b. Amniosentesis
c. Pencitraan Ultrasound
d. Kontrasepsi
Sel telur kemudian akan diambil dengan menggunakan jarum khusus yang
memiliki rongga. Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit hingga satu jam.
Sebagian wanita diberikan obat pereda nyeri sebelum dilakukan prosedur tersebut,
namun bisa juga diberikan obat penenang ringan hingga dibius total, sel telur
segera dipertemukan dengan sperma pasangan, yang harus diambil pada hari yang
sama. Kemudian disimpan di dalam klinik untuk memastikan perkembangannya
maksimal, setelah embrio hasil pembuahan sel telur dan sperma tersebut dianggap
cukup matang, maka embrio akan dimasukkan ke dalam rahim. Dokter akan
memasukkan semacam tabung penyalur yang disebut kateter ke dalam vagina
hingga sampai ke dalam rahim. Untuk memperbesar kemungkinan hamil, tiga
embrio umumnya ditransfer sekaligus, dua pekan setelah transfer embrio, maka
pihak wanita akan diminta untuk melakukan tes kehamilan.
b. Amniosentesis
Amniocentesis adalah
tes untuk mengetahui
kelainan genetik pada
bayi dengan
memeriksa cairan
ketuban atau cairan
amnion. Di dalam
cairan amnion
terdapat sel fetal
(kebanyakan kulit
janin) yang dapat
dilakukan analisis kromosom, analisis biokimia dan biologi. Amniocentesis selalu
dilakukan di bawah panduan ultrasound untuk menentukan posisi bayi. Tes ini
bisa menentukan cacat kromosom, kelainan bawaan, jenis kelamin, tingkat
kematangan paru janin, infeksi cairan amnion, serta kemungkinan bayi mewarisi
gangguan seperti hemofilia.
c. Pencitraan Ultrasound
d. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan dan mengatasi berbagai masalah pada sistem reproduksi
manusia. Berdasarkan sifat kerjanya, kontrasepsi dibedakan menjadi dua, yaitu
kontrasepsi permanen dan kontrasepsi temporer.
1. Kontrasepsi Permanen
Kontrasepsi permanen dilakukan dengan sterilisasi dan dilakukan ketika tidak
ingin memiliki anak lagi.
Tubektomi, yaitu metode bedah untuk menghentikan fertilitas perempuan
secara permanen. Tubektomi merupakan metode kontrasepsi yang dilakukan
pada perempuan. Cara kerja KB steril ini dilakukan dengan mengikat atau
memotong saluran tuba falopi, sehingga sel telur tidak akan menemukan jalan
menuju rahim dan begitupula dengan sperma yang tidak mampu mencapai tuba
falopi untuk membuahi sel telur. Meski demikian, sel telur tetap dapat
dilepaskan oleh ovarium secara normal dan tidak mempengaruhi kerja hormon
apapun. Itulah sebabnya metode ini bersifat permanen.
Vasektomi adalah sterilisasi pada pria yang dilakukan dengan menutup saluran
vas defrens yang membawa sperma dari testis ke sistem reproduksi. Bersifat
permanen sehingga kondisi yang telah diubah hampir tidak bisa dikembalikan
seperti semula. Sperma tidak lagi keluar bersama air mani saat pria ejakulasi.
2. Kontrasepsi Temporer
Kontrasepsi sementara pencegahannya hanya bersifat sementara dan
kemampuan hamil bisa dikembalikan sewaktu-waktu. Kontrasepsi temporer
bisa dilakukan dengan menggunakan alat ataupun tidak.
Kontrasepsi dengan menggunakan alat bantu memiliki beragam cara dan alat,
di antaranya adalah:
a. Menggunakan alat yang bisa menghalangi ovulasi dengan menggunakan
hormon. Yaitu menggunakan: pil KB, KB susuk, implan, KB Suntik.
b. Menghalangi penempelan embrio, menghalangi fertilisasi sperma dan
ovum. Yaitu menggunakan KB spiral IUD, kondom, koyo ortho evra,
diafragma/cervical cup
c. Menggunakan kontrasepsi darurat dalam bentuk pil. Atau lebih dikenal
dengan after morning, diminum ketika sudah melakukan hubungan tanpa
menggunakan alat pelindung.