Anda di halaman 1dari 18

Analisa Masalah dalam Tambahan

Pemeriksaan Fertilitas

KELOMPOK 2
AIDA TRISNANTI 221015201237
CINDY ANGGRAENI 221015201238
MURNIATI 221015201280
ROZITA 221015201285
SITI MARIAM 221015201286
SYAHRI RAHMWATI 221015201289
TARI PRASETIA 221015201291
YUWINA DEVA 221015201295
ZULIANTI 221015201296
A.
TEORI DAN MODEL
PEMERIKSAAN
Pengertian Fertilitas
Menurut Mahendra (2017), Fertilitas diartikan sebagai kemampuan
seorang wanita untuk menghasilkan kelahiran hidup merupakan salah
satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk,
tingkat kelahiran dimasa lalu mempengaruhi tingginya tingkat
fertilitas masa kini. Fertilitas merupakan hasil reproduksi nyata dari
seorang atau sekelompok wanita, sedangkan dalam pengertian
demografi menyatakan banyaknya bayi yang lahir hidup.
Pengertian Fertilitas
Fertilitas (kesuburan) adalah dapat bekerjanya secara optimal dari organ-
organ reproduksi baik dari pihak pria maupun wanita sehingga dapat
melakukan fungsi fertilitas dengan baik. Sedangkan Infertilitas atau
ketidaksuburan merupakan ketidakmampuan pasangan usia subur
(PUS) untuk memperoleh keturunan setelah rutin melakukan
hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa perlindungan
kontrasepsi lebih dari satu tahun. Infertilitas dapat disebabkan dari
pihak pria, wanita, dan kedua belah pihak (Rahmadiani, 2021).
Definisi Fersilitas Menurut Ahli

Suandi (2010) WHO


Definisi fertilitas adalah bagian dari Fertilitas yaitu terdapatnya kelahiran
sistem yang dikaji secara kompleks bayi yang dihitung berdasarkan pada
baik dalam disipilin ilmu sosial, lama dikandungan dan saat
biologi, dan interaksi sosialnya dengan memulainya kehidupan
faktor lingkungan dimana seseorang
berada
Model pemeriksaan fertilitas
Model pemeriksaan fertilitas melibatkan berbagai metode dan pendekatan untuk memahami dan menganalisis kesuburan
pada individu.

Model Siklus Menstruasi Model ini berfokus pada pemantauan siklus menstruasi untuk memahami fase-fase
ovarium dan uterus dalam kaitannya dengan kesuburan

Model Ovulasi Model ini berfokus pada identifikasi waktu ovulasi atau pelepasan telur dari indung telur

Model Pemeriksaan Semen Model ini digunakan untuk menganalisis kualitas dan jumlah sperma pada pria

Model Pemeriksaan Saluran Tuba Model ini digunakan untuk mengevaluasi kelancaran saluran tuba falopi pada wanita

Model Pemeriksaan Hormon Model ini melibatkan pengukuran kadar hormon tertentu dalam darah atau urine untuk
mengevaluasi fungsi hormonal dan keseimbangan hormonal pada individu
B.
Analisa Pemeriksaan, Penilaian Hasil Pemeriksaan,
Pemeriksaan Semen, Lembaran Kurva, Temperatur Basal,
Instruksi Pemeriksaan Hasil, Pemeriksaan Mukul Serviks,
Test Fern, Uji Pasca Coitus
Analisis Pemeriksaan Fertilitas

1) Pemeriksaan Ovulasi

2) Pemeriksaan Chlamydia Trachomatis

3) Anamnesis

4) Pemeriksaan Fisik
Penilaian Hasil Pemeriksaan

a. Penilaian Kelainan Uterus


Pemeriksaan histeroskopi tidak dianjurkan apabila tidak terdapat indikasi, karena
efektifitas pembedahan sebagai terapi kelainan uterus untuk meningkatkan angka
kehamilan belum dapat ditegakkan.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam penilaian uterus

HSG USG SIS HISTEROSKOPI

Sensitivitas dan PPV Dapat mendeteksi PPV dan NPV Metode definitif

rendah untuk patologi tinggi, untuk invasif

mendeteksi patologi endometrium dan mendeteksi patologi

intrakavum uteri myometrium intra kavum uteri


Penilaian Hasil Pemeriksaan
b. Penilaian Lendir c. Penilaian Kelainan Tuba
Serviks Pasca Senggama
• Perempuan yang tidak memiliki riwayat
• Pemeriksaan ini dapat dilakukan penyakit radang panggul (PID), kehamilan
pada pasien dengan infertilitas ektopik atau endometriosis, disarankan untuk
dibawah 3 tahun. melakukan histerosalpingografi (HSG) untuk
• Penilaian lendir serviks pasca melihat adanya oklusi tuba. Pemeriksaan ini
tidak invasif dan lebih efisien dibandingkan
senggama untuk menyelidiki
laparaskopi.
masalah fertilitas tidak dianjurkan • Pemeriksaan oklusi tuba menggunakan sono-
karena tidak dapat meramalkan histerosalpingografi dapat dipertimbangkan
terjadinya kehamilan. karena merupakan alternatif yang efektif.
• Tindakan laparoskopi kromotubasi untuk
menilai patensi tuba, dianjurkan untuk
dilakukan pada perempuan yang diketahui
memiliki riwayat penyakit radang panggul.
Analisis Pemeriksaan Semen

Salah satu penyebab infertilitas pada pria yaitu gangguan spermatogenesis. Analisis
sperma dapat mengungkapkan sperma normal atau tidak. Analisis sperma merupakan
prediktor yang sangat penting dalam menentukan fertilitas pria. Sperma yang diperiksa
merupakan sperma yang keluar dari pria yang tidak melakukan senggama selama 3
hari. Pemeriksaan sperma dilaksanakan satu jam setelah sperma keluar.

Analisis semen terdiri atas pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan


makroskopik antara lain pemeriksaan warna, pengukuran volume, dan pengukuran pH.
Pemeriksaan mikroskopik antara lain penghitungan konsentrasi, persentase
abnormalitas, persentase motilitas, dan viabilitas spermatozoa. Pengambilan spesimen
segar dapat dilakukan dengan cara masturbasi di laboratorium. World Health
Organization (WHO) telah menetapkan bahwa analisis semen digunakan sebagai standar
pemeriksaan kualitas semen seorang pria.
Lembaran Kurva Temperatur Basal

Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau
dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera
setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu
basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur
dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan
secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu
yang sama selama 5 menit.

Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celsius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun
terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu
35 derajat Celsius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu
tubuh ini akan terjadi sekitar 3 - 4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat
dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi
karena produksi progesteron menurun.
Instruksi Pemeriksaan Hasil
Instruksi pemeriksaan hasil merupakan panduan atau
petunjuk yang diberikan kepada individu setelah
pemeriksaan fertilitas dilakukan. Instruksi ini menjelaskan
hasil pemeriksaan dan memberikan penjelasan tentang
makna atau interpretasi dari hasil yang diperoleh. Instruksi
tersebut juga dapat berisi saran atau rekomendasi tindakan
selanjutnya berdasarkan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sampel
jaringan lendir serviks menggunakan alat swab
khusus, lalu diperiksa secara mikroskopik di
laboratorium. Sesudah ovulasi mukus serviks
menjadi lebih kental dan lebih keruh (Nakano F,
2015).

Pemeriksaan
Pemeriksaan mukus serviks melibatkan
pengamatan dan evaluasi karakteristik lendir
serviks selama siklus menstruasi. Perubahan lendir

Mukus Serviks serviks dapat memberikan petunjuk tentang tingkat


kesuburan wanita. Selama periode subur, lendir
serviks menjadi lebih encer, elastis, dan licin,
memudahkan pergerakan sperma menuju sel telur.
Pemeriksaan mukus serviks dapat membantu dalam
mengidentifikasi waktu ovulasi dan memberikan
informasi tentang kualitas lendir serviks yang
berhubungan dengan kesuburan.
Pemeriksaan Fern (uji pakis) lendir serviks merupakan salah satu parameter dalam evaluasi
lendir serviks. Ferning adalah pembentukan struktur seperti daun pakis mengacu pada derajat dan
pola yang tampak jika lendir dikeringkan di atas permukaan kaca objek. Pembentukan struktur daun
pakis pada lendir serviks salah satunya ditentukan oleh konsentrasi NaCl. Sepanjang siklus
menstruasi komponen tersebut merupakan garam dengan persentase tertinggi. Kadar estrogen yang
tinggi, biasanya sebelum ovulasi, sekret serviks akan membentuk gambaran seperti daun pakis
(ferning) yang disebabkan oleh kristalisasi dari NaCl pada sekret serviks. Saat kadar Progesteron
lebih dominan, biasanya setelah terjadi ovulasi, sekret tidak membentuk gambaran daun pakis.
Biasanya, gambaran struktur ini akan hilang pada hari ke 22 siklus. Saat mulai hilangnya/tidak
terbentuk gambaran daun pakis menunjukkan saat terjadinya ovulasi. Bila masih terlihat gambaran
daun pakis, maka mungkin fungsi korpus luteum kurang dari normal atau menunjukkan adanya
anovulasi atau infertilitas. (Ekawaty, 2017) Terdapatnya infeksi serviks atau darah pada saat
pemeriksaan fern akan menghambat kan pembentukan pola pakis yang sempurna. Ditemukannya
pola pakis yang sempurna selama pertengahan siklus menstruasi menandakan aktivitas estrogen yang
baik dan tidak terdapat infeksi serviks.

—Test Fern
Uji Pasca Coitus
Uji pasca coitus merupakan cara pemeriksaan yang sederhana tetapi dapat
memberi informasi tentang interaksi antara sperma dengan getah serviks. UPS
dilakukan 2 – 3 hari sebelum perkiraan ovulasi di mana “spinbarkeit” (getah
serviks) mencapai 5 cm atau lebih 20. Pengambilan getah serviks dari kanalis
endoserviks dilakukan setelah 2 – 12 jam senggama. Pemeriksaan dilakukan di
bawah mikroskop. UPS dikatakan positif, bila ditemukan paling sedikit 5
sperma per lapangan pandang besar (LPB). UPS dapat memberikan gambaran
tentang kualitas sperma, fungsi getah serviks dan keramahan getah serviks
terhadap sperma.
Mekanisme Kerja dan
Analisa Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan semen digunakan Pemeriksaan ini dilakukan untuk


untuk mengevaluasi kualitas dan mengidentifikasi infeksi atau
jumlah sperma pada pria penyakit menular seksual yang dapat
mempengaruhi kesuburan.
Analisis Pemeriksaan Tes Penyakit Menular
Semen Seksual
02 04

01 03
Analisis Hormon Pemeriksaan Pendarahan
Reproduksi Uterus
Pemeriksaan ini melibatkan analisis
Pemeriksaan ini melibatkan terhadap pendarahan uterus yang
pengukuran kadar hormon dilakukan melalui tes darah atau
reproduksi tertentu dalam darah atau pemeriksaan histopatologi
urine.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai