi tali pusat atau seksio sesarea.
a.       Dengan sarung tangan desinfektan tingkat tinggi (dtt) masukkan tangan dalam vagina dan
bagian terendah janin segera didorong keatas sehingga tahanan pada tali pusat dapat dikurangi.
Rasional: tahanan tali pusat dapat menyebabkan gawat janin
b.      Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubis dan evaluasi keberhasilan reposisi.
Rasional: keberhasilan reposisi tali pusat  akan membuat ibu bersalin secara pervaginam bukan
SC
c.       Jika bagian terbawah janin telah terpegang dengan kuat diatas rongga panggul, keluarkan tangan
dari vagina. Letakkan tangan tetap diatas abdomen sampai dilakukan seksio sesarea.
Rasional: melalukan observasi his sampai dilakukan SC
d.      Jika reposisi tidak berhasil dorong bagian terdepan ke atas agar tali pusat tidak tertekan dan
letakkan ibu dalam posisi tredelenburg atau exaggerated sims position dengan menaruh bantal di
bawah perut / pinggul dan segera bawa ke rumah sakit untuk di section sesarea dengan tangan
tetap dipertahankan didalam vagina sampai bayi lahir.
Rasional: posisi tersebut untuk mengurangi tekanan pada tali pusat yang dapat menyebabkabkan
gawat janin.
e.       Jika tersedia, berikan tokolitik seperti terbutalin atau salbutamol 0,5 mg IV secara perlahan
untuk mengurangi kontraksi rahim.
Rasional: terapi tokolitik untuk mengurangi kontraksi rahim.
f.       Segera lakukan seksio sesarea.
Rasional : jika kondisi ibu dalam kondisi penyuli SC dilakukan untuk mengurangi resiko gawat
janin.

Jika ibu pada persalinan kala II :


a.         Pada presentasi kepala lakukan segera persalinan dengan ekstrasi vakum atau ekstrasi cunam /
forcefs dengan episiotomi.
b.        Jika presentasi bokong / sungsang lakukan ekstrasi bokong atau kaki dan gunakan forcefs piper
atau panjang untuk melahirkan kepala yang menyusul.
c.         Jika letak lintang, siapkan segera seksio sesarea.
d.        Siapkan segera resusitasi neonatus.
6.                  Menjelaskan pada keluarga untuk memberi dukungan psikologi.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan ibu dalam menghadapi SC

Rujukan
B           :  memastikan pasien didampingi oleh tenaga kesehatan, dalam hal ini petugas kesehatan ialah
bidan. Bidan bersedia mendampingi pasien menuju tempat rujukan.
A           :bidan membawa perlengkapan yang dibutuhkan, seperti tensimeter, termometer, stetoskop,
funandoskop, oksigen, cairan RL 500 ml 20 tpm.
K           :beritahu keluarga tentang kondisi terakhir klien dan alasan mengapa klien dirujuk.
S            :beri surat ke tempat rujukan yang berisi indentifikasi klien, alasan rujukan, uraian hasil rujukan,
asuhan atau terapi apa yang telah diberikan kepada klien.
O           :membawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalan merujuk seperti tokolitik
(salbutamol 0,5 mg)
K           :siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan klien dalam kondsi yang nyaman dan
dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat.
U           :ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup (karena kemungkinan akan
dilakukan SC) untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
Selama di perjalanan petugas kesehatan harus senantisa mengobservasi tanda-tanda vital ibu dan
denyut jantung janin. Tangan kanan petugas kesehatan tetap berada pada jalan lahir untuk
menahan kepala agar tidak menekan tali pusat

 Daftar Pustaka

Manuaba,dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta:EGC


Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Taber,Ben-zion.1994.Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi.Jakarta:EGC
Yulianti,Devi.2005.Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai