DISUSUN :
NIM : 2015302106
Kita sebagai orang tua mendambakan mempunyai anak yang sehat, baik sehat secara jasmani
maupun sehat secara rohani. Selain sehat jasmani dan rohani, diharapkan anak kita pun bisa
hidup sukses dan mampu bersaing ditengah persaingan global di masa mendatang serta
bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama.
Memang tidak ada anak yang sempurna, namun kita bisa mengupayakannya.
Salah satu upaya untuk mendapatkan anak yang seperti diinginkan tersebut adalah dengan
melakukan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak atau yang dikenal
dengan nama Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Sitimulasi ini dapat dilakukan oleh ibu, ayah,
pengganti orang tua (pengasuh), anggota keluarga lain, atau jika si anak telah masuk PAUD
maka menjadi tanggung jawab lembaga untuk membantu pendeteksiannya.
Intervensi adalah suatu tindakan tertentu pada anak yang mempunyai perkembangan dan
kemampuan menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan
perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik si anak dari waktu ke waktu. Dilihat dari
tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala.
Seperti halnya telah di jelaskan diatas bahwa tugas kita sebagi suatu lembaga untuk
membantu orang tua mendeteksi dan intervensi terhadap tumbuh kembang anak, khususnya
anak didik kita. Sebenarnya ini sudah menjadi kewajiban kita memanatu perkembangan anak
secara berkala, dan memasukkannya kedalam program sekolah.
Tidak semua umur anak bisa dilakukan pendeteksian. Anak bisa dideteksi ketika menginjak
umur 0 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, 15 bulan, 18 bulan, 21 bulan, 24 bulan,
30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan, dan 72 bulan. Usia ini
adalah standar usia yang telah ditetapkan.
Jika umur si anak belum menginjak usia standar pemeriksaan maka jangan dilakukan
pendeteksian, namun tunggu si anak mencapai usia yang ditentukan. Misal jika si anak lahir
tanggal 12 Agustus 2009, maka waktu yang tepat untuk pendeteksiannya adalah :
Hitung umur si anak saat ini, dalam contoh anak lahir tanggal 12 Agustus 2009 maka
saat ini (12 Juni 2013) usia si anak adalah 46 bulan. Dalam standar usia pendeteksian,
46 bulan tidak termasuk standar usia pendeteksian, sedangkan menurut standar usia
adalah 48 bulan. Maka si anak baru bisa di deteksi 2 bulan kedepan atau 60 hari
kedepan yaitu pada tanggal 11 atau 12 Agustus 2013.
Satu bulan dihitung 30 hari.
Toleransi kelebihan usia anak pada saat pendeteksian dari usia standar adalah 29 hari
kedepan.
Cara menghitung umurnya baca di sini.
Jenis kegiatan deteksi atau disebut juga skrining, dalam SDIDTK adalah sebagai berikut :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan cara mengukur Berat Badan (BB), Tinggi
Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK).
Untuk lebih jelasnya hubungan antara umur anak dan jenis skrining/pendeteksian dini dari
penyimpangan tumbuh kembang dapat dilihat pada gambar berikut :
LEAFLET