Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mahabati Fita Hanjani

NIM : 021200003

Kelas : B

UAS PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

1. a. contoh limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)


- Baterai bekas
- Detergen pakaian
- Pembersih lantai
b. Kenapa limbah B3 harus ditangani / dikelola dengan baik
Limbah bahan berbahaya dan beracun atau yang disingkat dengan B3, diartikan
sebagai sisa atau limbah yang dihasilkan dari proses produksi dengan kandungan
bahan berbahaya dan beracun karena memiliki jumlah dan konsentrasi toxicity,
reactivity, flammability dan corrosivity yang mampu mencemari dan merusak
lingkungan, serta membahayakan kesehatan manusia. Karena keberadaannya yang
mengancam ekosistem di sekitarnya, limbah B3 harus ditangani dengan tepat agar
tidak merusak dan membahayakan
2. Cara mengatasi tumpahan minyak di laut
a. Mengalokasikan tumpahan minyak, pelampung pembatas, yang kemudian akan
di transfer dengan perangkat pemompa ke sebuah fasilitas penerima “reservoir”
baik dalam bentuk tangka maupun balon
b. Secara mekanis, mengalokasikan tumpahan dengan menggunakan booms dan
melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan
peralatan mekanis yang disebut skimmer
c. Bioremediasi, mempercepat proses yang terjadi secara alami, misalkan dengan
menambahkan nutrient sehingga terjadi konversi sejumlah komponen menjadi
produk yang kurang berbahaya seperti CO2, air dan biomas
d. Sorben, menyisihkan minyak melalui mekanisme adsopsi (penempelan minyak
pada permukaan sorben) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorben)
e. Dispersan kimiawi, memecah lapisan minyak menjadi kecil sehingga
mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan dalam tumpahan
3. Kita tidak boleh membuang sampah langsung ke TPA karena mungkin ada sampah
yang mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya atau ada pecahan kaca atau
benda tajam lainnya, jadi harus diolah dahulu sebelum dibuang ke TPA
4. 4 proses pengolahan limbah padat
- Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari: ukuran yang berbeda dan kandungan bahan yang
berbeda maka harus dipisahkan dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
Pemisahan ada 3 sistem, yaitu:
a. Sistem balistik: adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan
keseragaman ukuran/berat volume
b. Sistem gravitasi: adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat.
misal : barang yang ringan/terapung
barang yang berat/tenggelam
c. Sistem magnetis: adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet, yang
bersifat magnet akan langsung menempel.
misal: untuk memisahkan campuran logam dan non logam
- Penyusutan ukuran
Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil, supaya
pengolahannya menjadi mudah
- Pengomposan
 Pengomposan dilakukan terhadap buangan/ limbah yang mudah membusuk,
sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
 Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan
disamakan ukurannya/volumenya.
- Pembuangan limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah
yang dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut tidak boleh dilakukan di sembarang
tempat dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang
ke laut.
b. Pembuangan di darat (sanitary landfill)
Untuk pembuangan di darat, perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus
dipertimbangkan sebagai berikut:
 Pengaruh iklim, temperatur dan angin
 Struktur tanah
 Jaraknya harus jauh dengan pemukiman
 Pengaruh terhadap sumber air, perkebunan, perikanan peternakan, flora
atau fauna.
5. Open dumping adalah adalah menumpuk sampah terus hingga tinggi tanpa dilapisi
dengan lapisan geotekstil dan saluran lindi. sanitary landfill adalah sistem pengelolaan
sampah yang mengembangkan lahan cekungan dengan syarat tertentu meliputi jenis
dan porositas tanah. Menurut saya lebih efisien sanitary landfill karena lebih ramah
lingkungan dibandingkan open dumping
6. Dampak pencemaran limbah padat
a. Gas beracun, yaitu :
Gas ini akan timbul, bila limbah padat ditimbun dan membusuk karena adanya
mikroorganisme. Dengan adanya musim hujan dan kemarau, akan terjadi proses
pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana
aerob/anaerob.
b. Penurunan kualitas udara
Dalam sampah yang ditumpuk akan terjadi reaksi kimia seperti gas H 2S, NH3
methane yang bila melebihi Nilai Ambang Batas akan merugikan manusia, di
mana kadar H2S sebesar 50 ppm akan membawa mabuk dan pusing.
c. Penurunan kualitas air
Karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan/bersama-sama
air limbah, maka akan menyebabkan air menjadi keruh dan rasanya berubah
d. Kerusakan permukaan tanah

7. Pada hujan asam proses yang terjadi adalah proses oksidasi di atmosfer yang
mengakibatkan gas-gas tersebut berubah menjadi H2SO4 dan HNO3. Dampak yang
terjadi yaitu :
Global warming
- iklim eskrim
- penurunan ozon
Polusi
- gangguan pernafasan
- penurunan udara bersih
Hujan asam
- penurunan kualitas kapur pada bangunan
- penurunan kkadar tanah
8. Dalam pengolahan debu/partikulat dapat digunakan beberapa cara, diantaranya adalah
dengan cara :
a. Cyclone : memisahkan dan mengumpulkan debu kering dari aliran gas dengan
menggunakan gaya sentrifugal. Sebuah cyclone mempunyai satu inlet tangensial
menuju badan silinder, yang menyebabkan aliran gas menjadi berputar-putar.
Partikel – partikel kemudian terlempar menuju dinding pada badan cyclone
b. Electrostatic precipitator : menggunakan medan listrik voltase tinggi untuk
memberikan muatan listrik terhadap partikulat. Partikulat yang sudah bermuatan
bergerak melewati permukaan pelat pengumpul yang bermuatan berlawanan,
sehingga partikulat akan tertarik dan ESP PLTU Batubara Alat Pengendali
Partikulat Electrostatic Presipitator (ESP) menempel di pelat pengumpul M
9. 4 langkah
a. Mengubah proses : jika dalam suatu proses industri dan teknologi tedapat limbah
zat kimia yang berdampak negatif pada lingkungan, maka diubah ke poses yang
sesuai dengan kriteria sehingga tidak bedalmpak negatif
b. mengganti sumber energi : dengan menganti sumber energi dengan hasil buangan
yang lebih bersih seperti energi geotermal atau LNG
c. mengelola limbah : melakukan metode dengan penyerdehanaan buangan gas
dengan adsorbsi, pembakaran, penyerapan ion, kolam netralisasi, dan pembersihan
partikel
d. menambah alat bantu : harus disesuaikan dengan jenis dan kriteria limbah gas
berbahaya/partikel debu yang dihasilkan
10. Extended Producer Responsibility (EPR) adalah konsep yang didesain untuk
mengintegrasikan biaya-biaya lingkungan kedalam proses produksi suatu barang
sampai produk ini tidak dapat dipakai lagi, sehingga biaya lingkungan menjadi
komponen harga pasar produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai