Anda di halaman 1dari 171

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

DOSEN PEMBIMBING : ASRIKASARI HARAHAP S.Tr .Keb M.Kes

DISUSUN :

EFIDAATI PAKPAHAN

NIM : 2015302074

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
T/A 2020-2021
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGI
TERHADAP Ny. A DENGAN ABORTUS INSIPIENS
DI RUANG VK RS DENKESYAH 02.04.03
BANDAR LAMPUNG

Tanggal : 12 Desember 2008


Jam : 05.00 WIB
Tempat Praktek : Ruang VK RS Denkesyah 02.04.03

I.       PENGKAJIAN
A. Data Subjektif

1. Identitas

Nam : Ny. Nam : Tn.


a ibu A a A
suam
i
Umu : 22 Umu : 22
r tahu r tahu
n n
Suku : Jaw Suku : Jaw
/bang a /bang a
sa sa
Aga : Isla Aga : Isla
ma m ma m
Pend : SM Pend : SM
idika A idika A
n n
Peke : Wir Peke : Wir
rjaan asw rjaan asw
asta asta
Alam : Ka Alam : Ka
at mpu at mpu
ng ng
saw saw
ah ah

2.      Anamnemis
Pada tanggal : 12 Desember 2008 Pukul : 05.00 WIB
Oleh : Siti Friska Miranti

a.       Keluhan Utama : 05 datang dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak tanggal 12 Desember 2008,
pukul : 02.00 WIB, dengan frekuensi 2 x ganti pembalut dalam waktu 3 jam.

b.      Riwayat Kehamilan Sekarang :


1)      Riwayat Mentruasi
a)    HPHT : 8 September 2008 (pasti)
b)   Lamanya : 7 hari, banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut, siklus : 28 hari
c)    Teratur, konsistensi : Cair
d)   Taksiran Partus : 15 Juni 2009
2)      Tanda-tanda kehamilan : Amenoria : PP Test (+)
3)      Pergerakan janin dirasakan pertama kali : Belum terasa
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : -
4)      Keluhan umum yang dirasakan : Nyeri bagian perut bagian bawah, mual dan muntah,
perdarahan pervaginam
5)      Pola makan : Ibu mengatakan makan 2 x sehari dengan porsi sedang, nafsu makan :
kurang, ibu juga mengatakan sering mual dan muntah
6)      Pola eliminasi : Ibu mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 5x sehari serta tidak terdapat
keluhan.
7)      Pola aktifitas sehari-hari :
a)    Istirahat dan tidur : ibu mengatakan tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1-2 jam
b)   Seksualitas : ibu mengatakan masih sering melakukan hubungan seksual dengan
suaminya.
c)    Pekerjaan : ibu mengatakan telah mengurangi kegiatannya sehari-hari.
8)      Imunisasi : ibu mengatakan belum pernah melakukan imunisasi
Ibu juga mengatakan hanya mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh bidan.
9)      Kontrasepsi yang pernah digunakan : ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi.

c.       Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :


Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya.

d.      Riwayat kesehatan :


1)      Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit turunan, menular dan penyakit berat
lainnya, seperti : DM, hipertensi, asma dan jantung
2)      Perilaku kesehatan :
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi minum-minuman keras, tidak merokok
dan mengkonsumsi obat-obatan.
Ibu juga mengatakan mengganti dalam setiap habis BAK dan saat mandi + 3-4 kali
sehari.

e.       Riwayat sosial :


Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan, jenis kelamin yang diharapkan adalah laki-
laki, status perkawinan ibu syah, susunan keluarga yang tinggal serumah yaitu : suami
dan istri, pemegang keputusan dalam keluarga adalah suami, ibu mengatakan tidak ada
kepercayaan yang berhubungan dengan kahamilan, persalinan dan nifas.

f.       Riwayat kesehatan keluarga :


Ibu mengatakan semua anggota kelurganya tidak ada yang menderita penyakit berat
atau kronis serta penyakit menular, dalam keluarga tidak ada riwayat kehamilan kembar.

B.     Data Obyektif


1.      Pemeriksaan Umum :
a.       Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Apatis
b.      Postur Tubuh : Lordosis Emosional : Cemas
c.       Sikap Tubuh : Tegak
d.      Ekspresi Wajah : Lesu, Pucat
e.       Tanda – tanda vital :
TD : 120/80 mmHg, Pernapasan : 24 x/menit, Suhu : 36,50 C, Nadi : 80 x/menit.
f.       TB : 158 cm, BB sekarang : 54 kg, BB sebelum hamil : 51 kg, LLA : 25 cm

2.      Pemeriksaan Fisik Obstetri :


      Kepala / Rambut : Kulit kepala bersih, tidak ada kotoran seperi ketombe dan peradangan pada kulit
kepala serta rambut tidak mudah rontok dan tidak bercabang.
      Wajah : Tidak terdapat plek-plek diwajah dan tidak terdapat oedem
      Mata : Mata ibu terlihat simetris, pada konjungtiva an anemis, pada sclera an ikterik,
pada kelopak mata tidak ada oedema dan fungsi penglihatan baik.
      Telinga dan hidung : Bentuk telinga ibu simetris, keadaan daun telinga bersih, pada lubang telinga
tidak ada serumen, dan fungsi pendengaran baik.
Bentuk hidung ibu simetris, pada lubang hidung dibatasi oleh
septum nasal, tidak ada peradangan dan cairan yang keluar dri lubang hidung
      Mulut dan Gigi : Bentuk mulut simetris, pada gigi tidak ada caries dan lubang serta tidak ada
peradangan gusi, pada lidah berwarna merah muda dan tidak kotor
6)            Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid,
pembengkakan vena yugolaris dan tidak terdapat kaku kuduk
            Dada
a)      Jantung : Bunyi jantung terdengar teratur dan normal
b)      Paru – paru : Pada saat ekspirasi tidak terdengar wheezing dan pada saat inspirasi tidar
terdengar ronchi
c)      Payudara : Simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol, tidak ada benjolan dan
colostrum belum keluar
8)            Abdomen : Hasil pemeriksaan Leopold teraba ballottement, TFU 2 jari diatas sympisis
pubis, DJJ belum terdengar
nggung dan Pinggang : Posisi pinggang normal dan tidak ada nyeri ketuk pada pinggang
10)  Anogenital :
Inspeksi : Pada anogenital tidak terdapat oedem dan varices, terdapat perdarahan
pervaginam
Pemeiksaan dalam : Pembukaan 1 cm
11) Ekstremitas atas dan bawah
Tidak terdapat oedem, simetris kanan dan kiri, refleks patella
(+)

3.      Pemeriksaan Penunjang


HB : 10,6 gr%
USG : (+) sisa hasil konsepsi masih ada di dalam uterus

II.    ANALISA MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : Ibu G1P0A0 hamil 13 minggu 4 hari dengan abortus
insipiens
Dasar :
        Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan belum pernah keguguran
        HPHT : 8 September 2008
        TP : 15 Juni 2008
        Teraba ballottement, DJJ belum terdengar
        Pembukaan : 1 cm
        USG (+) : Sisa hasil konsepsi masih ada di dalam uterus

Masalah : Perdarahan pervaginam


Kebutuhan :
1.      Pemasangan infuse
R/     Agar ibu tidak kekurangan cairan dan meghindari terjadinya kejang
2.      Perbaikan kondisi ibu yang cemas
R/     Agar ibu tidak merasa cemas dengan kondisinya saat ini
3.      Persiapan pengeluaran sisa hasil konsepsi
R/     Agar sisa hasil konsepsi yang masih terdapat dalam uterus dikeluarkan
4.      Jaga Personal hygiene ibu
R/     Agar kebersihan ibu tetap terjaga.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL / DIAGNOSA LAIN


Syok Hipovolemik

IV. IDENTIFIKASI KOLABORASI DAN TINDAKAN SEGERA


Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Kandungan (SpOG) dan pemasangan infuse Ringer
Laktat

V.    PERENCANAAN
Tanggal : 12 Desember 2008
Pukul : 05.30 WIB

1. Observasi keadaan umum ibu

R/     Agar perkembangan kesehatan ibu selalu terpantau.

2. Pasang infuse dengan cairan Ringer Lakat

R/     Agar ibu tidak kekurangan cairan.

3. Anjurkan ibu unuk bedrest total

R/     Agar ibu tidak mudah lelah dan menjaga kestabilan keadaan fisik ibu.

4. Persiapkan peralatan curet

R/     Agar saaat akan dilakukan tindakan curetase, alat-alat sudah tersedia.

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 12 Desember 2008
Pukul : 06.00 WIB
1.      Mengobservasi keadaan ibu yaitu TD, Nadi, Pernafasan, suhu dan perdarahan
2.      Memasang infuse
3.      Menganjurkan ibu untuk bedrest total
4.      Mempersiapkan peralatan curetase, yaitu :
        Spekulum 1 pasang
        Tenakulum 1 buah
        Tampontang 1 buah
        Sonde uterus 1 buah
        Sendok curet 2 buah
        Abortus tang 1 buah
        Busi 4 buah
        Handscoon steril 1 pasang
        Kassa seril
        Kom berisi betadine
VII.    EVALUASI
Tanggal : 12 Desember 2008
Pukul : 06.30 WIB
1.      Keadaan umum ibu baik, TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, R : 24
x/menit, S : 36,5 0C, Perdarahan : 2x ganti pembalut dalam waktu 8 jam
2.      Infus dengan cairan Ringer laktat sudah terpasang
3.      Ibu mau untuk bedrest total
4.      Peralatan curet telah disiapkan
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE – 2

Tanggal : 13 Desember 2008


Pukul : 08.00 WIB

S : Data Subjektif
Ibu mengatakan lemas dan sedikit pusing pasca tindakan curet

O : Data Objektif
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
TTV : TD : 120/80 mmHg, S : 36,5 0C, N : 80 x/menit, R : 24 x/menit
Pemeriksaan fisik : Conjungtiva an anemis, pengeluaran darah pervaginam ± 50 cc
dilihat dari banyaknya pemakaian pembalut

A : Analisa Data
Diagnosa : Ibu P0A1, post curet
Dasar :
        Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan keguguran yang pertama
        HPHT : 8 september 2008
        Usia kehamilan 13 minggu 4 hari
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
P : Perencanaan
Tanggal : 13 Desember 2008
Pukul : 08.15 WIB
1.      Jelaskan hasil pemeriksaan ibu saat ini
R/     Agar ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan mengetahui
kondisinya saat ini.
2.      Observasi pengeluaran pervaginam
R/     Untuk mengetahui banyaknya darah yang keluar dan mengantisipasi terjadinya syok.
3.      Beri ibu obat – obatan pasca curet
R/     Agar dapat mempercepat pemulihan keadaan ibu pasca curet.

P : Pelaksanaan
Tanggal : 13 Desember 2008
Pukul : 08.30 WIB
1.      Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, keadaan ibu baik, TD : 110/70 mmHg, N :
80 x/menit, S : 36,5 0C, R : 24 x/menit
2.      Mengobservasi pengeluaran pervaginam : banyaknya perdarahan ± 50 cc, dilihat dari
jumlah pembalut yang digunakan
3.      Memberi ibu obat – obatan : antibiotic ( Lincomex 3 x 1 ), Nonflamin 3 x 1, Metilat 3 x
1

P : Penilaian
Tanggal : 13 Desember 2008
Pukul : 08.45 WIB
1.      Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan keadaannya saat ini
2.      Pengeluaran pervaginam ± 50 cc
3.      Ibu sudah diberikan obat – obatan yaitu antibiotic ( Lincomex 3x1 ), Nonflamin 3x1,
Metilat 3x1
4.      Ibu sudah boleh pulang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI ABORTUS

“Aborsi” adalahistilahbiasa yang


digunakanuntukmenunjukkanpenghentiankehamilan. “ Abort ” berarti “ mengakhiri ”
dan aborsi berguna untuk mengakhiri kehamilan .Aborsi mungkin direncanakan dan
terjadi secara spontan .Ketika kehamilan tidak mampu diteruskan ,hasilnya adalah
aborsi spontan ,juga dinamakan keguguran .Keguguran dapat ditandai oleh terjadinya
pendarahan dari vagina dan mungkin membutuhkan pertolongan secara medis.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup luar
kandungan. Batasan abortus adalah umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat
janin kurang dari 500 gram ( Greenhill, 1965). Sedang menurut WHO /FIGO (1998)
adalah jika kehamilan kurang dari 22 minggu, bila berat janin tidak diketahui.Di
Indonesia umumnya batasan untuk abortus adalah sesuai dengan definisi Greenhill yaitu
jika umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500
gram.Abortus spontan dibagi menjadi abortus awal dan abortus yang terlambat. Abortus
awal terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Abortus yang terlambat
terjadi pada usia kehamilan 12 sampai 20 minggu (Gilbert dan Harmon,2003).
Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh
tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid.Kecurigaan tersebut
diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan
dengan tes kehamilan secara biologis (Galli Mainini) atau imunologik (Pregnosticon,
Gravindex).
Sebagai kemungkinan diagnosis yang lain harus dipikirkan kehamilan ektopik
terganggu, mola hidatidosa, atau kehamilan dengan kelainan pada serviks.
Kehamilan ektopik terganggu dengan hematokel retrouterina kadang sulit
dibedakan dengan abortus dimana uterus posisi retroversi.Pada keduanya ditemukan
amenorea disertai perdarahan pervaginam, rasa nyeri di perut bagian bawah, dan tumor
dibelakang uterus.Tetapi keluhan nyeri biasanya lebih hebat pada kehamilan
ektopik.Apabila gejala-gejala menunjukan kehamilan ektopik terganggu, dapat
dilakukan kuldosintesis untuk memastikan diagnosanya.Pada molahidatidosa uterus
biasanya lebih besar daripada lamanya amenorea dan muntah lebih sering.Apabila ada
kecurigaan terhadap molahidatidosa, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Karsinoma serviks uteri, polypus serviks dan sebagainya dapat menyertai
kehamilan.Perdarahan dari kelainan ini dapat menyerupai abortus.Pemeriksaan dengan
spekulum, pemeriksaan sitologik dan biopsi dapat menentukan diagnosis dengan pasti.

Abortus dibagi menjadi beberapa jenis, menurut kejadiannya abortus dibagi atas
abortus spontan yang memang terjadi secara alamiah dan abortus provokatus yang
kejadiannya dibagi atas abortus spontan yang memang terjadi secara alamiah dan
abortus provokatus yang kejadiannya dipicu hal-hal tertentu. Menurut aspek klinis
abortus dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu abortus imminens, abortus insipiens,
abortus kompletus, abortus inkompletus, missed abortion dan abortus habitualis.
Masing-masing abortus memiliki tanda dan karakteristik sendiri.

Macam-macam Abortus adalah:


1. Abortus spontan
Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai
viabilitas(usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi
a.         Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa dilatasi
serviks.Pada kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
b.    Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang
menjadiabortus inkomplit atau abortus komplit).
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat, tetapi hasil konsepsi
masih dalam uterus. Kondisi ini menunjukan proses abortus sedang berlangsung dan
akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.
c.     Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
d.   Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus komplit adalah pengeluaran seluruh hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu.
e.              Abortus yang disengaja
abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu
tindakan. Abortus provokatus dibagi menjadi 2 yaitu :
a.        Abortus provokatus terapeutik / artificialis
Merupakan terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum janin mampu hidup
(viabel).
Beberapa indikasi untuk abortus terapeutik diantaranya adalah penyakit jantung
persisten dengan riwayat dekompensasi kordis dan penyakit vaskuler hipertensi tahap
lanjut. Yang lain adalah karsinoma serviks invasif. American College Obstetricians and
Gynecologists (1987) menetapkan petunjuk untuk abortus terapeutik :
       Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa ibu atau mengganggu
kesehatan secara serius. Dalam menentukan apakah memang terdapat resiko kesehatan
perlu dipertimbangkan faktor lingkungan pasien.
       Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam hal ini pada evaluasi
wanita yang bersangkutan perluditerapkan kriteria medis yang sama.
       Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinan besar menyebabkan lahirnya bayi
dengan retardasi mental atau deformitas fisik yang berat.
b.        Abortus provokatus kriminalis
Abortus provokatus kriminalis adalah interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup
atas permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan karena alasan penyakit janin
atau gangguan kesehatan ibu.Sebagian besar abortus yang dilakukan saat ini termasuk
dalam katagori ini.
f.               Abortus tidak aman
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman/ dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis
minimal/keduanya.
g.              Abortus septic
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan
abortus septik adalah abortus infeksiosa berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke
dalam peredaran darah atau peritoneum.

2.2. PENGERTIAN ABORTUS KOMPLITUS  


Abortus komplitus merupakan abortus spontan yang tidak dapat dihindari.
Abortus kompletus ( keguguran lengkap ) adalah abortus yang hasil konsepsi (desidua
dan fetus) keluar seluruhnya sebelum usia kehamilan 20 minggu.Ciri terjadinya abortus
kompitus adalah: perdarahanpervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah
menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus, uterus telah mengecil.
Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.

 Untuk memastikan rahim sudah bersih atau belum bisa dilakukan dengan
pemeriksaan USG oleh dokter Spesialis Obstetri  dan Ginekologi. Tidak memerlukan
penanganan khusus apabila rahim sudah bersih.Hanya saja pendarahan yang banyak
bisa menimbulkan anemia atau kehilangnan haemoglobin dalam jumlah besar sehingga
diperlukan tranfusi darah.Kalau hanya menderita anemia ringan saja, perlu diberikan
tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung banyak protein,
vitamin dan mineral.
Penanganan spesifik Abortus Komplit:

 Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3×1 tablet/hari untuk 3-5
hari.
 Apabila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari
selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi. Untuk
anemia berat berikan transfuse darah.
 Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotika, atau apabila
khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik profilaksis.
         Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein,vitamin dan mineral.
         Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah 
         Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
         Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
         Kirimkan hasil konsepsi untuk pemeriksaan patologi (adanya hasil
konsepsi,membuktikan bahwa bukan mola, kehamilan ektopik, dan sebagainya)
         Kuretase tidak diperlukan
         Erogonovin atau metilergonovin maleat diberikan tiga kali sehari dengan dosis 0,2 mg
per oral selama tiga hari, dapat membangtu kontraksi uterus

2.3.    ETIOLOGI
Faktor yang memnyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor
ibu dan faktor bapak.
               Kelainan ovum
                      Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vilu. Abortus
spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinan kalau
kehamilan sudah lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya
abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.
                      Penemuan morfologis yang paling sering terjadi dalam abortus dini spontan
adalah abnormalitas dalam perkembangan zigot, embrio fase awal janin, atau kadang-
kadang plasenta.Perkembangan janin yang abnormal, khususnya dalam trimester
pertama kehamilan, dapat diklasifikasikan menjadi perkembangan janin dengan
kromosom yang jumlahnya abnormal (aneuploidi) atau perkembangan janin dengan
komponen kromosom yang normal (euploidi).

                      Abnormalitas kromosom sering terjadi di antara embrio dan janin fase awal
yang mengalami abortus spontan serta menjadi sejumlah besar atau sebagian besar
kehamilan awal yang sia-sia.Penelitian menyebutkan bahwa 50 – 60 % dari abortus dini
spontan berhubungan dengan anomali kromosom pada saat konsepsi.
                      Menurut Hertig dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan
abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9
% disebabkan oleh ovum yang patologis (Mochtar,1998).Dua keadaan yang mungkin
menjadi penyebab terjadinya abortus diatas : (1) abnormalitas genetik (2) sejumlah
kasus maternal.
               Pengaruh endokrin
Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, diabetes mellitus,
dan defisiensi progesteron. Defisiensi progesteron karena kurangnya sekresi hormon
tersebut dari korpus luteum atau plasenta, mempunyai kaitan dengan insiden abortus.
Karena progesteron berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut
secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan berperan dalam
peristiwa kematian janin.
           Faktor imunologis
Ada dua mekanisme utama pada abnormalitas imunologis yang berhubungan
dengan abortus, yaitu : mekanisme alloimun dan mekanisme autoimun. Mekanisme
autoimun adalah mekanisme timbulnya reaksi seluler atau humoral yang ditujukan
kepada suatu lokasi spesifik dalam tubuh hospes. Alogenitas digunakan untuk
menjelaskan ketidaksamaan genetik antar binatang dari spesies yang sama. Janin
manusia merupakan cangkokan alogenik yang diterima dengan baik oleh tubuh ibu
berdasarkan alasan yang tidak diketahui secara lengkap. Beberapa mekanisme
imunologi dilaporkan bekerja untuk mencegah penolakan janin. Mekanisme tersebut
mencakup faktor histokompatibilitas, faktor penghambat sirkulasi, faktor supressor
lokal dan antibodi antileukositotoksik maternal atau anti paternal. Tidak adanya atau
tidak disintesisnya salah satu faktor diatas oleh tubuh ibu menyebabkan terjadinya
reaksi imun maternal abnormal yang berbalik melawan antigen dalam plasenta atau
dalam jaringan janin lainnya dan mengakibatkan abortus.
               Gamet yang menua
  Baik umur sperma atau ovum dapat mempengaruhi angka insiden abortus
spontan. Gamet yang bertambah tua dalam traktus genitalis wanita sebelum fertilisasi,
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.

               Kelainan genetalia ibu


 Anomali congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornus, dll)
 Kelainan letak dari uterus seperti retrafleksi uteri fiksata.
 Tidak sempurnanya persiapan uterus menanti nidasi yang telah dibuahi.
 Uterus terlalu cepat teregang (ada, kehamilan ganda).
 Distorsio uterus
               Gangguan sirkulasi plasenta
                      Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit refatis, hipertensi, hoksemia
gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh lues.
               Penyakit-penyakit ibu
         Misalnya pada :
   Penyakit Infeksi yang memnyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis,
rubeola, demam malta, dsb. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu/
invasi kuman/ virus pada fetus.
  Keracunan nikotin, gas racun, alcohol, dll.
  Ibu yang arfiksia pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis.
  Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A,
C, atau E, diabetes melitus.
               Antagonis Rhesus
         Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fesus, sehingga
terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
         Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrafis; / faktor serviks yaitu inkompetensi
serviks, servisitis.
         Perangsangan pada ibu yang memnyebabkan uterus berkontraksi umpamanya : sangat
terkejut, obat-obatan uterotonika, ketakutan, laparotomi, dll.
          Penyakit Bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemi, dekompensasis
kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin dll) sinar roentgen,
avitaminosis.

2.4.    ASUHAN KEBIDANAN YANG DIPERLUKAN


      penegakan diagnosis
  Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
         Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu
badan normal atau meningkat.
         Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
         Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus
      pemeriksaan ginekologi :
  inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada/ tidak  jaringan hasil konsepsi,
tercium/tidak bau busuk darivulva 
  Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka/ sudah tertutup, ada/tidak
jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium.
  Colok vagina: porio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porssio di goyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglashi, tidak
menonjol dan tidak nyeri.
  Tes kehamilan: positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
  pemeriksaan doppler atau usgu n t u k m e n e n t u k a n a p a k a h j a n i n masih hidup
  pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

         manifestasi klinis


            -semua hasil konsepsi telahdikeluarkan
-ostium uteri telah menutup
            -uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit
-besar uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Abortus komplitus merupakan abortus spontan yang tidak dapat
dihindari.Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah abortus yang hasil konsepsi
(desidua dan fetus) keluar seluruhnya sebelum usia kehamilan 20 minggu.Ciri
terjadinya abortus kompitus adalah: perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium
serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus, uterus telah
mengecil.Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa
kelengkapannya.

DAFTAR PUSTAKA           
                                   
  Supriyadi Teddy, Gunawan Johanes. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: EGC
  Rahayu Sri, Mahmudah Laili, dkk. 2003. Buku Ajar Bidan Myles, Ed.14 .jakarta: EGC
  R. Scott James, J. Disaia Philip, dkk. 1995. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Widya Medika
  http://zizzahaz.com/2011/09/28/368/
  http://infobidannia.wordpress.com/2011/05/23/macam-macam-abortus-dan-cara-
penanganannya/
  http://medlinux.blogspot.com/2009/01/abortus.html
  http://ummukautsar.wordpress.com/2009/09/11/pengertian-dan-macam-macam-abortus-
keguguran-serta-penyebabnya/
  http://happimommi.wordpress.com/2008/09/05/kenali-tanda-tanda-keguguran/

askeb hamil patologi dengan plasenta previa

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS


NY “J” UMUR 24 TAHUN G1 P0 A0 UMUR KEHAMILAN 30+4 MINGGU
DENGAN PLACENTA PREVIA
DI RB KASIH IBU SETURAN SLEMAN YOGYAKARTA

No. Register         : 340310


Tanggal Pengkajian    : 04 – 04 – 2011, jam 15.00 WIB
Nama Pengkaji    : Bidan Sri Rahayu
I.    PENGKAJIAN DATA            tanggal: 04-04-2011, jam: 15.00 WIB oleh: Bidan
A.    DATA SUBYEKTIF
1.    Identitas
            Ibu                Suami
Nama         : Ny “J”            Tn “T”
Umur         : 24 th                26 th
Agama        : Islam                Islam
Suku/Bangsa    : Jawa/Indonesia        Jawa/Indonesia
Pendidikan        : SMA                SMA
Pekerjaan        : IRT                Wiraswasta
Alamat        : Jl. Kapas Kledokan CT, Depok Sleman Yogyakarta

2.    Alasan datang


Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

3.    Keluhan utama


Ibu mengatakan perdarahan yang berwarna merah segar dan tanpa rasa nyeri sudah 2x
ganti pembalut sejak tanggal 04-04-2011 jam 11.00 WIB.

4.    Riwayat menstruasi


Menarche     : 12 tahun                Siklus        : 28 hari
Lama     : 5 hari                    Teratur        : teratur
Sifat darah    : cair                    Keluhan     : tidak ada

5.    Riwayat perkawinan


Status pernikahan    : syah                Menikah ke : I
Lama         : 1 tahun             Usia menikah pertama kali : 23 tahun

6.    Riwayat obstetric : G1 P0 A0 Ah0


Hamil
Ke-    Persalinan     Nifas
    Tanggal    Umur
Kehamilan    Jns
Persalinan    penolong    Komplikasi    JK    BB
Lahir    laktasi    komplikasi
1.    Kehamilan sekarang                                 
                                   
7.    Riwayat kontrasepsi yang digunakan

No    Jenis
Kontrasepsi    Pasang    Lepas
        Tgl    Oleh    Tempat     Keluhan     Tgl    Oleh     Tempat     Keluhan
    Ibu mengatakan     Belum    pernah    menggu    nakan     KB           

8.    Riwayat kehamilan sekarang


a.    HPHT : 02 - 09 - 2010                HPL : 09 – 06 - 2011
b.    ANC pertama umur kehamilan : 8 minggu
c.    Kunjungan ANC :
Trimester I
Frekuensi : 2x, Tempat : RB Kasih Ibu         Oleh : Bidan
Keluhan    : mual muntah
Terapi       : B6
Trimester II
Frekuensi : 3x, Tempat : RB Kasih ibu                Oleh : bidan
Keluhan    : tidak ada
Terapi       : kalk, tablet Fe
Trimester III
Frekuensi : 2x, Tempat : RB Kasih ibu            Oleh : bidan
Keluhan    : perdarahan pervagina
Terapi       : tablet Fe , vitamin C

d.    Imunisasi TT
TT1 pada saat usia kehamilan 12 minggu
TT2 pada saat usia kehamilan 16 minggu
e.    Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan gerakan janin > 10x sehari

9.    Riwayat kesehatan


a.    Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular: PMS, HIV/AIDS,
TBC, hepatitis, menurun: hipertensi, asma, DM, dan menahun: jantung.
b.    Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak pernah/sedang menderita
penyakit menular: PMS, HIV/AIDS, TBC, hepatitis, menurun: hipertensi, asma, DM,
dan menahun: jantung.
c.    Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar.
d.    Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat operasi.

e.    Riwayat alergi obat


Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat.

10.    Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari


a.    Pola Nutrisi
        Sebelum hamil            Saat hamil
Makan
Frekuensi     : 3x sehari                4x sehari
Porsi        : 1 piring                1 piring
Jenis        : nasi, sayur, lauk            nasi, sayur, lauk
Pantangan    : tidak ada                tidak ada
Keluhan    : tidak ada                tidak ada
Minum
Frekuensi     : 5x sehari                6x sehari
Porsi        : 1 gelas                1 gelas
Jenis        : air putih, teh                air putih, teh   
Pantangan    : tidak ada                tidak ada
Keluhan    : tidak ada                tidak ada
b.    Pola eliminasi
BAB
Frekuensi    : 1x sehari                1x sehari
Konsistensi    : lembek                lembek
Warna        : kuning kecoklatan            kuning kecoklatan
Keluhan    : tidak ada                tidak ada
BAK
Frekuensi    : 6x sehari                6x sehari
Konsistensi    : cair                    cair
Warna        : kuning jernih                kuning jernih
Keluhan    : tidak ada                tidak ada

c.    Pola istirahat


Tidur siang   
Lama         : 1 jam                    1 jam
Keluhan    : tidak ada                tidak ada
Tidur malam
Lama        : 7 jam                    7-8 jam
Keluhan    : tidak ada                tidak ada
d.    Personal hygiene
Mandi        : 2x/ hari                2x/ hari
Gosok gigi    : 2x/ hari                2x/ hari
Keramas    : 3x/ minggu                3x/ minggu
Ganti pakaian    : 2x/ hari                2x/ hari
e.    Pola seksualitas
Frekuensi    : 3x/ minggu                1x/ minggu
Keluhan    : tidak ada                tidak ada
f.    Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olahraga)
Ibu mengatakan selain menjadi IRT juga sering membantu suaminya berdagang.

11.    Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman


beralkohol)
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti
merokok, minum jamu, dan minum minuman beralkohol.

12.    Psikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan,


dukungan sosial, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan
ibadah, kegiatan sosial, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
a.    Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya.
b.    Ibu mengatakan hubungan ibu dengan tetangga baik dan ramah.
c.    Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung kehamilannya.
d.    Ibu maengatakan taat menjalani ibadah.
e.    Ibu mengatakan suami yang menjadi tulang punggung keluarga.

13.    Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan, persalinan, dan laktasi )


a.    Ibu mengatakan belum mengetahui tentang kehamilan.
b.    Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persalinan.
c.     Ibu mengatakan belum mengetahui tentang laktasi.

14.    Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan )


a.    Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah bersih dan nyaman.
b.    Ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan.

B.    DATA OBYEKTIF


1.    Pemeriksaan umum
Keadaan umum    : baik
Kesadaran        : CM
Status emosional    : stabil
Tanda vital sign    :
    Tekanan darah    : 100/70 mmHg            berat badan    : 60kg
    Pernapasan    : 22x/ menit                tinggi badan    : 157 cm
    Nadi        : 88x/ menit                LILA        : 24 cm
    suhu        : 370 C

2.    Pemeriksaan fisik

•    Rambut: lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok keadaan bersih.
•    Muka: bentuk simetris, pucat, tidak ada oedema.
•    Mata: bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva
pucat, seklera tidak ikterik, berfungsi dengan baik, keadaan bersih.
•    Hidung: bentuk simetris, keadaan bersih, dan tidak ada pembesaran polip.
•    Mulut : tidak ada kelalinan , tidak terdapat stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak
adacarises, tidak ada pembesaran tonsil.
•    Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik.
•    Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limpa, dan tidak ada
pembengkakan vena jugularis.
•    Dada: pernafasan baik tidak ada rochi dan wheezing, payudara menonjol
hiperpigmentasi , tidak ada benjolan, abnormal, colostrums belum keluar.
•    Abdomen : bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada
cacat, tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri tekan pada saat dipalpasi.
Palpasi Leopold
Leopold I     : TFU terpegang antara Px dengan pusat, pada fundus teraba keras bundar
melenting yang berarti kepala
Leopold II    : Perut ibu sebelah kiri teraba lebar dan memberikan tahanan yang besar
berarti punggung janin. (PUKI) perut sebelah kanan teraba bagian-bagian janin yang
kecil berarti extremitas.
Leopold III    : Pada bagian terbawah janin teraba ada satu bantalan yang mengganjal
pada bagian segmen bawah rahim.
Leopold IV    : bagian terbawah janin belum masuk PAP (divergen)
DJJ: 110x/menit
TFU : 30cm, TBJ= (30-12)x 155=2790 gram
•    Punggung : normal tidak ada kelainan.
•    Genetalia : ada pengeluaran darah pervaginam banyaknya 200cc. tidak varises dan
tidak oedema.
•    Ektermitas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema, dapat berfungsi
dengan baik.
•    Anus: tidak ada hemoroid.

3.    Pemeriksaan penunjang


USG : pada USG terlihat ada bagian yang menutupi jalan lahir yaitu plasenta. Tanggal
04/04/2011 jam 15.15 WIB.
Pemeriksaan Hb: 7 % gr tanggal 04/04/2011 jam 15.30 WIB

4.    Data penunjang


Tidak ada

II.    INTERPRETASI DATA


A.    Diagnose kebidanan
Seorang ibu Ny.”J” umur 24 tahun G1P0A0Ah0 umur kehamilan 30+4 minggu     janin
tunggal, hidup intrauteri, PUKI, presentasi bokong, belum masuk PAP dengan  plasenta
previa totalis.
    Data dasar
    Data subjektif :     Ibu mengatakan umurnya 24 tahun
                Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama.
                Ibu mengatakan belum pernah keguguran.
                Ibu mengatakan HPHT : 02-09-2010
Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir, sudah 2x ganti pembalut
Ibu mengatakan cemas karena mengeluarkan darah banyak.

    Data objektif        :


Keadaan umum    : baik
Kesadaran        : CM
Status emosional    : Stabil
Tanda vital sign    :
    Tekanan darah    : 100/70 mmHg            berat badan    : 60kg
    Pernapasan    : 22x/ menit                tinggi badan    : 157 cm
    Nadi        : 88x/ menit                LILA        : 24 cm
    suhu        : 370C
-    Ada pengeluaran darah pervaginam sebanyak 200cc atau 2 pembalut yang
bercampur stosel secara tiba-tiba
-    Pada saat palpasi dirasakan ada suatu bantalan yang mengganjal pada segmen bawah
rahim
-    Bagian terendah janin masih tinggi
-    Dijumpai kesalahan letak janin yaitu bukan presentasi kepala
-    Tidak terdapat nyeri tekanan pada saat palpasi
-    Leopold I : TFU 30 cm, pertengahan Px dan pusat, TBJ : 2790 gram
-    Leopold II : PUKI
-    Leopold III : Teraba bantalan pada segmen bawah rahim
-    Leopold I V : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
-    DJJ : 110 x/menit
-    Hb : 7 gram%
-    HPHT    : 02/09/2010
-    HPL    : 09/06/2011

B.    Diagnosa masalah


        Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan terjadinya perdarahan pervaginam
karena adanya plasenta previa totalis.

C.    Kebutuhan
KIE tentang penatalaksanaan anemis
   

III.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


1.    Potensial terjadi perdarahan anterpartum pada ibu
2.    Potensial terjadi gawat janin (sudah terjadi)
3.    Potensial terjadi aspeksia pada bayi (belum)
4.    Potensial partus prematurius
5.    IUFD

IV.    ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


-    Kolaborasi dengan dokter segera mungkin jika terjadi komplikasi yang lebih hebat
-    Penatalaksanaan perdarahan antepartum
-    Penatalaksanaan aspeksia pada BBL (G USAH)
V.    PERENCANAAN
1.    Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2.    KIE Observasi banyaknya perdarahan pervaginam dan tanda-tanda vital, ganti
pembalut bila basah, pantau gerakan janin
3.    Anjurkan ibu teknik relaksasi untuk memberikan rasa nyaman pada ibu dan
meminta keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada ibu (HNYA
DKUNGAN)
4.    Jelaskan pada ibu bahwa ibu tidak dapat melaksanakan persalinan secara normal
tetapi harus secara operasi (seksio sesarea) karena ada plasenta yang menutupi jalan
lahir.

VI.    PELAKSANAAN        tanggal: 04-04-2011 jam: 15.45WIB Oleh: Bidan

1.    Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan tentang kondisinya saat ini, kehamilan
ibu mengalami komplikasi dimana plasenta atau ari-ari menutupi jalan lahir.
2.    Mengobservasi banyaknya perdarahan dan tanda-tanda vital, segera ganti pembalut
bila sudah basah, dan selalu memantau gerakan janin. Jika ada perubahan seperti tidak
ada gerakan atau gerakan kurang aktif seperti biasanya maka lakukan tindakan.
3.    Menjelaskan pada ibu untuk beristirahat total atau tiram baring, beritahu ibu untuk
tidak melakukan pekerjaan yang berat, seperti mencuci pakaian, mengangkat air,
mengepel, menyapu, dll. Dan menjelaskan kepada ibu untuk lebih sering miring ke kiri
pada saat tidur untuk memberikan oksigenisasi penuh kepada janinnya.
4.    Mengajarkan ibu untuk teknik relaksasi untuk memberikan rasa nyaman pada ibu
dan meminta kelurga untuk memberikan dukungan psikologis pada ibu.
5.    Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan gizi dan nutrisi pada ibu hamil,
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang, memberikan
ibu tablet Fe dengan dosis 2x sehari selama 14 hari dan vitamin C dengan dosis 3 x
sehari, jika nafsu makan berkurang maka makan dengan cara porsi sedikit tapi sering
agar pemasukan cairan dan nutrisi seimbang karena adanya perdarahan.
6.    Menjelaskan pada ibu bahwa ibu tidak dapat melaksanakan persalinan secara
normal tetapi harus secara seksio sesarea karena ada plasenta yang menutupi jalan lahir.

VII.    EVALUASI            tanggal : 24-03-2011 jam: 16.00 WIB Oleh: Bidan
1.    Ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya saat ini, bahwa ibu mengalami sebuah
komplikasi dalam kehamilannya dimana plasenta atau uri berada pada bagian bawah
rahim ibu hamil 32 minggu, TFU pertengahan pusat-Px, DJJ (+), bagian terbawah janin
belum masuk PAP
2.    Ibu mengerti apa yang ia lakukan jika terjadi perdarahan atau komplikasi kembali
dan ibu mengerti tentang perdarahan yang ia alami
3.    Ibu mengerti tentang pentingnya istirahat total atau tirah baring untuk mengurangi
terjadinya perdarahan
4.    Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi dan gizi bagi ibu hamil
5.    Ibu mengerti tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
6.    Ibu mau mengikuti saran bidan untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN PLASENTA PREVIA

I.       KONSEP DASAR PENYAKIT

      A.     Definisi
Menurut Wiknjosastro (2002), Placenta Previa adalah plasenta yang letaknya
abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir.
Menurut Manuaba (1998) mengemukakan bahwa plasenta previa adalah plasenta
dengan implantasi di sekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian
atau seluruh ostium uteri internum.
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan
lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta
yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian
ostium internum.
Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian
bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat
pembentukan segmen bawah rahim.
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
dan menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum (Saifuddin, 2002).

        B.     Klasifikasi
Menurut Manuaba (1998), klasifikasi plasenta previa secara teoritis dibagi dalam
bentuk klinis, yaitu: a) Plasenta Previa Totalis, yaitu menutupi seluruh ostium uteri
internum pada pembukaan 4 cm. b) Plasenta Previa Sentralis, yaitu bila pusat plasenta
bersamaan dengan kanalis servikalis. c) Plasenta Previa Partialis, yaitu menutupi
sebagian ostium uteri internum. d) Plasenta Previa Marginalis, yaitu apabila tepi
plasenta previa berada di sekitar pinggir ostium uteri internum.
Menurut Chalik (2002) klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya
jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir :
1.      Plasenta Previa Totalis, yaitu plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum.
2.      Plasenta Previa Partialis, yaitu plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.
3.      Plasenta Previa Marginalis, yaitu plasenta yang tepinya agak jauh letaknya dan
menutupi sebagian ostium uteri internum.
Menurut De Snoo yang dikutip oleh Mochtar (1998), klasifikasi plasenta previa
berdasarkan pada pembukaan 4 – 5 cm yaitu :
1.      Plasenta Previa Sentralis, bila pembukaan 4 – 5 cm teraba plasenta menutupi seluruh
ostium.
2.      Plasenta Previa Lateralis, bila pada pembukaan 4 – 5 cm sebagian pembukaan ditutupi
oleh plasenta, dibagi 3 yaitu : plasenta previa lateralis posterior bila sebagian menutupi
ostium bagian belakang, plasenta previa lateralis bila menutupi ostium bagian depan,
dan plasenta previa marginalis sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang ditutupi
plasenta.
Penentuan macamnya plasenta previa tergantung pada besarnya pembukaan,
misalnya plasenta previa totalis pada pembukaan 4 cm mungkin akan berubah menjadi
plasenta previa parsialis pada pembukaan 8 cm, penentuan macamnya plasenta previa
harus disertai dengan keterangan mengenai besarnya pembukaan (Wiknjosastro, 2002). 

         C.     Etiologi
Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa pendapat para
ahli, penyebab plasenta previa yaitu :
1.      Menurut Manuaba (1998), plasenta previa merupakan implantasi di segmen bawah
rahim dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap menerima
implantasi, endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasaan plasenta untuk
mampu memberikan nutrisi pada janin, dan vili korealis pada chorion leave yang
persisten.
2.      Menurut Mansjoer (2001), etiologi plasenta previa belum diketahui pasti tetapi
meningkat pada grademultipara, primigravida tua, bekas section sesarea, bekas operasi,
kelainan janin dan leiomioma uteri.
        D.    Faktor Risiko
1.      Faktor predisposisi
           Menurut Manuaba (1998), faktor – faktor yang dapat meningkatkan kejadian
plasenta previa adalah umur penderita antara lain pada umur muda < 20 tahun dan pada
umur > 35 tahun, paritas yaitu pada multipara, endometrium yang cacat seperti : bekas
operasi, bekas kuretage atau manual plasenta, perubahan endometrium pada mioma
uteri atau polip, dan pada keadaan malnutrisi karena plasenta previa mencari tempat
implantasi yang lebih subur, serta bekas persalianan berulang dengan jarak kehamilan <
2 tahun dan kehamilan ≥ 2 tahun. 
         Menurut Mochtar (1998), faktor – faktor predisposisi plasenta previa yaitu: 1)
Umur dan paritas, pada paritas tinggi lebih sering dari paritas rendah di Indonesia
plasenta previa banyak dijumpai pada umur muda dan paritas kecil. Hal ini disebabkan
banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum
matang. 2) Endometrium yang cacat, endometrium yang hipoplastis pada kawin dan
hamil muda, endometrium bekas persalinan berulang – ulang dengan jarak yang pendek
(< 2 tahun), bekas operasi, kuratage, dan manual plasenta, dan korpus luteum bereaksi
lambat, karena endometrium belum siap menerima hasil konsepsi. 3) Hipoplasia
endometrium : bila kawin dan hamil pada umur muda. 
2.      Faktor pendukung 
        Menurut Sheiner yang dikutip oleh Amirah Umar Abdat (2010), etiologi plasenta
previa sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa teori dan faktor
risiko yang berhubungan dengan plasenta previa, diantaranya : 1) Lapisan rahim
(endometrium) memiliki kelainan seperti : fibroid atau jaringan parut (dari previa
sebelumnya, sayatan, bagian bedah Caesar atau aborsi). 2) Korpus luteum bereaksi
lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi. 3) Tumor-tumor,
seperti mioma uteri, polip endometrium. Menurut Sastrawinata (2005), plasenta previa
juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan yang luas, seperti pada eritroblastosis,
diabetes mellitus, atau kehamilan multipel. Sebab – sebab terjadinya plasenta previa
yaitu : beberapa kali menjalani seksio sesarea, bekas dilatasi dan kuretase, serta
kehamilan ganda yang memerlukan perluasan plasenta untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi janin karena endometrium kurang subur (Manuaba, 2001).  Faktor pendorong Ibu
merokok atau menggunakan kokain, karena bisa menyebabkan perubahan atau atrofi.
Hipoksemia yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi dengan hipertrofi
plasenta. Hal ini terjadi terutama pada perokok berat (lebih dari 20 batang sehari)
Sastrawinata,(2005). 

          E.     Patofisiologi
Menurut Chalik (2002), pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada
trisemester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya
segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana
diketahui tapak plasenta terbentuknya dari jaringan maternal yaitu bagian desidua
basalis yang tumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya istmus uteri menjadi
segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak akan
mengalami laserasi akibat pelepasan pada tapaknya. Demikian pula pada waktu servik
mendatar dan membuka ada bagian tapak plasenta yang lepas. Pada tempat laserasi itu
akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu ruang intervillus dari
plasenta. Oleh sebab itu, perdarahan pada plasenta previa betapapun pasti akan terjadi
oleh karena segmen bawah rahim senantiasa terbentuk Perdarahan antepartum akibat
plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uterus lebih
banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan servik
menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau
karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat dihindarkan
karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti
pada plasenta letak normal (Mansjoer, 2001). 

          F.      Tanda dan Gejala


Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :
1.      Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang
2.      Darah biasanya berwarna merah segar
3.      Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas
4.      Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin
5.      Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila
dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding)
biasanya lebih banyak.
Perdarahan adalah gejala primer dari placenta previa dan terjadi pada mayoritas
(70%-80%) dari wanita-wanita dengan kondisi ini. Perdarahan vagina setelah minggu
ke 20 kehamilan adalah karakteristik dari placenta previa. Biasanya perdarahan tidak
menyakitkan, namun ia dapat dihubungkan dengan kontraksi-kontraksi kandungan dan
nyeri perut. Perdarahan mungkin mencakup dalam keparahan dari ringan sampai parah.
Pemeriksaan ultrasound digunakan untuk menegakkan diagnosis dari placenta
previa. Evaluasi ultrasound transabdominal (menggunakan probe pada dinding perut)
atau transvaginal (dengan probe yang dimasukan kedalam vagina namun jauh dari
mulut serviks) mungkin dilakukan, tergantung pada lokasi dari placenta. Adakalanya
kedua tipe-tipe dari pemeriksaan ultrasound adalah perlu. Adalah penting bahwa
pemeriksaan ultrasound dilakukan sebelum pemeriksaan fisik dari pelvis pada wanita-
wanita dengan placenta previa yang dicurigai, karena pemeriksaan fisik pelvic mungkin
menjurus pada perdarahan yang lebih jauh.
Gejala paling khas dari plasenta previa adalah perdarahan pervaginam (yang
keluar melalui vagina) tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada akhir triwulan
kedua. Ibu dengan plasenta previa pada umumnya asimptomatik (tidak memiliki gejala)
sampai terjadi perdarahan pervaginam. Biasanya perdarahan tersebut tidak terlalu
banyak dan berwarna merah segar. Pada umumnya perdarahan pertama terjadi tanpa
faktor pencetus, meskipun latihan fisik dan hubungan seksual dapat menjadi faktor
pencetus. Perdarahan terjadi karena pembesaran dari rahim sehingga menyebabkan
robeknya perlekatan dari plasenta dengan dinding rahim. Koagulapati jarang terjadi
pada plasenta previa. Jika didapatkan kecurigaan terjadinya plasenta previa pada ibu
hamil, maka pemeriksaan Vaginal Tousche (pemeriksaaan dalam vagina) oleh dokter
tidak boleh dilakukan kecuali di meja operasi mengingat risiko perdarahan hebat yang
mungkin terjadi.

           G.    Pemeriksaan Penunjang


1.      USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah placenta melapisi
cervik tidak biasa diungkapkan
2.      Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian tubuh
janin.
3.      Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya di dalam
batas normal.
4.      Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu).
Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup procedure). Double
setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan
kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
5.      Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta.
6.      Amniocentesis
Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada amniocentesis untuk
menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin atau spingomyelin [LS] atau kehadiran
phosphatidygliserol) yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan
jika paru-paru fetal sudah mature.

         H.    Penatalaksanaan
Menurut Saifuddin (2001) terdapat 2 macam terapi, yaitu : 
1.      Terapi Ekspektatif 
           Kalau janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar baginya kecil
sekali. Ekspektatif tentu hanya dapat dibenarkan kalau keadaan ibu baik dan perdarahan
sudah berhenti atau sedikit sekali. Syarat bagi terapi ini adalah keadaan ibu masih baik
(Hb-normal) dan perdarahan tidak banyak, besarnya pembukaan, dan tingkat placenta
previa. 
2.      Terapi Aktif 
        Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan, adapun caranya: a) Cara
Vaginal Untuk mengadakan tekanan pada plasenta dan dengan demikian menutup
pembuluh – pembuluh darah yang terbuka (tamponade plasenta). b) Cara Sectio
caesarea, dengan maksud untuk mengosongkan rahim sehingga dapat mengadakan
retraksi dan menghentikan perdarahan dan juga untuk mencegah terjadinya robekan
cervik yang agak sering dengan usaha persalinan pervaginam pada placenta previa.
Menurut Winkjosastro (2002) prinsip dasar penanganan placenta previa yaitu, setiap ibu
dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas transfusi darah dan operasi. Perdarahan yang terjadi pertama kali jarang sekali
atau boleh dikatakan tidak pernah menyebabkan kematian, asal sebelumnya tidak
diperiksa dalam. Biasanya masih terdapat cukup waktu untuk mengirimkan penderita ke
rumah sakit, sebelum terjadi perdarahan berikutnya yang hampir selalu akan lebih
banyak daripada sebelumnya, jangan sekali – kali melakukan pemeriksaan dalam
keadaan siap operasi. Apabila dengan penilaian yang tenang dan jujur ternyata
perdarahan yang telah berlangsung, atau yang akan berlangsung tidak akan
membahayakan ibu dan janin (yang masih hidup) dan kehamilannya belum cukup 36
minggu, atau taksiran berat janin belum sampai 2500 gram, dan persalinan belum mulai,
dapat dibenarkan untuk menunda persalinan sampai janindapat hidup di luar kandungan
lebih baik lagi (Penanganan Pasif) sebaliknya, kalau perdarahan yang telah berlangsung
atau yang akan berlangsung akan membahayakan ibu dan atau janinnya, kehamilannya
telah cukup 36 minggu, atau taksiran berat janin telah mencapai 2500 gram, atau
persalinan telah mulai, maka penanganan pasif harus ditinggalkan, dan ditempuh
penanganan aktif. Dalam hal ini pemeriksaan dalam dilakukan di meja operasi dalam
keadaan siap operasi (Winkjosastro, 2002).

         I.       Komplikasi
   Plasenta previa dapat menyebabkan resiko pada ibu dan janin. Menurut
Manuaba (2001), adapun komplikasi – komplikasi yang terjadi yaitu: a. Komplikasi
pada ibu, antara lain: perdarahan tambahan saat operasi menembus plasenta dengan
inersio di depan, infeksi karena anemia, robekan implantasi plasenta di bagian belakang
segmen bawah rahim, terjadinya ruptura uteri karena susunan jaringan rapuh dan sulit
diketahui. b. Komplikasi pada janin, antara lain: prematuritas dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi, mudah infeksi karena anemia disertai daya tahan rendah, asfiksia
intrauterine sampai dengan kematian. Menurut Chalik (2002), ada tiga komplikasi yang
bisa terjadi pada ibu dan janin antara lain: 1) Terbentuknya segmen bawah rahim secara
bertahap terjadilah pelepasan tapak plasenta dari insersi sehingga terjadi lah perdarahan
yang tidak dapat dicegah berulang kali, penderita anemia dan syok. 2) Plasenta yang
berimplantasi di segmen bawah rahim tipis sehingga dengan mudah jaringan trpoblas
infasi menerobos ke dalam miometrium bahkan ke parametrium dan menjadi sebab dari
kejadian placenta akreta dan mungkin inkerta. 3) Servik dan segmen bawah raim yang
rapuh dan kaya akan pembuluh darah sangat potensial untuk robek disertai oleh
perdarahan yang banyak menyebabkan mortalitas ibu dan perinatal.  

II.    KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

        A.     Pengkajian
a.  Pengumpulan data
1)  Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medicalrecord dll.
b) Keluhan utama: Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester
III.
        Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
        Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR,
terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
        Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah
dan placenta.
c)  Inspeksi
        Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
        Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d)  Palpasi abdomen
        Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
        Sering dijumpai kesalahan letak
        Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala   biasanya kepala masih
goyang/floating
2)  Riwayat Kesehatan
a)  Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat
dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilansekarang. Riwayat obstetri
meliputi:
        Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
        Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
        Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan
        Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
        Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
        Komplikasi pada bayi
        Rencana menyusui bayi
b)  Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran persalinan(TP). TP
ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP
berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan
dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
c)  Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang
tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada janin.
d)  Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk
pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma
pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan
e) Riwayat Psikososial
Pasien akan merasa cemas oleh karena kawatir akan kehamilan ibu dan bayinya takut
akan dioprasi takut apabila gambaran dirinya berubah serta biaya oprasi dan
perawatannya
f) Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari akan terganggu karena pendarahan pasien harus bedrest dan
setelah operasi masih terdapat efek anastesi serta adanya perlukaan operasi yang
menimbulkan nyeri
3)  Pemeriksaan fisik
a)  Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
(1)   Rambut dan kulit
  Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
  Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
  Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
(2)   Mata : pucat, anemis
(3)   Hidung
(4)   Gigi dan mulut
(5)   Leher
(6)   Buah dada / payudara
  Peningkatan pigmentasi areola putting susu
  Bertambahnya ukuran dan noduler
(7)   Jantung dan paru
  Volume darah meningkat
  Peningkatan frekuensi nadi
  Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
  Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
  Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
  Diafragma meningga.
  Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(8)   Abdomen
  Menentukan letak janin
  Menentukan tinggi fundus uteri
(9)   Vagina
  Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick)
  Hipertropi epithelium
(10)  System musculoskeletal
  Persendian tulang pinggul yang mengendur
  Gaya berjalan yang canggung
  Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
b)  Khusus
(1)   Tinggi fundus uteri
(2)   Posisi dan persentasi janin
(3)   Panggul dan janin lahir
(4)   Denyut jantung janin

        B.     Diagnosa
1.        Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d hilangnya cairan yang berlebih
2.        Gangguan perfusi jaringan pada janin b/d adanya perdarahan
3.        Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi uterus
4.        Gangguan Psikologis (cemas) b/d kurangnya pengetahuan tentang perdarahan

        C.     Intervensi
1.    Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d hilangnya cairan yang berlebih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan volume cairan terpenuhi.
Kriteria hasil : Terpeliharanya kardiak output maksimal tanda – tanda vital dalam batas
normal, mukosa bibir tidak kering, keadaan tidak menurun.
Intervensi   :
1)      Anjurkan bedrest jika pasien dirawat dirumah
Rasional : pedarahan
2)      Kaji adanya syok, cek vital sign, warna membran mukosa dan kulit
Rasional : membantu menentukan banyaknya darah yang hilang cyanosis dan perubahan
denyut nadi dan tekanan darah.
3)      Monitoring intake dan out put kaji berat jenis urine tiap jam
Rasional : menentukan besarnya kehilangan darah dan menggambarkan terjadinya
perfusi ginjal.
4)      Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena plasma darah atas dan pocked sel.
Rasional : meningkatkan sirkulasi volume darah dan mengatasi gejala – gejala syok.
5)      Hindarkan pemeriksaan rectal atau vagina.
Rasional : pemeriksaan rektal atau vagina dapat meningkatan perdarahan.

2.    Gangguan perfusi jaringan pada janin b/d adanya perdarahan


Tujuan : perdarahan  maternal dapat diatasi sehingga tidak terjadi hipoxia janin.
Kriteria hasil : tidak terjadi hipoxia pada janin, detak jantung janin dalam batas
normal.
Intervensi :
1)      Kaji dan catat DJJ catat bradikardi atau takikardi
Rasional : dicatat perubahan aktifitas janin
2)      Catat perdarahan ibu dan kontraksi uterus, umur kehamilan dan tinggi fundus
Rasional : jika kontraksi uterus disertai dilatasi serviks bedrest dan pengobatan tidak
efektif.
3)      Anjurkan bedrest dengan posisi lateral kiri
Rasional : posisi lateral kiri meringankan tekanan inferior dan meningkatkan sirkulasi
gas janin dengan placenta.
4)      Kolaborasi pemberian suplemen oksigen pada ibu
Rasional : peningkatan oksigen dapat mensuplai pada janin.
5)      Kolaborasi dalam penggantian cairan yang hilang
Rasional : memelihara volume sirkulasi yang adekuat untuk transfor oksigen.

3.    Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi uterus


Tujuan : mengurangi rasa nyeri
Kriteria hasil : nyeri berkurang
Intervensi
1)      Kaji skala nyeri pada pasien
Rasional : Mengetahui derajat nyeri dan tindakan terapi
2)      Catat petunjuk nonverbal fisiologi dan psikologi
Rasional : Mengidentifikasi luas beratnya masalah
3)      Kaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
Rasional : Membantu membuat diagnosa
4)      Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi
5)      Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas
Rasional : Mengurangi kontraksi uteri

4.    Gangguan Psikologis (cemas) b/d kurangnya pengetahuan tentang perdarahan


Tujuan : secara verbal pasien ( sederhana ) menyebabkan patofisiologi dan tindakan
dari situasi klinik.
Kriteria hasil : pasien tampak tenang, pasien mampu melakukan tindakan  situasi
klinik
Intervensi
1)      Jelaskan perawatan dan kondisi perdarahan secara rasional
Rasional : pemberian informasi menjernihkan kesalah pahaman.
2)      Beri kesempatan pasien untuk bertanya
Rasional : Pemberian klarifikasi dari kesalahpahaman, identifikasi masalah dan
kesempatan untuk memulai membangun

    D.    Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan
kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan
kesehatan klien.
     E.     Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana
kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Askep Placenta Previa. (Dalam :


http://sp1r1tgr4zy.wordpress.com/2013/04/04/askep-placenta-previa/). Diakses Minggu,
9 Maret 2014 pukul 10:45 WITA
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius
FKUI .Jakarta
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi,
edisi kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian
/SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Laporan pendahuluan KALA I


LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA I

I. DEFINISI
 Persalinan adalah :serangakain kejadian yang berakhir dengan peneluaran bayi yang cukup bulan
atau hampircukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh Ibu (Obstetri Fisiologi, 221)
 Persalinan Kala I adalah: permulaan kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan serviks yang
progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm). Hal ini dikenal sebagai
tahap pembukaan serviks.
(Buku Kedokteran, EGC Ajar Asuhan Kebidanan. Helen Varney, 672)
   Persalinan adalah : suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan yang dapat hidup di
dunia luar darirahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Rustam, Mochtar, 1998).
      Persalinan adalah : Proses persalinan janin yang terjadi pada kehamilan bulan (37-42
minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 24
jam. Tanpa ada komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Sarwono, 2001).
      Persalinan adalah : Proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. (APN, 2007).

II. PROSES PERSALINAN


Pada persalinan normal, proses persalinan dibagi menjadi 4 kala.
a.       Kala I : kala pembukaan serviks
b.      Kala II : kala pengeluaran bayi
c.       Kala III : kala uri
d.      Kala IV : hingga dua jam setelah plasenta lahir
Kala I (kala pembukaan)
Proses pembukaan serviks terdiri dari 2 fase, yaitu :
1.      Fase laten, berlangsung selama 8 jam sampai pengukuran 3 cm. His masih lemah
dengan frekuensi his jarang.
2.      Fase aktif
-          Fase akselerasi :lamanya 2 jam, dengan pembukaan 3-4 cm.
-          Fase dialatasi maksimal :lamanya 2 jam, dengan pembukaan 5-9 cm.
-          Fase deselerasi :lamanya 2 jam, pembukaan lebih dari 9 cm sampai
pembukaan lengkap. His tiap 3-4 menit selama 45 detik. Pada multigravida proses ini
akan berlangsung lebih cepat.

II. PERUBAHAN FISIOLOGIS PERSALINAN KALA I


Perubahan fisiologis pada persalinan kala I, diantaranya :

a. Perubahan Tekanan Darah

  Tekanan darah meningkat selama kontraksi


  Kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg, diastolik 5-10 mmHg
  Tekanan darah turun diantara kontraksi
  Hindari posisi terlentang, karena akan menganggu sirkulasi darah dan janin dapat terjadi
asfiksia.

b. Perubahan Metabolisme

  Metabolisme aerob oleh anaerog karbohidrat akan naik


  Kenaikan ini disebabkan karena cemas, serta kegiatan otot kerangka tubuh
  Kenaikan metabolisme di tandai dengan kenaikan suhu,denyut nadi, pernafasan, kardiak
output dan kehilangan cairan.

c. Perubahan Suhu Badan


  Suhu badan meningkat selama persalinan dan meningkat lagi segera setelah
persalinan/kelahiran
  Kenaikan suhu yang berlangsung lama di indikasikan adanya dehidrasi

d. Denyut Jantung

  Denyut jantung naik saat kontraksi


  Penurunan denyut jantung tidak terjadi jika ibu tidur miring atau terlentang
  Denyut jantung sedikit lebih tinggi diantara kontraksi
  Perlu pengontrolan secara periode untuk mengetahui infeksi

e. Perubahan Pernafasan

  Pernafasan sedikit naik saat persalinan


  Disebabkan karena adanya rasa nyeri dan kekhawatiran
  Penggunaan tekhnik pernafasan yang tidak benar

f. Perubahan Renal

  Poli uria yang sering terjadi karena meningkatnya kardiak outpun dan filtrasi glomerulus
  Kontrol kandung kencing 2 jam sekali agar tidak menghambat penurunan janin
  Serta untuk menghindari retensio urin setelah melahirkan

g. Peurbahan gastro intestinal

  Penyerapan makanan padat berkurang


  Menyebabkan pencernaan hampir terhenti sehingga menyebabkan konstipasi

h. Perubahan Hematologisp

  Hb akan meningkat 1,2 gram/100 ml


  Jumlah sel-sel darah putih akan meningkat 5000-15000 WBC sampai akhir pembukaan
lengkap, dan akan turun selama persalinan
  Akan turun drastis pada persalinan dengan penyulit
i. Kontraksi uterus

  Terjadi karena adanya rangsangan otot polos


  Penurunan hormon estrogen menyebabkan kelaurnya oksitosin
  Kontraksi dimulai dari fundus menjalar kebawah
  Fundus uteri bekerja kuat dan akan mendorong janin ke bawah
  Servix menjadi lembek dan membuka

j. Pembentukan SAR dan SBR

  SAR terbentuk pada uterus bagian atas


  Otot lebih tebal dan kontruktif
  SBR terbentuk di uterus bagian bawah antara istmus dan serviks
  Sifat otot tipis dan elastis
  Banyak otot yang melingkar dan memanjang

k. Penarikan Serviks

  Otot yang mengelilingi ostium uteri internum (OUI) ditarik oleh SAR
  Menyebabkan serviks pendek menjadi bagman dan SBR
  Bentuk serviks menghilang, karena kanalis serviks membesar dan membentuk OUE

l. Pembukaan ostium uteri interna dan ostium uteri eksterna

  Pembukaan serviks disebabkan karena membesarnya OUE


  Karena otot disekitar ostium meregang untuk dapat dilewati kepala
  Pembukaan uteri disebabkan karena tekanan isi uterus (kepala dan kantong amnion)
  Pada primigravida OUI terbuka dahulu dilanjutkan pembukaan OUE
  Pada multigravia OUI dan OUE membuka bersama-sama

m. Show

  Keluar lendir dan darah dari vagina


  Lendir berasal dari kanalis servikalis yang tersumbat lendir selama persalinan
  Darah berasal dari decidua yang lepas

n. Tonjolan kantong ketuban

  Tonjolan kantong ketuban disebabkan oleh regangan SBR sehingga selaput khorion lepas
  Adanya tekanan menyebabkan kantong yang berisi cairan menonjol
  Bila selaput ketuban pecah maka cairan akan keluar
  Sehingga placenta tertekan dan fungsi plasenta terganggu sehingga fetus akan kekurangan
O2

o. Pemecahan kantong ketuban

  Pada akhir kala I bila pembukaan sudah lengkap, kontraksi kuat, tidak ada tahanan, serta
desakan janin menyebabkan kantong ketuban pecah, diikuti proses persalinan bayi.

III. MANAGEMEN KALA I

1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengkaji riwayat kesehatan, meliputi :

-          Riwayat kesehatan sekarang


-          HIS
-          Ketuban
-          Perdarahan pervaginam bila ada
-          Riwayat kesehatan saat kehamilan
-          Riwayat kesehatan yang lalu bila ada

3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan janin (DJJ)
5. Menilai data dan membuat diagnosa
6. Menilai kemajuan persalinan
7. Membuat rencana asuhan kebidanan kala I
POHON MASALAH

PERSALIN
AN
Kala I
Kala II
Kala III
Kala IV
Metabolisme karbohidrat meningkat
Suhu, nadi, pernafasan meningkat
Gerakan kerangka otot tubuh meningkat
Nyeri
Cemas
Kardias output meningkat
Filtrasi glomerulus
Aliran plasma kerenal meningkat
Poliuria
Kandung kemih penuh
Menghambar penurunan kepala
Partus lama
Keletihan
Progresteron
Selaput ketuban lemah
Desakan janin
Infeksi
Ketuban Pecah
Ketuban Pecah
Tali pusat menumbung
Fetal Distris
Masalah
Kebutuhan
-          Dukungan emosional
-          KIE cara bernafas yang efektif dan benar
-          Pencegahan infeksi
-          Managemen aktif kala I
 
DIAGNOSA / MASALAH / KEBUTUHAN

Dx / INTERVENSI RASIONAL
MA
SAL
AH /
KE
BU
TU
HA
N
Diag Tujuan 1. Observasi 1. Dengan
nosa Ibu dapat melewati his / mengobservasi
Inpa Kala I fase laten Kontraksi kita dapat
rtu dengan normal mengikuti pola
Kala Kriteria Hasil 2. Observasi kontraksi.
I     KU Ibu baik TTV 2. Dengan
fase     Æ bertambah dari 1 mengobservasi
laten – 3 cm dalam tanda – tanda vital
waktu 8 jam dapat diketahui
    Eff bertambah 50 – keadaan Ibu dan
100% 3. Observasi bila terjadi hal –
    Tanda – tanda Djj hal yang
vital : abnormal.
Tekanan darah : 3. Dengan
110/70-120/80 pemantauan Djj
mmHg 4. Lakukan dapat diketahui
Nadi : 80 – 100 VT keadaan keadaan
x/menit janin. Mungkin
Suhu : 36,5 – 37,5 terjadi gawat
O
C janin.
Pernafasan : 16 – 4. Dengan VT dapat
24 x/menit diketahui vagina,
Djj : 120 – 160 servik keadaan
x/menit 5. Jelaskan pembuka beberapa
pada Ibu Cm, pendataran
tentang diketahui
kemajuan kemajuan
persalinan penurunan bagian
terendah janin.
5. Dengan
6. Bimbing menjelaskan pada
Ibu untuk Ibu maka dapat
rileks membuat Ibu
sewaktu tida merasa lebih
ada his tenang dan Ibu
tahu keadaannya
dan janinnya.
6. Dengan menarik
7. Atur nafas panjang,
aktifitas dan tahan nafas
posisi Ibu sebentar kemudian
dilepaskan dengan
menit sewaktu ada
his akan
mengurangi rasa
sakit.
8. Anjurkan 7. Aktifitas yang
Ibu untuk dilakukan sesuai
Diag tetap makan dengan
nosa makanan kemampuan Ibu,
Inpa ringan dan posisi terlentang
rtu Tujuan minuman dapat
Kala Ibu dapat melewati yang cukup menyebabkan
I Kala I fase aktif aorta tertekan dan
fase dengan normal 1. Observasi terjadi sindroma
aktif Kriteria Hasil tanda – hipertensi.
Kepala Hodge IV tanda vital 8. Makan dan minum
lengkap (4-10 cm) Tekanan yang cukup
Eff 100% darah tiap 4 menambah tenaga
Ketuban (+) jam Ibu waktu
Suhu tiap 2 bersalin.
Tanda – tanda jam
vital : Nadi setiap
Tekanan darah : 30 – 60
110/70-120/80 menit 1. dengan
mmHg 2. Observasi mengobservasi
Nadi : 80 – 100 Djj setiap tanda – tanda vital
x/menit 30 menit dapat diketahui
Suhu : 36,5 – 37,5 peningkatan suhu,
O
C 3. Lakukan VT nadi, tekanan
Pernafasan : 16 – tiap 4 jam darah, Respirasi,
24 x/menit sekali di atas normal ada
Djj : 120 – 160 indikasi terjadi
x/menit infeksi.
2. Dengan observasi
DJJ kita dapat
4. Anjurkan mengetahui
Ibu rileks keadaan janin.
dan 3. Pembukaan
bernafas serviks seharusnya
pendek dan 1 – 2 cm / jam
cepat bila pada multipara
merasakan dengan memeriksa
ingin dilaktasi servik
mengedan. dapat menentukan
kemajuan
persalinan.
4. Dengan relaksasi
dapat memblok
Mas impuls nyeri
alah 5. Atur posisi dalam korteks
1. pasien serebal melalui
Cem miring ke respon kondisi dan
as Tujuan kiri stimulasi kulit.
Rasa cemas Ibu Memudahkan
berkurang persalinan normal
Kriteria Hasil 6. Pertahankan nafas pendek dan
Keadaan Umum Vesica cepat selama fase
Ibu baik Urinaria aktif mencegah
Tanda – tanda tetap laserasi atau
vital : kosong oedema jalan
Tekanan darah : lahir.
110/70-120/80 5. Posisi miring ke
2. mmHg kiri meningkatkan
Nyer Nadi : 80 – 100 - Anjurkan aliran balik vena
i x/menit Ibu untuk dan meningkatkan
ping Suhu : 36,5 – 37,5 memilih sirkulasi plasenta.
O
gang C posisi 6. Jika Vesica
Pernafasan : 16 – senyaman Urinaria kosong
24 x/menit mungkin. tidak akan
mengganggu His
Tujuan - Hadirkan dan penurunan
Nyeri pinggang Ibu orang bagian terendah
dapat berkurang terdekat janin.
Kriteria Hasil seperti
Keadaan Umum suami atau – Posisi yang akan
Ibu baik keluarga nyaman akan
Tanda – tanda untuk memberi
vital : memberikan kenyamanan pada
3. Fetal Tekanan darah : support Ibu selama
Distr 110/70-120/80 pada Ibu menunggu
ess mmHg pembukaan
Nadi : 80 – 100 – Anjurkan lengkap.
x/menit Ibu, suami – Dengan
Suhu : 36,5 – 37,5 atau menghadirkan
O
C keluarga orang terdekat
Pernafasan : 16 – untuk dapat memberi
24 x/menit melakukan support, semangat
relaksasi pada Ibu dan Ibu
dan merasa lebih
Tujuan distraksi tenang.
Bayi segera misalnya.
mendapatkan – Dengan – Dengan
4. perawatan secara menggosok menggosok atau
Kep seksama setelah –gosok merelaksasi
utiha mengenali tanda punggung punggung atau
n gawat janin setelah Ibu, dan mengalihkan
proses persalinan. mengipas perhatian Ibu,
Kriteria Hasil dan maka akan
Djj : < 120 atau < mengajak mengurangi rasa
180 x/menit komunikasi nyeri.
Bertanda dengan Ibu
Mekonium kental
– Pantau Djj

Tujuan
Keletihan Ibu bisa
berkurang – Segera
Kriteria Hasil lakukan – Jika ada fundus
5. – Bayi lahir dengan rujukan jika gawat janin (Djj
Infe selamat terdapat <100 / > 180
ksi – Keadaan umum Ibu Mekonium x/menit) maka
baik bercampur memantau DJJ
Tanda – tanda darah, harus sering
vital : warna observasi.
Tekanan darah : kehijauan. – Dengan segera
110/70-120/80 merujuk ke tempat
mmHg yang memadai
Nadi : 80 – 100 asuhan kegawat
x/menit – Kipasi dan daruratan obstetri
Suhu : 36,5 – 37,5 masase dapat segera
O
C punggung mendapat
Pernafasan : 16 – Ibu penanganan yang
24 x/menit sesuai dengan
Djj : 120 – 160 – Nutrisi keadaannya.
x/menit memberikan
Ibu – Menambah
Tujuan makanan kenyamanan Ibu
Infeksi tidak dan
berlanjut minuman
Kriteria Hasil
– Tidak terjadi
infeksi
– Keadaan Umum
Ibu baik
Tanda – tanda
vital :
Tekanan darah :
110/70-120/80 – Hindari
mmHg infeksi
Nadi : 80 – 100 dengan – Pada KPD terjadi
x/menit teknik hubungan
Suhu : 36,5 – 37,5 ASEPTIK berlanjut atau
O
C dan hindari berlangsung
Pernafasan : 16 – VT terlalu antara liang
24 x/menit sering senggama dan
Djj : 120 – 160 sesuai rongga rahim
x/menit dengan karena hilangnya
jadwalnya. rintangan selaput
janin, kuman dan
penyakit akan
masuk dalam
rongga rahim.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. EGC. Jakarta. 1998

Universitas Padjadjaranm 1998. Obstetri Fisiologi Bandung.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta. 2002

Fitramaya, Perawatan Ibu Bersalin, Jakarta.


Helen Varney, Buku Kedokteran Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta, EGC

FASE LATEN MEMANJANG

FASE LATEN MEMANJANG

A.    Pendahuluan
Menurut Sarwono Prawirohardjo dalam ilmu kebidanan tahun 2002 pada saat ini angka
kematian perinatal di Indonesia masih tinggi yaitu 334/100000 dan 218/1000 kelahiran
hidup. Penyebab kematian tersebut menurut survey kesehatan rumah tangga tahun 2001
yaitu perdarahan 24%, infeksi 11%, partus macet 5% dan sisanya disebabkan oleh
penyebab lain. Penyebab utamanya kematian adalah perdarahan, infeksi dan toksemia,
sehingga sekitar 90% kematian komplikasi obstetri yang sering tidak dapat diperkirakan
sebelumnya.
Seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa partus lama/macet menambah tingginya
angka kematian ibu pada saat persalinan. Salah satu penyebab partus lama yaitu fase
laten memanjang (menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri, 1998). Di mana pada
kondisi tersebut terjadi pemanjangan waktu saat pembukaan serviks dari 0 sampai 4 cm,
yang mana pada waktu yang normal hanya membutuhkan waktu 8 jam tetapi pada fase
laten memanjang ini membutuhkan waktu lebih dari 8 jam. Oleh karena itu, petugas
kesehatan harus benar-benar mempunyai penatalaksanaan yang baik untuk mengatasi
hal tersebut. Sehingga komplikasi dalam proses persalinan dapat di tekan semaksimal
mungkin.
Menurut Rustam Moctar untuk mengetahui hal tersebut yang paling penting dilakuan
adalah :
1.       Pertolongan persalinan yang aman, sehingga memastikan bahwa semua penolong
persalinan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan
perawatan nifas pada ibu dan bayi
2.       Pelayanan obstetri yang esensial yang memastikan bahwa pelayanan obstetri
untuk resiko tinggi dan komplikasi bagi ibu yang membutuhkan
LANDASAN TEORI
FASE LATEN MEMANJANG

A.    Definisi Fase Laten Memanjang


Menurut Sarono Prawirohardjo dalam buku pelayanan maternal dan neonatal fase laten
memanjang adalah suatu keadaan pada kala I dimana pembukaan serviks sampai 4 cm
dan berlangsung lebih dari 8 jam.

B.     Etiologi
Menurut Rustam Mochtar (Sinopsis Obstetri) pada dasarnya fase laten memanjang
dapat disebabkan oleh :
1.      His tidak efisien (adekuat)
2.      Tali pusat pendek
3.      Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
4.      Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah masuk dalam
persalinan (inpartu) atau belum
Faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.

C.    Penilaian Klinis


Menurut Sarwono Prawirohardjo menentukan keadaan janin :
1.      Periksa DJJ selama atau segera setelah His. Hitung frekuensinya sekurang-
kurangnya 1 x dalam 30 menit selama fase aktif dan tiap 5 menit selama fase laten kala
II.
2.      Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan atau bercampur darah,
pikiran kemungkinan gawat janin
3.      Jika tidak ada ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban pecah,
pertimbangkan adanya indikasi penurunan jumlah air ketuban yang mungkin juga
menyebabkan gawat janin. Perbaiki keadaan umum dengan memberikan dukungan
psikologis. Berikan cairan baik secara oral atau parenteral dan upayakan BAK.
4.      Bila penderita merasakan nyeri yang sangat berat berikan analgetik

D.    Diagnosis
Menurut Suprijadi dalam buku asuhan intrapartum pada fase laten memanjang ini
memungkinkan terjadinya partus lama. Maka dari itu bidan harus bisa mengidentifikasi
keadaan ini dengan baik.

Diagnosa partus lama ialah :


Tanda dan Gejala Diagnosa
1.   Serviks tidak membuka Belum inpartu
Tidak didapatkan his/his tidak teratur
2.   Pembukaan serviks tidak melewati 4 Fase laten
cm sesudah 8 jam inpartu dengan his yang memanjang
teratur
3.   Pembukaan serviks melewati kanan Fase aktif
garis waspada partograf memanjang
a.    Frekuensi his kurang dari 3 x his per
10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik Inersia uteri
b.    Pembukaan serviks dan turunnya
bagian janin yang dipresentasi tidak maju, CPD
sedangkan his baik
c.    Pembukaan serviks dan turunnya
bagian janin yang dipresentasi tak maju Obstruksi
dengan caput, terdapat moulase hebat, kepala
oedema serviks, tanda ruptura uteri imins,
gawat janin
4.   Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin Kala II lama
mengedan, tetapi tidak ada kemajuan
penurunan

Kekeliruan melakukan diagnosa persalinan palsu menjadi fase laten menyebabkan


pemberian induksi yang tidak perlu yang biasanya sering gagal. Hal ini menyebabkan
tindakan operasi SC yang kurang perlu dan sering menyebabkan amnionitis. Oleh sebab
itu maka petugas kesehatan atau bidan harus benar-benar tahu atau paham tentang
perbedaan persalinan sesungguhnya dan persalinan palsu yaitu dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1.      Persalinan sesungguhnya
a.       Serviks menipis dan membuka
b.      Rasa nyeri dengan internal teratur
c.       Internal antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek
d.      Waktu dan kekuatan kontraksi bertambah
e.       Rasa nyeri berada dibagian perut bagian bawah dan menjalar ke belakang
f.       Dengan berjalan menambah intensitas
g.      Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa nyeri
h.      Lendir darah sering tampak
i.        Kepala janin terfiksasi di PAP diantara kontraksi
j.        Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya
k.      Ada penurunan kepala bayi

2.      Persalinan Semu


a.       Tidak ada perubahan serviks
b.      Rasa nyeri tidak teratur
c.       Tidak ada perubahan internal antara nyeri yang satu dan yang lain
d.      Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
e.       Kebanyakan rasa nyeri dibagian depan saja
f.       Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
g.      Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas
rasa nyeri
h.      Tidak ada lendir darah
i.        Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin
j.        Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi
k.      Pemberian obat yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan

E.     Penatalaksanaan
1.      Penanganan secara umum (menurut Sarwono Prawirohardjo)
a.       Nilai secara cepat keadaan umum wanita hamil tersebut termasuk tanda-tanda
vital dan tingkat hidrasinya. Apakah ia kesakitan dan gelisah, jika ya pertimbangkan
pemberian analgetik.
b.      Tentukan apakah pasien benar-benar inpartu
c.       Upaya mengedan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah O2
ke plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan dan
mengedan dengan tidak menahan napas terlalu lama
d.      Perhatikan DJJ

2.      Penanganan secara khusus


Apabila ibu berada dalam fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda
kemajuan, lakukan pemeriksaan dengan jalan penilaian ulang serviks :
a.       Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan serviks serta tak didapatkan
tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu belum dalam keadaan
inpartu
b.      Bila ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks lakukan amniotomi
dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostoglandin. Lakukan drip oksitosin
dengan 5 unit dalam 500 cc dekstrose atau NaCl mulai dengan 8 tetes per menit, setiap
30 menit ditambah 4 tetes sampai His adekuat (maksimum 40 tetes/menit) atau
diberikan preparat prostaglandin. Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam. Bila ibu tidak
masuk fase aktif setelah dilakukan pemberian oksitosin lakukan seksio sesarea.
c.       Pada daerah yang prevelensi HIV tinggi, dianjurkan membiarkan ketuban tetap
utuh, selama pemberian oksitosin untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penularan
HIV
d.      Bila didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) lakukan
akselerasi persalinan dengan oksitosin 5 unit dalam 500 cc dekstrose atau NaCl mulai
dengan 8 tetes permenit setiap 15 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat
(maksimum 40 tetes/menit atau diberikan preparat prostaglandin, serta berikan
antibiotika kombinasi sampai persalinan yaitu amplisilin 29 gr IV. Sebagai dosis awal
dan 1 gr IV setiap 6 jam ditambah dengan gestamisin setiap 24 jam.
e.       Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca persalinan
f.       Jika dilakukan seksiosesarea, lanjutkan antibiotika ditambah metronidazol 500 mg
IV setiap 8 jam sampai ibu bebas demam selama 48 jam.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN FASE LATEN
MEMANJANG TERHADAP NY "H"

I.            PENGUMPULAN DATA DASAR


Tanggal :  2 Februari 2007                                  Pukul   :  09.30 WIB

A.    Pengkajian
1.      Identitas Klien
Nama ibu        :  Ny. Heni                  Nama Suami :  Tn. Angga Wijaya  
Umur              :  23 Tahun                  Umur              :  26 Tahun
Pendidikan     :  SMA                        Pendidikan     :  D3
Pekerjaan        :  IRT                          Pekerjaan       :  PNS
Agama            :  Islam                        Agama           :  Islam
Suku/Bangsa  :  Jawa/Indonesia        Suku/Bangsa :  Palembang/Indonesia
Alamat           :  Seputih Banyak       Alamat           :  Seputih Banyak
                          Lam-Teng                                          Lam-Teng

2.      Keluhan Utama


Ibu mengatakan hamil anak pertama. Usia kehamilan cukup bulan mengeluh perutnya
mules dan menjalar sampai ke pinggang sejak pukul 04.00 Wib.

3.      Tanda-tanda Persalinan


Ibu datang pukul 09.30 Wib. His (+) frekuensi 2 x setiap 10 menit lamanya 20 detik.

4.      Pengeluaran Pervaginam


Ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah, tidak ada pengeluaran
ketuban.
5.      Masalah-masalah Khusus
His lemah, sehingga kemungkinan terjadi partus lama.

6.      Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT     :  01 Mei 2006
TP           :  08 Februari 2007
Haid bulan sebelumnya teratur, lamanya 6 – 7 hari, siklus 28 hari
ANC dilakukan secara teratur, setiap 1 bulan 1 x di bidan.

7.      Riwayat Imunisasi


Selama hamil ibu imunisasi 2 x, pertama usia kehamilan 5 bulan, kedua usia kehamilan
6 bulan dilakukan di Bidan "M".
8.      Riwayat Kehamilan yang Lalu
Ibu hamil anak pertama

9.      Pergerakan Janin dalam 24 Jam Terakhir


Ibu merasakan sebelum mules perutnya dirasakan gerakan janin sedikit berkurang.

10.  Makan dan Minum Terakhir


Sebelum mules timbul, ibu makan dan minum biasa, tapi setelah mules timbul terasa
malas makan dan lebih banyak minum.

11.  Pola Eliminasi


Ibu mengatakan BAB 1 hari 1 x dan BAB terakhir pukul : 04.00 Wib
Ibu mengatakan BAK 6 – 7 x/hari dan terakhir pukul : 09.00 Wib

12.  Pola Istirahat


Setelah rasa mulas pada perutnya timbul yaitu pukul 04.00 Wib sampai pengkajian
dilakukan ibu tidur 1 jam sebelumnya tiap harinya + 6 – 7 jam per hari.
13.  Psikologis
Ibu mengatakan cemas menghadapi persalinan ini.

B.     Pemeriksaan Fisik


1.      Keadaan umum ibu :  baik
Kesadaran                :  composmentis
2.      Tanda-tanda vital :
TD        :  110/80 mmHg                   RR       :  24 x/menit
Pols      :  80 x/menit                         Temp   :  370C
3.      TB/BB  :  157 cm / 55 kg
4.      Pemeriksaan fisik
a.       Rambut            :  Tidak ada ketombe, tidak mudah rontok dan tidak mudah
dicabut, warna hitam dan agak kotor
b.      Mata                :  Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
dan tidak ada oedema
c.       Hidung            :  Bersih, tidak ada polip, penciuman baik
d.      Gigi & mulut   :  Bersih, tidak ada ada caries dan tidak ada stomatitis
e.       Telinga             :  Bentuk simetris, bersih dan fungsi pendengaran baik
f.       Leher               :  Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan vena jugularis
g.      Dada                :  Bentuk simetris, tidak ada benjolan abnormal, puting menonjol,
terdapat hiperpigmentasi pada aerola mamae dan kolostrum sudah keluar
h.      Abdomen        :  Tidak ada bekas operasi
1)   Leopold I    :  TFU pertengahan pusat dan Px, pada fundus teraba bagian yang
lunak, tidak melenting dan kurang bundar berarti bokong. TFU seara MC donald :     36
cm
                                
                                 TBJ =  (TFU – 11) x 155
                                          =  (36 – 11) x 155
                                          =  3875 gram
2)   Leopold II  :  Pada perut bagian sebelah kiri teraba ada tahanan yang lebar, datar dan
lurus berarti punggung, bagian kanan teraba bagian kecil-kecil berarti ekstermitas.
3)   Leopold III   :      Bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting berarti kepala 
4)   Leopold IV : Bagian terendah sudah masuk PAP
5)   Auskultasi   :  Bagian terendah sudah masuk PAP
6)   Keadaan     :  Vesika urinaria kosong
i.        Ekstermitas
Atas                 :  tidak ada oedema, gerakan normal, tidak ada luka, bentuk simetris
Bawah             :  tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patela (+) fungsi
ekstermitas baik
j.        Genetalia
Inspeksi           :  pada vulva dan vagina tidak ada varises maupun oedema, tidak ada
luka dan cidera juga peradangan, pada perenium tidak ada bekas luka
Pengeluaran pervaginam :  lendir bercampur darah
k.      Rectum            :  ibu mengatakan hari ini sudah BAB, rektum kosong, perineum
elastis.

5.      Pemeriksaan Dalam Pukul :  09.30 WIB


Vulva/pengeluaran pervaginam :  blood slym
Perineum          :  kaku, tidak ada bekas luka
Vulva               :  tidak ada oedema dan varises
Periksa rugea    :  tebal, tiak ada benjolan
Porsio               :  tebal, lunak, pembukaan 1 cm
Serviks             :  tebal
Ketuban           :  belum pecah/utuh (+)
Presentasi         :  kepala, UUK kiri depan
Penurunan        :  hodge I

Pengawasan Kala I
Tgl W P Kondisi Kondisi janin
ak e T Pol RR Te O K DJ P K
tu m D s m b o J e e
b p at n n t
c u
ai b
tr u
r a
a r
y n
k u
a /
si n
n p
u a
g e
t n
d n
u e k
i y
k r e
b u
a u p
e s
a s/ a
ri u
n h l
k p
s is a
a a
e
n n
r
02- 9. 2 11 80 24 37 - K 14 4 +
02- 30 0/ 0 e 0 / /
200 c 80 C k x/ 5 0
7 m u mn
a t
t (+)
a
n
l
e
m
a
h
,
l
a
m
a
<
2
0
d
e
ti
k
,
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
10 81 K 14
.0 e 5
0 k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
l
e
m
a
h
,
l
a
m

<
2
0
d
e
ti
k
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
10 80 K 15
.3 e 0
0 k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
l
e
m
a
h
,
l
a
m

<
2
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
11. 79 K 15
00 e 2
k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
l
e
m
a
h
,
l
a
m

<
2
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
11. 80 26 37 K 14
30 ,8 e 0
0 k x/
C u mn
a t
t (+)
a
n
l
e
m
a
h
,
l
a
m

<
2
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
12 75 K 13
.0 e 5
0 k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
s
e
d
a
n
g
,
l
a
m

2
0
-
4
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
12 80 K 14
.3 e 4
0 k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
s
e
d
a
n
g
,
l
a
m

2
0
-
4
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
13 76 K 14
.0 e 0
0 k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
s
e
d
a
n
g
,
l
a
m

2
0
-
4
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
02- 13 3 80 2 37 K 13 4 +
02- .3 ,3 e 4 / /
200 0 c 0 k x/ 5 0
7 m C u mn
a t
t (+)
a
n
s
e
d
a
n
g
,
l
a
m

2
0
-
4
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
14 76 K 13
.0 e 0
0 k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
s
e
d
a
n
g
,
l
a
m

2
0
-
4
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
14 75 K 13
.3 e 5
0 k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
s
e
d
a
n
g
,
l
a
m

2
0
-
4
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
15 78 K 13
.0 e 2
0 k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
s
e
d
a
n
g
,
l
a
m

2
0
-
4
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
15 75 37 K 14
.3 ,8 e 0
0 0 k x/
C u mn
a t
t (+)
a
n
s
e
d
a
n
g
,
l
a
m

2
0
-
4
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m

1
0
m
n
t
16 73 K 13
.0 e 5 
0 k x/
u mn
a t
t (+)
a
n
s
e
d
a
n
g
,
l
a
m

2
0
-
4
0
d
e
ti
k
fr
e
k
u
e
n
si
2
x
d
a
l
a
m
1
0
m
n
t

1 Ke 1
6 ku 4
. ata 0
3 n
0 ku x
at /
la m
ma n
> t
40 (
dtk +
fre )
ku
ens
i
2x
dal
am
10
mn
t
1 Ke 1
7 ku 4
. ata 5
0 n
0 ku x
at /
la m
ma n
> t
40 (
dtk +
fre )
ku
ens
i
2x
dal
am
10
mn
t
0 1 4 7 3 Ke 1 3 +
2 7 c 3 7 ku 3 / /
- . m 0 ata 5 5 0
0 3 C n
2 0 ku x
- at /
2 la m
0 ma n
0 > t
7 40 (
dtk +
fre )
ku
ens
i
2x
dal
am
10
mn
t

II.         INTERPRESTASI DATA DASAR


1.      Diagnosa
Ibu G1P0A0 hamil 39 minggu, janin tunggal, hidup, PUKI, memanjang intrauterin,
presentasi kepala, inpartu kala I fase laten.
Dasar :
a.       Ibu mengatakan hamil anak pertama
b.      HPHT     :  1 Mei 2006  
TP           : 8 Februari 207
c.       Pada pemeriksaan leopold di dapat hasil
Leopold I    :  TFU pertengahan pusat-PX, fundus teraba bokong
Leopold II   :  bagian kiri teraba bagian keras, panjang diri bagian kanan ibu teraba
bagian kecil (ekstermitas)
Leopold III :  bagian terendah teraba kepala
Leopold IV :  kepala sudah masuk PAP
DJJ              :  140 x/menit

d.      Hasil pemeriksaan dalam pukul : 09.30 Wib


Vulva          :  pengeluaran pervagina berupa blood slym, tidak ada oedema, tidak ada
varises dan bekas luka, tidak ada hemoroid.
Rugea          :  tebal, tidak ada benjolan
Porsio          :  lembut dan tipis, pembukaan 2 cm
Serviks        :  tebal
Ketuban      :  belum pecah/utuh (+)
Presentasi    :  UUK kiri depan
Penurunan   :  hodge II

2.      Masalah
Fase laten memanjang
Dasar : 
Ibu melaui fase laten lebih dari 8 jam.

3.      Kebutuhan
a.       Mengatasi kebutuhan nutrisi ibu untuk mengantisipasi kelelahan
b.      Memberikan support kepada ibu
c.       Pertolongan persalinan yang aman dan nyaman

III.      IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Potensial terjadinya partus lama akibat fase laten yang memanjang
Dasar :
-          Ibu inpartu kala II
-          Fase laten berlangsung lebih dari 8 jam
-          Ibu hamil anak 1

IV.      IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN DAN KOLABORASI


Kolaborasi dengan dokter bila ada komplikasi pada kala I proses persalinan.

V.         RENCANA MANAJEMEN


1.      a.  Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
b.    Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada saat proses
persalinan
c.    Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi bila ada komplikasi
d.   Siapkan ruangan bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis ibu serta persiapkan
bidan dengan memperhatikan teknik aseptik dan antiseptik
2.      Penyuluhan cara mengejan yang efektif
a.       Jelaskan manfaat mengejan yang efektif
b.      Ajarkan ibu cara mengejan yang efektif
c.       Observasi cara mengejan ibu
3.      Penyuluhan mengatasi rasa nyeri
a.       Jelaskan penyebab nyeri
b.      Ajarkan cara mengatasi nyeri
4.      Pemenuhan nutrisi (asuhan sayang ibu)
a.       Beri ibu makan jika lapar
b.      Beri ibu minum jika haus
c.       Beri ibu minuman manis sebagai penambah tenaga
d.      Suruh ibu istirahat jika lelah

VI.      IMPLEMENTASI LANGSUNG


1.       a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini ibu telah memasuki kala I
persalinan dengan fase laten memanjang
b.      Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c.       Melakukan observasi kala I menggunakan partograf, mengenai DJJ, penurunan
kepala, pembukaan serviks, frekuensi his dan tanda vital
d.      Persiapan persalinan :
1)      Ruang bersalin
2)      Menyiapkan alat persalinan
Partus set, heating set, air DTT dan klorin, pakaian bayi, handuk, tempat sampah kering
dan basah.
3)      Menyiapkan alat resusitasi
4)      Menyiapkan pakaian bayi
5)      Memantau kemajuan persalinan dengan partograf
6)      PD setiap 4 jam 1 x atau indikasi inpartu
7)      Menyiapkan alat penanganan syok dan perdarahan
8)      Memenuhi kebutuhan fisik ibu, makan, minum, BAK dan BAB
9)      Memenuhi kebutuhan psikologis ibu
Memberikan dukungan persalinan
10)  Menyiapkan alat (pelidung diri) untuk bidan: mitela, masker barascort, kacamata,
hand scoen, spatu booth.
11)  Melakukan penyuluhan mengenai cara mengejan yang efektif
a.       Menjelaskan manfaat mengejan efektif pada ibu, apabila ibu mengejan dengan
baik dapat membantu mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran bayi.
b.      Mengajarkan cara mengejan yang efektif, mengejan dilakukan pada saat his dan
telah memasuki kala II persalinan, sehingga diafragma berfungsi lebih baik, badan ibu
dilengkungkan dengan dagu di dada atau mata melihat perut, kaki ditarik kearah badan
sehingga lengkungan badan dapat membantu mendorong janin.
12)  Mengobservasi cara mengejan ibu

2.       Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri yang disebabkan oleh fase laten
yang memanjang
a.       Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri. Nyeri disebabkan karena adanya kontraksi
uterus yang akan membantu mendorong janin untuk turun
b.      Mengajarkan cara mengatasi nyeri, ibu disuruh untuk berjalan-jalan bila masih
bisa, kemudian menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri, agar
pembukaan serviks lebih cepat.
3.       Ibu bersedia untuk miring ke kiri
4.       Kemajuan persalinan baik
5.       Hasil pengawasan kala I dengan partograf
DJJ    :  140 x/menit
Penurunan kepala :  hodge II
TTV   :      TD      :  110/80 mmHg                  Nadi     :  80 x/menit
                 RR      :  22 x/menit                        Suhu    :  37 0C
6.       Kandung kemih   : kosong
7.       Frekuensi His       : 2 x dalam 10 menit, lemah, lamanya < 20 detik.

Kala II Pukul 17.30 Wib


S     :   Ibu mengatakan perutnya mulas-mulas seperti ingin BAB, dan keluar air dari
kemaluannya.
O    :   Dilakukan PD   pukul : 17.30 Wib dengan hasil
1.      Vulva                :  tidak ada oedema dan varises, pengeluaran berupa blood slym
2.      Introitus vagina   :  rugea masih teraba, tidak ada bisul/benjolan
3.      Partio                :  lembut, pembukaan 4 cm
4.      Serviks              :  tebal
5.      Ketuban            :  Utuh/belum pecah (+)
6.      Presentasi         :  UUK kiri depan/kepala
7.      Penurunan        :  hodge II
8.      DJJ                   :  140 x/menit
9.      Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
TTV   :   TD      :  130/70 mmHg                  Nadi     :  81 x/menit
                 RR      :  21 x/menit                        Suhu    :  37 0C
10.  Tanda persalinan semakin tampak yaitu perineum menonjol, vulva membuka dan
ada tekanan pada anus.

A    :   1. Diagnosa


a.      Ibu P1A0 partu kala II, janin tunggal, hidup intrauteri, plasenta kepala
Dasar :
Kontraksi uterus :  2 x dalam 10 menit lama 20-40 detik
Pembukaan lengkap, portio tidak teraba, ketuban (-), perineum menonjol dan vulva
membuka, DJJ : 140 x/menit
b.      Potensial terjadi perpanjangan kala I fase laten
Dasar :
Ibu hamil anak pertama
Pembukaan 10 cm, perineum kaku, ketuban (-)
Fase laten berlangsung lebih dari 8 jam.

           2.  Masalah


Fase laten memanjang dan ibu cemas menghadapi, persalinannya
Dasar : 
Ibu memasuki kala II persalinan
Ibu hamil anak pertama

           3.  Kebutuhan


Penyuluhan cara relaksasi
Pertolongan persalinan yang bersih, aman dan nyaman

P     :   1.  Jelaskan kondisi ibu saat ini sudah masuk fase persalinan
           2.  Lakukan pengawasan kala II menggunakan partograf, pantau tenaga ibu
kontraksi uterus, pantau penurunan, presentasi kepala janin dan DJJ setelah kontraksi
dan vital sign.
3.    Anjurkan dan ajarkan pada ibu mengejan pada saat his ada dan relaksasi pada saat
his menghilang
4.    Observasi cara mengejan ibu
5.    Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada saat ibu mengejan
6.    Lakukan pertolongan persalinan, tolong kepala, bahu, badan, kemudian bersihkan
jalan napas
7.    Periksa janin tunggal atau kembar
8.    Observasi perdarahan pervaginam
9.    Bayi lahir pukul : 22. 00 Wib
BB                  :  3.000 kg
Jenis kelamin :  laki-laki
PB                   :  49 cm
Anus               :  (+)
APGAR score    :    7
Bayi tidak menangis spontan
a.       Lakukan asuhan BBL : letakkan bayi diperut ibu, keringkan bayi, potong tali
pusat, ganti dengan kain bersih
b.      Segera lakukan resusitasi untuk membebaskan jalan napas
c.       Jika berhasil dan bayi menangis spontan hangatkan kembali tubuh bayi dan
berikan pada ibu untuk disusukan.

Kala III Pukul 22.15 WIB


S     :   Ibu mengatakan perutnya mulas
O    :   Keadaan umum   :  baik                                  
           Kesadaran           :  composmentis
TTV   :       TD     :  130/70 mmHg                   Nadi        :  21 x/menit
                    RR     :  81 x/menit                         Suhu       :  37 0C
Janin tunggal
TFU, 2 jari di bawah pusat
Abdomen : Kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras, seperti batu, terdapat
semburan darah tiba-tiba dan tali pusat memanjang
A    :   1.  Diagnosa 
Ibu P1Ao
Dasar   :   uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 jari di bawah pusat, plasenta belum lahir.

           2.  Masalah


Nyeri perut bagian bawah
Dasar : 
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
Plasenta belum lahir
Kontrkasi uterus baik
TFU 2 jari di bawah pusat

           3.  Kebutuhan


Manajemen aktif kala III
Pemenuhan nutrisi dan cairan

P     :   1.  Jelaskan kondisi ibu saat ini bahwa ibu sedang berada pada kala III persalinan
           2.  Lakukan pemeriksaan TTV
TD    :  12/70 mmHg                Pols     :  80 x/menit
RR    :  23 x/menit                    Suhu    :  37 0C
3.    Anjurkan dan ajarkan pada ibu mengejan pada saat his ada dan relaksasi pada saat
his menghilang
a.       Pemberian oxitosin 10 IU
b.      Lakukan peregangan tali pusat terkendali
c.       Masase fundus
4.    Lahirkan plasenta dengan hati-hati
a.       Kotiledon dan selaput utuh
b.      Panjang tali pusat : 20 cm
c.       Lebar plasenta       : 13 cm
d.      Berat plasenta       : 500 gr
e.       Tebal plasenta       : 2 cm
5.    Setelah 15 detik lakukan masase fundus secara sirkuler dan ajarkan pada ibu untuk
melakukannya sendiri
6.    Lakukan vulva hygiene pada ibu
7.    Observasi perdarahan dan luka

Kala IV Pukul :  23. 00 WIB


S     :   Ibu mengatakan masih terasa mules
O    :   1.  Pemeriksaan tanda vital
TD    :  110/70 mmHg              Nadi    :  80 x/menit
RR    :  22 x/menit                    Suhu    :  37 0C
2.    Keadaan kandung kemih    : kosong
3.    TFU                                     : 3 jari dibawah pusat
4.    Kontraksi uterus baik
5.    Perdarahan pervaginam + 150 cc
6.    Pengeluaran lochea rubra

A    :   1.          Diagnosa


a.       Ibu P1Ao partus spontan pervaginam partus kala IV
Dasar :
Ibu partus spontan pervaginam pukul : 22.00 Wib
Plasenta lahir lengkap pukul : 22.30 Wib
Pengeluaran lochea rubra
TFU : 3 jari dibawah pusat
b.      Potensi terjadi perdarahan pervaginam
Dasar :
Plasenta lahir pukul : 22.30 Wib
Perdarahan pervaginam berupa lochea rubra

1.    Masalah
Gangguan rasa nyaman
Dasar :
Ibu mengatakan masih mules dan sedikit nyeri pada daerah genetalia

2.    Kebutuhan
Personal hygiene ibu
Memberi rasa nyaman ibu
Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

P     :   1. Jelaskan kondisi ibu saat ini


           2.  Periksa TTV, TFU, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit dalam 1
jam pertama dan 30 menit dalam 1 jam kedua
3.    Penyuluhan personal hygiene
Beritahu ibu untuk membersihkan daerah kemaluannya setelah BAB dan BAK dengan
arah kebelakang, mandi 2 x/hari dan ganti pakaian
4.    Pemenuhan mobilisasi ibu
Miring ke kanan / ke kiri
Ibu boleh berjalan sesudah 6 jam
5.    Pemenuhan nutrisi ibu
Makan yang bergizi karena ibu masih dalam masa pemulihan minum 6 – 8 gelas/hari
6.    Pemenuhan istirahat
Tidur 6 – 7 jam/hari
7.    Observasi pengeluaran vagina (lochea)

PADA IBU BERSALIN dengan FASE AKTIF MEMANJANG


Jumat, 22 November 2013 | levpc68 di 11/22/2013 02.37.00 AM |

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Konsep Persalinan Normal

2.1.1 Definisi

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya servik, dan janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah
proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa
dikatakan bahwapersalinan adalah ranagkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur
sampai dikeluarkannya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban dan cairan ketuban) dari
uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan
kekuatan sendiri. (Sumarah. 2009: 1)

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Wiknjosastro,gulardi. 2008: 37)

2.1.2       Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :

2.1.2.1  Tenaga atau Kekuatan (power)

His (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis,ketegangan,


kontraksi ligamentum rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan.

2.1.2.2  Janin (passanger)

Letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak plasenta.

2.1.2.3  Jalan Lintas (passage)

Ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis


dan introitus vagina untuk memanjang.

2.1.2.4  Kejiwaan (psyche)

Persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan, dukungan orang terdekat dan


intregitas emosional.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19884/4/Chapter%20II.pdf)

2.1.3        Sebab Mulainya Persalinan

2.1.3.1  Hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu :

           Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan


rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan
mekanis.

           Progesteron
Berfungsi meurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar
seperti oksitosin, prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot
polos relaksasi.

Pada saat kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang seimbang, sehingga
kehamilan bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut
menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan
kontraksi dalam bentuk braxton hicks. (Sumarah. 2009: 2)

2.1.3.2  Teori yang memungkinkan terjadinya persalinan :

           Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas
waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Hal ini mungkin merupakan
faktor yang dapat menggangu sirkulasi uretroplasenter sehinggan plasenta mengalami
degenerasi

           Teori prenurunan progesteron

Proses penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi proses
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Vili kariales
mengalami perubahan-perubahan dan produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga
otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.

           Teori oksitosi internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar parst hipofise posterior. Perubahan keseimbangan


progesteron dan estrogen dapat mengubah sensitivitasotot rahim, sehingga sering terjadi
brakton hiks. Menurunya konsentari progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin
dapat meningkatkan aktivitas, sehingag persalinan dimulai.

           Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh
desidua. Prostaglandin dianggap dapat memicu kejadian persalinan.

           Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis

Dari beberapa percobaan tersebut disimpulkan adanya hubungan antara hipotalamus pituitari
dengan mulainya persalinan.

           Teori berkurangnya nutrisi

Berkurang nya nutrisi pada janin dikemukakan oleh hipokrates untuk pertama kalinya. Bila
nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.

           Faktor lain
Tekanan pada ganglionservikale pada fleksus frankenhauser yang terletak dibelakang servik.
Bila ganglion ini tertekan maka kontarksi dapat dibangkitkan.

(Sumarah. 2009: 2-4)

2.1.4        Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I servik membuka dari pembukaan 0-10 cm. Kala
I dinamakan juka kala pembukaan, kala II disebut kala pengeluaran, kala III disebut juga kala
pengeluaran urie, sedangkan kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian.
(Sumarah. 2009: 4-5)

           Kala I (Pembukaan)

Pasien dikatanya dalam persalina kala I, jika sudah terjadi pembukaan servik dan kontraksi
terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan
yang berlangsung antara 0-10 cm. Proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam)
dimana servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6 jam) dimana servik membuka dari 3-10
cm. (Sulistyowati. 2010: 7)

Fase aktif Dibagi dalam 3 fase yaitu :

         Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

         Fase dilatasi maksimal, dalam 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat. Dari 4 cm menjadi
9 cm.

         Fase deselerasi, pembukaan melambat kembali. Dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10
cm.

(Sulistyawati, ari. 2010: 65)

           Kala II

Kala II adalah kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses
ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosa kala II
ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap dan
kepala janin sudah tampak divulva denagn diameter 5-6 cm. (Sulistyowati, 2010: 7-8)

Gejala utama kala II adalah sebagai berikut :

1.      His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50- 100 detik

2.      Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.

3.      Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan meneran.


4.      Dua kekuatan yaitu, his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga kepala beyi
membuka pintu berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka, serta kepala seluruhnya.

5.      Kepala lajir seluruhnya dan diikuti dengan putar paksi luar yaitu penyesuaian kepala dan
punggung.

6.      Setelah putar paksi luar, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan berikut.

a.       Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu, kemudian tarik cunam kebawah
untuk melahirkan bahu depan dan cunam keatas untuk melahirkan bahu belakang.

b.      Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.isa air ketuban.

c.       Bayi lahir diikuti sisa air ketuban.

7.      Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.

(Sulistyawati. 2010: 8)

           Kala III (Pelepasan plasenta)

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Lepasnya plasenta sudah
dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut :

1.        Uterus berbentuk bundar.

2.        Uterus terdorong keatas, karena plasenta terlepaske segmen bawah rahim.

3.        Tali pusat bertambah panjang.

4.        Terjadi perdarahan.

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara kradepada fundus uteri.

(Sulistyowati.2010: 8)

           Kala IV (Observasi)

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi
terhadap pascapersalianan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang
dilakukan adalah sebagai berikut :

1.      Tingkat kesadaran pasien.

2.      Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan.

3.      Kontraksi uterus.

4.      Terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500
cc.

(Sulistyawati. 2010: 9)
2.1.5        Partograf

Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan
dalam menentukan keputusan dalam pelaksanaan. Partograf memberi peringatan pada
petugas kesehatan bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin,
bahwa mungkin ibu perlu dirujuk. (Saifudin, abdul. 2008 : 104)

Catat hal-hal berikut pada partograf :

         Informasi pasien : isi nama, status gravida, status paritas, nomer register, tanggal dan jam
masuk rumah sakit, serta jam pecah ketuban atau lama waktu ketuban pecah (apabila pecah
ketuban terjadi sebelum pencatatan pada partograf dibuat). (Yulianti, devi. 2005 : 67)

         Denyut jantung janin. Catat setiap jam (.)

         Air ketuban. Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina :

   U : selaput Utuh

   J : selaput pecah, air ketuban Jernih

   M : air ketuban bercampur Mekoneum

   D : air ketuban bernoda Darah

         Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase):

   1: sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat atau bersesuaian

   2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki

   3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki

         Pembukaan mulut rahim (serviks). Dinilai pada setiap pemeriksaan vaginam dan diberi tanda
(x).

         Penurunan. Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan
abdomen/luar) di atas simfisis pubis; catat dengan tanda lingkaran (O) pada setiap
pemeriksaan dalam.

         Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima.

         Jam : Catat jam sesungguhnya.

         Kontraksi. Catat setiap setengah jam; lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi
dalam 10 menit dan lamanya masing-masing kontraksi dalam hitungan detik.

    Kurang dari 20 detik :        


    Antara 20 dan 40 detik :

    Lebih dari 40 detik :

         Oksitosin. Bila memakai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin per volume cairan infuse dan
dalam tetesan per menit.

         Obat yang diberikan. Catat semua obat lain yang diberikan.

         Nadi. Catatlah setiap 30-60 menit dan ditandai dengan sebuahtitik besar (.)

         Tekanan darah. Catatlah setiap 4 jam dan ditandai dengan anak panah.

         Suhu badan. Catatlah setiap dua jam.

         Protein, aseton, dan volume urine. Catatlah setiap kali ibu berkemih.

Bila temuan-temuan melintas ke arah kanan dari garis waspada, petugas kesehatan harus
melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat.

(Saifudin, abdul. 2008 : 104)

2.2      Konsep Persalinan dengan Kala I Fase Aktif Memanjang

2.2.1 Definisi

Persalinan fase aktif (atau persalinan aktif) biasanya mengacu pada pembukaan serviks
lebih dari 3 cm disertai kontraksi yang mengalami kemajuan, yakni kontraksi yang menjadi
semakin lama, kuat dan sering. Perlu diketahui bahwa pada multipara terkadang pembukaan
mencapai 3, 4 atau bahkan 5 cm tanpa kontraksi yang mengalami kemajuan. Mereka belum
memasuki persalinan sampai dengan mereka mengalami kontraksi dengan kemajuan dan
serviks membuka semakin lebar seiring dengan kontraksi. (Obstetriginekologi.com)

Istilah persalinan aktif memanjang mengacu pada laju pembukaan yang tidak adekuat
setelah persalinan aktif didiagnosis. Diagnosis laju pembukaan tidak adekuat bervariasi:
kurang dari 1 cm setiap jam selama sekurangkurangnya 2 jam setelah kemajuan
persalinan,  kurang dan 1,2 cm per jam pada primigravida dan kurang dari 1,5 cm per jam
pada multipara 2 lebih dan 12 jam sejak pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap (rata-
rata 0,5 cm per jam). (Obstetriginekologi.com)

2.2.2        Masalah

Persalinan lama

         Fase laten lebih dari 8 jam

         Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran bayi (persalinan lam)
         Dilatasi servik dikanan garis waspada. (Saifudin, abdul bari. 2002: Mk-47)

2.2.3 Diangnosis

Faktor-faktor penyebab persalinan lama :

1.      His tidak efisien/adekuat.

2.      Faktor janin.

3.      Faktor jalan lahir. (Saifudin, abdul bari. 2002: Mk-48)

Tanda dan Gejala Diagnosis

Servik tidak membuka Belum inpartu

Tidak didapatkan his/his tidak teratur

Pebukaan servik tidak melebihi 4cm Fase laten memanjang


sesudah 8 jam inpartu dengan his teratur

Pembukaan servik melewati kanan garis Fase aktif memanjang


waspada partograf.

         Frekuensi his kurang dari 3 his per 10  Inersia uteri


menit lamanya kurang dari 40 detik.

         Pembukaan servik dan turunnya bagian


 Disproporsi sefalo pelvik
janin yang dipresentasi tidak maju
sedangkan his baik
 Obstruksi kepala
         Pembukaan servik dan turunya bagian
janin yang di presentasi tidak maju
dengan takut, terdapat moulase hebat,
odema servik, tanda rupture uteri
iminen, gawat janin.
 Malpretasi atau malposisi
         Kelainan presentasi (selain vertek
dengan oksiput anterior)

Pembukaan servik lengkap ibu ingin Kala II lama


mengejan tapi tidak ada kemajuan
penurunan
2.2.4        Penanganan umum

         Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda vital dan tingkat
hidrasi)

         Kaji kembali partograf, tentukan apakah pasien berada dalam persalinan.

-          Nilai frekuensi dan lamanya his.

         Perbaiki keadaan umum dengan :

-          Dukungan emosional, perubahan posisi (sesuai dengan penanganan persalinan normal).

-          Periksa keton dalam urine dan berikan cairan, baik oral maupun parenteral,dan upayakan
buang air kecil (kateterisasi bila perlu).

         Berikan analgesik : tramadol atau penitidin 25 mg I.M (maksimum 1 mg/kgBB) atau morfin 10
mg I.M, jika pasien merasakan nyeri yang sangat.

(Saifudin, abdul bari. 2002: Mk-47)

2.2.5        Tentukan keadaan janin

      Periksa denyut jantung janin selama atau segera setelah his. Hitung frekuensinya sekurang
kurangnya sekali dalam 30 menit selama fase aktif dan tiap 5 menit selama kala II.

   Jika terdapat gawat janin, lakukan secsio sesaria. Kecuali jika syarat-syarat dipenuhi lakukan
ekstraksi vacum atau forcep.

      Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan atau bercampur darah. Pikirkan
kemungkinan gawat janin.

      Jika tidak ada ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban pecah, pertimbangkan adanya
indikasi penurunan jumlah air ketuban yang mungkin menyebabkan gawat janin.

Perbaiki keadaan umum dengan

   Memberikan dukungan emosional. Bila keadaan masih memungkinkan anjurkan bebas bergarak,
duduk dengan posisi berubah.

   Berikan cairan baik secara oral atau parenteral dan upaya buang air kecil.

      Bila penderita merasakan nyeri yang sangat berikan analgesik : tramadol atau penitidin 25mg
dinaikkan samapai maksimum 1 mg/Kg atau morfin 10 mg IM.

Lakukan pemeriksaan vagina untuk mnentukan kala persalinan. Lakukan penilaian frekuensi
dan lamanya kontraksi berdasarkan partograf.

(Saifudin, abdul bari. 2008 : 184-185)


2.2.6        Penanganan Khusus

         Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih utuh,
pecahkan ketuban.

         Nilai his :

-          Jika his adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik)
pertimbangkan adanya inersia uteri.

-          Jika his adekuat (3 kali dalam 10 mmenit dan lamanya lebih dari 40 detik), pertimbangkan
adanya disproporsi, obstruksi, malposisi, dan mal presentasi.

         Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat kemajuan
persalinan.

(Saifudin, abdul bari. 2002: Mk-49)

2.2.7        Gejala Utama yang Perlu diperhatikan

Gejala utama yang perlu diperhatikan pada persalinan yang lama diantaranya adalah sebagai
berikut:

1.      Dehidrasi

2.      Tanda infeksi

-       Temperatur tinggi

-       Nadi dan pernafasan

-       Abdomen meteorismus

3.      Pemeriksaan abdomen

-       Meteorismus

-       Lingkaran bandle tingg

-       nyeri segmen bawah rahimi

4.      Pemeriksaan lokal vulva- vagina

-       Odema vulva

-       Cairan ketuban berbau

-       Cairan ketuban bercaampur mekonium


5.      Pemeriksaan dalam

-       Edema serviks

-       Bagian terendah sulit didorong ke atas

-       Terdapat kaput pada bagian terendah

6.      Keadaan janin dalam rahim

-       Asfiksia sampai terjadi kematian

7.      Akhir dari persalinan lama

(Manuaba, ida bagus.2002 : - )

2.3     KONSEP MANAGEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA INPARTU KALA I FASE AKTIF

2.3.1     Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilakukan bidan pada ibu yang
mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam bidang KIA. (Dep. Kes. RI, 1993)

2.3.2 Langkah – langkah (7 Langkah Menurut Varney)

I Pengkajian

A. Data subjektif

Merupakan data yang didapat dari hasil wawancara langsung pada klien dan keluarga serta
dengan tim tenaga kesehatan.

1)      Biodata

Biodata yang dikumpulkan dari ibu dan suaminya, meliputi : nama, umur, agama, suku/ bangsa,
pendidikan, pekerjaan dan alamat lengkap.

2)      Keluhan Utama

Data ini didapat dari pihak pasien berupa keluhan yang sedang pasien rasakan saat
ini. Meliputi : Kenceng-kenceng bertambah sering, keluarnya lender/ darah. 

3)      Riwayat Menstruasi

Meliputi HPHT, siklus haid, pendarahan pervaginam dan fiuor albus.

4)      Riwayat Kehamilan Sekarang

Meliputi riwayat AIVC, gerakan janin, tanda – tanda bahaya atau penyulit keluhan utama, obat
yang dikonsumsi termasuk jamu.

5)      Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu


Meliputi keadaan saat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu serta masalah selama
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

6)      Riwayat KB

Meliputi jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat saat pemakaian dan berhenti,
keluhan/ alasan berhenti.

7)      Riwayat Psikologi

Meliputi : pengetahuan dan respon ibu terhadap kehamilan dan kondisi yang dihadapi saat ini,
jumlah keluarga di rumah, respon keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, tempat melahirkan dan penolong yang diinginkan ibu.

8)      Riwayat Kesehatan Keluarga

Meliputi apakah terdapat keturunan kembar, penyakit keturunan, dan jenis penyakit lain dalam
keluarga. 

9)      Riwayat Kesehatan yang Lalu

Meliputi penyakit menahun, penyakit menurun, dan penyakit menular yang pernah di derita
ibu.

10)  Latar Belakang Sosial Budaya

Meliputi kebiasaan / upacara adat budaya setempat, kebiasaan keluarga yang mendukung dan
menghambat serta dukungan dari keluarga dan suami.

11)   Pola Kebiasaan Sehari – hari

Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas dan perilaku kesehatan.

B. Data Objektif

1)      Keadaan umum

Meliputi tingkat energi, keadaan emosional, postur badan ibu selama pemeriksaan TB dan BB.

2)      Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 110/70 – 130/90 mmHg

Nadi                   : 60 – 100 x/menit

Respirasi             : 16 – 25 x/menit

Suhu                   : 36,50c – 37,50c.

Tinggi Badan       :    > 145 cm

BB saat hamil      :    ….. kg
BB sekarang               :    ….. kg

Kenaikan BB              :    ….. kg

LILA                          :    ≥23,5 cm

Pemeriksaan khusus

Inspeksi:

1.         Kepala               :    simetris/ tidak, warna rambut, apakah ada ketombe/tidak, kebersihan kulit kepala, ada
lesi/tidak ada benjolan/tidak.

2.          Muka                :    simetris/tidak, pucat/tidak,cloasma gravidarum/ tidak

3.          Mata                 :    simetris/tidak, bersih/tidak, conjungtiva anemis/ tidak, sclera ikterus/ tidak

4.          Hidung             :    simetris/tidak, ada pernafasan cuping hidung/tidak, ada sekret/tidak, ada pembesaran


polip/tidak, bersih/tidak.

5.          Mulut dan gigi      :          ada hipersalivasi/tidak, gigi ada caries/tidak, ada stomatitis/tidak, bibir lembab/tidak, lidah
bersih/tidak.

6.          Telinga             :   simetris/ tidak, ada serumen/ tidak, ada gangguan pendengaran atau tidak.

7.          Leher                :    adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

8.          Axilla               :    ada pembesaran kelenjar limfe/tidak, bersih/tidak.

9.          Payudara          :    bentuk simetris/tidak, pembesaran normal/tidak, hiperpigmentasi pada areola ada/tidak, ada


tumor/tidak, bersih/tidak.

10.     Perut                  :    pembesaran sesuai UK/tidak, terdapat strie/tidak, adalinea/tidak, pembesaran lien ada/tidak.

11.    Punggung          :    posisi tulang belakang normal/tidak.

12.    Genetalia           :    oedem/ tidak, ada varices/ tidak, bersih/ tidak, ada pengeluaran/tidak, ada luka
parut/tidak, adakah candiloma akuminata, anus ada hemoroid/tidak.

13.     Ekstremitas       :    simetris/ tidak, oedem/ tidak, varices/ tidak, ada gangguan pergerakan/ tidak, jumlah jari normal
atau tidak.

Palpasi

1)      Leher                  :    adakah pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

2)      Payudara            :    ada nyeri tekan/ tidak, colostrum sudah keluar/ belum

3)        Perut                  :    Leopold I    :                 3 jari bawah px, bagian apa yang ada di fundus

Leopold II  : menentukan letak punggung dan bagian terkecil janin


Leopold III : apakah yang menjadi bagian terendah janin, dan apakah sudah masuk PAP

Leopold IV  : bagian terendah janin seberapa besar masuk ke PAP

4)      Ekstremitas        :    ada odema/tidak.

Auskultasi

1)        Dada                 :    Bunyi paru – paru normal, bunyi jantung normal .

2)        Perut                  :    Bising usus normal. DJJ dapat didengar dengan menggunakan stetoskop monorektal 120 – 160
x/menit.

Perkusi

1)        Reflek putela     :    Positif.

Pemeriksaan Dalam

  Vulva atau Vagina        :  bersih atau kotor, ada pengeluaran pervaginam atau tidak

  Pembukaan Serviks      :  4 – 10 cm

  Effacement/Penipisan   :  …%

  Air Ketuban                  :  warna, jenis, mekonium atau tidak, khas

  Presentasi                      :  kepala atau bokong

  Denominator                 :  UUK.

  Bagian terkecil di samping kepala teraba atau tidak.

  Penurunan                     :  hodge ke berapa

II. Interpretasi data dasar

Setelah pengkajian data ibu dan janin selesai, langkah selanjutnya menentukan diagnosis,
ada 2 kemungkinan diagnosis pada ibu bersalin :

1)      Persalinan normal.

2)      Persalinan dengan masalah khusus.

III.   Antisipasi masalah potensial

Megidetifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan
diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi.

IV.   Identifikasi kebutuhan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter yang perlu dikonsultasikan
atau ditangani
V.      Intervensi

 Pada langkah ini ditentukan oleh hasil pengkajian data pada langkah sebelumnya jika ada
informasi / data yang tidak lengkap bisa dilengkapi, juga dapat mencerminkan rasional yang
benar / valid.

VI. Implementasi

         Langkah ini melaksanakan rencana asuhan secara aman dan efektif sesuai dengan
intervensi.

VII. Evaluasi

Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan dengan SOAP sesuai
dengan kriteria hasil.

BAB III

TINJAUAN KASUS

asuk BPS                   :  28-04-2012

                                    :  10.00 WIB

engkajian                    :  28-04-2012

Masuk                        :  GI P0000

I.       PENGKAJIAN

A. Data Obyektif

1.   Identitas (Biodata)

Nama pasien   :  Ny. ”J” Nama suami    :  Tn. ”S”

               :  25 th                :  30 th

Agama            :  Islam Agama            :  Islam

Suku / Bangsa :  Jawa / Indonesia Suku / Bangsa :  Jawa / Indonesia

Pendidikan      :  SMA Pendidikan      :  SMA

Pekerjaan        :  IRT Pekerjaan        :  Wiraswasta

Penghasilan     : - Penghasilan     :  -

Alamat rumah :  Dsn. Besuk, Toyoresmi, Ngasem KediriAlamat rumah :  Dsn. Besuk, Toyoresmi, Ngasem Kediri
2.      Keluhan Utama

Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng dan nyeri pada perut bagian bawah yang
menjalar sampai ke pinggang  sejak pukul 04.00 WIB. Ibu mengatakan terdapat lendir dan
bercak darah pada celana dalamnya.

3.      Riwayat Menstruasi

Menarche           :  12 tahun

Lama haid          :  6– 7 hari

Banyaknya         :  2 – 3 x ganti pembalut

Siklus                 :  30 hari

Teratur / tidak    :  teratur

Dismenorhea      :  ya

Fluor albus         :  ada

Jumlah                :  banyak

Warna/bau          : merah / khas

HPHT                 :  20-07-2011

HPL/HTP           :  27-04-2012

4.      Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan hamil yang ke-1 dengan umur kehamilan 9 bulan, hasil tes kehamilan +
tanggal -. Gerakan anak pertama dirasakan pertama kali saat umur kehamilan 5 bulan,
gerakan anak sekarang aktif.

Selama kehamilan memeriksakan kehamilannya di BPS.

        TM I        Berapa kali   : 3x

                        Keluhan        : mual mual

                        Terapi           : B6, kalk

        TM II       Berapa kali   : 3x

                        Keluhan        : tidak ada


                        Terapi           : Fe, Kalk, Bc

        TM III     Berapa kali   : 5x

                        Keluhan        : nyeri punggung

                        Terapi           : Fe, Kalk, Bc

Imunisasi TT Berapa kali : 3x (SD, TT CPW, TM I)

Dimana : -                         Kapan : -

Obat-obatan yang dikonsumsi selama hamil : obat-obatan yang diberikan Bidan

Penyuluhan yang didapat : makan bergizi, istirahat cukup, perkembangan janin

5.      Riwayat Persalinan Sekarang

Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng dan nyeri pada perut bagian bawah yang
menjalar sampai ke pinggang  sejak pukul 04.00 WIB. Ibu mengatakan terdapat lendir dan
bercak darah pada celana dalamnya. Ibu datang ke rumah Bidan pukul 10.00WIB dengan
diantar suami dan keluarganya.

6.      Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu

Keham Nifa
Persalinan Anak Ket.
ilan s
Sua
No mi M
ke- Umu Pen Pen Jeni Tem Pen Pen BB/ en
Seks H/M
r yul ol s p yul yul PB yu
sui

7.      Riwayat KB

Alat Kontrasepsi yang pernah digunakan             : ibu mengatakan belum pernah

Rencana alat kontrasepsi yang akan digunakan    : ibu mengatakan belum tahu

8.      Riwayat Psikososial
Apakah kehamilan itu direncanakan / diinginkan : iya

Apakah kehamilan ini diharapkan : iya

Harapan terhadap kehamilan sekarang : laki-laki perempuan sama saja

Status perkawinan             : kawin

Jumlah                               : 1 kali

Lama perkawinan              : 1 ½  tahun

Jumlah keluarga ayang tinggal serumah : 2 orang

Susunan keluarga yang tinggal serumah :

Hubung
Jenis Umur
an
N Pendidik Pekerjaa K
o. Kelam (tahu an n et
Keluarg
in n)
a

Ayah Wiraswas
1. L 60 kandun SD ta -
g
2. L 30 SMA Wiraswas -
Suami ta

9.      Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Keturunan Kembar                 : Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar

   Dari pihak siapa                      : Tidak ada dari pihak manapun

b.Penyakit Keturunan                : Ibu mengatakan tidak ada penyakit keturunan

   Jenis penyakit                          : Ibu mengatakan tidak ada

   Dari pihak siapa                      : ibu mengatakan tidak ada

c. Penyakit lain dalam keluarga : Ibu mengatakan tidak ada penyakit lain dalam keluarga

   Jenis penyakit                          : Ibu mengatakan tidak ada

   Yang menderita                      : Ibu mengatakan tidak ada

10.  Riwayat Kesehatan yang Lalu

-       Penyakit menahun  : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun


                                             (mis. Jantung, ginjal, Paru)

-       Penyakit menurun   : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun

                                             (mis. Asma, DM, Hipertensi)

-       Penyakit Menular   : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular

                                           (mis. TBC, hepatitis, HIV/AIDS)

11.  Latar Belakang Sosial Budaya dan Dukungan Keluara

Kebiasaan/upacara adat istiadat saat hamil : ada upacara selamatan 3&7 bulanan.

Kebiasaan keluarga yang menghambat : ibu mengatakan tidak ada

Kebiasaan keluarga yang menunjang : ibu mengatakan ada, yaitu selamatan

Dukungan dari suami : ibu mengatakan suami mendukung

Dukungan dari keluarga yang lain : ibu mengatakan keluarga yang lain juga mendukung

12.  Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi

        Selama hamil    : 3-4x/hari porsi sedang (nasi, lauk, sayur) / 6-8gls/hari (air putih, susu).

        Sebelum hamil  : 2x/hari porsi sedang (nasi, lauk, sayur) / 4-5gls/hari (air putih)

        Masalah yang dirasakan : ibu mengatakan tidak ada masalah

b.   Pola Eliminasi

        Selama hamil    : BAB 2-3hari sekali (lunak, kuning, bau khas) / BAK 7-8x/hari (kuning jernih, bau khas)

        Sebelum hamil :BAB1x/hari (lunak, kuning, bau khas) / BAK 3-5x/hari (kuning, bau khas)

        Masalah yang dirasakan : ibu mengatakan tidak ada masalah

c.    Pola Istirahat Tidur

        Selama hamil    : siang 1-2 jam / malam 6-8 jam

        Sebelum hamil : siang 1-2 jam / malam 6-8 jam

        Masalah yang dirasakan : ibu mengatakan tidak ada masalah

d.   Pola Aktivitas

        Selama hamil    : ibu melakukan kegiatan rumah tangga (memasak, menyapu)


        Sebelum hamil  : ibu melakukan kegiatan rumah tangga (memasak, menyapu)

        Masalah yang dirasakan : ibu mengatakan tidak ada masalah

e.    Pola Seksualitas

        Selama hamil    : jarang (1x/minggu)

        Sebelum hamil  : 2-3x/minggu

        Masalah yang dirasakan : ibu mengatakan tidak ada masalah

f.    Perilaku Kesehatan

        Penggunaan obat2an/alkohol/jamu/rokok/sirih/kopi/,dll selama hamil tidak pernah

        Penggunaan obat2an/ alkohol/ jamu/ rokok/ sirih/ kopi/ ,dll sebelum  hamil tidak pernah

        Lain-lain (personal hygiene) : mandi dan gosok gigi : 2x/hari

                                                           ganti celana dalam         : 2x/hari

                                                           keramas                          : 2hari sekali

B.  Data Obyektif

a.      Pemeriksaan Umum

1.   Keadaan umum                     :    Baik

2.   Kesadaran                              :    Composmentis

3.   Keadaan emosional               :    Stabil

4.   Tekanan darah                       :    120/80 mmHg

5.   Suhu tubuh                            :    36,7 0C

6.   Denyut Nadi                          :    86x / mnt

7.   Pernapasan                             :    22 x / mnt

8.   Tinggi badan                          :    158 cm

9.   BB sekarang                          :    64 kg

10.     BB sebelum hamil              :    52  kg

11.     Lila                                     :    32 cm

    
b.   Pemeriksaan Khusus

1.      Inspeksi

               - Kepala

         Warna rambut                              : hitam

           Ketombe                                    : tidak ada

         Benjolan                                      : tidak ada

         Rontok                                         : tidak

Chloasma Gravidarum           :  tidak ada

-    Mata

Kelopak mata kanan dan kiri : tidak ada oedema/tidak ada oedema

Konjungtiva kanan dan kiri   : warna merah muda, tidak anemis.

Sklera kanan dan kiri             : warna putih, tidak ikterus.

-  Hidung

Simetris                                  : ya

Sekret                                    : tidak ada

Polip                                      : tidak ada

Kebersihan                             : bersih

Hipersalivasi                          : tidak ada

Gigi                                        : putih, tidak ada karies dan karang gigi

Gusi                                       : warna merah muda, tidak oedem, tidak lesi

Stomatitis                              : tidak ada

Bibir                                       : lembab, tidak pucat, tidak ada lesi

Lidah                                     : warna merah muda, tidak ada luka

               - Telinga

Bentuk                                   : simetris

Serumen kanan dan kiri         : tidak ada


Kebersihan                             : bersih

               - Leher

Pembesaran kelenjar thyroid   : tidak ada

Pembesaran vena jugularis      : tidak ada

               - Axilla

Pembesaran kelenjar limfe     : tidak terjadi ka/ki

Kebersihan                             : bersih

               - Payudara          

Bentuk                                   : simetris (kanan dan kiri)

Pembesaran                            : ada (kanan dan kiri)

Hiperpigmentasi                    : ada pada areola (kanan dan kiri)

Papilla mamae                        : menonjol (kanan dan kiri)

Benjolan / tumor                    : tidak ada (kanan dan kiri)

Keluaran                                : tidak ada (kanan dan kiri)

Kebersihan                             : kurang bersih (kanan dan kiri)

- Perut

              Pembesaran                            : ada sesuai dengan usia kehamilan

              Striae                                     : livide

              Linea                                      : nigra

              Bekas luka operasi                 : tidak ada

              Pembesaran lien/liver             : tidak ada

               - Punggung

              Posisi tulang belakang           : lordosis

         Vulva dan vagina warna  : merah kecoklatan

         Luka parut                                   : tidak ada

         Varices                             : tidak ada

         Oedem                             : tidak ada


         Keluaran                          : lendir bercampur bercak darah

an                                : tidak ada

         Hemoroid                                    : tidak ada

         Kebersihan                                   : kurang bersih

               - Ekstremitas atas dan bawah

          Oedem          : atas tidak ada (ka/ki), bawah tidak ada (ka/ki)

          Varices          : atas tidak ada (ka/ki), bawah tidak ada (ka/ki)

          Simetris         : iya (ka/ki), iya (ka/ki)

2.   Palpasi

               - Leher

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada

Pembesaran vena jugularis     : tidak ada

               - Payudara          

Benjolan / tumor                    : tidak ada (kanan dan kiri)

Keluaran                                : ada kolostrum (kanan dan kiri)

- Perut

              Pembesaran lien/liver             : tidak ada

              Kontraksi Uterus                   : 2 kali dalam 10 menit lamanya 20 detik

         Leopold I                         : pertengahan px-pusat, fundus teraba bokong

         Leopold II                                   : puka

         Leopold III                                  : letkep ( U )

         Leopold IV                                  : devergent

         TFU Mc. Donald             : 33 cm

         TBJ                                              : (33-11) x 155 = 3410 gr

          - Ekstremitas atas dan bawah

          Oedem          : atas tidak ada (ka/ki), bawah tidak ada (ka/ki)

3.   Auskultasi
            Punctum maximum                 : dibawah pusat sebelah kanan perut ibu

Frekuensi                                 : 11-12-11 (136 x/mnt)

Teratur / tidak                                     : teratur

4.   Perkusi

            Refleks Patella kanan / kiri     : tidak dikaji

c.       Pemeriksaan Dalam (Bila ada indikasi)

-       Vulva                   : warna merah kecoklatan

-       Vagina                 : tidak oedem

-       Porsio                   : lunak

-       Pembukaan          : 4 cm

-       Efacement           : 25%

-       Ketuban               : utuh

-       Presentasi             : kepala

-       Denominator        : -

-       Hodge                  : I

-       Bloodslym           : +

d.      Pelvimetri Klinis (bila ada indikasi)

-          Promotorium                  : tidak dilakukan

-          Linea Inominata             : tidak dilakukan

 Comungata Vera       : tidak dilakukan

 Dinding samping       : tidak dilakukan

 Sakrum                      : tidak dilakukan

 Spinaischiadiaka        : tidak dilakukan

 Oscoccygus               : tidak dilakukan

 Arcus pubis                : tidak dilakukan


e.       Pemeriksaan Panggul Luar

-          Distansia Spinarum        : tidak dilakukan

-          Distansia cristarum         : tidak dilakukan

-          Konungata externa         : tidak dilakukan

-          Lingkar pinggul              : tidak dilakukan

-          Distansia tuberum          : tidak dilakukan

f.    Pemeriksaan Lab.

-          Darah

Hb       : tidak dilakukan

Golongan darah           : tidak dilakukan

WR      : tidak dilakukan

VDRL             : tidak dilakukan

-          Urien

               Protein                : tidak dilakukan

               Reduksi              : tidak dilakukan

g.   Pemeriksaan Penunjang Lain

-     USG                   : tidak dilakukan

-     NST                    : tidak dilakukan

-     Rotgent foto      : tidak dilakukan

h.   Kesimpulan

Ny. “J” GI P0000 UK : 40 1/7 mg.T/H/I, presentasi kepala, KU ibu baik

     

II.    INTEPRETASI DATA
Tanggal/ Data Dasar Dx/Mx

Jam /Kebutuhan

28-04- DS : - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan Dx: Ny.”J”


2012 pertamanya dengan usia kehamilan 9 GI P0000UK:40
10.20 bulan. 1/7 mg
WIB T/H/I,
- Ibu mengatakan perutnya terasa presentasi
kenceng-kenceng dan nyeri pada perut kepala, KU
bagian bawah yang menjalar sampai ke ibu baik
pinggang  sejak pukul 04.00 WIB. Ibu dengan
mengatakan terdapat lendir dan bercak inpartu kala
darah pada celana dalamnya. I fase aktif
akselerasi
- Ibu mengatakan hari pertama haid
terakhir tanggal 20-7-2011       

DO  :   KU                            : Baik

           Kesadaran                : composmentis

           Keadaan emosional: stabil

           TD                            : 120/80 mmHg

           N                              : 86 x/mnt

           S                               : 36,7 0C

           RR                            : 22 x/mnt

Pemeriksaan khusus

Inspeksi :

Pembesaran     : ada sesuai dengan usia kehamilan

Striae                : livide

Linea                : nigra

Bekas luka operasi : tidak ada

Pembesaran lien/liver : tidak ada

Anogenital

Vulva dan vagina warna  : merah kecoklatan


Luka parut   : tidak ada

Varices                  : tidak ada

Oedem                  : tidak ada

Keluaran               : lendir bercampur


bercak darah

Kelainan    : tidak ada

Hemoroid              : tidak ada

Kebersihan            : kurang bersih

Palpasi:

Pembesaran lien/liver : tidak ada

Kontraksi uterus : 2 kali dalam 10 menit lamanya 20 detik

Leopold I : pertengahan px-pusat, fundus teraba


bokong

Leopold II : puka

Leopold III : letkep ( U )


Leopold IV : devergent

TFU Mc. Donald   : 33 cm

                     : (33-11) x 155 = 3410 gram

    - Ekstremitas atas dan bawah

Oedem : atas tidak ada (ka/ki), bawah


tidak ada (ka/ki)

Auskultasi:

Punctum maximum : kanan bawah pusat

Frekuensi                      : 11-12-11 (136


x/mnt)

Teratur / tidak         : teratur

Perkusi:

Reflek patella : tidak dikaji


Pemeriksaan Dalam

-       Vulva                   : warna merah


kecoklatan

-       Vagina                 : tidak oedem

-       Porsio                   : lunak

-       Pembukaan          : 4 cm

-       Efacement           : 25%

-       Ketuban               : utuh

-       Presentasi             : kepala

-       Denominator        : -

-       Hodge                  : I

-       Bloodslym           : +

III.    INTERVENSI

Tangal Dx / Mx / Intervensi Rasional


/ Keb

Jam

28-04- Dx: Ny.”J” Tujuan : Ibu dapat


2012 GIP0000 UK:40 melewati persalinan
10.25 1/7 mg dengan lancar dan
WIB T/H/I, tanpa ada
presentasi komplikasi bayi
kepala, KU yang dilahirkan
ibu baik normal
dengan
inpartu kala
I fase aktif Kriteria hasil
akselerasi
      KU : baik

      Kesadaran :
Composmentis

      TTV :

 TD   : 110/70 –
140/90 mmHg
  S     : 365-375 0 C

 N     : 60-100x/mnt

 RR   : 16-24 x/ mnt

      TFU sesuai usia


kehamilan

      Kontraksi uterus 3-4


kali dalam 10 menit
lamanya >40 detik.

      Pembukaan 10 cm

      Effacement 100%

      Kepala Hodge IV

      DJJ teratur (f:120-


160x/mnt)

Intervensi:
Dengan
1.   Jalin hubungan baik menjalin
dengan pasien hubungan baik
dengan ibu
dan keluarga
menumbuhkan
rasa percaya
klien terhadap
tindakan yang
akan kita
lakukan

2.   Beritahu ibu hasil Dengan


pemeriksaan memberikan
penjelasan
kepada ibu
tentang hasil
pemeriksaan
ibu dapat
mengetahui
keadaannya
dan bayinya.

3.   Anjurkan ibu untuk Dapat


berjalan-jalan bila mempercepat
mampu, jongkok, proses
atau miring ke kiri penurunan
saat berbaring kepala

4.      Ajarkan teknik Dapat


relaksasi dan mengurangi
berikan masase rasa nyeri
pada punggung ibu

5.      Libatkan suami dan Ibu merasa


keluarga selama nyaman
proses persalinan dengan
dan berikan kehadiran
dukungan orang-orang
emosional. terdekat dan
merasa tidak
sendiri

6.      Berikan asupan Mencegah


nutrisi dehidrasi dan
memenuhi
kebutuhan
energi ibu.

7.      Anjurkan ibu untuk Dapat


tidak menahan menghambat
kencing proses
penurunan
kepala

8.      Lakukan Dapat dengan


pemantauan cepat dan
kemajuan tepat
persalinan, keadaan mengambil
ibu dan janin pada keputusan jika
lembar partograf terdapat
temuan-
temuan
abnormal.

IV.       IMPLEMENTASI

Tanggal/Jam Dx / Mx / Kebutuhan Implementasi

24-04-2012 Dx: Ny.”J” 1. Menjalin hubungan baik dengan


GI P0000 UK:40 1/7 mg pasien untuk meningkatkan
11.30 WIB T/H/I, presentasi kepercayaan klien terhadap kita
kepala, KU ibu baik
dengan inpartu kala I
fase aktif akselerasi

11.30 WIB 2. Memberitahu ibu hasil


pemeriksaan bahwa kondisi ibu
baik janinnya juga sehat, dari
hasil pemeriksaan didapatkan
pembukaan 4 cm, jadi ibu
diharap tinggal dan
mempersiapkan diri menghadapi
persalinan.

11.40 WIB 3.     Menganjurkan ibu untuk


berjalan-jalan, jongkok, atau
tidur miring ke kiri, hal tersebut
dapat mempercepat proses
penurunan kepala janin.

11.45 WIB 4.      Mengajarkan ibu teknik relaksasi


saat terjadi kontraksi dengan
cara menarik napas panjang
lewat hidung, kemudian
keluarkan lewat mulut dan
memberikan masase pada
punggung ibu untuk mengurangi
rasa nyeri.

11.45 WIB 5.      Melibatkan suami dan keluarga


dan memberikan dukungan
emosional selama proses
persalinan berlangsung,
kehadiran dari orang-orang
terdekat dapat menambah rasa
percaya diri ibu.

12.00 WIB 6.   Memberikan asupan nutrisi pada


ibu, berupa makanan dan
minuman untuk memenuhi
kebutuhan energi selama
persalianan.

12.00 WIB 7.   Menganjurkan ibu untuk tidak


menahan kencing, kandung
kemih yang penuh dapat
menghambat proses penurunan
kepala.

11.30 WIB 8.   Melakukan pemantauan


kemajuan persalinan, keadaan
ibu dan janin dengan partograf,
serta mencatat setiap temuan
yang ada.

EVALUASI

Tanggal Dx / Mx / Evaluasi
/ jam Keb

24-04- Dx: Ny.”J” S    :   -  Ibu mengatakan perutnya sakit, dan


2012 GI P0000UK:40 badannya terasa lemas
1/7 mg
21.00 T/H/I, O    :   KU ibu cukup
WIB presentasi
          Kesadaran : composmetis
kepala, KU
ibu baik           Keadaan emosional stabil
dengan
inpartu kala           TTV :    TD       : 100/70 mmHg
I fase aktif
akselerasi                         Suhu    : 36 0 C

                        Nadi    : 92 x /mnt

                        RR       : 20 x / mnt

Ekspresi wajah ibu tambak kesakitan

Kontraksi uterus : 3x dalam 10 menit


lamanya 25 detik

DJJ : 92x/mnt (gawat janin

Pemeriksaan dalam :

Pembukaan : 6 cm

Penurunan kepala : 3/5

Ketuban pecah (jam 21.00) :


bercampur mekoneum

Molase : derajat 2

A   :  Ny.”J” GI P0000 UK:40 1/7 mg T/H/I,


presentasi kepala, KU ibu baik dengan
inpartu kala I fase aktif memanjang
P  : -  Jelaskan hasil pemeriksaan

       -  Minta informed concent pada ibu dan


keluarga

- Segera bawa ibu ke tempat rujukan


dan dampingi ibu

BAB IV

PEMBAHASAN

       Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.”J” GI P0000 UK:40 1/7 mg T/H/I,


presentasi kepala, KU ibu baik dengan inpartu kala I fase aktif memanjang dan
membandingkan antara teori dan kasus yang ada dilapangan, Pada pengkajian didapatkan
keluhan utama berupa : Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng dan nyeri pada
perut bagian bawah yang menjalar sampai ke pinggang, ibu mengatakan terdapat lendir dan
bercak darah pada celana dalamnya. Pada kasus didapatkan ibu mengalami keluhan seperti
pada teori.

   Pada intervensi data dasar antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan dan
sudah sesuai dengan managemen. Pada implementasi antara teori dan kasus tidak ada
kesenjangan karena semua yang di intervensikan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan klien.
Dan pada evaluasi antara teori dan kasus yang ada tidak terdapat kesenjangan. Pada evaluasi
pasien dirujuk karena terjadi gawat janin dengan DJJ 92x/mnt dan adanya cairan ketuban
bercampur mekoneum.

                    
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup di dunia luar rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.

          Setelah melakukan asuhan kebidanan, mahasiswa dapat melakukan pengkajian data


secara lengkap, yaitu Ny.”J” GI P0000 UK:40 1/7 mg T/H/I, presentasi kepala, KU ibu baik
dengan inpartu kala I fase aktif akselerasi. Dari hasil pemeriksaan didapatkan , KU : Baik,
kesadaran : composmentis, TD : 120/80 mmHg, N: 86 x/mnt, S : 36,7 0C, RR : 22
x/mnt.Pembesaran : ada sesuai dengan usia kehamilan,Pengeluaran : lendir bercampur
bercak darah. Kontraksi uterus : 2 kali dalam 10 menit lamanya 20 detik, Leopold I :
pertengahan px-pusat, fundus teraba bokong, Leopold II : puka, Leopold III : letkep
( U ), Leopold IV : devergent, TFU Mc. Donald            : 33 cm, DJJ Frekuensi : (136
x/mnt) teratur. Pemeriksaan Dalam Vulva : warna merah kecoklatan, Vagina : tidak
oedem, Porsio: lunak,Pembukaan: 4 cm, Efacement : 25%, Ketuban : utuh, Presentasi :kepala,
Denominator : - , Hodge : I, Bloodslym : +

                    Dari pengkajian tersebut didapatkan Diagnosa Ny.”J” GI P0000 UK:40 1/7 mg


T/H/I, presentasi kepala, KU ibu baik dengan inpartu kala I fase aktif akselerasi. Petugas
kesehatan memberikan penyuluhan dengan intervensi dan rasionalnya. Serta
mengimplementasikan hasil evaluasi dan tindakan yang telah dilakukan ibu mengatakan
merasa sakit pada perutnya, dan merasa lemas. Pada pemeriksaan didapatkan hasil KU ibu
cukup,Kesadaran : composmetis, Keadaan emosional stabil, TD: 100/70 mmHg, Suhu :
36 0C, Nadi : 92 x /mnt, RR : 20 x / mnt, Ekspresi wajah ibu tambak kesakitan, Kontraksi
uterus : 3x dalam 10 menit lamanya 25 detik, DJJ : 92x/mnt (gawat janin), Pembukaan : 6
cm, Penurunan kepala : 3/5, Ketuban pecah (jam 21.00) : bercampur mekoneum, Molase :
derajat 2. Sehingga diambil keputusan tindakan untuk merujuk ibu ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih lengkap untuk dilakukan tindakan operasi Sectio Caesaria. Bayi lahir jam
21.20 WIB secara Sc, jenis kelamin perempuan, Berat 2600 gram, panjang badan 42 cm.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk mahasiswa

-          Dalam melakukan asuhan kebidanan, mahasiswa harus  mampu memberikan asuhan yang


dapat memotivasi ibu agar menjadi yang lebih baik.

-          Mahasiswa harus bisa memberikan penyuluhan dan informasi sejelas mungkin dan mudah
dipahami

5.2.2 Saran untuk klien dan keluarga

-          Ibu dan keluarga hendaknya punya kesadaran tinggi akan kesehatannya untuk memperkecil
resiko komplikasi

-          Bila terjadi komplikasi sarankan ibu untuk segera datang ke bidan atau petugas kesehatan
terdekat.

5.2.3 Saran untuk tenaga kesehatan

-          Untuk petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.

5.2.4 Saran untuk institusi

-          Diharapkan dari kasus yang diambil pada persalinan dengan inpartu kala I fase aktif
memanjang, pihak institusi bisa lebih melengkapi buku – buku yang berhubungan dengan
kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, ida bagus, dkk. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC

Nugraheny, esti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama

Saifudin, abdul bari,dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi
2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifudin, abdul bari,dkk. 2008. BukuAcuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sulistyawati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta :
Fitramaya

Wiknjosastro, gulardi,dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan


Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : JNPK-KR

DAFTAR PUSATAKA

Mochtar, Rustam :  Sinopsis Obstetri Jilid I. Edisi 2. Jakarta. EGC, 1998

Prawirohardjo, Sarwono : Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta,


Yayasan Bina Pusata, 2002.

Asuhan Kebidanan Pada Ny.R G1 P0 A0 Usia Kehamilan 40 - 41 Minggu


Janin Tunggal Hidup Intra Uterin Preskep Inpartu Kala I Fase Laten
Dengan Kala I Memanjang Di Rumah Sakit Umum Daerah Taman
Husada Bontang
BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) ( Manuaba,2002). Menurut
Manuaba, 2002 bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah persalinan spontan, persalinan
buatan, dan persalinan anjuran (induksi persalinan). Kejadian ketuban pecah dini mendekati
10% dari semua persalinan. Pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, Kejadian sekitar 4%.
Sebagian dari ketuban pecah dini mempunyai periode laten lebih dari satu minggu. Bahaya
ketuban pecah dini adalah kemungkinan infeksi dalam rahim dan persalinan prematuritas yang
dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.

Proses persalinan ditandai dengan pembukaan servik, proses ini terbagi dalam 2
fase yaitu :

a.    Fase laten


berlangsung selama kurang lebih 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
diameter 3 cm.
b.    Fase aktif
Dibagi dalam 3 fase : yaitu Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
c. Fase dilatasi maksimal, dalam 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat. Dari 4 cm menjadi 9
cm.
d. Fase deselerasi, pembukaan melambat kembali. Dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10
cm. (Sulistyawati, ari. 2010)

Proses persalinan tidak selalu berlangsung normal. Beberapa orang mengalami


komplikasi selama proses tersebut berlangsung dan sering kali mengancam nyawa baik ibu
maupun bayinya. Masalah-masalah yang menyebabkan kematian ibu bersalin itu hanya dapat
ditangani di fasilitas kesehatan yang memadai. Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi sangat penting dalam upaya penurunan
kematian ibu.

2.        Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat di rumuskan beberapa masalah, yaitu:
a.    Apakah pengertian persalinan?
b.    Apakah etiologi persalinan?
c.    Apakah tanda dan gejala in partu?
d.   Apakah faktor-faktor dalam persalinan?
e.    Apa saja yang termasuk tahapan persalinan ?
f.     Apa saja klasifikasi partus lama ?
g.    Apa bahaya yang akan terjadi pada kala 1 memanjang?
h.    Apakah diagnosis kala 1 memanjang?
i.      Bagaimana penatalaksanaan/penanganan kala 1 memanjang?

3.        Tujuan
a.    Tujuan Umum

Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara almiah dalam
memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengetahuan dalam
mememcahkan masalah khususnya ‘‘Asuhan Kebidanan Pada Ny. I G1 P0 A0 Usia Kehamilan 40 -
41 MingguJanin Tunggal Hidup Intra Uterin Preskep Inpartu Kala I Fase Laten Dengan Kala I
Memanjang’’. Di RSUD Taman Husada Bontang.

b.   Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :

 Pengkajian dan menganalisa data pada persalinan dengan kala I fase aktip

 Merumuskan diagnosa kebidanan

 Menyusun rencana kebidanan

 Melaksanakan rencana kebidanan


 Evaluasi asuhan kebidanan

4.                  Lokasi
Asuhan kebidanan ini disususn saat penulis melaksanakan praktik klinik kebidanan di Ruang
kebidanan RSUD Taman Husada Bontang.

BAB II

TINJAUAN TEORI

1.      Pengertian Persalinan


Persalinan normal adalah pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawiroharjo, 2001).

2.      Proses Terjadinya Persalinan

Menurut Manuaba (2002) proses terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,
sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his.
Ada 2 hormon yang dominan selama kehamilan yaitu:

a.       Estrogen yang meningkatkan sensitifitas otot rahim, memudahkan penerimaan rangsangan
dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan rangsangan mekanis

b.      Progesteron yang menurunkan sensitifitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan
dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan rangsangan mekanis, dan
menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

3.      Tanda dan Gejala Inpartu


Menurut manuaba (2002) tanda persalinan adalah sebagai berikut:
a.       Terjadinya his persalinan
b.      Pengeluaran lender dan darah
c.       Pengeluaran cairan

4.      Faktor – Faktor dalam Persalinan

a.       Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular
respirasi metabolik ibu.

b.      Passage
Keadaan jalan lahir.

c.       Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)

d.      ( faktor “P” lainnya : psikologi, penolong, posisi )

Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan


normal diharapkan dapat berlangsung

5.      Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I servik membuka dari pembukaan 0-10 cm.
Kala I dinamakan juka kala pembukaan, kala II disebut kala pengeluaran, kala III disebut juga
kala pengeluaran urie, sedangkan kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam
kemudian. (Sumarah. 2009: 4-5)

a.          Kala I (Pembukaan)

Pasien dikatanya dalam persalina kala I, jika sudah terjadi pembukaan servik dan kontraksi
terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan
yang berlangsung antara 0-10 cm. Proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam)
dimana servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6 jam) dimana servik membuka dari 3-10
cm. (Sulistyowati. 2010: 7)

Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :


-         Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
-       Fase dilatasi maksimal, dalam 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat. Dari 4 cm menjadi 9
cm.
-         Fase deselerasi, pembukaan melambat kembali. Dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10
cm. (Sulistyawati, ari. 2010)
b.        Kala II
Kala II adalah kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir.
Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosa kala II
ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap dan
kepala janin sudah tampak divulva denagn diameter 5-6 cm. (Sulistyowati, 2010)
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
1.      His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50- 100 detik
2.      Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak.
3.      Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan meneran.
4.      Dua kekuatan yaitu, his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga
kepala beyi membuka pintu berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka,
serta kepala seluruhnya.
5.             Kepala lajir seluruhnya dan diikuti dengan putar paksi luar yaitu penyesuaian
kepala dan punggung.
6.     Setelah putar paksi luar, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan berikut.
a.       Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu, kemudian tarik cunam kebawah
untuk melahirkan bahu depan dan cunam keatas untuk melahirkan bahu belakang.
b.      Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.isa air ketuban.
c.       Bayi lahir diikuti sisa air ketuban.
7.      Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.
(Sulistyawati. 2010: 8)
c.       Kala III (Pelepasan plasenta)

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Lepasnya plasenta sudah
dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut :

1.        Uterus berbentuk bundar.


2.        Uterus terdorong keatas, karena plasenta terlepaske segmen bawah rahim.

3.        Tali pusat bertambah panjang.

4.        Terjadi perdarahan.

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara kradepada fundus uteri.
(Sulistyowati.2010: 8)

d.      Kala IV (Observasi)

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi
terhadap pascapersalianan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan
adalah sebagai berikut :

1.      Tingkat kesadaran pasien.

2.      Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan.

3.      Kontraksi uterus.

4.      Terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
(Sulistyawati. 2010: 9)

6.      KLASIFIKASI PARTUS LAMA


Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasifikasikan partus lama menjadi beberapa fase,
yaitu :
1.      Fase laten yang memanjang
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu 14 jam pada multipara
merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab fase laten yang panjang mencakup :
a.       Serviks belum matang pada awal persalinan
b.      Posisi janin abnormal
c.       Disproporsi fetopelvik
d.      Persalinan disfungsional
e.       e. Pemberian sedatif yang berlebihan
Serviks yang belum matang hanya memperpanjang fase laten, dan kebanyakan serviks akan
membuka secara normal begitu terjadi pendataran. Sekalipun fase laten berlangsung lebih dari
20 jam, banyak pasien mencapai dilatasi serviks yang normal ketika fase aktif mulai. Meskipun
fase laten itu menjemukan, tapi fase ini tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak.
2.      Fase aktif yang memanjang pada primigravida
Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan keadaan abnormal,
yang lebih penting daripada panjangnya fase ini adalah kecepatan dilatasi serviks. Pemanjangan
fase aktif menyertai :
a.       Malposisi janin
b.      Disproporsi fetopelvik
c.       Penggunaan sedatif dan analgesik secara sembrono
d.      Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan
Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan forceps tengah, secsio caesarea dan
cedera atau kematian janin. Periode aktif yang memanjang dapat dibagi menjadi dua kelompok
klinis yang utama, yaitu kelompok yang masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun
dilatasi servik berlangsung lambat dan kelompok yang benar-benar mengalami penghentian
dilatasi serviks.
3.      Fase aktif yang memanjang pada multiparas
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam (rata-rata 2,5 jam) dan laju dilatasi
serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan keadaan abnormal. Meskipun partus lama
pada multipara lebih jarang dijumpai dibandingkan dengan primigravida, namum karena
ketidakacuhan dan perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bisa mengakibatkan
malapetaka.
Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti bahwa kelahiran berikutnya pasti
normal kembali. Pengamatan yang cermat, upaya menghindari kelahiran pervaginam yang
traumatik dan pertimbangan secsio caesarea merupakan tindakan penting dalam
penatalaksanaan permasalahan ini. Berikut ini ciri-ciri partus lama pada multipara :
a.       Insedensinya kurang dari 1%
b.      Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada primigravida dengan partus lama
Jumlah bayi besar bermakna
c.       Malpresentasi menimbulkan permasalahan
d.      Prolapsus funiculi merupakan komplikasi
e.       Perdarahan postpartum berbahaya
f.       Rupture uteri terjadi pada grande multipara
g.      Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan pervaginam
h.      Ekstraksi forceps tengah lebih sering dilakukan
i.        Angka secsio caesarea tinggi, sekitar 25%.
7.      BAHAYA PARTUS LAMA

Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), menjelaskan mengenai bahaya partus
lama bagi ibu dan janin, yaitu :

1.      Bahaya bagi ibu

Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak.
Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan,
resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam. Terdapat kenaikan
pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan
shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk
bahaya bagi ibu.

2.      Bahaya bagi janin

Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin


dan semakin sering terjadi keadaan berikut ini :

a.       Asfiksia akibat partus lama itu sendiri

b.      Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin

c.       Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit

d.      Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini mengakibatkan


terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-
paru serta infeksi sistemik pada janin.
Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama
memerlukan perawatan khusus. Sementara pertus lama tipe apapun
membawa akibat yang buruk bayi anak, bahaya tersebut lebih besar lagi
apalagi kemajuan persalinan pernah berhenti. Sebagian dokter beranggapan
sekalipun partus lama meningkatkan resiko pada anak selama persalinan,
namun pengaruhnya terhadap perkembangan bayi selanjutnya hanya sedikit.
Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan melalui proses
persalinan yang panjang ternyata mengalami defisiensi intelektual sehingga
berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah persalinan normal.

8.      Diagnosis
Menurut Suprijadi dalam buku asuhan intrapartum pada fase laten memanjang ini
memungkinkan terjadinya partus lama. Maka dari itu bidan harus bisa mengidentifikasi
keadaan ini dengan baik.
Diagnosa partus lama ialah :

Tanda dan Gejala Diagnosa


1.   Serviks tidak membuka
Belum inpartu
Tidak didapatkan his/his tidak teratur

Pembukaan serviks tidak Fase laten memanjang


melewati 4 cm sesudah 8 jam
inpartu dengan his yang teratur
3.   Pembukaan serviks melewati kanan Fase aktif memanjang
garis waspada partograf

a.    Frekuensi his kurang dari 3 x his per 10


Inersia uteri
menit dan lamanya kurang dari 40 detik

b.    Pembukaan serviks dan turunnya


bagian janin yang dipresentasi tidak CPD
maju, sedangkan his baik
c.    Pembukaan serviks dan turunnya
bagian janin yang dipresentasi tak maju
dengan caput, terdapat moulase hebat,
oedema serviks, tanda ruptura uteri Obstruksi kepala
imins, gawat janin
 
 

Pembukaan serviks lengkap, Kala II lama


ibu ingin mengedan, tetapi
tidak ada kemajuan penurunan
Kekeliruan melakukan diagnosa persalinan palsu menjadi fase laten menyebabkan pemberian
induksi yang tidak perlu yang biasanya sering gagal. Hal ini menyebabkan tindakan operasi SC
yang kurang perlu dan sering menyebabkan amnionitis. Oleh sebab itu maka petugas
kesehatan atau bidan harus benar-benar tahu atau paham tentang perbedaan persalinan
sesungguhnya dan persalinan palsu yaitu dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1.      Persalinan sesungguhnya

a.       Serviks menipis dan membuka

b.      Rasa nyeri dengan internal teratur

c.       Internal antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek

d.      Waktu dan kekuatan kontraksi bertambah

e.       Rasa nyeri berada dibagian perut bagian bawah dan menjalar ke belakang

f.       Dengan berjalan menambah intensitas

g.      Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa nyeri

h.      Lendir darah sering tampak

i.        Kepala janin terfiksasi di PAP diantara kontraksi

j.        Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya


k.      Ada penurunan kepala bayi

2.      Persalinan Semu

a.       Tidak ada perubahan serviks

b.      Rasa nyeri tidak teratur

c.       Tidak ada perubahan internal antara nyeri yang satu dan yang lain

d.      Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi

e.       Kebanyakan rasa nyeri dibagian depan saja

f.       Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan

g.      Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri

h.      Tidak ada lendir darah

i.        Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin

j.        Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi

k.      Pemberian obat yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan

9. Penatalaksanaan

1.      Penanganan secara umum (menurut Sarwono Prawirohardjo)

a.       Nilai secara cepat keadaan umum wanita hamil tersebut termasuk tanda-tanda vital dan
tingkat hidrasinya. Apakah ia kesakitan dan gelisah, jika ya pertimbangkan pemberian analgetik.

b.      Tentukan apakah pasien benar-benar inpartu

c.       Upaya mengedan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah O 2 ke plasenta,
maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan dan mengedan dengan tidak
menahan napas terlalu lama
d.      Perhatikan DJJ

2.      Penanganan secara khusus

Apabila ibu berada dalam fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan,
lakukan pemeriksaan dengan jalan penilaian ulang serviks :

a.       Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan serviks serta tak didapatkan tanda gawat
janin, kaji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu belum dalam keadaan inpartu

b.      Bila ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks lakukan amniotomi dan induksi
persalinan dengan oksitosin atau prostoglandin. Lakukan drip oksitosin dengan 5 unit dalam
500 cc dekstrose atau NaCl mulai dengan 8 tetes per menit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes
sampai His adekuat (maksimum 40 tetes/menit) atau diberikan preparat prostaglandin.
Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam. Bila ibu tidak masuk fase aktif setelah dilakukan
pemberian oksitosin lakukan seksio sesarea.

c.       Pada daerah yang prevelensi HIV tinggi, dianjurkan membiarkan ketuban tetap utuh, selama
pemberian oksitosin untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penularan HIV

d.      Bila didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) lakukan akselerasi
persalinan dengan oksitosin 5 unit dalam 500 cc dekstrose atau NaCl mulai dengan 8 tetes
permenit setiap 15 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat (maksimum 40 tetes/menit atau
diberikan preparat prostaglandin, serta berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan yaitu
amplisilin 29 gr IV. Sebagai dosis awal dan 1 gr IV setiap 6 jam ditambah dengan gestamisin
setiap 24 jam.

e.       Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca persalinan

f.       Jika dilakukan seksiosesarea, lanjutkan antibiotika ditambah metronidazol 500 mg IV setiap 8
jam sampai ibu bebas demam selama 48 jam.

 
BAB III

STUDI KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Ny.R G1 P0 A0 Usia Kehamilan 40 - 41 Minggu

Janin Tunggal Hidup Intra Uterin Preskep Inpartu Kala I Fase Laten

Dengan Kala I Memanjang Di Rumah Sakit Umum Daerah

Taman Husada Bontang

No. Register : 12 50 39

Tanggal Masuk/jam : 13 Oktober 2013 / 08.10 WITA

Tangga Pengkajian/Jam : 14 Oktober 2013/ 06.30 WITA

Ruangan : Mawar

I.         Pengumpulan Data


A.       Data Subjektif
Biodata
Nama istri : Ny. R Nama Suami : Tn. A
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Bangunan
Alamat : Jl. Wr.Soepratman RT 24
1.      Data Biologis
a.       Riwayat Keluhan Utama
-          Ibu mengatakan perut terasa mules disertai nyeri perut bagian bawah dan tembus ke bagian
belakang mulai tanggal 11 Oktober 2013 jam 16.00 Wita.
-          Ibu mengatakan keluar lendir dan darah dari kemaluan pada tanggal 13 Oktober jam 05.00
Wita.

2.      Riwayat kesehatan


a.       Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular (TBC,hepatitis),
menurun(diabetes,hipertensi), menahun (jantung, asma).
b.      Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit apapun, kecuali yang sedang dikeluhkan.
c.       Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang menderita riwayat penyakit menular
(TBC,hepatitis), menurun(diabetes, hipertensi), menahun(jantung,asma).
d.      Riwayat kehamilan kembar
Ibu mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang memiliki keturunan kembar.

e.       Riwayat menstruasi


Menarche : 12 tahun
Lama : 6-7 hari
Banyak : 2-3x ganti pembalut / hari
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : teratur
Disminore : tidak ada
Flour albus : tidak ada
HPHT : 04 Januari 2013
TP : 11 Oktober 2013

f.       Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


NO Ta UK Te Pe P Anak Nif U
h m nol e as si
u p on n a
n at g y a
P P u n
er er li a
sa sa t k
li li P JK BB PB
n n e
a a r
n n s
a
li
n
a
n

1 H
a
m
il
in
i

g.      Riwayat kehamilan sekarang


-          Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dengan usia kehamilan 9 bulan lebih
-          Ibu merasakan gerakan bayi sejak 4 bulan, gerakan 24 jam terakhir ± 12kali.
-          Pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Berbas sebanyak 8 kali ( data dari buku ANC)
-          Keluhan selama hamil: mual, muntah, dan sakit kepala.
a.       Riwayat ANC
Frekuensi Trimester I : berapa kali : 3 kali
Keluhan : mual,muntah
Terapi : kalk, B6
Trimester II : berapa kali : 2 kali
Keluhan : sakit kepala
Terapi : fe, kalk
Trimester III : berapa kali : 3 kali
Keluhan :-
Terapi : kalk

h.      Perilaku Kesehatan


Merokok : tidak
Minum-minuman alcohol : tidak
Minum jamu : tidak

i.        Pola nutrisi


- Sebelum hamil:
Makan : 3x/hari (2 sendok nasi, 1 potong ikan, sayur, 1 potong
tempe,1 potong tahu).
Minum : 6-7 gelas/hari (air putih, teh, susu).

- Selama hamil :

Makan : 4-5x/hari (½ sendok nasi, ½ potong ikan, sayur,


½potong tempe, tahu, biscuit, dan buah).

Minum: 8-9 gelas/hari(air putih, teh, susu).

j.        Pola eliminasi :


-Sebelum hamil :
BAB : 1x/hari (konsistensi lembek, kekuning-kuningan,
bau khas).
BAK : 4-5x/ hari (kuning jernih,bau khas).
-Selama hamil :
BAB : 2 hari sekali (konsistensis padat, kuning kecoklatan,
bau khas).
BAK : 8-9x/hari (kuning jernih, bau khas).
k.      Pola aktifitas
Sebelum hamil : masak, bersih-bersih, mencuci, mengurus anak
Selama hamil : masak, bersih-bersih, mencuci, mengurus anak

l.        Pola istirahat


-Sebelum hamil :
Tidur malam : ± 7 jam (22.00-05.00)
Tidur siang : ±1 jam (13.00-14.00)
- Selama hamil :
Tidur malam : ±7-8 jam (21.00-05.00)
Tidur siang : ± 2 jam (13.00-15.00)

m.    Pola personal hygiene:


-Sebelum hamil :
Mandi : 2x/hari
Keramas : 1x/hari
Sikat gigi : 2x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari
Ganti celana dalam : 2x/hari
-Selama hamil :
Mandi : 2x/hari
Keramas : 1x/hari
Sikat gigi : 2x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari
Ganti celana dalam : 3x/hari

n.      Keadaan psikososial spiritual


a.       Apakah kehamilan ini diinginkan ?
Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini di inginkan.
b.      Jenis kelamin apa yang diinginkan ?
Ibu mengatakan bahwa pada kehamilan ini menginginkan jenis kelamin perempuan, tetapi ibu
dan keluarga menerima dengan iklas jika anak yang lahir berjenis kelamin laki-laki.
c.       Pengantar klien :
Ibu mengatakan bahwa pengantar ibu ke RSUD yaitu suami dan keluarga.

o.      Latar belakang sosial budaya dan dukungan keluarga


Keluarga sangat mendukung kehamilan ini, tidak ada pantangan makanan selama
kehamilannya dan pada adat jawa ada mandi-mandi 7 bulanan.

B.     Data objektif


Tanggal : 13/10/2013
Jam : 08.15 Wita

1.      Pemeriksaan umum


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/i
Suhu : 36oC
RR : 20x/i
Tinggi badan : 143 cm
BB sebelum hamil : 53 kg
BB saat hamil : 57 kg
LILA : 24 cm
TP : 11/10/2013
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Inspeksi
      Kepala : Terlihat bersih, tidak terlihat ada ketombe,
rambut terlihat lebat, hitam, dan ikal.
      Wajah: Tidak terlihat oedem
      Mata : Terlihat simetris, konjungtiva tidak anemis,

sclera terlihat putih.

      Hidung : Terlihat simetris, terlihat ada secret.


      Mulut : Terlihat bersih, tidak terlihat stomatitis, tidak
terlihat adanya caries.
      Telinga : Terlihat bersih dan simetris
      Leher : Tidak terlihat ada pembesaran vena jugularis, dan tidak terlihat ada
pembesaran kelenjar
tyroid.
      Dada : Terlihat simetris
      Payudara : Tampak terlihat hiperpigmentasi areola, puting
terlihat menonjol, pengeluaran ASI +.
      Abdomen : Terlihat membesar sesuai usia kehamilan,
bentuk memanjang, tidak terlihat ada bekas
section Caesar.
      Genetalia : Terlihat ada pengeluaran lendir dari vagina,
,tidak terlihat varises, tidak terlihat odema, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini
      Ekstremitas :
Atas : Tidak terlihat odema baik kanan dan kiri.
Terpasang infuse RL + oxy 2 ampul
Bawah : Tidak terlihat odema di kedua kaki
      Anus : Terlihat normal
b.      Palpasi
-          Abdomen
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba bokong
Leopold II : Teraba punggung disebelah kanan
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP (divergen)
Mc.donald : 31 cm
TBJ : (31-11) = 20x155 =3100 gram
His : 3x10 menit, durasi 20 detik.

c.       Auskultasi
-          DJJ : 150x/menit regular
Punctum maximum : samping bawah pusat bagian kanan.
d.      Perkusi
-          Reflek patella : +/+

e.       Pemeriksaan dalam


Tanggal : 13/10/2013
Jam : 08.15 wita
a.       Pengeluaran/vagina : Blood (+), slim (+)
b.      Portio : tebal kaku
c.       VT : 2 cm
d.      Ketuban : positif (+)
e.       Effacement : 40%
f.       Presentasi : kepala, divergen
g.      Hodge :I
h.      Moulage : tidak ada
i.        Kesan panggul : ginekoid

f.       Pemeriksaan penunjang


Darah : Golongan Darah :B+
Hb : 10,4 gr%
HBsAg : non reaktif
GDS : 67 mg/dl ( N : 60-115 mg/dl )
WBC : 8,92 10^3/uL
RBC : 3,61 10^6/uL
HCT : 30,2 %
PLT : 262 10^3/uL

II. Interpretasi Data Dasar


Tanggal : 13/10/2013
Jam : 08.20 wita
Dx : Ny. R G1P0A0 usia kehamilan 40-41 minggu janin tunggal hidup
intra uteri inpartu kala 1 fase laten dengan induksi
Ds : - ibu mengatakan haid terakhirnya pada tanggal 04 januari 2013
- ibu mengatakan ada keluar lender darah dari kemaluan
- ibu mengatakan merasa mules-mules di bagian bawah perutnya

Do : (data dari jam 08.15 wita)

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36oC

RR : 20x/i

Tinggi badan : 143 cm


BB sebelum hamil : 53 kg
BB saat hamil : 57 kg
LILA : 24 cm
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba bokong
Leopold II : Teraba punggung disebelah kanan
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP (divergen)
His : 3x10 menit, durasi 20 detik.
DJJ : 150x/menit regular

Pemeriksaan dalam : (dari data jam 08.15 wita)

a.              Pengeluaran/vagina : Blood (+), slim (+)


b.             Portio : tebal kaku
c.              VT : 2 cm
d.             Ketuban : positif (+)
e.              Effacement : 40%
f.              Presentasi : kepala, divergen
g.             Hodge :I
h.             Moulage : tidak ada
i.               Kesan panggul : ginekoid

Pemeriksaan penunjang

Darah : Golongan Darah :B+


Hb : 10,4 gr%
HBsAg : non reaktif
GDS : 67 mg/dl ( N : 60-115 mg/dl )
WBC : 8,92 10^3/uL
RBC : 3,61 10^6/uL
HCT : 30,2 %
PLT : 262 10^3/uL

III. Antisipasi Masalah Potensial


Tanggal : 13/10/2013
Jam : 08.25 wita
Diagnosa potensial:
-       Pada Ibu : - potensial terjadinya pendarahan pervaginam dan terjadi syok
-       Pada bayi:- potensial terjadi hipotermi dan asfeksia

IV. Evaluasi Kebutuhan Segera


Tanggal : 13/10/2013
Jam : 08.25 wita

1.      Observasi kemajuan persalinan

2.      Persiapan persalinan yang aman dan bersih


3.      Motivasi ibu dalam menghadapi proses persalinan

V. Intervensi
Tanggal : 13/10/2013
Jam : 12.00 Wita

1.      Lakukan salam terapeutik pada klien

R/ dengan melakukan pendekatan terapeutik akan lebih memberikan rasa saling percaya antara
bidan dan klien.

2.      Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

R/ dengan menjelaskan hasil pemeriksaan agar ibu dan keluarga tahu tentang kondisinya saat
ini.

3.      Jelaskan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan (SIO) tindakan medik

R/ Agar ibu dan keluarga mengerti dan setuju atas rencana pelaksanaan induksi

4.      Persiapan perlengkapan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan

R/ dengan melakukan persiapan terlebih dahulu akan mempermudah apabila terjadi masalah
saat persalinan.

5.      Lakukan pemantuan kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin pada lembar partograf

R/ Agar mengetahui kondisi pasien dan mendeteksi kemungkinan terjadinya komplikasi

6.      Dukung dan anjurkan suami serta keluarga untuk mendampingi ibu

R/ dengan adanya suami dan keluarga untuk memotivasi ibu agar kuat dan mampu
dalam persalinan.

7.      Anjurkan ibu untuk melakukan posisi miring kiri

R/ agar suplai oksigen lebih mudah dan mempercepat proses penurunan kepala.

8.      Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih

R/ dengan mengosongkan kandung kemih, tidak akan menggangu penurunan kepala janin.
9.      Ajarkan ibu cara mengejan yang benar

R/ Agar tidak terjadi rupture pada perenium, mengurangi terjadinya caput pada kepala bayi
dan asfiksia

10.  Motivasi ibu untuk melakukan inisiasi menyusui dini

R/ dengan melakukan IMD, ibu dapat segera memberikan ASInya, merangsang uterus untuk
berkontraksi dengan baik dan melakukan Bounding Attachment.
11.    Pastikan ibu mendapatkan minum dan asupan nutrisi selama proses persalinan
R/ agar mencegah dehidrasi dan memenuhi kebutuhan energy ibu

VI. Implementasi
Tanggal : 13/10/3013
Jam : 12.00 WITA

1.      Melakukan salam terapeutik kepada pasien serta membina hubungan baik dengan pasien agar
merasa nyaman dan timbul rasa percaya antara bidan dengan pasien.

2.      Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik.

3.      Menjelaskan kepada ibu dan keluarga dan meminta persetujuan (SIO) untuk dilakukan induksi

4.      Mempersiapkan alat-alat partus seperti partus set dan menyiapkan obat –obatan seperti
oksitosin dan lidokain.

5.      Melakukan pemantuan kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin pada lembar partograf
untuk mengetahui kondisi pasien dan mendeteksi kemungkinan terjadinya komplikasi

6.      Memberikan dukungan dan menganjurkan suami untuk mendampingi ibu agar lebih
termotivasi.

7.      Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi miring kiri agar mempercepat proses penurunan
kepala dan mempermudah asupan oksigen ke bayi.

8.      Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih agar mempercepat proses persalinan
atau penurunan kepala.
9.      Mengajarkan ibu cara mengejan yang benar agar tidak terjadi rupture perenium, caput pada
kepala bayi dan asfiksia.

10.  Memotivasi ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

11.  Memberikan dukungan dan anjurkan suami atau keluarga untukmendampingi ibu supaya ibu
merasa nyaman dengan kehadiran orang-orang terdekat dan merasa tidak sendiri.

VII.Evaluasi
Tanggal : 13/10/2013
Jam : 12.05 WITA

S : Ibu mengatakan perutnya terasa mules dan sakit


O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/i
Suhu : 36,4o C
RR : 20x/i
DJJ : 152x/menit regular
His : 3X10 menit durasi 20 detik
Pemeriksaan dalam:
a.   Pengeluaran/vagina : Blood +/ Slym+
b.  Portio : tebal kaku
c.   VT : 2-3 cm
d.  Ketuban : (+) positif
e.   Effacement : 40%
f.   Presentasi : kepala,divergen
g.  Hodge :I
h.  Moulage : tidak ada
i.    Kesan panggul : ginekoid
A : Ny R G1 P0 A0 usia kehamilan 40-41 minggu kala I fase laten dengan kala 1 memanjang
P : Observasi kemajuan persalinan

KALA I
Pengawasan kala I

Ta W Kondisi Ibu Kondisi janin

ng a
P TD N R S K DJJ Hodge Ket

gal k
e o uba

t
m n n

u
b t

(
u r

W
k a

IT
a k

A
a si

)
n

13 0 2 110/70 80 20 36 3 150 I Utu

ok 8 c x h

to . m 1

be 1 0

r 5 p d

20 w o u

13 it r r

s t a

i si

o 2

t 0

e d

b e

a ti

l k
k

1 2 120/70 80 20 36,4 3 152 I Utu

2 - x h

. 3 1

0 c 0

0 m d

w u

it p r

a o a

r si

s 2

i 0

o d

t e

e ti

b k

2 2 110 80 22 36 3 146 I Utu

1 - /70 x h

. 3 1

3 c 0

0 m d

w u

it p r
a o a

r si

s 2

i 0

o d

t e

e ti

b k

14 0 6 120 82 20 36 3 145 II mer

Ok 4 c /80 x em

to . m 1 bes

be 0 0 war

r 0 p d na

20 w o u hija

13 it r r u

a t a

i si

o 3

t 5

e d

b e

a ti

l k

m
b

0 1 130 80 20 36 5 131 III mer

5 0 /80 x em

. c 1 bes

3 m 0 war

0 d na

w p u hija

it o r u

a r a

t si

i ≥
o

t 4

i 5

d d

a e

k ti

t k

KALA II

Tanggal : 14/10/2013

Jam : 05.35 WITA

S : - Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengejan


- Ibu mengatakan nyeri daerah perut dan semakin lama menjalar ke pinggang

O : (data dari jam 05.30 wita )

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

DJJ : 131x/menit

His : 5 X dalam 10 menit dengan durasi ≥ 45 detik

Inspeksi : terlihat ada dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, dan

perineum menonjol

VT : Portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-) warna hijau, Effacement 100% Presentasi
kepala, hodge III, blood slim (+)

A : Ny.R G1P0A0 usia kehamilan 40-41 minggu janin tunggal hidup inpartu kala

II dengan induksi

P:

1.      Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini.

2.      Anjurkan suami untuk mendampingi ibu

3.      Ajarkan ibu cara meneran yang baik

4.      Lakukan persalinan fisiologi yang aman dan bersih serta lakukan Inisiasi Menyusui Dini.

5.      Lakukan penyuntikan oksitosin 10 unit setelah bayi lahir

I:

1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan ibu sedang dalam proses persalinan untuk melahirkan bayinya.

2. Menganjurkan suami untuk memberikan dukungan atau support pada ibu harus semangat
dalam menjalani proses persalinan ini.
3. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yakni ibu boleh meneran pada waktunya (saat his)
seperti orang BAB keras, meneran di bawah, kepala melihat ke fundus, tangan merangkul
kedua pahanya serta mengajarkan ibu untuk menarik nafas dari hidung dan keluarkan melalui
mulut.

4. Melakukan persalinan yang aman dan bersih.

a.    Melakukan episiotomi pada saat kepala bayi membuka vulva pada diameter 5-6 cm

b.    Menahan belakang kepala bayi dengan memberi tekanan terukur pada belakang kepala dengan
cara 3 jari tangan kiri diletakkan pada belakang kepala untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Tangan kanan menahan perineum. Anjurkan ibu meneran perlahan
atau bernafas cepat dan dangkal.

c.    Setelah kepala bayi lahir menunggu beberapa saat untuk memberi kesempatan janin agar
dapat terjadi putaran paksi luar (eksternal rotution).

d.   Mengkaji ada tidaknya lilitan tali pusat.

e.    Setelah kepala bayi mengadakan putaran paksi luar, kedua tangan penolong diletakkan
biparietal pada kepala bayi

f.     Lakukan gerakan tekanan kearah bawah/ tarikan kebawah untuk melahirkan bahu depan dan
gerakan keatas/tarikan untuk melahirkan bahu belakang

g.    Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah kearah perenium, sanggah kepala janin dengan
meletakkan tangan penolong pada bahu. Bila janin punggung kiri, maka ibu jari penolong
didada janin dan keempat jari lainnya di punggung janin. Bila janin punggung kanan maka ibu
jari penolong pada punggung janin, Sedangkan keempat jari yang lain pada dada janin.

h.    Tangan dibawah menopang samping lateral janin, di dekat simpisis pubis

i.      Secara stimulasi tangan atas menelusuri dan memegang bahu, siku dan tangan.

j.      Telusuri sampai kaki, selipkan jari telunjuk tangan atas di kedua kaki.

k.    Pegang janin dengan kedua tangan penolong menghadap ke penolong


l.      Keringkan bayi, klem tali pusat dan potong tali pusat kemudian , ikat tali pusat serta angkat
bayi ke dada ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini

m.  Memeriksa apakah ada janin yang kedua

n.    Melakukan penyuntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 distal

E:
S: Ibu mengatakan perutnya masih mules
Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan
O: Bayi lahir jam 05.25 wita spontan langsung menangis
JK : Perempuan
BB : 3200 gr
PB : 50 cm
A/S : 7/9
Anus : (+)
Cacat : (-)
PPV : 50 cc
Inspeksi pada ibu :
Genetalia : Terdapat luka eisiotomi drajat II
A: Ny R P1A0 post partum aterm fisiologis + induksi dengan kala III
P: Manajemen aktif kala III
Heating luka episiotomi

KALA III

Tanggal : 14/10/2013

Jam : 05.45 Wita

S : - Ibu mengatakan masih merasa mules pada perutnya

- Ibu mengatakan merasa nyeri pada daerah kemaluan.

O :

KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x / menit
Suhu : 36,5°c
RR : 21x / menit
TFU setinggi pusat
Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bundar
Tali pusat bertambah panjang

A : Ny.R PP P1A0 partus aterm fisiologis + induksi dengan kala III luka episiotomy

P :

a.          Observasi tanda pelepasan plasenta

b.         Manajemen aktif kala III

c.          Lakukan heating luka episiotomi

I :

a.          Mengobservasi tanda-tanda pelepasan plasenta dengan :


         Perubahan bentuk uterus.
         Tali pusat memanjang
         Semburan darah mendadak dan singkat.

b.      Manajemen aktif kala III


         Klem di pindahkan 5-10 cm dari vulva
         Tangan kiri di letakan di atas perut memeriksa kontraksi uterus ketika menegangkan tali pusat,
tahan uterus.
         Saat ada kontraksi uterus, tangan di atas perut melakukan gerakan dorso cranial dengan
sedikit tekanan, cegah agar tidak terjadi inversion uteri.
         Ulangi lagi bila plasenta belum lepas.
         Pada saat plasenta sudah lepas, ibu dianjurkan sedikit meneran dan penolong sambil terus
memegang tali pusat.
         Bila plasenta sudah tampak lahir divulva,lahirkan dengan ke-2 tangan perlu di perhatikan
bahwa selaput plasenta mudah tertinggal untuk mencegah hal itu maka plasenta di
telungkupkan dan diputar dengan hati-hati searah dengan jarum jam.
         Lakukan masase pada uterus
         Periksa kelengkapan plasenta
1.      Periksa sisi maternal (yang menempel pada dinding uterus) untuk memastikan bahwa
semuanya lengkap dan utuh tidak ada yang bagian yang hilang.
2.      Pasangkan bagian-bagian placenta yang robek atau terpisah untuk memastikan tidak ada
bagian yang hilang.
3.      Periksa placenta bagian fetal (yang menghadap kejanin) untuk memastikan tidak ada
kemungkinan loba ekstra (suksenturiata).
4.      Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya
c.       Melakukan penjahitan luka episiotomi drajat II
         Catgut 4 jelujur
         Seide 3 simpul

E :
Tanggal : 14/10/2013
Jam : 05.50 Wita
S : -Ibu mengatakan mules pada perutnya agak berkurang

- Ibu mengatakan nyeri pada kemaluan.

O: (data dari jam 05.45 wita)

KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82x/i

RR : 21x/i

Suhu : 36,0°C
TFU : Setinggi pusat

Jam 05.50 Wita : plasenta lahir lengkap


Berat : 500 gr
panjang tali pusat : 47 cm
kotiledon : lengkap
perdarahan :± 150 cc
heating luka episiotomi pada derajat II
A : Ny. R PP P1A0 partus aterm fisiologis + induksi dengan kala IV
P : - Pemantauan kala IV (Observasi TTV, perdarahan, TFU)

Kala IV

Tanggal : 13/10/2013

Jam : 05.40 Wita

S : - Ibu mengatakan sudah lega telah melahirkan dengan selamat

- Ibu merasa bahagia dengan kelahiran bayinya

O : KU : baik

Kesadaran : Compos mentis

TTV : TD :120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,2 0C

RR : 22x/menit

TFU : 2 jari di bawah pusat dan kontraksi uterus baik

PPV : ± 50 cc

A : Ny.R PP P1A0 partus aterm fisiologis + induksi dengan kala IV


P :

1.      Ajarkan suami atau keluarga masase fundus

2.      Observasi TTV, TFU, kontraksi, volume urine dan perdarahan dalam 2 jam pertama post partum

3.      Motivasi untuk segera menyusui bayinya dan melakukan ASI ekslusif

4.      Mengajarkan ibu cara perawatan luka jahitan

5.      Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat bayi

I :

1.      Mengajarkan suami atau keluarga untuk masase fundus


2.      Mengobservasi TTV, TFU, kontraksi, dan perdarahan dalam 2 jam pertama post partum
3.      Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya, untuk mempercepat kontraksi uterus yang
baik, sehingga mengurangi resiko terjadinya perdarahan
4.      Mengajarkan ibu cara perawatan luka jahitan dengan menggunakan kasa steril dan betadine
setiap BAB, BAK, dan setiap ke kamar mandi, sehingga mencegah terjadinya infeksi
5.      Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat bayi dengan kasa sterill dan mengganti setiap kali
basah, sehingga tali pusat cepat kering dan mengurangi resiko terjadinya infeksi atau tetanus
neonaturum.

E : Tanggal : 13/10/2013

Jam : 07.30 Wita

S:

         Ibu mengatakan sudah meneteki bayinya

O:

         KU : baik

         kesadaran : composmentis


         TTV : TD : 120/70 mmHg

N : 80x/menit

S : 36 ゚ C

RR : 20x/menit

         TFU : 2 jari di bawah pusat

         Total perdarahan kala IV : 100 cc

         Kontraksi uterus : baik

         Kandung kemih : kosong

A: Ny R PP P1A0 partus aterm fisiologis + induksi dengan 2 jam post partum

P:

         Rencana rawat gabung

         Anjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif dari usia 0 -6 bulan

         Ajari ibu perawatan tali pusat

         Ajari ibu perawatan luka perineum

         Anjurkan ibu untuk memilih metode KB yang sesuai untuk ibu menyusui

Tanggal : 15 Oktober 2013

S: Ibu mengatakan telah senang dengan kelahiran bayinya

Ibu mengatakan perutnya masih mules

Ibu mengatakan nyeri di daerah kemaluan

O: KU : baik
kesadaran : composmentis

TTV : TD : 120/70 mmHg

N : 80x/menit

S : 36 ゚ C

RR : 20x/menit

TFU : 2 jari di bawah pusat

A: Ny R P1A0 PP aterm fisiologis + induksi hari ke 1

P: - lanjutkan terapi dokter : dan mengganti dengan obat per oral

Amoxcilin tab 3x1

Asam Mefenamat tab 3x1

Metergin tab 3x1

- advis dokter obgyn : boleh pulang

- Berikan KIE KB pada ibu

- Berikan surat control

BAB IV

PENUTUP
A.    Kesimpulan

Pasien Ny. I G2P1A0 datang tanggal 13 Oktober 2013 jam 08.10 WITA dengan keluhan
perut terasa mules disertai nyeri perut bagian bawah dan tembus ke bagian belakang mulai
tanggal 11 Oktober 2013 jam 16.00 Wita dan keluar lendir dan darah dari kemaluan pada
tanggal 13 Oktober jam 05.00 Wita.

Hasil pemeriksaan : KU :baik

kesadaran :composmentis

TFU :31 cm

Dx : Ny R G1P0A0 UK 40-41 minggu janin tunggal hidup intra uteri inpartu kala I fase leten
dengan kala 1 memanjang

Ta W Kondisi Ibu Kondisi janin

ng a
P TD N R S K DJJ Hodge Ket

gal k
e o uba

t
m n n

u
b t

(
u r

W
k a

IT
a k

A
a si

)
n

13 0 2 110/70 80 20 36 3 150 I Utu

ok 8 c x h

to . m 1

be 1 0

r 5 p d

20 w o u
13 it r r

s t a

i si

o 2

t 0

e d

b e

a ti

l k

1 2 120/70 80 20 36,4 3 152 I Utu

2 - x h

. 3 1

0 c 0

0 m d

w u

it p r

a o a

r si

s 2

i 0

o d

t e

e ti

b k

a
k

2 2 110 80 22 36 3 146 I Utu

1 - /70 x h

. 3 1

3 c 0

0 m d

w u

it p r

a o a

r si

s 2

i 0

o d

t e

e ti

b k

14 0 6 120 82 20 36 3 145 II mer

Ok 4 c /80 x em

to . m 1 bes

be 0 0 war

r 0 p d na

20 w o u hija

13 it r r u

a t a

i si
o 3

t 5

e d

b e

a ti

l k

0 1 130 80 20 36 5 131 III mer

5 0 /80 x em

. c 1 bes

3 m 0 war

0 d na

w p u hija

it o r u

a r a

t si

i ≥
o

t 4

i 5

d d

a e

k ti

t k

a
b

Bayi lahir jam 05.25 wita spontan langsung menangis


JK : Perempuan
BB : 3200 gr
PB : 50 cm
A/S : 7/9
Anus : (+)
Cacat : (-)
PPV : 50 cc

Jam 05.50 Wita : plasenta lahir lengkap


Berat : 500 gr
panjang tali pusat : 47 cm
kotiledon : lengkap
perdarahan :± 150 cc
TFU : sepusat dan kontraksi uterus baik
Luka Episiotomi derajat II

Jam 07.30 wita

         TFU 2 jari di bawah pusat


         Total perdarahan kala IV ± 100 cc
         TD : 120/70 mmHg
         N : 80x/menit
         S : 36 ゚ C
         RR : 20x/menit
Masalah yang mungkin timbul pada pasien yang mengalami Kala I memanjang adalah
pada ibu akan dapat terjadi perdarahan pervaginam dan terjadi syok dan pada bayi akan dapat
terjadi hipotermi dan asfeksia. Sehinggan dibutuhkan mengobservasi kemajuan persalinan dan
memotivasi ibu dalam menghadapi proses persalinan. Bayi lahir sehat tanpa ada komplikasi
karena ketuban sudah pecah sebelum pembukaan lengkap dan kemudian dilakukan rawat
gabung antara ibu dan bayinya.

Ibu berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini dan akan memberikan ASI eksklusif dan
mobilisasi dini, ibu akan menjadi aseptor KB suntik yang 3 bulan. Setelah 2 jam post partum ibu
di pindahkan ke ruang flamboyan.

Total perdarahan selama persalinan dan 2 jam post partum adalah 200cc.

B.     Saran

   Bagi ibu bersalin dan keluarga agar lebih kooperatif sehingga proses persalinan dapat berjalan
dengan lancar dan normal.
   Bagi petugas kesehatan di harapkan dapat lebih meningkatakan asuhan sayang ibu dan bayi,
dengan menerapkan prinsip tindakan aseptic dan pencegahan infeksi serta dapat memberikan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala 1 memanjang
   Bagi mahasiswa untuk selalu belajar dalam hal mendeteksi kemungkinan kelainan yang akan
timbul selama persalinan khususnya pertolongan persalinan dengan kala 1 memanjang.

Anda mungkin juga menyukai