MAKALAH
Dosen Pengampu :
Patimah, S.Si, M.Far, Apt.
Oleh :
JANUBA ARIFAH
p24840421047
ANF A – SMT 2
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya makalah undang-undang tentang psikotropika ini dapat
diselesaikan. Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah undang-
undang dan etika farmasi.
1. Ibu Patimah, S.Si, M.Far, Apt. Sebagai dosen pengampu mata kuliah
Peraturan Perundang - Undangan dan Hukum Kesehatan pada Program
Studi D3 Analisis Farmasi dan Makanan.
2. Teman - teman dan semua pihak yang telah membantu saya untuk
menyelesaikan makalah ini.
(JANUBA ARIFAH)
1
DAFTAR ISI
BAB 2 ISI
BAB 3 PENUTUP
Daftar Pustaka...................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak
serta merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa
halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan
menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya. Jenis obat-obatan ini bisa
ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja penggunaannya harus sesuai dengan
resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar yang berbeda-
beda, mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga ringan.
3
sediaan farmasi dan alat kesehatatan diselenggarakan untuk melindungi seluruh
masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang tidak memenuhi persayaratan mutu dan keamanan.
Pengelolaan obat yang baik terlebih khusus yaitu pengelolaan jenis obat
yang bersifat sebagai psikoaktif seperti pada obat-obat golongan narkotika dan
psikotropika. Narkotika dan Psikotropika dapat merugikan apabila disalahgunakan
atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat, jika digunakan
secara tidak rasional salah satu efek samping dari pemakaian obat ini yaitu di mana
seorang dapat mengalami ketergantungan berat terhadap obat dan dapat
menyebabkan fungsi vital organ tubuh bekerja secara tidak normal seperti jantung,
peredaran darah, pernafasan, dan terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat).
Oleh karena itu pengelolaan obat psikotropika sangat memerlukan penanganan dan
perhatian lebih.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja UU yang menjelaskan tentang Psikotropika?
2. Apa Dasar, Azaz serta tujuan Psikotropika?
3. Apa saja Golongan yang terdapat pada Psikotropika?
4. Bagaimana Penyimpanan, Produksi seta Pelaporan Psikotropika?
1.3.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui UU yang terdapat pada Psikotropika.
2. Untuk mengetahui dasar, azaz serta tujuan Psikotropika.
3. Untuk mengetahui golongan pada Psikotropika.
4. Untuk mengetahui Penyimpanan, Produksi, serta Pelaporan Psikotropika.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Penyalahgunaan psikotropika dapat menimbulkan ketergantungan apabila
penggunaannya tidak dibawah pengawasan dan petunjuk tenaga kesehatan yang
berkompeten. Hal merugikan bagi penyalahguna, dan memiliki berdampak sosial,
ekonomi, dan keamanan nasional, sehingga menjadi ancaman nasional.
Penyalahgunaan psikotropika mendorong adanya peredaran gelap, dan ini adalah
kejahatan.
Dasar hukum Undang-Undang No 5 Tahun 1997 adalah :Pasal 5 ayat (1) dan Pasal
20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan; dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1996 tentang Pengesahan Convention on
Psychotropic Substances 1971 (Konvensi Psikotropika 1971).
6
Pengawasan Psikotropika berdasarkan konvensi internasional yaitu:
B. Tujuan Psikotropika
7
2.4. Penggolongan Psikotropika
1. Psikotropika Golongan 1
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini memiliki potensi
yang tinggi menyebabkan kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga
termasuk dalam obat-obatan terlarang yang penyalahgunaannya bisa
dikenai sanksi hukum. Jenis obat ini tidak untuk pengobatan, melainkan
hanya sebagai pengetahuan saja. Contoh dari psikotropika golongan 1
diantaranya adalah LSD, DOM, Ekstasi, dan lain-lain yang secara
keseluruhan jumlahnya ada 14. Pemakaian zat tersebut memberikan efek
halusinasi bagi penggunanya serta merubah perasaan secara drastis. Efek
buruk dari penyalahgunaannya bisa menimbulkan kecanduan yang
mengarah pada kematian jika sudah mencapai level parah.
2. Psikotropika Golongan 2
Golongan 2 juga memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi
meski tidak separah golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering
dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Penggunaannya
haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak memberikan efek kecanduan.
Golongan 2 ini termasuk jenis obat-obatan yang paling sering
disalahgunakan oleh pemakaianya, misalnya adalah Sabu atau
Metamfeamin, Amfetamin, Fenetilin, dan zat lainnya yang total jumlahnya
ada 14.
3. Psikotropika Golongan 3
Golongan 3 memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang.
Namun begitu, penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar
tidak membahayakan kesehatan. Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja
sistem juga akan menurun secara drastis. Pada akhirnya, tubuh tidak bisa
terjaga dan tidur terus sampai tidak bangun-bangun. Penyalahgunaan obat-
obatan golongan ini juga bisa menyebabkan kematian. Contoh dari zat
8
golongan 3 diantaranya adalah Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital, dan
lain-lain yang jumlah totalnya ada 9 jenis.
4. Psikotropika Golongan 4
Golongan 4 memang memiliki risiko kecanduan yang kecil
dibandingkan dengan yang lain. Namun tetap saja jika pemakaiannya tidak
mendapat pengawasan dokter, bisa menimbulkan efek samping yang
berbahaya termasuk kematian. Penyalahgunaan obat-obatan pada golongan
4 terbilang cukup tinggi. Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan mudah
ditemukan dan sering dikonsumsi sembarangan. Adapun contoh dari
golongan 4 diantaranya adalah Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat
penenang, Hipnotika atau obat tidur, Diazepam, Nitrazepam, dan masih
banyak zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.
A. Produksi Psikotropika
9
Psikotropika hanya dapat di produksi oleh pabrik obat yang telah memiliki izin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Penyimpanan Psikotropika
a) Kebijakan:
b) Prosedur :
10
a. Urutan alfabetik sediaan.
b. Kombinasikan metode FEFO, yaitu obat yang masa kadaluarsa
paling cepat habis diletakkan paling depan. Obat yang masa
kadaluarsanya diletakkan paling belakang.
5. Kartu stok obat psikotropika harus selalu disimpan di dalam lemari
psikotropika.
6. Lemari harus selalu dikunci dengan anak kunci yang berbeda, kunci
disimpan oleh Apoteker.
C. Pelaporan Psikotropika
Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4)
paling sedikit terdiri atas :
g. Nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran dan persediaan
awal dan akhir.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika merupakan zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai
dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan, serta
mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13