Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Cara Distribusi Obat yang Baik
Tentang Penanganan obat Psikotropika dan Prekursor.
Disusun Oleh:
Dlll FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah CDOB tentang Penanganan obat Psikotropika dan Prekursor.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat meberikan manfaat kepada semua
pihak, bagi kami khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Kupang pada umumnya. Kami sadar bahwa makalah ini belum
sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang
membaca
Kelompok 4
Daftar Isi
Judul
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
1.2Rumusan masalah
BAB 2 ISI
2.1 Definisi
2.2 Pengadaan
2.3 Penyimpanan
2.4 Penyerahan
2.5 Pemusnahan
2.6 Pencatatan dan pelaporan
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan obat yang baik terlebih khusus yaitu pengelolaan jenis obat yang
bersifat sebagai psikoaktif seperti pada obat-obat golongan narkotika dan
psikotropika. Narkotika dan Psikotropika dapat merugikan apabila
disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat,
jika digunakan secara tidak rasional salah satu efek samping dari pemakaian
obat ini yaitu di mana seseorang dapat mengalami ketergantungan berat
terhadap obat dan dapat menyebabkan fungsi vital organ tubuh bekerja secara
tidak normal seperti jantung, peredaran darah, pernafasan, dan terutama pada
kerja otak (susunan saraf pusat). Oleh karena itu pengelolaan obat psikotropika
sangat memerlukan penanganan dan perhatian lebih.
2.1 Definisi
a. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang tentang
Narkotika.
b. Psikotropika
Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku.
c. Prekursor Farmasi
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku penolong untuk keperluan proses produksi
industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang
mengandung ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine/phenylpropanolamine,
ergotamin, ergometrine, atau Potasium Permanganat.
d. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
budaya dan kemampuan masyarakat.
e. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan Sediaan
Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
f. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima.
g. Penyimpanan
Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada
wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan
tanggal kadaluwarsa.
Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya. Sistem penyimpanan dilakukan dengan
memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara
alfabetis. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out)
h. Pemusnahan
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika
atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan menggunakan Formulir 1 sebagaimana terlampir.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
menggunakan Formulir 2 sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
i. Pengendalian
2.5 Pemusnahan
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu
Pengetahuan, dan dokter praktik perorangan wajib membuat, menyimpan, dan
menyampaikan laporan pemasukan dan penyerahan/penggunaan Narkotika dan
Psikotropika, setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan tembusan Kepala Balai setempat.
Adapun pelaporan yang dimaksud paling sedikit terdiri atas :
a. Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan/atau
Prekursor Farmasi.
b. Jumlah persediaan awal dan akhir bulan.
c. Jumlah yang diterima.
d. Jumlah yang diserahkan.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
3. 2 Saran