SANITARY LANDFILL
Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT yang atas Nikmat Dan karunia- NYA
serta IzinNYA sehingga makalah ini dengan judul “Sanitary Landfill”
terselesaikan dengan tepat waktu. Taklupa pula Salam dan Taslim kepada
Junjungan Kami Nabi Besar Muhammad SAW. Kami pun sadar bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai kekeliruan sehingga kritik dan
saran yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan demi perbaikan pada
penyusunan selanjutnya. Semoga apa yang terdapat didalam makalah ini banyak
berguna utamanya bagi diri sendiri dan bagi setiap pembacanya AMIIN….
A. Latar Belakang
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun,
dibakar atau dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan yang dapat
membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Terdapat dua cara penimbunan
sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping)
dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, sampah
dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu
lahan, biasanya dilokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Gas metan yang
dihasilkan oleh pembusukan sampah organic dapat menyebar ke udara sekitar dan
menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan
sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh metode open dumping
menyebabkan dikembangkan metode penimbunan sampah yang lebih baik, yaitu
sanitary landfill. Pada landfill yang lebih medrn lagi, biasanya dibuat system
lapisan ganda (plastic – lempung – plastic – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan
sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Kelemahan utama penanganan sampah dengan cara penimbunan adalah cara
ini menghabiskan lahan. Sampah akan terus terproduksi sementara lahan untuk
penimbunan akan semakin berkurang, meskipun telah menggunakan sanitary
landfill, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat
berbahaya dapat merembes dan mencemari tanah serta air.
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi / pengertian dari Sanitary landfill
2. Mengetahui fungsi dari sanitary landfill
3. Mengetahui prinsif kerja dari sanitary landfill
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian SanitaryLandfill
Sanitary landfill yaitu menimbun sampah di tanah yang berlekuk untuk
ditutup dengan lapisan tanah. Penimbunan ini dilakukan secara berulang-ulang
seperti kue lapis yang terdiri atas penimbunan sampah yang ditutup tanah. Tanah
yang semula berlekuk menjadi rata oleh sanitary landfill sehingga harga tanahnya
bisa naik berlipat-lipat karena bisa dipakai untuk berbagai keperluan, seperti
tempat sarana olahraga, tanaman hijau dan lain-lain. Pengelolaan sampah pun
tumbuh menjadi sentra keuntungan. Yang penting harus dijaga agar sampah tidak
merusak lingkungan, merembes dan mencemari air tanah.
Ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan
sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir),
kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup tanah. Bila
tempat pembuangan sudah mencapai kapasitas maksimum dan setelah semua
kegiatan operasi selesai maka lapisan tanah terakhir adalah 2 ft (60 cm) atau lebih.
Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat tersebut
dilengkapi system saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair
sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke
lingkungan. Di sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan
gas hasil aktivitas penguraian sampah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill, yaitu :
1. Semua landfill adalah warisan bagi generasi mendatang.
2. Memerlukan lahan yang luas.
3. Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak
lingkungan.
4. Aspek social harus mendapat perhatian.
5. Harus dipersiapkan instalasi drainase dan system pengumpulan gas.
6. Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zat-
zat beracun).
7. Memerlukan pemantauan yang terus-menerus
Masalah- masalah lain yang mungkin dapat timbul akibat landfill yang tidak
terkontrol adalah sebagai berikut :
1. Lahan yang luas akan tertutup oleh sampah dan tidak dapat digunakan untuk
tujuan lain.
2. Cairan yang dihasilkan akibat proses penguraian (leachate) dapat mencemari
sumber air.
3. Sungai dan pipa air minum mungkin teracuni karena bereaksi dengan zat-zat
atau polutan sampah
4. Penyumbatan badan air.
5. Merupakan tempat yang menarik bagi berbagai binatang (tikus, anjing liar).
6. Merupakan sumber dan tempat perkembangbiakan organisme penyebar
penyakit.
7. Gas yang dihasilkan dalam proses penguraian akan terperangkap di dalam
tumpukan sampah dapat menimbulkan ledakan jika mencapai kadar dan
tekanan tertentu.
C. Jenis Landfill
1. Berdasarkan penanganan sampahnya:
Dilihat dari bagaimana sampah ditangani sebelum diurug, maka dikenal
beberapa jenis aplikasi ini, yaitu :
a. Pemotongan sampah terlebih dahulu:
a.) Sampah dipotong dengan mesin pemotong 50-80 mm sehingga menjadi
lebih homogen, lebih padat (0,8 –1,0 ton/m3), dapat ditimbun lebih tebal
(> 1,5 M).
b.) Dapat digunakan sebagai pengomposan (aerobik) in-situ dengan
ketingian selsel 50 cm, sehingga memungkinkan proses aerobik yang
menghasilkan panas sehingga dapat menghindari lalat.
c.) Binatang pengerat (tikus dsb) berkurang karena rongga dalam timbunan
berkurang / dihilangkan, dan timbunan lebih padat.
d.) Bila tidak ada masalah bau, maka tidak perlu tanah penutup
e.) Degradasi (pembusukan) lebih cepat sehingga stabilitas lebih cepat.
f.) Butuh alat pemotong sehingga biaya menjadi mahal
b. Pemadatan sampah dengan baling
(Gambar 5):
a.) Banyak digunakan di Amerika
Serikat.
b.) Sampah dipadatkan dengan mesin
pemadat menjadi ukuran tertentu
(misalnya bervolume 1 m3).
Kepadatan mencapai 1,0 ton/m3 atau lebih. Gambar 5.
c.) Transportasi lebih murah karena sampah lebih padat, dan benbentuk
praktis.
d.) Pengurugan di lapangan lebih mudah (dengan fork-lift).
e.) Pengaturan sel lebih mudah dan sistematis.
f.) Butuh investasi dan operasi alat/mesin. Biaya menjadi sangat mahal.
g.) Dihasilkan lindi hasil pemadatan yang perlu mendapat perhatian
Gambar 6.
d. Pembuatan sel-sel sampah Landfill dengan kompaksi:
a.) Banyak digunakan untuk lahan-urug yang besar dengan dozer khusus
yang bisa memadatkan sampah pada ketebalan 30 – 50 cm, dan dicapai
densitas timbunan 0,8 – 1,0 ton/m3.
b.) Proses yang terjadi menjadi anaerob.
c.) Karena densitas tinggi, serangga dan tikus sulit bersarang
d.) Keuntungan dibanding lahana-urug tradisional adalah tanah penutup
menjadi berkurang, truk mudah berlalu lalang dan masa layan lebih lama
e.) Biaya operasi menjadi meningkat
A. Kesimpulan
Sanitary landfill yaitu menimbun sampah di tanah yang berlekuk untuk
ditutup dengan lapisan tanah. Penimbunan ini dilakukan secara berulang-ulang
seperti kue lapis yang terdiri atas penimbunan sampah yang ditutup tanah.
Kelebihan sanitary landfill :
a. Timbulan gas metan dan air lindi terkontrol dengan baik sehingga tidak
mencemari lingkungan.
b. Timbulan gas metan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
c. Setelah selesai pemakaiannya, area lahan urug dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti areal parkir, lapangan golf, dan kebutuhan lain.
Kerugian :
a. Aplikasi sistem pelapisan dasar (liner) yang rumit.
b. Aplikasi tanah penutup harian yang mahal.
c. Aplikasi sistem lapisan penutup akhir.
d. Biaya aplikasi pipa penyalur gas metan dan instalasi pengkonversian gas metan
menjadi sumber energi.
e. Biaya aplikasi pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) dan
intalasi pengolah air lindi.
B. Saran
Ketika menggunakan sanitary landfill sebaiknya hati-hati karena sanitary
landfills mempunyai kelemahannya yaitu :
a. Biaya operasi tinggi
b. Mungkin mengalami kebocoran
c. Bukan solusi jangka panjang karena limbah terus menumpuk
Daftar Pustaka
http://noeswantoro.blogspot.com/2011/05/secure-landfill.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biochemistry/2225584-teknik-pembuangan-
limbah-b3dengan/#ixzz2TMODany5