Anda di halaman 1dari 19

PENGELOLAAN LIMBAH DAN

BIOREMEDIASI LAHAN TERCEMAR

SAP 2

TEKNIK PENGOLAHAN
LIMBAH

PROF. DR. IR. H. DANANG BIYATMOKO, M.SI

1
KARAKTERISTIK LIMBAH
 KARAKTERISTIK LIMBAH :
1. Limbah Cair biasanya dikenal
sebagai entitas pencemar air.
Komponen pencermaran air pada
umumnya terdiri dari bahan
buangan padat, bahan buangan
organik, dan bahan buangan
anorganik.
2. Limbah Padat
3. Limbah Gas dan Partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun).

2
TEKNIK-TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH
 Proses pengambilan manfaat dari suatu barang pada akhirnya
akan menimbulkan sisa-sisa atau limbah, termasuk limbah
industri .
 Semakin banyak industri di suatu negara maka akan semakin
banyak pula kesempatan bagi suatu negara untuk mencemari
lingkungannya, karena hampir setiap proses industri akan
menghasilkan limbah.
 Di Indonesia banyak sekali industri skala rumahan maupun skala
besar yang telah menghasilkan berbagai macam limbah, berupa
limbah padat, cair, gas dan partikel serta limbah B3.
 Keberadaannya harus ditangani dengan baik agar nantinya tdk
menimbulkan banyak masalah bagi lingkungan. Serta makhluk
hidup.

3
A. LIMBAH PADAT
1. PENIMBUNAN TERBUKA

 Limbah padat terbagi menjadi limbah organik dan anorganik.


 Limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, karena akan
diuraikan oleh mikroba atau organisme pengurai (bakteri
dekomposer dalam tanah).
4
Lanjutan ...

2. SANITARY LANDFILL

 Menggunakan lubang yang telah dilapisi tanah liat dan plastik di


dalam tanah, bertujuan untuk mencegah pelebaran di tanah.
 Sementara itu, hasil gas metana yg terbentuk dan dihasilkan dari
sanitary landfill nantinya dapat dimanfaatkan utk menghasilkan
listrik dan penerangan. 5
Lanjutan ...

3. INSENERASI
 Teknologi pengolahan limbah yang
melibatkan pembakaran suhu tinggi.
Insinerasi mengubah limbah padat
menjadi abu,
gas sisa hasil pembakaran, partikulat,
dan panas.
 Insinerasi memiliki banyak manfaat
untuk mengolah berbagai jenis
sampah seperti sampah medis dan
beberapa jenis sampah berbahaya di
mana patogen dan racun kimia bisa
hancur dengan temperatur tinggi.
6
Lanjutan ...

 Gas yang dihasilkan harus dibersihkan


INSENERASI
dari polutan sebelum dilepas ke
atmosfer.
 Panas yang dihasilkan bisa
dimanfaatkan sebagai energi
pembangkit listrik
 Insinerator mengurangi volume
sampah hingga 95-96%, tergantung
komposisi dan derajat recovery
sampah.
 Ini berarti insinerasi tidak sepenuhnya
mengganti penggunaan lahan sebagai
area pembuangan akhir.
Lanjutan ...

4. DAUR ULANG

 Limbah padat yg anorganik


bisa dipilah-pilah kembali.
 Limbah padat yg bisa diproses
kembali bisa didaur ulang
menjadi barang baru.
 Dibuat barang lain yg
bermanfaat atau bernilai jual
tinggi sbg contoh adalah
kerajinan dari barang-barang
bekas.
8
B. LIMBAH CAIR
1. PENGOLAHAN PRIMER

Prinsipnya utk memisahkan padatan


dari air limbah, dgn cara :
a. Proses penyaringan &
Pengolahan Awal
 Dalam tahap ini bahan bahan
buangan yang berukuran besar
disaring menggunakan suatu
alat komunikator yang
berfungsi menyaring sambil
menghancurkan bahan
padatan.
9
Lanjutan ...
PENGOLAHAN PRIMER
 b. Proses Pengendapan (Sedimentation) / Pengapungan
Dalam keadaan tenang, pasir, benda-benda kecil, dan hancuran
padatan akan mengendap. Pengendapan yang terjadi dengan
memanfaatkan gaya gravitasi. Proses pengendapan ini berfungsi
sebagai berikut :
1. Mengurangi kebutuhan oksigen pada proses pengolahan biologis
berikutnya.
2. Memperoleh air buangan yang jernih.
3. Mempermudah proses penanganan lumpur.
4. Endapan yang dihasilkan dapat digunakan untuk menutup tanah
pertanian/keperluan lain.
 Padatan tersuspensi dapat mengendap ketika aliran air buangan
diperlambat dan dilakukan dalam tangki sedimentasi. Padatan
tersuspensi yang mengendap disebut lumpur mentah. Untuk
mempercepat proses pengendapan sering ditambahkan tawas.
10
Lanjutan ...

2. PENGOLAHAN SEKUNDER (secondary treatment)


 Dalam penanganan sekunder ini mengalami
proses dekomposisi bahan-bahan padatan
secara biologis.
 Proses penguraian bahan organik dilakukan
oleh mikroorganisme secara aerob dan
anaerob.
 Proses aerobik menggunakan oksigen
dengan bantuan lumpur aktif (activated
sludge) yaitu lumpur yang banyak
mengandung bakteri pengurai.
 Adapun dalam proses anaerobik zat organik
diuraikan tanpa oksigen. Proses pengolahan
anaerobik bisa menghasilkan biogas (gas
metana dan karbon dioksida).
Lanjutan ...

3. PENGOLAHAN TERSIER (tertiary treatment)

 Merupakan lanjutan dari penanganan


sekunder.
 Pada pengolahan ketiga (tertiary
treatment) bertujuan menghilangkan
nutrisi/unsur hara khususnya nitrat dan
fosfat.
 Sebagian besar senyawa nitrogen dan
fosfor tetap ada dalam air buangan
walaupun telah mengalami proses
penanganan primer dan skunder, maka
perlu penanganan ketiga karena
komponen tersebut akan menyebabkan
perubahan rasa dan bau.
C. LIMBAH GAS & MINERAL

 Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu


partikel dan gas.
 Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata
telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume.
13
Lanjutan ...

 Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dapat


dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun
akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOX, CO, CO2,
hidrokarbon dan lain-lain.
 Terdapat berbagai macam kejadian merugikan yang
diakibatkan oleh limbah gas yaitu pemanasan global, hujan
asam, asap tebal industri dan gangguan alat pernapasan.

14
Lanjutan ...
 Pengendalian pencemaran udara dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu
pengendalian pada sumber pencemar
dan pengenceran limbah gas.
 Pengendalian pada sumber
pencemar merupakan metode yang
lebih efektif karena hal tersebut
dapat mengurangi keseluruhan
limbah gas yang akan diproses dan
yang pada akhirnya dibuang ke
lingkungan.
 Alat-alat pemisah debu bertujuan
untuk memisahkan debu dari aliran
gas buang. Debu dapat ditemui
dalam berbagai ukuran, bentuk,
komposisi kimia, densitas, daya
kohesi, dan sifat higroskopik yang
15
berbeda.
D. LIMBAH B3
 Proses pengolahan limbah B3  dapat dilakukan secara
1) Kimia, 2) Fisika, dan 3) Biologi.
 Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisika
yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi .
 Stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan
bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan
bahan pengikat atau senyawa pereaksi tertentu untuk
memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan,
atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang.
 Bahan yang dapat digunakan untuk proses
stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2), dan
bahan termoplastik.
 Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan
untuk memperkecil volume B3 namun saat melakukan
pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar
gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara.
16
Lanjutan ...
 Proses pengolahan limbah B3 secara BIOLOGI yang telah cukup
berkembang saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan
fitoremediasi.
 Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain
untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3, sedangkan Fitoremediasi
adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan
mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah.
 Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran
oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih murah dibandingkan
dengan metode Kimia atau Fisik. Namun, proses ini juga masih
memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan Fitoremediasi
merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif
lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar.
Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini
dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam
rantai makanan di ekosistem.
17
Lanjutan ...
 Metode Pembuangan limbah B3  :
1. Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection)
           Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan
manusia adalah dengan cara memompakan limbah tersebut
melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-
lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam.
2. Kolam penyimpanan (surface impoundments)
Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang
dibuat untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung
yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah
menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di dasar.
3 Landfill untuk limbah B3 (secure landfils)
           Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus
pengamanan tinggi. Pada metode pembuangan secure landfills,
limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian
dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah
pencemaran limbah B3. Landffill ini harus dilengkapi peralatan
monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan
harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar
dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif.
19

Anda mungkin juga menyukai