Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TEHNIK PENGUMPULAN DATA FOKUS MELLUI PEMERIKSAN BAYI

BARU LAHIR

DOEN PEMBIMBING : YETTY DYNARIA SIREGAR SST M.KM

DISUSUN :

SUSANTI

NIM : 2015302237

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
T/A 2020-2021
TEHNIK PENGUMPULAN DATA FOKUS MELLUI PEMERIKSAAN BAYI BARU
LAHIR
a. Standar I : Pengkajian
Waktu pengkajian (tanggal dan jam)

1) Data Subyektif
Identitas bayi berisi nama bayi untuk menghindari kekeliruan,
tanggal lahir untuk mengetahui usia neonatus, jenis kelamin untuk
mengetahui jenis kelamin, umur untuk mengetahui usia bayi, alamat untuk
memudahkan kunjungan rumah.

Identitas Orang tua berisi nama ibu dan ayah untuk memudahkan
memanggil dan menghindari kekeliruan, umur untuk mengetahui apakah
ibu termasuk beresiko tinggi atau tidak, agama untuk mengetahui
kepercayaan yang dianut, pendidikan untuk memudahkan dalam
memberikan KIE, pekerjaan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi,
alamat untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah.

Riwayat kehamilan dan persalinan meliputi riwayat prenatal dan


riwayat natal. Riwayat prenatal meliputi pengkajian anak keberapa,
riwayat kehamilan yang mempengaruhi BBL adalah kehamilan yang tidak
disertai komplikasi seperti diabetes mellitus (DM), hepatitis, jantung,
asma, hipertensi, TBC, frekuensi ANC dan dimana, keluhan-keluhan
selama hamil, HPHT dan kebiasaan-kebiasaan ibu selama hamil.

Riwayat natal meliputi usia kehamilan, waktu persalinan, jenis


persalinan, lama kala I, kala II, BB bayi, PB bayi, denyut nadi, respirasi,
suhu, bagaimana ketuban, ditolong oleh siapa, komplikasi persalinan, dan
nilai APGAR BBL.

Kebutuhan dasar meliputi pengkajian pola nutrisi, pola eliminasi


dan pola aktivitas. Setelah bayi lahir segera susukan pada ibuya, apakah
ASI sudah keluar, kebutuhan hari pertama 60 cc/kgBB selanjutnya
ditambah 30 cc/kgBB untuk hari berikutnya.
Proses pengeluaran defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama, Feses
pertama berwarna hijau kehitaman, lengket serta mengandung empedu,
asam lemak, lendir, dan sel epitel (Myles, 2009) dan urine bersifat encer,
berwarna kuning, dan tidak berbau. Pola aktivitas bayibiasanaya menangis,
memutar kepala dan mencari puting susu (Fraser, 2009).

2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan umum
Kesadaran untuk mengetahui apakah bayi letargis atau tidak dengan
cara melihat respon bayi ketika diberi rangsangan. Suhumenurut Walsh
(2008), Bayi baru lahir suhu aksila normal adalah 36,50 C sampai 37,50 C.
Suhu kulit abdomen adalah 360C sampai 36,50 C. Pernapasan : Bayi
normal memiliki frekuensi pernapasan 30-60 kali per menit, pernapasan
diafragma, dada dan perut naik dan turun secara bersamaan (Mayles,
2009). Denyut jantung:Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 120-160
kali/ menit (Mayles, 2009).
b) Pemeriksaan antopometri

Berat badan normal 2500 – 4000 gram (Depkes RI, 2007). Panjang
badan yang kurang dari 2500 gram mengindikasikan bayi menderita Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang harus ditangani dengan perawatan
khusus. Apabila berat lebih dari 4000 gram mengindikasikan bayi
makrosomia karena beberapa faktor ibu yaitu ibu dengan DM,
multiparitas, faktor keturunan. Pengukuran berat badan bayi dilakukan
dengan kondisi bayi tanpa pakaian.

Panjang badan : normal 48 – 51 cm Bayi dengan panjang badan yang


kurang bisa disebabkan karena BBLR, IUGR, dll. Lingkar kepala normal
32 – 38 cm pada rata-rata bayi cukup bulan. Lingkar dada pada puting susu
rentang normalnya adalah 30 - 38 cm. LILA normal 10 – 11 cm. Untuk
LILA pada BBL belum mencerminkan keadaan tumbuh kembang bayi
(Depkes RI, 2007).

c) Pemeriksaan fisik

Pada bagian kepla raba sepanjang garis sutura dan fontanel.


Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Periksa adanya trauma kelahiran
misalnya: caput suksedaneum,cephal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perihatikan adanya kelainan
congenital seperti: anensefali,mikrosefali,kraniotabes dan sebagainya.

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris


hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah
yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan
juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresin fasialis.

Sklera normalnya berwarna putih, konjungtiva normalnya berwarna


merah muda, periksa tanda - tanda infeksi, yakni jika mata terdapat pus.
Periksa pula apakah mata bayi juling ataukah tidak.

Telinga periksa kesimetrisan letak telinga dan lihat adakah


pengeluaran cairan dari telinga. Telinga letak rendah dapat
mengindikasikan sindrom kongenital, sering kali disertai defek ginjal
(Myles, 2009)

Hidung normalnya bersih tidak ada secret. Jika ada secret lakukan
suction atau menghisap lendir. Bibir dan langitan, periksa adanya
sumbing, refleks hisap dinilai dengan mengamatibayi pada saat menyusu.
Leher periksa adakah pembengkakan kelenjar dan pembesaran vena
jugularis (Myles, 2009).

Periksa kesimetrisan bentuk dada untuk mengetahui adanya kelainan


kongenital atau tidak. Letak puting yang berjauhan terlihat pada sindrom
turner. Periksa puting apakah menonjol atau tidak. Periksa pernapasan
bayi, normalnya tidak ada tarikan dinding dada saat bernapas.

Periksa bentuk perut, bentuk perut biasanya. Bentuk dapat


berhubungan dengan hernia diafragmatik. Jumlah pembuluh darah
umbilikus (normalnya 2 arteri 1 vena). Jika hanya satu arteri biasanya
berhubungan dengan malformasi ginjal (Sinclair, 2009).

Periksa adakah pembengkakan atau cekungan punggung bayi. Periksa


juga bentuk punggung bayi untuk mengetahui kelainan bawaan bayi.
Genetalia pada bayi laki-laki pemeriksaan terhadap testis apakah
berada dalam skrotum, penis berlubang pada ujung, atau pada bayi
perempuan vaigina berlubang, apakah labia mayora labia mayora
menutupi labia minora.

Periksa apakah anus berlubang atau tidak. Jangan lakukan colok


dubur karena dapat menyakiti bayi. Mekonium harus sudah keluar sekitar
24 jam setelah lahir, apabila tidak keluar maka harus waspada terhadap
atresia ani, selain itu urin juga harus keluar dalam 24 jam, bila tidak maka
harus diwaspadai terjadinya obstruksi saluran kemih.

Periksa jumlah jari, lengkap atau tidak. Periksa kesimetrisan tangan


dan kaki, adakah cacat bawaan atau tidak. Bayi normalnya bergerak aktif
(Myles, 2009).

Lihat adakah verniks, lihat pula warna kulit, periksa pembengkakan


atau bercak – bercak hitam, tanda – tanda lahir. Warna kulit BBL normal
adalah kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.

a) Pemeriksaan Reflek Neurologis


Refleks menurut Sondakh (2013), yaitu : Morro adalah Reflek terkejut,
apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan tangan
maka akan menimbulkan gerak terkejut; Grasping yaitu apabila telapak
tangan disentuh dengan jarimakan bayi akan berusaha untuk
menggenggam jari; Rooting yaitu apabila pipi bayi disentuh oleh jari
maka akan menoleh dan mencari sentuhan tersebut; Sucking yaitu apabila
bayi diberi putting maka bayi akan berusaha menghisap; Tonic neck yaitu
apabila bayi diangkat dari tempat tidur maka akan berusaha mengangkat
kepalanya; Babynski Reflek yaitu Gores telapak kaki bayi dimulai dari
bawah kemudian ke atas sepanjang tepitelapak kaki bayi. Respon: Jari –
jari kaki akan mengembang dan ibu jari kaki dalam posisi dorsofleksi.
b. Standar II: Perumusan Diagnosa
Merumuskan diagnosa dan atau masalah dari pengkajian yang sudah
dilakukan. Bayi baru lahir normal bila lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan yaitu :
Bayi Ny. X usia 0 hari lahir normal cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Kebutuhan seperti membersihkan jalan napas, memotong dan merawat
tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi dan pencegahan infeksi
(Bobak, 2010; Manuaba, 2012; Walsh, 2008; Prawirohardjo, 2014; Marmi,
2011).
c. Standar III Perencanaan
Rencana asuhan pada bayi baru lahir, antara lain:
1) Observasi keadaan umum dan tanda – tanda vital bayi untuk mengetahui
kondisi kesehatan bayi.
2) Beri bayi kehangatan dengan membungkus/menyelimuti tubuh bayi
dengan selimut/kain untuk mencegah bayi dari hipotermi.
3) Anjurkan Ibu untuk mengganti popok atau baju bayi bila basah untuk
mencegah terjadinya hipotermi dan ruam popok.
4) Ajarkan Ibu untuk mengganti pembungkus tali pusat setiap kali
basah/kotor untuk menghindarkan bayi dari infeksi tali pusat.
d. Standar IV : Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada bayi baru lahir di antaranya:

a) Mengobservasi keadaan umum dan tanda – tanda vital bayi.


b) Memberi bayi kehangatan dengan membungkus menyelimuti tubuh bayi
dengan selimut/kain untuk mencegah bayi dari hipotermi.
c) Menjurkan Ibu untuk mengganti popok atau baju bayi bila basah untuk
mencegah terjadinya hipotermi dan ruam popok.
d) Mengajarkan Ibu untuk mengganti pembungkus tali pusat setiap kali
basah/kotor untuk menghindarkan bayi dari infeksi tali pusat.
e. Standar V: Evaluasi
a) Keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital telah diobservasi.
b) Bayi telah terbungkus dengan kain bersih dan kering.
c) Popok bayi diganti setiap kali basah.
d) Ibu mengerti dan akan mengganti pembungkus tali pusat bayinya setiap
kali basah/kotor dengan kassa steril kering.

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan


Pencatatatan dilakukan segera setelah melakukan pelaksanaan. Catatan
dibuat pada formulir yang tersedia (rekammedis/KMS/ status pasien) dan
ditulis dalam bentuk SOAP.
LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai