Anda di halaman 1dari 12

TURBIDIMETER, TDS METER, DAN PH METER

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi Alat Uji Pulp dan Kertas

pada Semester IV tahun Akademik 2018-2019

Oleh:

Rachmatika Nurfaridza

Sandi Kurnia

M. Ilham Akbar Ramadhan

Ina Iryanty Hasila (012.16.019)

Hasta Budi Laksana

Putra Novianto

DIPLOMA TEKNOLOGI PENGOLAHAN PULP DAN KERTAS

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG


DELTAMAS

2018
1. Turbidimeter

Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang
dipantulkan oleh suatu suspensi merupakan fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya
konstan. Turbidimeter merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk mengetahui atau
mengukur tingkat kekeruhan air dalam sampel. Alat ini termasuk jenis alat instrument
aktif/pasif dan digital. Jenis – jenis turbidimeter antara lain berbentuk bench top, on-line
instruments dan portable. Pada bagian alat turbidimeter yaitu terdiri dari tombol standar
angka kekeruhan, tempat sampel (untuk meletakkan botol sampel yang berisi sampel),
tombol zero, tombol test, tombol Kal (untuk mengakses kalibrasi modus dan tetap aktif
selama kalibrasi), display, botol standar, dan botol sampel.
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel
ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan
sebagai dasar pengukuran. Alat akan memancarkan cahaya pada media atau sampel, dan
cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan atau menembus media tersebut. Cahaya yang
menembus media akan diukur dan ditransfer ke dalam bentuk angka. Berikut tahapan cara
mengoperasionalkan alat turbidimeter:
 Botol sampel di lap dengan kain lembut untuk membersihkan.
 Tekan tombol I/O. instrument akan terbuka kemudian tempatkan instrument pada suatu
permukaan datar (kokoh) dan jangan memegang instrument ketika sedang melakukan
pengukuran.
 Masukkan cell sampel dalam ruang cell dengan mengorientasikan tanda garis pada
bagian depan ruang cell.
 Pilih daerah/range secara manual atau otomatis dengan menekan tombol RANGE.
 Memilih mode sinyal rata-rata dengan menekan tombol SIGNAL AVERAGE. Dan
monitor akan menunjukkan SIG AVG ketika instrument sedang menggunkan mode
sinyal rata-rata.
 Tekan READ. Monitor akan menunjukkan NTU, kemudian angka turbiditas akan muncul
dalam NTU. Catat angka turbiditas setelah symbol lampu padam.
Adapun prosedur kalibrasi alat, harus dilakukan pemanasan selama 30 menit dengan
memperhatikan beberapa tahap, yaitu
 Tidak boleh memegang tempat sampel secara langsung, agar tidak ada sidik jari yang
menempel.
 Gunakan alkohol dan kain halus untuk membersihkan bagian luar kuvet.
 Diletakkan di tempat yang rata, jangan diletakkan di tempat yang miring.
 Setiap hari kalau perlu, dibersihkan dari debu.

Sebelum turbidimeter digunakan untuk menentukan tingkat kekeruhan dari sampel,


terlebih dahulu turbidimeter dikalibrasi dengan menggunakan sampel standar dari turbiditans
/ kekeruhan 0,01 NTU sampai 7500 NTU. Hal ini dilakukan untuk menstandarkan kembali
alat tersebut.
2. TDS METER

TDS adalah singkatan dari “Total Disolved Solids” atau dalam bahasa indonesianya adalah
“jumlah padatan terlarut”. Jadi TDS meter memiliki pengertian “alat untuk mengukur jumlah padatan
atau partikel terlarut didalam air “. TDS meter merupakan jenis alat instrumentasi aktif/pasif dan
termasuk jenis digital. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur jumlah partikel terlarut pada air
minum dan juga digunakan untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi hidroponik atau dengan kata
lain konsentrasi larutan nutrisi. Pengukuran nutrisi hidroponik adalah suatu hal yang mutlak dan
sifatnya sangat penting. Sebab jika larutan tidak diukur, bisa jadi tanaman kekurangan nutrisi atau
kelebihan yang akan menjadi racun yang dapat membunuh tanaman itu sendiri. Satuan yang
digunakan pada TDS meter adalah ppm, sedangkanppm adalah singkatan dari “Part Per Million” atau
sepersejuta bagian. ppm merupakan satuan pengukuran jumlah partikel terlarut yang diukur
menggunakan TDS meter. Mengukur kepekatan nutrisi menjadi sangat penting dalam berhidroponik,
sebab kita bisa mengetahui dengan pasti berapa kebutuhan nutrisi suatu tanaman. Seperti yang sudah
saya katakan diatas, jika larutan nutrisi tidak diukur kita tidak akan tahu apakah larutan yang kita buat
itu cukup dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, apakah kurang atau bahkan melebihi. Perlu
diketahui juga, bahwa kebutuhan nutrisi (dalam hal ini nilai ppm) setiap jenis tanaman itu berbeda-
beda. Tanaman anggrek misalnya membutuhkan kepekatan larutan nutrisi yang rendah antara 300 –
400 ppm. Sayuran daun berbeda lagi, yaitu antara 900 – 1200 ppm, sedangkan untuk tanaman sayuran
buah seperti cabai dan tomat membutuhkan kepekatan nutrisi yang lebih tinggi, yaitu antara 1500 –
2000 ppm.
Untuk menggunakan TDS meter, tidak lah terlalu sulit. Berikut petunjuknya:

1. Buka tutup bawah dari TDS meter, tutup bawah TDS meter ini juga merupakan batas
paling atas dari posisi TDS ketika dicelupkan ke air. Atau dengan kata lain, TDS
meter tidak boleh dicelupkan ke air melebihi garis tutup TDS meter.
2. Tekan tombol ON / OFF sampai TDS menunjukkan angka 000 atau 0000 (TDS EC
meter)
3. Celupkan TDS meter sampai batas (lihat nomor 1 di atas)
4. Baca nilai penunjukannya.
5. Untuk mempertahankan nilai penunjukan TDS meter ketika TDS meter diangkat dari
air, tekan tombol Hold.
6. Selesai.

Cara kalibrasi tds meter yaitu:

1. Pada bagian belakang tds meter tidak tersedia sekrup pemutar karena tds meter menggunakan
kalibrasi digital.
2. .Siapkan larutan, dapat menggunakan NaCl 100 ppm atau 342 ppm.
3. Masukan tds meter kedalam larutan, aduk sampai angkanya stabil.
4. Apabila tds meter menunjukan angka yang tidak sesuai dengan ppm larutan maka tekan
tombol TEMP sebentar sampai angka bacaan berkedip.
5. Tekan tombol HOLD atau ON/OF untuk mengatur angka bacaan agar sesuai dengan ppm
larutan, standardnya yaitu 1382.
6. Tunggu beberapa saat sampai angka bacaan tidak berkedip lagi dan proses kalibrasi sudah
selesai.
7. Simpan cairan kalibrasi, karna dapat digunakan kembali.

Manfaat kalibrasi yaitu:

1 Menjaga kondisi bahan ukur agar tetap sama dengan spesifikasinya.


2.Mendukung sistem mutu
3.Mengetahui perbedaan ukuran yang benar dengan ukuran hasil alat ukur.
3. pH meter

pH Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar keasaman / kebasaan suatu
larutan / bahan. Larutan / bahan bisa dikatakan netral apabila nilai pH bahan tersebut pada suhu
250C adalah 7,0. Larutan dengan pH kurang dari 7 bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih
dari 7 dikatakan bersifat basa atau alkali. pH meter merupakan jenis alat instrumentasi
aktif/pasif. Acuan penggunaan pH meter yaitu ISO 6588-1981 dan Test Method No. WI/6/91/28.
Pengukuran pH bisa dilakukan dengan menggunaakan kertas lakmus (merah / biru), pH
indikator Universal ( pH-indikator strips), pH meter dll . Namun pengukuran pH dengan
menggunakan pH meter mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi.

Ada 2 jenis pH meter yang sering digunakan yaitu

1. pH meter analog

Hasil pengamatan pH ditunjukkan pada jarum yang mengarah pada skala tertentu.
2. pH meter digital

Hasil pengukuran pH langsung ditampilkan dalam bentuk digit angka

Bagian-bagian pH meter
Keterangan :
1. BNC conector untuk pH ( or ORP) electrode
2. Liquid Crystal Display (LCD)
3. Tombol mV, untuk menampilkan mV (ORP) pembacaan ketika elektroda ORP atau
mV setara dengan nilai pH ketika menggunkan elektroda Ph
4. Trimmer untuk kalibrasi pH OFFSET
5. Trimmer untuk kalibrasi pH SLOPE
6. Tombol oC untuk menampilkan pengukuran suhu
7. Tombol pH , untuk menampilkan nilai pH
8. Tombol ON/OFF
9. Soket konektor untuk pengukur suhu

Cara menggunkan pH Meter Digital (HANNA HI 83141) :

1. Hubungkan electroda ORP / BNC untuk pH dan pengukur suhu, kemudian nyalakan
dengan menekan tombol ON
2. Buka penutup elektroda, basahi elektroda ORP dan pengukur suhu dengan
menggunakan larutan pH 7.01 (aquadest), kemudian rendam elektroda dan pengukur
suhu didalam larutan buffer pH 7.01. Putar (aduk) dengan hati hati dan tunggu
beberapa saat supaya elektroda menjadi stabil dan mencapai keseimbangan panas.
3. Tekan tombol oC untuk menampilkan suhu buffer
4. Tekan tombol pH untuk membaca hasil pengukuran pH
5. Sesuaikan OFFSET trimmer dengan melihat nilai pH dengan suhu

6. Kalibrasi ( 2 nd Calibration point) dangan cara biilas dan rendam pH elektroda dan
pengukur suhu didalam larutan buffer 4.01 (bahan asam / aside ) atau buffer pH 10.00
(bahan bersifat basa /alkali) dan diputar
7. Tunggu beberapa menit dan sesuaikan SLOPE trimmer dengan membandingkan
hasil pH dan suhu ( lihat table dibawah)

8. Celupkan Kembali elektroda pH dan pengukur suhu pada sampel yang akan dicari pH
-nya.
9. Bersihkan kembali elektroda dengan membilas dengan aquades / air
10. Tutup elektroda dengan cup penutup elektroda
11. Matikan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF sampai layar mati.
12. Simpan ditempat yang kering dan tidak terkena matahari secara langsung

Catatan : elektroda seharusnya terendam sekitar 4 cm (1(1 )/2") didalam larutan dan
pengukur suhu seharusnya berada didekat elektroda

Anda mungkin juga menyukai