DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
ZAMIRATUL AINI (J1A115067)
MAWARLY R.K SILALAHI (J1A115072)
ATMA FEBRIA FITRI (J1A115076)
EVA CHRISTINA SIHOTANG (J1A115079)
ELIA VERONIKA SINAGA (J1A115083)
WAWAN SETIAWAN (J1A115088)
KELAS : THP VI
b. dampak negatif
a. klasifikasi
pencemaran oleh
limbah padat
limbah padat
POKOK
BAHASAN
Municipal
Agricultural
limbah padat menurut jenisnya
Municipal Non-
limbah perkotaan municipal
dihasilkan oleh jumlah yang jauh
perumahan dan lebih besar dari pada
perkantoran sampah perkotaan
SAMPAH ANORGANIK TIDAK
SAMPAH ORGANIK DAPAT
TERURAI (UNDEGRADABLE)
DIURAI (DEGRADABLE
Terjadi penyebaran penyakit melalui
serangga yang hidup di sekitar pembuangan
limbah padat (sampah)
Berkembangnya tikus dan vektor vertebrata
penyakit yang lain
Timbulnya kebakaran
Timbulnya bau
Menimbulkan kesan tidak estetik/indah (visual
pollution)
Menurunkan kunjungan wisatawan
Menimbulkan pencemaran air
Timbulnya gas beracun
Kerusakan permukaan
tanah
KARAKTERISTIK FISIK : KARAKTERISTIK KIMIA :
Densitas Lipid
Kadar air Karbohidrat
Protein
Serat alami
Bahan organik sintetik
Heating values
Densitas
Densitas menunjukkan massa per unit volume
(kg/m3). Parameter ini diperlukan untuk
mendisain program pengelolaan limbah padat.
Pengurangan volume limbah dilakukan dengan
proses pemadatan sehingga densitas bahan
meningkat.
Kadar Air
Kadar air didefinisikan sebagai rasio antara bobot
air pada limbah terhadap total bobot limbah.
Kadar air limbah padat berkisar antara 20-40%
dan nilainya tergantung pada kondisi cuaca.
Lipid
Lipid yang dimaksud termasuk dalam kelas lemak, minyak dan grease. Lipid memiliki nilai
heating value sekitar 38.000 Kj/kg (kilojoule/kilogram), sehingga limbah dengan kadar lipid
yang tinggi cocok untuk menghasilkan energi
Karbohidrat
Karbohidrang berasal dari pangan yang kaya pati dan selulosa. Senyawa ini mudah terurai
menjadi karbondioksida, air dan gas metana
Protein
Dekomposisi protein yang tidak sempurna menghasilkan senyawa amin yang menimbulkan
bau yang tidak diinginkan.
Serat alami
Serat alami dapat berupa selulosa dan lignin yang relatif tahan terhadap penguraian.
Golongan ini ditemukan pada produk kertas, makanan dan limbah taman/kebun.
Senyawa ini mudah terbakar sehingga cocok pada proses incineration.
Bahan organik sintetik
Plastik merupakan contoh bahan organik sintetik. Saat ini, 1 – 10% limbah padat berupa
plastik. Plastik sulit didegradasi secara alami. Plastik memiliki heating value yang tinggi
sekitar 32000 kj/kg sehingga sangat cocok pada proses incineration
Heating values
Heating values diperlukan dalam mengevaluasi potensial limbah sebagai bahan bakar pada
proses incineration, yang dinyatakan dalam kj/kg
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat
dapat dibagi menjadi 2 cara yaitu
1. pengolahan limbah padat tanpa pengolahan
2. pengolahan limbah padat dengan pengolahan
Faktor-faktor yang perlu kita perhatikan
sebelum kita mengolah limbah padat industri
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
2. Sifat fisik dan kimia Limbah
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan
lingkungan
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Pemusnahan/pengolahan limbah padat dapat
dikelompokkan dalam tiga metode utama, yaitu:
Pengolahan limbah
agar lebih
Pengolahan limbah
memudahkan dalam
agar dihasilkan sebuah
pengelolaannya, atau
produk yang
agar mengurangi Pembuangan limbah
bermanfaat, seperti :
dampak negatif bila ke suatu tempat
1.pengomposan
diolah lebih lanjut, guna menghindari
(dihasilkan humus)
seperti: kontak dengan
2.insinerasi/pembakar
1. penghalusan manusia, seperti
an (dihasilkan enersi
(shredding) lahan-urug (landfill).
panas)
2. pemadatan
3.metanisasi
timbunan
(dihasilkan gasbio)
3.solidifikasi/pengkap
sulan
Landfill
Landfill ialah
pengelolaan sampah
dengan cara
menimbunnya di
dalam tanah. Di
dalam lahan landfill,
limbah organik akan
didekomposisi oleh
mikroba dalam tanah
menjadi senyawa-
senyawa gas dan cair.
Insinerasi
Insinerasi adalah
teknologi pengolahan
limbah padat yang
melibatkan pembakaran
bahan organik,
bertemperatur tinggi
lainnya didefinisikan
sebagai pengolahan
termal. Insinerasi
material limbah padat
mengubah limbah
padat menjadi abu, gas
sisa hasil pembakaran,
partikulat, dan panas.
Pemisahan
Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
1. Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk
mendapatkan keseragaman ukuran / berat / volume.
2. Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan
gaya berat misalnya barang yang ringan / terapung dan
barang yang berat / tenggelam.
3. Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan
sifat magnet yang bersifat agnet, akan langsung
menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran
logam dan non logam.
Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran
yang lebih kecilagar pengolahannya menjadi mudah.
Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah
yang mudah membusuk, sampah kota, buangan atau
kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus
dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah
pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pembuangan Di Laut
2. Pembuangan Di Darat Atau Tanah