Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

BANGUNAN PERESAPAN

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 (2 DIII-A)
Agung Tri Nugraha
Amanda Nadia Putri
Carissa Gianika
Christina Dominggas
Diah Ayu Nastiti
Faiz Syaibatul Hamdi
M Hibban Fatah

DOSEN PEMBIMBING:
Syarifuddin, SKM., M. Kes

KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3, No.8, RT04 RW08, Gunung, Kebayoran Baru
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya, karena berkat
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sampaikan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini khususnya rekan-rekan yang
senantiasa mendukung dan memotivasi serta memberi masukan positif sehingga
makalah ini dapat disusun.
Makalah ini berjudul Bangunan Peresapan, dimana makalah ini
membahas untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengelolaan Limbah Cair yang
diampu oleh Bapak Syarifuddin, SKM., M. Kes.
Dalam hal ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami memohon maaf bila di dalam tulisan kami ini ada
kekurangan dalam penulisan atau sebagainya. Kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan kedepannya.

Jakarta, April 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1. Saluran Peresapan ......................................................................... 3
2.2. Bidang Resapan ............................................................................ 4
2.2.1. Bidang Resapan Tangki Septictank .................................... 4
2.2.2. Bidang Resapan Terbuka .................................................... 6
2.2.3. Bidang Resapan Pipa .......................................................... 7
2.3. Sumur Resapan ............................................................................. 7
2.3.1. Pengertian Sumur Resapan ................................................. 7
2.3.2. Fungsi Sumur Resapan ....................................................... 8
2.3.3. Persyaratan Sumur Resapan ................................................ 8
2.3.4. Jenis dan Bentuk Sumur Resapan ....................................... 10
2.3.5. Manfaat Sumur Resapan ..................................................... 11
2.3.6. Sistem Kerja Sumur Resapan ............................................. 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13
3.1. Kesimpulan ................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi di Indonesia,


telah menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap permukiman. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi tata guna lahan. Semakin meningkat
pengalihan fungsi dari lahan terbuka menjadi lahan permukiman menyebabkan
berkurangnya daerah resapan air hujan. Perubahan tata guna lahan juga
mempengaruhi sistem hidrologi sehingga dapat menyebabkan terjadinya banjir
pada musim hujan dan kekeringan di musim kemarau (Nurroh dkk., 2009).

Salah satu sistem drainase berwawasan lingkungan untuk pengendalian air,


baik mengatasi banjir dan kekeringan adalah sumur resapan. Sumur resapan
merupakan upaya memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan
memperkecil aliran permukaan sebagai penyebab banjir.
Dengan pengaliran air yang terkendali dan semakin bertambahnya air hujan
yang dapat meresap ke dalam tanah, maka kondisi air tanah akan semakin baik.
Kondisi air tanah yang semakin baik dapat memberikan banyak manfaat kepada
penduduk daerah permukimanAir limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan. Limbah yang dapat dikelola dengan baik
akan mengurangi pencemaran, tidak menimbulkan penyakit dan tidak akan
membahayakan kesehatan lingkungan. Debit limbah cair yang dihasilkan pun
berbeda untuk tiap keluarga.
"Greywater" dan "Blackwater" Selain sisa detergen, rumah tangga juga
mengasilkan limbah dari dapur dan limbah bekas mandi. Ketiga limbah ini
dikenal dengan nama greywater atau limbah nonkakus. Rumah tangga juga
menghasilkan limbah kotoran manusia, yang dikenal dengan blackwater.
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan dalam merencanakan pengelolaan
limbah rumah tangga, seperti membuat saluran air kotor, septic tank, dan

1
membuat bak resapan. Namun realitas yang ada, kadang air buangan dari kamar
mandi dibuang langsung ke saluran lingkungan. Begitu pula air buangan/kotoran
manusia hanya dibuang langsung ke septic tank, dan kemudian dialirkan ke
saluran lingkungan tanpa filter dari bak resapan. Padahal, jika langsung dibuang
ke saluran lingkungan, maka kotoran yang berbentuk padat tadi dapat
mengganggu lingkungan.
Untuk sumur resapan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
membuatnya. Pertama, persiapan awal terkait dengan penyediaan lahan.
Ketersediaan lahan harus benar-benar dipersiapkan dari awal, jangan sampai
berdampak sosial di masyarakat. Jika lahan untuk sumur resapan tunggal (per
rumah) tidak ada maka dapat dibuat dengan sistem komunal. Kedua,  persiapan
awal berupa penyiapan lahan dan bahan. Ketiga, penggalian baik untuk sumur itu
sendiri maupun jaringan yang baerasal dari atap rumah. Keempat, pemasangan
meliputi pemasangan buis beton atau batu bata dan pemasangan jaringan dari
rumah ke rumah.
Pemasangan sumur resapan dapat dilakukan dengan model tunggal dan
komunal. Maksud sumur resapan model tunggal adalah satu sumur resapan
digunakan untuk satu rumah, sedangkan yang komunal satu sumur resapan
digunakan secara bersama-sama untuk lebih dari satu rumah. Letak sumur resapan
untuk yang model tunggal biasanya di halaman rumah sedang yang model
komunal dapat dipasang di bahu jalan.
Air limbah rumah tangga dari kamar mandi yang umumnya menjadi air
buangan dapat dimanfaatkan untuk menyeimbangkan permukaan air tanah.
Pemanfaatan air dari kamar mandi dilakukan dengan cara membuat sumur
resapan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Saluran Resapan


Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor
dan bak peresapan. Di buat saluran dari batu bata, pasir, semen atau pakai bis.
Bila saluran terbuka dapat ditutup dengan bambu, kayu atau seng. Perlu
dipisahkan antara pipa WC, kamar mandi dan dapur. Dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a) Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik
air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
b) Tidak mengotori permukaan tanah.
c) Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah. d.
Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
d) Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
e) Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah
didapat dan murah.
f) Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Batas antara bak air limbah dan bak peresapan diberi saluran. Saluran antara
tempat pencucian ke bak air limbah sebaiknya agak ada kemiringan, sehingga air
akan lancar
mengalir

3
2.2. Bidang Resapan
2.2.1. Bidang Resapan Tangki Septictank
Bidang Resapan Tangki Septictank merupakan ruang kedap air yang
berfungsi untuk mengolah air limbah dari :

a) Kakus

b) Kamar mandir

c) Tempat cuci

Tujuannya adalah untuk mengendapkan, sedangkan cairannya


dialirkan ke bidang resapan yang terdiri dari lapisan kerikil dan ijuk. yang
harus diperhatikan dalam membuat septictank dan bidang resapan adalah :
a) Lokasi penempatan adalah :

1. Jarak tangki septictank terhadap bangunan adalah 15 meter

2. Jarak bidang resapan terhadap bangunan 1,5 meter

3. Jarak tangki septictank terhadap sumur air bersih adalah 1,5


meter

4. Jarak bidang resapan terhadap sumur air bersih adalah 11


meter

4
5. Jarak tangki septictank terhadap pipa air bersih adalah 1,5
meter

6. Jarak bidang sumur resapan terhadap pipa air bersih 3 meter


b) Pengaliran air limbah dapat dibuat dengan kemiringan saluran 2 –
5%
c) Bahan bangunan untuk tangki septictank dan bidang resapan
sangat dianjurkan menggunakan material sebagai berikut :

1. Bangunan septictank materialnya adalah : Batu kali, bata


merah, Batako, beton Biasa, beton bertulang, Asbes, PVC,
Keramik, Plat besi

2. Bangunan penutup tangki septictank adalah : Beton biasa,


beton bertulang, asbes, PVC, plat besi

3. Saluran air limbah menggunakan material : beton bertulang,


asbes, pvc, keramik, plat besi

4. Bidang resapan : Batu kerikil

5. Sumur resapan : Batu kali, Bata merah, batako, Beton biasa,


beton bertulang, asbes

Selanjutnya jika teman-teman hendak merencanakan bangunan


septictank dan bidang resapan untuk jangka waktu 2 – 3 tahun dibawah ini
saya sedikit berikan acuan dengan membandingkan jumlah pemakai atau
penerima manfaat sbb :

NO JUMLAH UKURAN TANGKI DAN FREKUENSI

5
PENGURASAN
PEMAKAI
2 TAHUN 3 TAHUN
(ORG)
P (m) L (m) T (m) P (m) L (m) T (m)

1 5 1.60 0.80 1.30 1.70 0.85 1.30

2 10 2.20 1.10 1.40 2.30 1.15 1.40

3 15 2.60 1.30 1.50 2.75 1.35 1.40

4 20 3.00 1.50 1.50 3.25 1.60 1.50

5 25 3.25 1.65 1.60 3.50 1.75 1.60

Menurut Nurhasanah Sucahyo, peneliti senior Pusat Penelitian dan


Pengembangan Permukiman (Puslitbangkim), Badan Litbang Departemen
PU, sistem resapan adalah galian atau sumuran tanpa lapisan material kedap
air, yang berfungsi menerima air limbah dari septic tank dan meresapkannya
ke tanah.

Bentuknya berupa bidang resapan empat persegi panjang dengan lebar


minimal 0,5 m, kedalaman efektif 0,45 m, dan panjang tergantung jumlah KK
dan daya resap tanah.

Atau, untuk septic tank berkapasitas kecil (1 – 2 KK), bisa juga berupa
sumur resapan dengan diameter minimal 80 cm dan kedalaman efektif 1,0 m.

Kalau berupa sumur resapan, galian harus diisi penuh dengan pasir dan
kerikil berdiameter 1,5 – 5 cm dengan tebal lapisan 1,0 m. “Soalnya
peresapan terkonsentrasi di satu titik sehingga butuh lapisan kerikil lebih
tebal untuk menetralisir air dari tangki septik,” katanya.

6
2.2.2. Bidang Resapan Terbuka

Bila berbentuk bidang resapan empat persegi panjang, galian cukup


diisi pasir dan kerikil dengan tebal lapisan minimal 10 cm, karena peresapan
air dari tangki septik lebih menyebar. Di atasnya ditutup lapisan ijuk sebelum
ditimbun dengan tanah. (Lihat gambar.)

7
Prof H Wijono Sutono, SKM MSc, dosen Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Prof Dr Hamka, mengatakan, pasir, kerikil dan ijuk
itu akan membentuk ganggang hijau yang menyaring bakteri patogen dan
infectious sehingga air dari tangki kakus sudah bersih sebelum meresap ke
tanah.

Sistem resapan dibiarkan terbuka tanpa bangunan, dan selalu terkena


cahaya matahari untuk mematikan bakteri dan menguapkan cairan dari
tangki. Jarak sistem resapan dari tangki minimal 1,5 m agar air resapan tidak
merusak bangunan tangki. Sedangkan dari sumur air bersih minimal 10 m.
Posisi sistem resapan sedikit lebih rendah dari tangki.

2.2.3. Bidang Resapan Pipa

Air dari tangki septik dialirkan ke sistem resapan dengan pipa kedap air,
antikorosi, dan tanpa sambungan, yang terhubung dengan pipa sambungan T
pada aliran keluar tangki septik. (Lihat “Rumah Sehat” edisi Januari 2006.)

8
Diameter pipa minimal 4 inci (pipa PVC) sampai 4,5 inci (pipa keramik
atau beton). Pipa diletakkan di lapisan ijuk pada sistem resapan sesuai
panjang/lebar bidang atau sumur resapan. Posisi pipa agak miring sekitar dua
persen. Bagian bawah pipa diberi lubang berdiameter 1 – 2 cm dengan jarak
antarlubang sekitar 5 cm.

Bila panjang pipa lebih dari 4 m, setiap sambungan dibalut dengan


kertas kantong semen atau ijuk. Pada setiap belokan pipa melebihi 45 derajat
dan perubahan belokan 22,5 derajat, dibuat lubang kontrol/pembersihan
(clean out). Belokan 90 derajat dibuat menjadi dua belokan @ 45 derajat atau
memakai bak kontrol. Sementara tangki septik yang memiliki dua sistem
resapan perlu dilengkapi bak pembagi kedap air.

2.3. Sumur Resapan


2.3.1. Pengertian sumur resapan
Sumur resapan merupakan bangunan rekayasa teknik yang berbentuk
sumur tetapi fungsinya untuk menampung air yang datang dari atas tanah
kemudian ditampung dalam sumur resapan. Air dalam tampungan ini
kemudian akan diserap kedalam tanah yang ada di sekitarnya secara perlahan.
Fungsi sumur resapan ini berbeda dengan sumur yang dipakai sebagai sumber
air minum dan keperluan rumah tangga.

9
2.3.2. Fungsi sumur resapan
Untuk menampung air pembuangan dan  air hujan kedalam tanah. Air
hujan yang melimpah dan tidak dapat terserap kedalam tanah secara langsung
dan sekaligus dapat menyebabkan banjir jika tidak ditampung kedalam sumur
resapan. Air yang tertampung dalam sumur resapan tersebut kemudian akan
di resapkan kedalam tanah yang ada disekitarnya.

2.3.3. Persyaratan Sumur Resapan


Ketika merencanakan membuat sumur resapan ada beberapa hal yang
menjadi standar secara nasional. SNI No: 03-2453-2002 merupakan Standar
Nasional Indonesia yang berisi tentang Tata Cara Perencanaan Sumur
Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Di dalam SNI tersebut terdapat
persyaratan teknis dan persyaratan umum dalam membuat sumur resapan.
Persyaratan umum dalam membuat sumur resapan harus memenuhi hal-
hal berikut ini:

a) Air yang masuk kedalam sumur resapan adalah air yang tidak
tercemar.

10
b) Sumur resapan untuk air hujan berada pada lahan yang cukup datar.

c) Keamanan bangunan sekitar harus menjadi pertimbangan ketika


membuat sumur resapan.

d) Tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat.

e) Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus mendapatkan


persetujuan dari instansi yang berwenang.

Selain persyaratan umum, terdapat persyaratan teknis yang harus


dipenuhi. Diantaranya adalah:
a) Kedalaman tanah pada musim hujan minimal 1,50 meter.
b) Keadaan struktur tanah yang dapat digunakan untuk membangun
sumur resapan adalah nilai permebilitas tanah minimal 2.0 cm/jam
c) Jarak antara sumur resapan dengan sumur air bersih adalah 3 meter,
jarak antara sumur resapan dengan septitank adalah 5 meter, dan
jarak sumur resapan dengan pondasi bangunan rumah adalah 1
meter.

Perencanaan Pembuatan Sumur Resapan Rencana pembuatan sumur


resapan memperhitungkan faktor-faktor antara lain (Kusnaedi, 2011):
a) Faktor iklim : Semakin besar curah hujan di suatu wilayah berarti
semakin besar atau banyak sumur resapan yang diperlukan.
b) Kondisi air tanah : Pada kondisi permukaan air tanah yang dalam,
sumur resapan perlu dibuat secara besar-besaran karena tanah benar-
benar memerlukan suplai air melalui sumur resapan.
c) Kondisi tanah : Sifat fisik yang langsung berpengaruh terhadap
besarnya infiltrasi (resapan air) adalah tekstur dan pori-pori tanah.
Tanah berpasir dan porus lebih mampu merembeskan air hujan
dengan cepat.

11
d) Tata guna tanah : Tata guna tanah akan berpengaruh terhadap
persentase air yang meresap ke dalam tanah dengan aliran
permukaan. Pada tanah yang banyak tertutup beton bangunan, air
hujan yang mengalir di permukaan tanah akan lebih besar
dibandingkan dengan air yang meresap ke dalam tanah.
e) Kondisi sosial ekonomi masyarakat : Perencanaan sumur resapan
harus memperhatikan kondisi sosial perekonomian masyarakat.
f) Ketersediaan bahan : Perencanaan konstruksi sumur resapan harus
mempertimbangkan ketersediaan bahanbahan yang ada di lokasi

2.3.4. Jenis dan Bentuk Sumur Resapan


Terdapat 4 jenis dan bentuk sumur resapan yaitu:

a) Sumur dengan menggunakan susunan batu bata atau batu kali pada
dinding sumur, bagian dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk
diatas batu belah.

b) Sumur tanpa pasangan batu pada dinding sumur, dasar sumur tidak
diisi batu belah dan ijuk.

c) Sumur tanpa pasangan batu pada dinding sumur dan bagian dasar
sumur diisi batu belah dan ijuk diatas batu belah.

d) Sumur menggunakan beton sebagai dinding sumur dan dasar sumur


tidak diisi batu belah dan ijuk.

Masing-masing bentuk sumur tersebut memiliki kelebihan dan


kekurangan. Memilih bentuk sumur resapan yang tepat harus
mempertimbangkan keadaan tanah dan batuan di lokasi sekitar sumur yang
akan dibuat. Pada keadaan tanah yang relatif stabil bisa dipilih bentuk sumur

12
dengan tanpa pasangan batu pada dinding sumur sedangkan pada tanah yang
labil sebaiknya dipilih bentuk sumur dengan pasangan batu pada dinding dan
bagian dasar di beri batu belah dan ijuk.
2.3.5. Manfaat Sumur Resapan
Sumur resapan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan
manusia dan lingkungan sekitar. Berbabagi manfaat sumur resapan diantara
adalah:

a) Mencegah terjadinya banjir.


Meningkatnya curah hujan mengakibatkan volume air yang ada
diatas tanah menjadi banyak. Apabila air tersebut tidak dapat diserap
langsung oleh tanah maka air tersebut menjadi tergenang dan dapat
mengakibatkan banjir. Adanya sumur resapan maka air tersbut
kemudian dapat di tampung dalam sumur yang kemudian akan di
serap oleh tanah.
b) Meningkatkan dan mempertahankan ketinggian permukaan air
tanah
Kandungan air dalam tanah apabila tidak mendapat suplai yang
memadai maka semakin lama akan semakin berkurang. Banyaknya
bangunan dan infratsruktur pengerasan jalan serta sedikitnya
kawasan hujau menjadi penghalang air meresap kedalam tanah. Air
dapat langsung mengalir ke sungai yang selanjutnya akan diteruskan
ke laut. Dengan andanya sumur resapan, maka air tidak langsung ke
sungai tetapi masuk kedalam sumur yang kemudian akan diserap
oleh tanah yang ada disekitarnya. Hal ini dapat tetap
mempertahankan ketinggian permukaan air didalam tanah.
c) Mencegah penurunan tanah
Tanah yang memiliki kadar air rendah dan permukaan air tanah yang
rendah menjadikan tanah bagian atas tandus dan keropos. Tanah
kemudian akan mengalami pemampatan kebawah sehingga

13
mengalami penurunan. Dengan sumur resapan maka kadar air dalam
tanah menjadi terjaga.
d) Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah
Kandungan air yang banyak didalam tanah akan dapat mengurangi
konsentrasi pencemaran air tanah. Sumur resapan membantu
menjaga kandungan air dalam tanah agar tetap banyak.
e) Mencegah erosi dan sedimentasi
Erosi terjadi karena derasnya aliran air di atas tanah. Jika air di atas
tanah tidak dapat terserap dengan cepat kedalam tanah maka air akan
mengalir ke area yang lebih rendah. Kecepatan laju aliran air ini
dapat menyebabkan erosi. Dengan adanya sumur resapan maka
aliran air ini menjadi berkurang sehingga potensi erosi juga
berkurang.
f) Memberikan cadangan air dalam jangka panjang
Air yang ada dalam sumur resapan ini secara terus menerus akan
diserap oleh tanah yang ada disekitarnya. Kandungan air dalam
tanah tersebut merupakan cadangan bagi masa depan. Air tersebut
nantinya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dan makhluk
hidup lainnya.

2.3.6. Sistem Kerja Sumur Resapan


Sumur resapan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya memerlukan
beberapa komponen tambahan berupa bak kontrol, saluran masukan dan
keluaran, dan talang air. Sistem kerja dari sumur resapan ini adalah air yang
ada diatas tanah akan masuk kedalam bak kontrol melui talang. Talang ini
menjadi penghubung antara talang air rumah dengan bak kontrol. Bak kontrol
kemudian dihubungan ke sumur resapan melalui saluran masuk sumur
resapan. Dari sumur resapan kemudian diberikan saluran pembuangan keluar
yang terhubung dengan tanah.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :

15
1. Sumur resapan merupakan kegiatan konservasi sipil teknis sederhana
berupa sumuran yang berfungsi untuk menampung, menahan dan
meresapkan air permukaan (run-off) ke dalam tanah (akuifer) untuk
meningkatkan jumlah dan posisi muka air tanah.

2.Manfaat dari adanya sumur resapan antara lain Meningkatkan


ketersediaan air daerah dibawahnya, Mengurangi resiko kekeringan di
musim kemarau dan bahaya banjir di musim penghujan, khususnya
untuk daerah hilir, Menyeimbangkan neraca hidrologi agar rasio
perbedaan antara musim hujan dan kemarau tidak terlalu tajam,
Meningkatkan resapan air ke dalam tanah (infiltrasi), Mengurangi
sedimentasi dan fluktuasi debit air sungai.

3. Bagian terbawah dari sumur diisi oleh batuan lepas berukuran kerikil
atau kerakal dengan ketebalan ± 0,25 meter, selanjutnya diatas lapisan
batuan tersebut ditempatkan juga lapisan ijuk penyaring (ijuk enau)
dengan ketebalan ± 0,25 meter. Kedua lapisan ini berfungsi untuk
menyaring air permukaan yang masih keruh (mengandung lempung)
yang akan diresapkan sehingga diharapkan proses peresapan akan
berlangsung dengan baik.

4. Bagian atas akan dikuatkan dengan tembok sebagai dudukan penutup


sumur resapan, juga akan berfungsi sebagai penguat bibir sumur resapan
sehingga tidak mudah lonsor, terutama pada lapisan tanah gembur/soil,
akan tetapi bagian dinding sumur resapan tidak memerlukan penguatan
dengan tembok hal ini dikarenakan lapisan tanah dibawahnya relative
kuat juga untuk mempercepat proses peresapan air kedalam tanah.
Penutup sumur resapan dibuat untuk menjaga sumur agar tidak terjadi
adanya manusia atau binatang yang tercebur/tenggelam kedalam sumur.

DAFTAR PUSTAKA

16
http://kotaku.pu.go.id/view/3784/bicara-tangki-septik-untuk-hidup-lebih-
baik/print

http://repository.unib.ac.id/558/1/artikel-3%20SUMUR%20RESAPAN%20AIR
%20LIMBAH%20KAMAR%20MANDI.pdf

http://bapelkescikarang.bppsdmk.kemkes.go.id/kamu/kurmod/pengolahanairlimba
h/mi-4b%20modul%20pembuatan%20spal%20sederhana.pdf

 https://nasional.kompas.com/read/2008/04/28/11082138/ke.mana.membuang.lim
bah.detergen.dan.limb

http://besmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/109557/mod_resource/content/1/Draina
se%20dan%20Sanitasi%20Rumah%20Tinggal.pdf

https://www.google.co.id/amp/s/ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/sumur-
resapan/amp

17

Anda mungkin juga menyukai