Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

PETUNJUK PENGGUNAAN pH DAN TDS METER XPT - 8 ....................................................... 1


PENGUKURAN SAMPEL ALUMINIUM ................................................................................. 4
PENGUKURAN SAMPEL ARSENIK ....................................................................................... 6
PENGUKURAN SAMPEL CADMIUM .................................................................................... 7
PENGUKURAN SAMPEL KLORIN / CHLORINE .......................................................................8
PENGUKURAN SAMPEL WARNA / COLOUR ...................................................................... 10
PENGUKURAN SAMPEL CHROMIUM VALENSI VI ...............................................................12
PENGUKURAN SAMPEL FLUORIDA / FLUORIDE .................................................................14
PENGUKURAN SAMPEL BESI / IRON ................................................................................. 16
PENGUKURAN SAMPEL PLUMBUM / LEAD ....................................................................... 18
PENGUKURAN SAMPEL MANGAN / MANGANESE ............................................................. 19
PENGUKURAN SAMPEL NITRIT ........................................................................................ 21
PENGUKURAN SAMPEL NITRAT / NITRATE ....................................................................... 23
COMPACT DRY ESCHECERIA COLI DAN COLIFORM (EC) ..................................................... 26

I
PETUNJUK PENGGUNAAN pH DAN TDS METER XPT - 8

1. FUNGSI TOMBOL
Power/Kalibrasi
1. Tekan tombol untuk menyalakan atau mamatikan
2. Tekan dan tahan tombol untuk masuk ke mode kalibrasi
Fungsi Mode
1. Tekan tuntuk mengganti mode antara TDS (PPM), SALT (PPM), COND (µS)
2. Tekan dan tahan untuk merubah derajat OC atau OF
Hold/Max&Min
1. Tekan tombol untok masuk ke mode Hold
2. Tekan dan tahan tombol untuk masuk ke mode Maksimum/Minimum. Pada
mode ini, tekan tombol dengan lembut untukmendapatkan nilai maksimum
dan minimum.
3. Tekan dan tahan tombol lagi untuk keluar dari mode ini dan kembali ke mode
pengukuran

2. PEMASANGAN BATERAI
1. Buka penutup baterai dengan menggunakan kunci “L” yang telah disediakan
2. Masukan 4 buah baterai berukuran 1,5V (AAA), pastikan kutub baterai yang
dipasang sesuai
3. Tutup kembali penutup baterai dengan menggunakan kunci “L” yang telah
disediakan

3. PENGUKURAN pH
1. Tekan tombol power untuk menyalakan instrument.
2. Masukan probe pada sampel yang ingin diukur.
3. Tunggu instrument hingga hasil akhir pengukuran didapat.

4. KALIBRASI pH
1. Dalam keadaan menyala, tekan dan tahan tombol
2. Celupkan sensor kedalam buffer pH 7@25OC
3. Tunggu hingga layar menampilkan tanda “SA” dan “End”
4. Keluarkan sensor dari buffer, bilas dengan aquadest, dan lap menggunakan tisu.

1
5. Ulangi tahapan untuk poin pH 4@25OC dan 10@25OC
5. MENGGUNAKAN ALAT PH METER LAINNYA
1. Hidupkan alat dengan menekan tombol power atau mengganti switch ke mode on
2. Celupkan sensor kedalam buffer pH 7@25OC
3. Adjust dengan menekan tombol “CAL” atau dengan memutar baut calibration
adjustment yang biasanya terletak pada bagian belakang alat, dan atur sesuai
dengan angka buffer pH yang dituju.
4. Keluarkan sensor dari buffer, bilas dengan aquadest, dan lap menggunakan tisu.
5. Ulangi tahapan 2 dengan men ggunakan buffer pH 4@25OC dan 10@25OC

6. PENGUKURAN TDS
1. Putar dan lepas ring dekat probe
2. Ganti Probe pH dengan Probe TDS
3. Pasang kembali ring probenya
4. Tekan tombol power untuk menyalakan instrument.
5. Pilih TDS dengan menekan tombol “MODE”
6. Masukan probe pada sampel yang ingin diukur.
7. Tunggu instrument hingga hasil akhir pengukuran didapat.

7. KALIBRASI TDS
1. Dalam keadaan menyala, tekan tombol hingga tampil TDS pada layar
2. Tekan dan tahan tombol
3. Celupkan sensor kedalam buffer TDS 940 ppm@26OC/ setara conductivity 1413
ʯS/cm@26OC
4. Tunggu hingga layar menampilkan tanda “SA” dan “End”

8. MENGGUNAKAN ALAT PH METER LAINNYA


1. Hidupkan alat dengan menekan tombol power atau mengganti switch ke mode on
2. Celupkan sensor kedalam buffer TDS 940 ppm@26OC/ setara conductivity 1413
ʯS/cm@26OC
3. Adjust dengan menekan tombol “CAL” atau dengan memutar baut calibration
adjustment yang biasanya terletak pada bagian belakang alat, dan atur sesuai
dengan angka buffer pH yang dituju.
4. Keluarkan sensor dari buffer, bilas dengan aquadest, dan lap menggunakan tisu.

2
9. FUNGSI H/M
1. Tekan tombol H/M untuk masuk ke mode fungsi. Ikon HOLD akan muncul, dan
pembacaan akan terkunci. Untuk kembali tekan tombol tersebut lagi.
2. Tekan dan tahan tombol “H/M” untuk masuk ke mode maksimum dan minimum
hingga muncul ikon MAX atau MIN. angka maksimum dan minimum akan muncul
ketika menekan tombol dengan lembut. Untuk keluar dari mode ini tekan dan
tahan tombol “H/M” hungga ikon MAX dan MIN menghilang, dan kembali ke mode
pengukuran

10. CATATAN PERAWATAN INSTRUMEN


1. Hindari instrumen dari benturan/cairan/listrik tegangan tinggi/medan magnet
yang dapat mempengaruhi instrumen elektronik
2. Hindari Penggunaan instrumen dalam suhu dan kondisi ekstrim
3. Dilarang memodifikasi/membuka Cassing/melakukan reparasi tanpa dibantu oleh
teknisi terlatih dan profesional
4. Selalu gunakan suku cadang dan aksesoris original yang kompatibel dengan
instrumen

3
PENGUKURAN SAMPEL ALUMINIUM
Range : 0 - 1.0 mg/l

Pengujian Alumunium total di dalam air alami dan air hasil pengolahan. Alumunium
Sulfat banyak digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air minum. Penetapan kadar
Alumunium (residual Alumunium) biasanya diperlukan untuk pengawasan proses koagulasi
Alumunium dan proses penyaringan pada proses pengolahan air.
Garam Alumunium ada dalam air alami; kadarnya meningkat khususnya di daerah yang
berhujan asam. Kadar Alumunium yang tinggi, toksik bagi ikan dan kehidupan air. Penetapan
kadar Alumunium perlu untuk pengawasan lingkungan dan pengujian air yang akan
digunakan untuk perternakan ikan, dsb.
Pengujian Alumunium merupakan metode sederhana pengukuran kadar Alumunium di
dalam air alami dan air minum pada rentang 0 - 1,0 mg/l.

1. METODE
Alumunium bereaksi dengan indikator Eriockrom Sianin R dalam larutan sedikit asam
menghasilkan kompleks berwarna pink-merah. Adanya Asam Askorbat mengeliminasi
interferensi dari Besi dan Mangan. Pada metode Alumunium reagen-reagen dikemas ke
dalam dua tablet pengujian. Prosedur pengujian dilakukan dengan menambahkan
masing-masing satu tablet ke dalam sampel air. Tablet pertama akan mengasamkan air
sehingga Alumunium koloidal menjadi larut, dan tablet ke dua akan mendapar larutan
sehingga kondisinya sesuai untuk melakukan pengujian.
Intensitas warna yang dihasilkan dari pengujian berbanding lurus dengan kadar
Alumunium dan diukur menggunakan Photometer .

2. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Siapkan Alat Photometer Inscienpro ZE-200
2. Siapkan Tablet ALuminium No. 1
3. Siapkan Tablet Aluminium No. 2
4. Tabung reaksi 10 ml

3. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Masukkan sampel yang sudah diencerkan sebanyak 10 ml, kedalam tabung reaksi
10 ml.

4
2. Masukkan reagent Aluminium tablet 1, hancurkan dan aduk sampai merata dan
tercampur selama 1 menit.
3. Tambahkan reagent Aluminium tablet 2, hancurkan dan aduk hingga merata dan
terlarut. Diamkan selama 5 menit sampai ada perubahan warna.
4. Nyalakan Photometer ZE-200, dan pilih [Phot 3]. Masukan angka X1 pada
pengenceran kemudian tekan tombol [OK], Jika pada layar LCD Photometer ZE-200
muncul dialog [Masukan Blanko].
5. Masukkan Blangko yang berwarna jernih, lalu tutup kuvet dengan penutup
photometer, kemudian letakkan pada tube Photometer ZE-200 untuk melakukan
Blanking.
6. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut kedalam tube
Photometer ZE-200, dan tutup kuvet dengan penutup photometer lalu tekan
tombol [OK] untuk memulai pembacaanya.
7. Layar LCD photometer akan menampilakan hasilnya Al mg/l.
8. Catat hasilnya untuk mendapatkan data pengukuran.

Jika Hasil menunjukkan “>>” maka diperlukan pengenceran dengan range 0 - 1,0 mg/l :
1. Siapkan tabung delution, masukkan sampel sampai batas x2 atau 50 ml,
tambahkan Aquadest sampai batas atas x1
2. Lalu ulangi pengukuran dari point no 1, dan masukan angka X2 pada saat
pengenceran kemudian tekan tombol [OK]

4. INTERFERENSI
Keberadaan Polifosfat atau Fluorida dapat menyebabkan hasil pembacaan Alumunium
menjadi rendah. Polifosfat jarang ada dalam jumlah yang signifikan dalam sampel air
normal. Fluorida hanya ada dalam jumlah signifikan pada instalasi pengolahan air
dengan proses fluoridasi. Karena itu sampel sebaiknya diambil sebelum proses
penambahan Fluorida dilakukan. Jika sampel diambil setelah proses fluoridasi dilakukan,
misalnya air yang sudah melalui sistem distribusi, atau sampel yang mengandung
Fluorida alami, kadar Alumunium harus dikoreksi. Untuk mendapatkan hasil Alumunium
terkoreksi, kalikan nilai kurva kalibrasi dengan faktor (1+0,4 F), dimana F adalah kadar
Fluorida dalam mg/l. Kadar Fluorida harus ditetapkan secara tersendiri dengan
prosedur normal.

5
PENGUKURAN SAMPEL ARSENIK
Range : 0 - 0.5 mg/l

Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan
memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik
digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.

1. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Tabung Reaksi 5. Pereaksi As 4
2. Pereaksi As 1 6. Pereaksi As 5
3. Pereaksi As 2 7. Colour Chart
4. Pereaksi As 3

2. PROSEDUR PENGUJIAN ARSENIC


1. Masukan 25 mL sampel ke botol pereaksi
2. Tambahkan As Pereaksi 1, 2 mL,(Homogenkan) kocok/aduk (dengan spatula kaca)
3. Tambahkan As Pereaksi 2, 10 Tetes
4. Tambahkan As Pereaksi 3, 10 Tetes, (Homogenkan) kocok/goyangkan
5. (Homogenkan) kocok/ goyangkan dan biarkan selama 1-5 menit
6. Keluarkan As Paper dan tetesi dengan Tambahkan As Pereaksi 4, sesedikit mungkin
(1-2 tetes) sampai terbasahi permukaannya, dan biarkan agak kering selama 1-2
menit
7. Tambahkan Tambahkan As Pereaksi 5, 1 gram (disarankan ditimbang dengan
timbangan digital) dan segera Jepit/gantungkan As Paper pada botol sample
tersebut dan kemudian tutup sehingga As Paper terjepit sempurna.
8. Biarkan reaksi terjadi selama +/- 15 menit dan sesekali digoyang biarkan uapnya
saja yg mengenai As Paper (sample jangan terkena As Paper)
9. Buka tutup botol dan ambil As Paper dan samakan warnanya dengan Color chart
yang tersedia.

3. CATATAN
Pengujian harus dilakukan pada ruangan berventilasi dengan aliran udara lancar dan
baik, Wajib menggunakan APD (sarung tangan Masker), Mengandung Bahan kimia
Sangat Berbahaya dan bahan mudah terbakar.

6
PENGUKURAN SAMPEL CADMIUM
Range : 0 - 1.0 mg/l

Produk :
Range : Semiqualitative (0 - 1.0 mg/l)
Metode : Colorimetri

1. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Pereaksi Cd-1
2. Pereaksi Cd-2
3. Pereaksi Cd-3

2. PEMBUATAN PEREAKSI Cd-4


1. Masukan sedikit Pereaksi Cd-1 (0,0001 gr) ke dalam tabung reaksi sangat sedikit
(beberapa butir)
2. Tambahkan Pereaksi Cd-2 sebanyak 1 ml.
3. Lalu, homogenkan.

3. PROSEDUR
1. Masukan 1 ml sampel ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan Pereaksi Cd-4 yang sudah dibuat sebanyak 2 tetes.
3. Sampel yang terindikasi mengandung Cd ditandai dengan perubahan menjadi
warna kuning.
4. Tambahkan Pereaksi Cd-3 sebanyak 1 tetes.
5. Jika sampel tetap berwarna kuning terindikasi bahwa sampel mengandung Cd
(positif).

4. CATATAN
Gunakan APD (sarung tangan, masker, kacamata dll). Siapkan 2 sampel. Sampel satu
ditambahkan pereaksi dan sampel dua tidak ditambahkan pereaksi (sebagai blanko),
guna untuk membandingkan terbentuknya warna. Beberapa sampel jika direaksikan
dengan Pereaksi Cd-4 biasanya akan tetap berwarna kuning. Dan untuk mengetahuinya
confirm dengan menambahkan Pereaksi Cd-3. Pereaksi Cd-4 yang telah dibuat dapat
digunakan untuk pengujian selanjutnya. Dan dapat digunakan dalam waktu 1-2 jam.
Alat ini sebagai screening. Untuk hasil uji akurat dapat dilakukan pengujian ke
laboratorium besar yang bersertifikasi. Dan alat ini tidak bisa dijadikan landasan hukum.

7
PENGUKURAN SAMPEL KLORIN / CHLORINE
Range : 0 - 10 mg/l

Pengujian Klorin bebas, kombinasi dan total dalam air (Sisa Khlor dalam air).

Klorin dan senyawa yang menghasilkan Klorin banyak digunakan untuk mendisinfeksi
air minum dan kolam renang, untuk mengontrol pertumbuhan mikroorganisme dalam air
dingin, dan pada kebanyakan sistem pengolahan air lain. Pengukuran secara akurat residual
Klorin merupakan aspek penting pengawasan proses klorinasi tersebut.

1. METODE
Pengujian Klorin menggunakan metode DPD yang dikembangkan oleh Dr A T Palin dan
sekarang dikenal oleh masyarakat internasional sebagai metode standar untuk
pengujian Klorin dan residu disinfektan lain. Pada metode DPD reagen disajikan dalam
bentuk tablet untuk tujuan kemudahan dan kesederhanaan.

Klorin bebas bereaksi dengan dietil-p-fenilen diamin (DPD) dalam larutan berdapar
menghasilkan warna pink. Intensitas warna yang dihasilkan berbanding lurus dengan
kadar Klorin bebas. Selanjutnya, penambahan Kalium Iodida berlebih menginduksi
reaksi lebih lanjut kombinasi Klorin yang mungkin ada. Sekarang, intensitas warna
berbanding lurus dengan kadar Klorin total; peningkatan intensitas menunjukkan
peningkatan kadar Klorin kombinasi. Dengan cara ini dimungkinkan untuk membedakan
Klorin bebas dan kombinasi di dalam sampel. Intensitas warna diukur menggunakan
Fotometer.

2. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Siapkan Alat Photometer Inscienpro ZE-200
2. Siapkan Tablet XF
3. Tabung reaksi 10 ml

3. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Bersihkan tabung sampel dengan air sampel selama 2 kali
2. Masukkan sampel 10 ml ke dalam tabung reaksi.
3. Hancurkan reagent XF Tablet No 1 di dalam sampel 10 ml, aduk sampai merata
dan tercampur selama 1 menit.
4. Nyalakan Photometer ZE-200, dan pilih [Phot 108]. Masukan angka X1 pada
pengenceran kemudian tekan tombol [OK], Jika pada layar LCD Photometer ZE-200

8
muncul dialog [Masukan Blanko].
5. Masukkan Blangko yang berwarna jernih, tetapi sudah di masukkan dalam kit,
kemudian letakkan pada tube Photometer ZE-200 untuk melakukan Blanking.
6. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut kedalam tube
Photometer ZE-200, jika telah di diletakkan maka tekan tombol [OK] untuk
memulai pembacaanya.
7. Layar LCD photometer akan menampilakan hasil dalam mg/l.

4. CATATAN
Kadar Klorin yang terlalu tinggi (lebih besar dari 20 mg/l) dapat memudarkan warna
pink yang terbentuk pada pengujian DPD dan menyebabkan hasil negatif palsu atau
kadar lebih rendah dari yang seharusnya. Jika larutan pengujian tidak berwarna atau
berwarna pink pucat, mungkin disebabkan oleh kadar Klorin yang tinggi, periksalah
kemungkinan pemudaran dengan mengulangi pengujian menggunakan sampel yang
diencerkan dengan air bebas Klorin.

9
PENGUKURAN SAMPEL WARNA / COLOUR
Range : 10 – 500 mg/l Pt
10 – 500 mg/l Hazen unit (Phot 47)

Air murni menunjukkan warna biru muda bila dilihat secara mendalam. Warna ini dapat
dimodifikasi oleh kehadiran bahan organik, biasanya untuk warna kuning atau coklat.
Perkiraan intensitas warna ini digunakan sebagai sarana sederhana pemantauan air alami
dan air olahan.

1. METODE
Warna air ditentukan photoelectrically menggunakan Photometer. sampel harus
disaring untuk menghilangkan padatan tersuspensi sebelum analisis untuk menentukan
'warna yang benar' karena materi terlarut.
Warna air dinyatakan menggunakan warna skala platinum / kobalt (Pt / skala Co).
Setiap unit setara dengan warna yang dihasilkan oleh 1 mg / l platinum dalam bentuk
asam kloroplatinat dengan adanya 2 mg / l Cobaltous chloride hexahydrate. Unit ini
identik dengan unit 'Hazen', yang telah secara tradisional digunakan untuk
mengekspresikan hasil dari estimasi visual warna air.

2. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Siapkan Alat Photometer Inscienpro ZE-200
2. Siapkan Colour/Turbidity Set (Kertas Saring)
3. Tabung reaksi 10 ml

3. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Saring sampel dengan menggunakan kertas saring
2. Masukkan sample sebanyak 10 kedalam tabung reaksi 10 ml.
3. Masukkan Air Aquades sebanyak 10 ml kedalam tabung 10 ml sebagai BLANK.
4. Nyalakan Photometer ZE-200, dan pilih [Phot 47]. kemudian tekan tombol [OK],
Jika pada layar LCD Photometer ZE-200 muncul dialog [Masukan Blanko].
5. Masukkan Blangko yang berwarna jernih, tetapi sudah di masukkan dalam kit,
kemudian letakkan pada tube Photometer ZE-200 untuk melakukan kalibrasi.
6. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut kedalam tube
Photometer ZE-200, jika telah di diletakkan maka tekan tombol [OK] untuk memulai
pembacaanya.
7. Layar LCD photometer akan menampilakan hasilnya mg/l Pt.

10
8. Catat hasil untuk mendapatkan data pengukuran

4. CATATAN
Sampel yang mengandung kotoran logam, zat warna atau polutan industri lainnya,
mungkin menunjukkan warna yang berbeda dengan warna kuning-coklat alami. Tes ini
mungkin tidak cocok untuk sampel jenis ini.

11
PENGUKURAN SAMPEL CHROMIUM VALENSI VI
Range : 0 - 1.0 mg/l

Kromium mungkin ada di air limbah industri tertentu, seperti yang berasal dari industri
penyamakan, pelapisan dan pelapisan. Kromium dapat terjadi dalam bentuk heksavalen
seperti kromat dan dikromat, atau dalam bentuk trivalen seperti garam kromium. Dalam
persediaan air, hexavalent chromium adalah penyusun yang sangat tidak menyenangkan.
Kromium sementara, meski relatif inert, juga dianggap tidak diinginkan.
Pengujian Chromicol menyediakan cara pengukuran yang mudah dengan cakupan
rentang 0-1.0 mg/l. Pengujian ini utamanya sangan berguna untuk melihat diferensiasi
antara konsenterasi dari trivalent dan heksavalen.

1. METODE
Pada metode Chromicol, garam kromium heksavalen dalam kondisi asam bereaksi
dengan diphenylcarbazide untuk menjadikan warna ungu. Hal ini membuktikan bahwa
pengukuran dari kromium heksavalen ada pada sampel. Reagen diberikan dalam
bentuk tablet agar memudahkan pengujian untuk dibawa dengan menambahkan tablet
ke air sampel.
III VI
Untuk menentukan total kromium (Cr ) dan (Cr ) air sampel yang baru dilarutkan
dioksidasi menggunakan reagen bubuk untuk merubah kromium trivalent menjadi
bentuk heksavalen. Tes ini kemudian diulang untuk memberi ukuran kandungan
kromium larut total air. Perbedaan andara keduanya menjadi pembacaan pengukuran
kromium trivalent.
Intensitas warna yang dihasilkan pada pengujian ini sebanding dengan konsenterasi
kromium dan pengukuran menggunakan Fotometer

2. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Siapkan Alat Photometer Inscienpro ZE-200
2. Siapkan tablet Chromicol No. 1
3. Siapkan tablet Chromicol No. 2
4. Siapkan Tabung 10 ml
Untuk Trivalen dan Total Kromium
1. Pereaksi Palintest Chromicol CR (sendok takar)
2. Tabung Pretreatment, 20 ml
3. Saringan

12
3. PROSEDUR – TOTAL KROMIUM
1. Masukan sampel kedalam Tabung pretreatment hingga tanda 20 ml.
2. Tambahkan satu sendok takar pereaksi bubuk Chromicol CR. Putar dan tutup
rapat penutup tabung dan homogenkan selama 2 menit.
3. Lalu diamkan selama 2 menit.
4. Saring larutan ke dalam tabung reaksi tetes demi tetes. Buang beberapa tetes
pertama dan masukan kedalam tabung reaksi 10 ml.
5. Tambahkan 1 tablet pereaksi Chromicol No. 1. Hancurkan terlebih dahulu dan
aduk hingga larut.
6. Tambahkan 1 tablet pereaksi Chromicol No. 2. Hancurkan terlebih dahulu dan
aduk hingga larut.
7. Tunggu selama 10 menit tanpa mengganggu larutannya untuk mendapatkan
perubahan warna dan partikel yang tidak terlarut mengendap.
8. Nyalakan Fotometer dan pilih [Phot 901]. kemudian tekan tombol [OK], Jika pada
layar LCD Fotometer muncul dialog [Insert Blank].
9. Masukkan Blangko yang berwarna jernih, kemudian letakkan pada tube Fotometer
untuk melakukan Blanking.
10. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut kedalam tube
Fotometer, jika telah di diletakkan maka tekan tombol [OK] untuk memulai
pembacaanya.
11. Lakukan pembacaan pada Fotometer seperti biasanya.
12. Hasilnya menunjukkan konsenterasi Total Kromium (Trivalen dan Heksavalen)
dalam mg/l Cr. (Hasil B)

13
PENGUKURAN SAMPEL FLUORIDA / FLUORIDE
Range : 0 - 3.0 mg/l

Pengujian Fluorida di dalam air alami atau air olahan. Fluorida ada secara alami di
dalam air sumur dan seringkali tercampur ke dalam air minum untuk mencegah kerusakan
gigi. Kadar Fluorida yang berlebihan dapat menyebabkan warna gigi pudar.
Pengujian Fluorida merupakan metode sederhana untuk memantau kadar Fluorida
dalam air alami, atau untuk mengontrol pabrik yang melakukan fluoridisasi air.

1. METODE
Zirconil Klorida dan Eriokrom Sianin R bereaksi dalam larutan asam membentuk
kompleks yang berwarna merah. Warna ini dapat dirusak oleh ion-ion Fluorida,
menghasilkan warna kuning pucat Eriokrom Sianin. Perbedaan jumlah Fluorida dengan
demikian menghasilkan rentang perubahan warna dari merah ke kuning.
Keuntungan metode ini adalah bebas dari interferensi yang umum dijumpai pada
pengujian Fluorida yang didasarkan pada metode kimiawi. Interferensi dari ion-ion
Alumunium dan Besi dihilangkan pada tahap pertama dengan membuat larutan
bersuasana basa. Basa akan merusak kompleks Alumunium-Fluorida dan Besi-Fluorida
yang mungkin ada di dalam air. Interferensi dari Kalsium, Fosfat dan Sulfat tidak
bermakna pada kadar yang biasanya dijumpai di dalam air alami atau air minum.
Pada pengujian Fluorida dua tablet reagen digunakan. Pengujian dilakukan dengan cara
menambahkan masing-masing satu tablet ke dalam sampel air. Warna yang dihasilkan
dari pengujian menunjukkan kadar Fluorida dan diukur menggunakan Photometer ZE-
200.

2. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Siapkan Alat Photometer Inscienpro ZE-200 3. Siapkan Tablet Fluoride No. 2
2. Siapkan Tablet Fluoride No. 1 4. Tabung reaksi 10 ml.

3. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Masukkan sampel yang sudah diencerkan sebanyak 10 ml, kedalam tabung reaksi
10 ml.
2. Tambahkan 1 tablet Reagent Flourida No 1, hancurkan dan aduk hingga larut.
3. Tambahkan 1 Tablet Reagent Flourida No 2, hancurkan dan aduk hingga larut.
4. Tunggu selama 5 menit untuk perubahan warna.

14
5. Nyalakan Photometer ZE-200, dan pilih [Phot 14]. Masukan angka X1 pada
pengenceran, kemudian tekan tombol [OK], Jika pada layar LCD Photometer ZE-200
muncul dialog [Masukan Blanko], lalu tutup kuvet dengan penutup photometer.
6. Masukkan Blangko yang berwarna jernih kedalam fotosel, kemudian lakukan
blanking tunggu beberapa saat sampai proses ini selesai.
7. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut kedalam tube
Photometer ZE-200, tutup kuvet dan penutup photometer dan tekan tombol [OK]
untuk memulai pembacaanya.
8. Layar LCD photometer akan menampilakan hasilnya mg/l F.
9. Catat hasil untuk mendapatkan data pengukuran.

Jika Hasil menunjukkan “>>” maka diperlukan pengenceran dengan range 0 - 3 mg/l:
1. Siapkan tabung delution, masukkan sampel sampai batas x2 atau 50 ml,
tambahkan Aquadest sampai batas atas x1
2. Lalu ulangi pengukuran dari point no 1, dan masukan angka X2 pada saat
pengenceran kemudian tekan tombol [OK]

15
PENGUKURAN SAMPEL BESI / IRON
Range : 0 - 10 mg/l

Besi terjadi secara di alam dan ditemukan di banyak perairan alami dan olahan. Besi
adalah unsur yang tidak baik jika kadar yang tinggi terdapat di pasokan air domestik maupun
industri. Kehadiran zat besi mempengaruhi rasa minuman dan menyebabkan warna pakaian
menjadi rusak jika di cuci, alat menjadi korosi pada pipa ledeng, permukaan kolam renang
dan sejenisnya. Pembentukan endapan besi yang tidak larut merugikan , dalam bidang
industri kandungan besi yang tinggi dapat mengakibatkan kerugian karena dapat
mengakibatkan korosi pada perlengkapan industri.
Oleh karena itu, besi merupakan unsur penting untuk memantau perairan alami dan
minum, untuk pengendalian korosi di industri dan untuk pengecekan air limbah. Pengujian
Besi HR memberikan tes sederhana untuk penentuan kadar besi tinggi dalam air pada
rentang 0 - 10 mg / l Fe. Tes ini merespon besi ferrous dan besi dengan demikian memberi
ukuran kandungan besi total air.

1. METODE
Besi HR didasarkan pada Pereaksi tablet tunggal yang mengandung thioglycollate alkali.
Pengujian dilakukan hanya dengan menambahkan tablet ke sampel air yang sedang
diuji. The thioglycollate mengurangi besi besi menjadi besi besi dan ini, bersama
dengan besi besi yang sudah ada dalam sampel, bereaksi untuk memberi warna merah
muda.
Intensitas warna yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi besi dan diukur dengan
menggunakan Fotometer Ze – 200.

2. ALAT DAN BAHAN


1. Siapkan Alat Fotometer
2. Siapkan tablet Iron HR
3. Tabung reaksi 10 ml

3. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Masukkan sample sebanyak 10 ml kedalam tabung 10 ml.
2. Tambahkan 1 tablet pereaksi Iron HR. Hancurkan terlebih dahulu dan aduk hingga
larut.
3. Tunggu selama 1 menit untuk mendapatkan perubahan warna.
4. Nyalakan Fotometer dan pilih [Phot 19]. kemudian tekan tombol [OK], Jika pada

16
layar LCD Fotometer muncul dialog [Insert Blank].
5. Masukkan Blangko yang berwarna jernih, kemudian letakkan pada tube Fotometer
untuk melakukan blanking.
6. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut kedalam tube
Fotometer, jika telah di diletakkan maka tekan tombol [OK] untuk memulai
pembacaanya.
7. Layar LCD Fotometer akan menampilakan hasilnya mg/l Fe.

4. CATATAN
Perkembangan warna tes biasanya akan selesai dalam satu menit. Perkembangan
warna yang berkelanjutan setelah waktu ini mengindikasikan adanya kompleks besi
terikat kuat di air. Dalam kasus seperti itu, solusi pengujian harus tahan lama, misalnya
10 - 15 menit, sampai pengembangan warna selesai.
Pada aplikasi industri tertentu, zat pengompleks yang kuat ditambahkan untuk
bertindak sebagai inhibitor korosi. Selain itu beberapa sampel mungkin mengandung
kompleks besi yang diendapkan atau partikel besi metalik. Sampel ini akan memerlukan
Preparasi dengan prosedur laboratorium standar jika diperlukan untuk menentukan
kandungan besi total. Metode perlakuan Preparasi yang biasa adalah pengasaman
sample atau dididihkan, tergantung pada sifat sampelnya.
Untuk menggunakan uji Besi HR Besi setelah prosedur pra-perawatan tersebut,
tambahkan tablet Besi ke sampel yang diasamkan, atur pada pH 6.0 - 9.0 dengan
menggunakan amonia atau natrium hidroksida, kemudian bacalah bacaan pada
fotometer

17
PENGUKURAN SAMPEL PLUMBUM / LEAD
Range : 0 - 5.0 mg/l

1. PRODUK
Metode : Colorimetri

2. KELENGKAPAN
1. Reagen Pb-1
2. Reagen Pb-2
3. Microspoon

3. PROSEDUR
1. Masukan sampel sebanyak 5 ml
2. Masukan Reagen Pb-1 sebanyak 3 tetes
3. Homogenkan, hingga berwarna kuning. Jika sampel berwarna lain memungkinkan
terkontaminasi unsur lain.
4. Masukan reagen Pb-2 sebanyak 1 microspoon
5. Homogenkan, jika sampel berwarna merah kompleks maka sampel positif
mengandung lead.

4. CATATAN
1. Gunakan APD (sarung tangan, masker, kacamata dll). Siapkan 2 sampel. Sampel
satu ditambahkan pereaksi dan sampel dua tidak ditambahkan pereaksi (sebagai
blanko), guna untuk membandingkan terbentuknya warna.
2. Jika tidak homogen (terdapat 2 lapisan) kemungkinan sampel mengandung unsur
lain.
3. Alat ini sebagai screening. Untuk hasil uji akurat dapat dilakukan pengujian ke
laboratorium besar yang bersertifikasi. Dan alat ini tidak bisa dijadikan landasan
hukum.

18
PENGUKURAN SAMPEL MANGAN / MANGANESE
Range : 0 - 10 mg/l

Pengujian garam Mangan yang larut dalam air.

Mineral yang mengandung Mangan sering dijumpai dan garam-garam Mangan umum
ditemukan dalam sumber air alami. Adanya Mangan tidak diinginkan dalam air untuk
penggunaan domestik ataupun industri. Pada penggunaan domestik, adanya Mangan
menyebabkan pewarnaan coklat atau hitam pada cucian atau sambungan pipa walaupun
pada kadar yang sangat rendah. Pada industri kertas atau pengolahan akhir tekstil
pewarnaan yang mirip juga terjadi. Garam-garam Mangan menyebabkan rasa kesat
(astringen) pada sumber air, dan pada kolam renang menyebabkan warna air berwarna
coklat.

1. METODE
Mangan yang ada dalam air mempunyai berbagai tingkat valensi. Pada tahap awal
metode, Mangan dengan tingkat valensi yang lebih rendah dioksidasi menjadi
Permanganat dengan bahan pengoksidasi. Pada tahap kedua Permanganat direaksikan
dengan Leukomalakit Hijau membentuk kompleks warna biru yang intens. Katalis dan
penghambat ditambahkan ke dalam tablet reagen untuk menjamin reaksi warna
berlangsung dengan benar dan interferensi dihilangkan.
Intensitas warna yang dihasilkan dari hasil pengujian berbanding lurus dengan kadar
Mangan total dan dapat diukur menggunakan Photometer .

2. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Siapkan Alat Photometer ZE-200
2. Siapkan Tablet Manganese No 1
3. Siapkan Tablet Manganese No 2
4. Tabung reaksi 10 ml

3. PENGAMBILAN SAMPEL
Mangan dengan cepat akan diabsorbsi oleh permukaan berbagai wadah sampel. Untuk
menghindari hilangnya Mangan dalam sampel yang akan diuji, lakukanlah pengujian
secepat mungkin setelah sampel diambil.
Karena pengujian ini sangat sensitif, gunakanlah selalu wadah gelas sebagai penampung
sampel. Untuk mendapatkan hasil yang akurat di dalam laboratorium, disarankan untuk

19
membilas gelas penampung sampel dengan asam, kemudian dicuci dengan bersih
dengan air deionisasi sebelum penampung digunakan.

4. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Masukkan sampel yang sudah diencerkan sebanyak 10 ml, kedalam tabung reaksi
10 ml.
2. Tambahkan 1 tablet reagen Manganese No 1. hancurkan dan aduk hingga larut.
3. Tambahkan 1 tablet reagen Manganese No 2. Hancurkan dan aduk hingga merata,
lalu tutup tabung kuvet dengan menggunakan penutup tabung.
4. Tunggu selama 5 menit untuk mendapatkan perubahan warna.
5. Nyalakan Photometer ZE-200, dan pilih [Phot 113]. Masukan angka X1 pada
pengenceran kemudian tekan tombol [OK], Jika pada layar LCD Photometer ZE-200
muncul dialog [Masukan Blanko].
6. Masukkan Blangko yang berwarna jernih, tutup kuvet dengan penutup photometer,
kemudian letakkan pada tube Photometer ZE-200 untuk melakukan blanking.
7. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut kedalam tube
Photometer ZE-200, tutup kuvet dengan penutup photometer lalu tekan tombol
[OK] untuk memulai pembacaanya.
8. Layar LCD photometer akan menampilakan hasilnya mg/l Mn.
9. Catat hasil untuk mendapatkan data pengukuran.

Jika Hasil menunjukkan “>>” maka diperlukan pengenceran dengan range 0 - 10 mg/l:
1. Siapkan tabung delution, masukkan sampel sampai batas x2 atau 50 ml,
tambahkan Aquadest sampai batas atas x1
2. Lalu ulangi pengukuran dari point no 1, dan masukan angka X2 pada saat
pengenceran kemudian tekan tombol [OK]

5. CATATAN
1. Pembentukan warna sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal suhu sampel haruslah 20o+ 1oC.
2. Untuk mendapatkan hasil yang optimal lama sampel didiamkan adalah 20 menit +
1 menit. Perubahan warna lanjutan setelah rentang waktu tersebut sebaiknya
diabaikan.

20
PENGUKURAN SAMPEL NITRIT
Range : 0 - 96 mg/l

Pengujian Nitrit di dalam air alami, air minum dan air buangan/limbah.

Nitrit ditemukan di dalam air alami sebagai produk intermediari siklus nitrogen. Nitrit
bersifat racun bagi ikan dan kehidupan air lain, karena itu pada perternakan ikan dan
akuarium kadar Nitrit harus selalu dipantau. Pengujian Nitrit juga digunakan sebagai kontrol
polusi air buangan, dan untuk memantau kualitas air minum.

1. METODE
Nitrit dalam larutan asam akan bereaksi dengan Asaam Sulfanilat. Hasil reaksinya
senyawa diazo yang bergabung dengan N-(1-naftil)-etilen diamin membentuk warna
kemerahan. Metode Nitricol menggunakan reagen tablet tunggal yang mengandung
kedua reagen tersebut dalam formulasi asam. Pengujian dilakukan dengan
menambahkan tablet ke dalam air yang akan diuji. Intensitas warna yang dihasilkan
dalam pengujian sebanding dengan kadar Nitrit dan dapat diukur menggunakan
Photometer .

2. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Siapkan Alat Photometer Inscienpro ZE-200
2. Siapkan Tablet Nitricol.
3. Tabung reaksi 10 ml (PT 595)

3. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Masukkan sampel sebanyak 10 ml, kedalam tabung reaksi 10 ml.
2. Tambahkan 1 Reagent Nitricol Tablet. Hancurkan dan aduk hingga larut.
3. Tunggu selama 10 menit untuk mendapatkan perubahan warna.
4. Nyalakan Photometer ZE-200, dan pilih [Phot 24]. Masukan angka X 1 pada
pengenceran Kemudian tutup tempat kuvet dengan menggunakan penutup
photometer, agar tidak terpapar langusung sinar matahari, lalu tekan tombol [OK],
Jika pada layar LCD Photometer ZE-200 muncul dialog [Masukan Blanko].
5. Masukkan Blangko yang berwarna jernih (Dapat Sample / Cairan
Aquades/AquaBdes), kemudian letakkan pada tube Photometer ZE-200 untuk
melakukan blanking, setelah proses blanking berhasil, lakukan pengujian sample.
6. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut kedalam tube

21
Photometer ZE-200, lalu tutup dengan penutup photometer, jika telah di
diletakkan maka tekan tombol [OK] untuk memulai pembacaanya.
7. Layar LCD photometer akan menampilakan hasilnya mg/l N dan mg/l NO2.
8. Catat hasil untuk mendapatkan data pengukuran.

Jika Hasil menunjukkan “>>” maka diperlukan pengenceran dengan range 0 - 96 mg/l
1. Ambil sampel dengan menggunakan suntikkan (Syringe) sampai batas x62 atau
sebanyak 1.6 ml
2. Siapkan tabung delution. Masukkan sampel dari syringe ketabung delution,
tambahkan Aquadest sampat batas atas x1
3. Lalu ulangi pengukuran dari point no 1, dan masukan angka X62 pada saat
pengenceran kemudian tekan tombol [OK]

22
PENGUKURAN SAMPEL NITRAT / NITRATE
Range : 0 - 600 mg/l

Pengujian Nitrat di dalam air alami, air minum dan air buangan / limbah.
Nitrat secara normal ada dalam air alami, air minum dan air buangan. Nitrat yang memasuki
sumber air berasal dari pembusukan tumbuhan, penggunaan pupuk kimia pada pertanian
modern dan dari oksidasi senyawa nitrogen buangan rumah tangga dan industri.

Nitrat merupakan pengujian yang penting bagi sumber air. Air minum yang mengandung
Nitrat berlebihan dapat menyebabkan methemoglobinemia pada bayi yang disusui dengan
botol (blue babies). Kementerian Kesehatan menetapkan kadar maksimum Nitrat sebesar 50
mg/l NO3 dalam air minum.

1. METODE
Pada Metode Nitratest, Nitrat terlebih dahulu direduksi menjadi Nitrit, Nitrit yang
dihasilkan kemudian mengalami reaksi diazonium membentuk warna kemerahan.

Reduksi Nitrat dilakukan menggunakan serbuk Nitratest berdasar Seng yang unik, dan
tablet Nitratest yang membantu pembentukan flokulasi secara cepat setelah berkontak
selama satu menit. Pengujian berlangsung di dalam tabung Nitratest khusus wadah
sampel berpengukuran dengan ujung meruncing untuk memudahkan penempatan dan
dekantasi sampel.

Nitrit yang dihasilkan dari tahapan reduksi, ditetapkan melalui reaksi dengan Asam
Sulfanilat dengan keberadaan N-(1-naftil)-etilen diamin membentuk warna kemerahan.
Reagen-reagen yang disajikan dalam bentuk tablet tunggal Nitricol ditambahkan ke
dalam larutan yang akan diuji.

Intensitas warna yang dihasilkan dari pengujian berbanding lurus dengan kadar Nitrat
dan diukur menggunakan Photometer .

2. PERLENGKAPAN TEST KIT


1. Siapkan Alat Photometer Inscienpro ZE-200
2. Siapkan reagent Nitratest Powder ( Spoon Pack terdapat pada tutup reagent)
3. Siapkan Tablet Nitratest
4. Siapkan Tablet Nitricol
5. Tabung reaksi 20 ml
6. Tabung reaksi 10 ml

23
3. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Masukkan sample sebanyak 20 ml kedalam tabung reaksi 20 ml.
2. Tambahkan 1 spoonful dari Nitratest Powder dan tambahkan 1 Reagent Nitrates
tablet. Jangan dihancurkan untuk reagent Nitrates tablet, kemudian tutup tabung
reaksinya dan kocok hingga terlarut selama 1 atau 3 menit. Dan diamkan selama 2
menit
3. Masukkan 10 ml sampel ke dalam tabung reaksi dan tambahkan reagent Nitricol
tablet, hancurkan terlebih dahulu.
4. Diamkan 10 menit untuk perubahan warna.
5. Nyalakan Photometer ZE-200, dan pilih [Phot 23]. Masukan angka X1 pada
pengenceran kemudian tekan tombol [OK], Jika pada layar LCD Photometer ZE-200
muncul dialog [Masukan Blanko].
6. Masukkan Blangko yang berwarna jernih, kemudian letakkan pada tube
Photometer ZE-200 untuk melakukan blanking.
7. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut kedalam tube
Photometer ZE-200, tutup tempat kuvet dengan menggunakan penutup
photometer lalu tekan tombol [OK] untuk memulai pembacaanya.
8. Layar LCD photometer akan menampilakan hasilnya mg/l N₃.
9. Catat hasil untuk mendapatkan data pengukuran.

Jika Hasil menunjukkan “>>” maka diperlukan pengenceran dengan range 0 - 600 mg/l:
1. Siapkan tabung delution, masukkan sampel sampai batas x2 atau 50 ml,
tambahkan Aquadest sampai batas atas x1
2. Lalu ulangi pengukuran dari point no 1, dan masukan angka X2 pada saat
pengenceran kemudian tekan tombol [OK]

4. CATATAN
Untuk mengkonversi mg/l N ke mg/lNO3 kalikan hasil dengan 4,4.
Kadar Nitrat lebih besar dari 1,0 mg/l ditetapkan dengan mengencerkan sampel asli
dengan air deionisasi. Untuk mendapatkan rentang pengukuran 0 – 88 mg/l NO3
lakukan pengenceran sebagai berikut :

Ambil tabung Nitratest. Tambahkan sampel sebanyak 1 ml menggunakan pipet atau


penetes berpengukuran. Isilah tabung Nitratest hingga tanda batas 20 ml dengan air
deionisasi. Lanjutkan prosedur pengujian pada langkah no. 2 sampai dengan 9 di atas.
Kalikan hasil pembacaan dengan 20 untuk mendapatkan kadar Nitrat dalam sampel asli.

24
5. KOREKSI NITRIT
Metode Nitratest juga akan mengukur Nitrit yang ada dalam sampel. Pada kebanyakan
air alami dan air minum jumlah Nitrit kecil dibandingkan dengan kadar Nitrat. Jika
diperlukan koreksi Nitrit, tetapkan kadar Nitrit (sebagai mg/l N) dengan cara Nitrit
(Nitricol) (lihat PHOT.24.) dan kurangi dari kadar Nitrat (sebagai mg/l N) prosedur
Nitratest.

25
COMPACT DRY ESCHECERIA COLI DAN COLIFORM (EC)

1. PENYIMPANAN
Penyimpanan : Setelah diterima, simpan pada suhu 1-30ºC jauhkan dari cahaya
langsung. Media tidak boleh digunakan jika ada tanda-tanda kerusakan, kontaminasi,
atau jika tanggal kedaluwarsa telah lewat. Produk peka terhadap cahaya dan suhu;
lindungi dari cahaya, panas berlebihan, kelembaban, dan pembekuan. Jika pembungkus
alumunium sudah terbuka, namun tidak semua plat yang digunakan, kembalikan plat
kedalam pembungkus aluminium dan tutup kembali sampai digunakan berikutnya.
Paket yang dibuka harus digunakan sesegera mungkin.
Tanggal kedaluwarsa pada label produk berlaku untuk produk dalam kemasan aslinya
saat disimpan sesuai petunjuk. Produk dapat digunakan dan diuji untuk tanggal produk
berlabel dan direkomendasikan untuk waktu inkubasi kontrol kualitas.

2. PROSEDUR PENGGUNAAN
 Pre-treatment pada sampel padat
1. Ambil sampel dengan wadah yang telah disterilkan
2. Lakukan fiksasi dengan menggunakan lampu spirtus/bunsen pada
area/tempat yang akan dijadikan pengujian mikrobiologi
3. Preparasi sampel padatan/makanan menggunakan perbandingan 1:10
4. Siapkan sampel padat sebanyak +1 gr
5. Masukan sampel yang ingin di haluskan kedalam wadah
6. Tambahkan air salin/aquadest steril sebanyak +9 ml dihaluskan menggunakan
Hand Blender/ mortar dan pastle
7. Sampel siap digunakan

 Penggunaan pada sampel padat


1. Buka penutup alumunium foil, dan ambil satu plat yang akan digunakan
2. Buka penutup plat dengan perlahan
3. Ambil sampel yang telah diencerkan sebanyak 1 ml dengan menggunakan
pipet steril, dan segera teteskan kedalam plat (jangan terlalu lama supaya
tidak ada kontaminan dari udara)
4. Pasang kembali tutupnya dan beri label pada plat dengan informasi yang
sesuai

26
5. Letakkan plat kedalam inkubator dalam posisi terbalik dengan media diatas,
dan inkubasikan pada suhu 35 OC selama 24 Jam.
6. Hitung koloni berwarna biru untuk E.Coli pada bagian belakang plat untuk
menghitung CFU/ml, sedangkan koloni berwarna ungu untuk Coliform dengan
menggunakan Colony Counter

 Pre-treatment pada sampel cair


1. Ambil sampel dengan wadah yang telah disterilkan
2. Lakukan fiksasi dengan menggunakan lampu spirtus/bunsen pada
area/tempat yang akan dijadikan pengujian mikrobiologi

 Penggunaan pada sampel cair dengan membran filter


1. Buka penutup alumunium foil, dan ambil satu plat yang akan digunakan
2. Siapkan tabung membran filter 100ml, dan hubungkan tabung dengan Syringe.
3. Masukan air sampel kedalam membran filter sebanyak 100ml
4. Buka penutup plat dengan perlahan, dan ambil 1ml air sampel dari tabung
membran filter, lalu tutup kembali
5. Tutup tabung membran filter, dan saring air sampel dengan menarik Syringe
hingga semua tersaring.
6. Buka penutup bagian bawah tabung, dan ambil membran filter dengan
menggunakan pinset yang sudah disterilkan.
7. Letakan membran filter pada lempengan plat EC
8. Pasang kembali tutupnya dan beri label pada plat dengan informasi yang
sesuai
9. Letakkan plat kedalam inkubator dalam posisi terbalik dengan media diatas,
dan inkubasikan pada suhu 35 OC selama 24 Jam.
10. Hitung koloni berwarna biru untuk E.Coli pada bagian belakang plat untuk
menghitung CFU/ml, sedangkan koloni berwarna ungu untuk Coliform dengan
menggunakan Colony Counter

Catatan: Jika jumlah koloni tinggi, jumlah total dapat diperoleh dengan mengalikan
jumlah rata-rata koloni yang diamati dalam satu kotak persegi 1cm x 1cm dengan 20.

27
 Batasan
1. Disarankan bahwa pengujian spektrometri biokimia, imunologi, molekuler,
atau massa dilakukan pada koloni dari kultur murni untuk identifikasi lengkap.
2. Selama inokulasi, jangan menyentuh permukaan media dan berhati-hati
untuk menghindari kontaminasi oleh mikroorganisme yang ada di udara.
3. Selama inkubasi, tetap tutup rapat di atas plat untuk menghindari
kemungkinan dehidrasi.
4. Pengenceran mungkin diperlukan ketika sampel memiliki warna gelap.
5. Ketika sampel kental (tebal), pipet sampel pada beberapa titik diplat atau
pengenceran tambahan mungkin diperlukan untuk suspensi yang merata.
6. Ketika sampel mengandung enzim, ia dapat bereaksi dengan substrat enzim
dalam lembaran kering dan mempengaruhi warnanya.
7. Jika sifat sampel mempengaruhi reaksi medium, inokulasi hanya setelah
faktor dihilangkan dengan cara pengenceran dan teknik lainnya. (mis. sampel
dengan viskositas tinggi, berwarna, reaktif dengan substrat kromogenik, dan
dengan pH tinggi atau rendah).
8. Dianjurkan untuk menggunakan stomacher dan menyaring sampel yang
dihomogenisasi sesudahnya untuk menghilangkan terbawa partikel kecil
makanan ke permukaan media.
9. Jika menggunakan kotak cahaya, garis atau koloni kotak yang terbentuk
mungkin sulit dilihat karena kecerahan yang berlebihan. Menyebarkan cahaya
menggunakan selembar kertas putih, kotak (1 cm x 1 cm) di bawah plat untuk
memudahkan penghitungan koloni.
10. Koloni tidak dapat dibedakan pada baki jika konsentrasinya di atas 100 CFU /
ml, karena jumlah koloni yang tinggi akan menyebabkan seluruh permukaan
menjadi berwarna. Sampel harus diencerkan dengan konsentrasi kurang dari
100 CFU / ml untuk penggunaan terbaik.

28

Anda mungkin juga menyukai