Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI ADSORBENT

LOGAM TIMBAL (Pb) PADA LIMBAH CAIR PERCETAKAN


Denis Kusuma Dinata1*, Kris Setyanto2, Cuti Winarti3
1
Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Yogyakarta 55171, Indonesia
2
Dosen Pengajar Prodi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Yogyakarta
E-mail: d3niskusuma17@gmail.com

INFO ARTIKEL INTISARI

Kata Kunci: Industri percetakan mengahasilkan limbah cair dan padat yang
sebagian termasuk dalam kategori limbah berbahaya dan beracun,
limbah cair, timbal,
karena limbah industri ini ada yang mempunyai sifat mudah
bioadsorbent, baglog jamur, terbakar dan mengandung berbagai logam berat yang dapat
NaCl, waktu kontak bersifat beracun. Logam yang dimaksud salah satunya adalah
timbal (Pb). Banyak Metode Yang dikembangkan untuk
menurunkan logam berat, yaitu metode fisik, kimia, dan metode
biologi. Dalam penelitian ini metode yang dipakai yaitu biologis
pereduksi logam berat disebut juga bioadsorbent.

Dengan memanfaatkan limbah media tumbuh jamur tiram


(baglog) yang diaktivasi dengan NaCl 10%, 20%, 30%, dan 40%
dan variasi waktu kontak yaitu 10, 20, dan 30 menit. Penelitian
ini menggunakan proses batch skala laboratorium dan data yang
dihasilkan dianalisis menggunakan metode anova dua arah
dengan interaksi. Hasil adsorbsi baglog teraktivasi dapat
menurunkan Pb dengan menunjukkan bahwa variasi NaCl
berbeda signifikan, waktu kontak dan interaksi menunjukkan
tidak ada beda yang signifikan dengan hasil penurunan terbaik
pada NaCl 20% waktu kontak 20 menit dengan effisiensi
penurunan 31,9%.

1
PENDAHULUAN

Globalisasi telah membawa pembaharuan yang sangat panennya maka medium tanam ini umumnya tidak
cepat dalam perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan, digunakan lagi karena dianggap sudah tidak memiliki
dan teknologi. Salah satu dampak yang dirasakan adalah nilai ekonomis lagi. Terjadi permasalahan yang
semakin pesatnya perkembangan sektor industri . berulang mengenai limbah, yaitu adanya limbah serbuk
Perkembangan dalam bidang industri di Indonesia pada gergaji yang kemudian dimanfaatkan sebagai medium
saat ini cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin tanam dan kemudian setelah termanfaatkan akan
banyaknya industry yang memproduksi berbagai jenis menimbulkan limbah baru. Permasalahan limbah ini
kebutuhan manusia seperti industri kertas, tekstil, tidak dapat dihindarkan sehingga karena setelah
penyamak kulit, dan sebagainya. Seiring dengan pemanenan medium tanam yang dibuang sebagai
pertambahan industri tersebut, maka semakin banyak limbah karena tidak mampu ditumbuhi jamur tiram lagi.
pula limbah . Untuk mereduksi logam berat Timbal (Pb) yang ramah
lingkungan peneliti akan menggunakan limbah baglog
Logam berat ini akan menyebabkan pencemaran serius
jamur sebagai bioadsorbent limbah cair percetakan
terhadap lingkungan jika kandungan yang terdapat di
kertas dengan activator NaCl yang diharapkan dapat
dalamnya melebihi ambang batas serta mempunyai sifat
mereduksi logam berat berbahaya khususnya Pb.
racun yang sangat berbahaya dan akan menyebabkan
penyakit serius bagi manusia apabila terakumulasi di TINJAUAN PUSTAKA
dalam tubuh . Limbah cair dengan konsentrasi logam
Air Limbah
timbal yang tinggi jika masuk ke lingkungan tidak
Limbah adalah sisa hasil kegiatan manusia yang
hanya membahayakan bagi kesehatan manusia saja
tidak terpakai lagi, sisa aktivitas tersebut dapat berupa
tetapi juga terhadap unsur abiotik yang didalamnya
padat, cair (waste wate), dan gas. Menurut
terdapat organisme hidup penopang lingkungan seperti
Tjokrokusumo 1998 limbah cair juga dapat diartikan
tanah, air dan bahkan udara. Kadar timbal pada limbah
sebagai akibat kejadian dimasukkannya atau masuknya
cair yang dibuang ke perairan melebihi ambang batas
benda padat, cair dan gas kedalam air dengan sifatnya
baku mutu limbah yang telah ditentukan .
berupa endapan atau padatan, padat tersuspensi, koloid,
Berbagai metode dikembangkan untuk mengurangi dan emulsi. Air limbah kemudian disebut air tercemar
kadar logam berat dalam limbah cair, yaitu metode fisik, secara fisik, kimia, dan biologis bahkan radioaktif.
kimia, dan metode biologi. Jamur Tiram dibudidayakan Tingkat potensial pencemaran di atas ditentukan oleh
menggunakan medium tanam berisi serbuk gergaji kayu jumlah air buangan per satuan waktu dan besar kecilnya
sebagai bahan utama, dicampur dengan sedikit bahan konsentrasi pencemar volume atau persatuan berat
lainnya seperti dedak, dan kapur kemudian dikemas idealnya, air limbah harus diolah lebih dahulu pada unit
menggunakan kantong plastik tahan panas dan disumbat pengolah air limbah sebelum dibuang ke saluran air.
permukaan atasnya dengan kapas penutup. Jika sudah Limbah Cair Percetakan
digunakan sebagai medium tanam atau habis masa
2
Limbah cair dan padat dalam industry percetakan dalam partikel-partikel karbon. Laju adsorpsi
sebagian besar termasuk kedalam kategori limbah keseluruhan dikendalikan oleh kecepatan difusi dari
berbahaya dan beracun (B3), karena limbah industry ini molekul-molekul zat terlarut dalam pori-pori kapiler
ada yang bersifat mudah terbakar, dan mengandung dari partikel karbon. Kecepatan itu berbanding terbalik
berbagai logam berbahaya yang bersifat beracun seperti dengan kuadrat diameter partikel, bertambah dengan
crom, Timbal, Cobalt, Mangan, dan Timah yang dapat kenaikan konsentrasi zat terlarut, bertambah dengan
larut ke dalam berbagai bahan pengikat. Adanya limbah kenaikan temperatur dan berbanding terbalik dengan
cair yang mengandung berbagai pelarut dan bahan kenaikan berat molekul zat terlarut (Haryadi dan
kimia (logam berat) harus diwaspadai (Setiyono,2017) Malkoc dalam Widyanto, 2017).
Adsorpsi
Peristiwa adsorpsi suatu zat kedalam pori adsorben
Istilah adsorpsi menurut Eckhard Worch (2012)
mengikuti mekanisme berikut:
dalam bukunya yang berjudul “Adsorption Technology
in Water Treatment” adalah untuk memperkaya 1. Perpindahan Massa adsorben dari larutan ke
adsorbat menuju ke permukaan adsroben., sebaliknya permukaan luar butir adsorben. Kecepatan
penyerapan didefinisikan sebagai transfer dari substansi perpindahan massanya dinyatakan dengan
suatu zat dari satu fase curah ke curah yang lain. Disini, persamaan:
tidak hanya untuk memperkaya permukaan pada nA = kc a(C A1 - C Ai ) ………….....(6)
substansi penerima tetapi pelepasan dari suatu gas
2. Difusi adsorbat dalam pori adsorben yang
dalam cairan juga merupakan tipikal dari absorpsi.
mengikuti persamaan:
Proses Adsorpsi
Permukaan padatan yang kontak dengan suatu
larutan cenderung untuk menghimpun lapisan dari nA = -D (dC A ) ……….........(7)
molekul-molekul zat terlarut pada permukaannya akibat e
d Jarak
ketidakseimbangan gaya-gaya pada permukaan.
Adsorpsi kimia menghasilkan pembentukan lapisan 3. Perindahan massa adsorbat dari larutan dalam pori
monomolekular adsorbat pada permukaan melalui gaya- ke permukaan pori adsorben, persamaannya
gaya dari valensi sisa dari molekul-molekul pada adalah:
permukaan. Adsorpsi fisika diakibatkan kondensasi
nA = kc a(CA - CA* ) ………..…..(8)
molecular dalam kapiler-kapiler dari padatan. Secara
umum, unsur-unsur dengan berat molekul yang lebih Yang mengontrol perpindahan massa suatu zat ke
besar akan lebih mudah diadsorpsi. Terjadi dalam pori adsorben adalah mekanisme diatas,
pembentukan yang cepat sebuah kesetimbangan karena mekanisme lainnya berlangsung cepat.
konsentrasi antar-muka, diikuti dengan difusi lambat ke
A. Adsorpsi Model Thomas
3
Adsorpsi adalah suatu proses yang kompleks b. Adsorben non Polar: Adsorben non polar
yang kinerjanya didukung oleh banyak variable. mempunyai daya adsorpsi yang besar terhadap
Konsentrasi outlet dari kolom adsorpsi merupakan amin dan senyawa yang bersifat basa.
salah satu parameter yang penting dalam Contohnya adalah silika.
merancang suatu proses. Memprediksi konsentrasi
c. Adsorben Basa: Adsorben basa memunyai daya
dari outlet tidaklah mudah. Kapasitas maksimum
adsorpsi yang besar terhadap senyawa yang
isian dari kolom distilasi diperlukan di dalam
bersifat asam. Contohnya adalah Magnesia.
perancangan. Model Thomas ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan itu. Solusi Model Thomas 2. Macam-macam Adsorbat
adalah salah satu model yang umum pada teori Jika zat yang diadsorsi merupakan elektrolit maka
kinerja kolom distilasi. adsorpsi akan berjalan lebih cepat dan hasil
Modelnya yaitu: adsorpsi lebih banyak jika dibandingkan dengan
larutan non elektrolit. Hal ini disebabkan karena
larutan elektrolit terionisasi sehingga didalam
larutan terdapat ion-ion dengan muatan berlawanan
Dengan: Co: konsentrasi zat terjerap dalam yang menyebabkan gaya tarik-menarik Van der
penjerap pada t = 0 jam (g/100 g), C: konsentrasi Waals semakin besar, berarti daya adsorpsi
zat terjerap dalam penjerap pada t jam (g/100 g), semakin besar.
q0: konsentrasi maksimum /jenuh zat terjerap 3. Konsentrasi masing-masing zat
dalam penjerap (g/100), KTh: tetapan penjerapan Jika konsentrasi (C) makin besar, maka jumlah
(1/jam), w: massa penjerap (g), V: massa larutan / solute yang teradsorpsi semakin besar. Hal ini
limbah yang melewati penjerap (g), Q : laju alir sesuai dengan persamaan Frendlich:
larutan / limbah yang melewati penjerap (g/jam). X
 k.x.C n ………………….(1)
(Widyanto, 2017) M
Dimana:

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adsoprsi.


(Haryadi, 2006):
X = berat teradsoprsi
1. Macam-macam Adsorben
M = berat adsorben
a. Adsorben Polar: Adsorben polar memunyai
K, n = konstanta
daya adsorpsi yang besar terhadap asam
karboksilat, alkohol, alumina, keton dan 4. Luas Permukaan
aldehid. Contohnya adalah alumina. Makin luas permukaan adsorben (adsorben makin
kecil ukurannya), maka adsorpsi yang terjadi
4
makin besar karena kemungkinan zat yang lebih besar terhadap adsorbat tertentu daripada
menempel pada permukaan adsorben bertambah. daya adsorpsi awal.
Hal ini menyebabkan bagian yang semula tidak 8. Pengadukan
berfungsi sebagai permukaan (bagian dalam) Jika dilakukan pengadukan, semakin cepat
setelah digerus akan berfungsi sebagai permukaan. pengadukan maka molekul-molekul adsorbat dan
5. Tekanan adsorben akan saling bertumbukan sehingga akan
Jika tekanan diperbesar molekul-molekul adsorbat memercepat proses adsorpsi.
akan lebih cepat teradsorpsi, akibatnya jumlah 9. pH
adsorbat yang terserap bertambah banyak. Jadi Senyawa yang terdisosiasi lebih mudah diserap dari
tekanan memperbesar jumlah zat yang teradsorpsi. pada senyawa terionisasi. pH makin asam maka
Hal ini dapat dilihat pada persamaan Harkins: proses pengionan makin besar pula sedangkan
makin bersifat basa maka pengendapannya makin
besar. Melihat kecenderungan ini maka seharusnya
terjadi adsorpsi yang baik yaitu pada kisaran pH
log P  B  S atau ln P d  A2 1

(2) asam. Akan tetapi tidak demikian karena pada


V
2KT umumnya adsorpsi bertambah pada kisaran pH
Dengan: V= jumlah mol yang diadsorpsi,
dimana suatu senyawa organik bermuatan netral
P = tekanan gas (atm),
dan pada kisaran ini senyawa terdisosiasi. (Tangio,

B = konsentrasi (mol/detik), 2013)


10. Temperatur
A= konstanta Boltzman,
Proses adsorpsi biasanya berlangsung secara

T= suhu mutlak (°K) eksotermis, sehingga semakin rendah suhu/


temperature maka semakin baik proses adsorpsi.
Jika B dan S tetap, maka makin besar tekanan, mol Sebaliknya, semakin tinggi temperature maka
zat yang teradsorpsi makin besar. semakin berkurang daya adsorpsi. (Mathew et.al,

6. Daya larut terhadap adsorben 2016)

Jika daya larut tinggi maka proses adsorpsi akan Timbal (Pb)

terhambat karena gaya untuk melarutkan Timbal tersebar di alam dalam jumlah yang

solute/adsorbat berlawanan dengan gaya tarik sangat sedikit. Penyebaran logam ini diseluruh lapisan

adsorben terhadap adsorbat. bumi hanya sekitar 0,0002% dari kerak bumi (Palar,

7. Koadsorpsi 2008). Timbal dapat berbentuk logam murni maupun

Suatu adsorben yang telah mengadsorsi senyawa inorganik dan organik. Dalam bentuk apapun

suatu zat akan mempunyai daya adsorpsi yang logam ini memiliki dampak toksisitas yang sama bagi

5
makhluk hidup (Darmono,2001). Logam dengan Limbah Baglog Jamur
lambing kimia Pb ini dalam sistem periodic termasuk Baglog adalah media tumbuh jamur tiram P.
golongan IV A dan periode 6 mempunyai massa atom Ostreatus yang dibuat dari Istilah baglog mengandung
o
207,19, nomor atom 82, titik didih 1725 C dan titik arti kantung (bag) media berbentuk kayu gelondongan
o
leleh 327,4 C (Ariska, 2017). Timbal (Pb) termasuk (log). (Saryanti, 2017). Media tanam yang digunakan
kedalam logam yang bersifat toksik. (Prodjosantoso & untuk budidaya jamur tiram secara umum dapat
Tutik, 2011). Pb dapat dilepaskan ke lingkungan yang menggunakan serbuk gergaji, bekatul, kapur (kalsium
bersumber dari aktifitas kendaraan bermotor yang karbonat), dan air. Serbuk gergaji yang baik digunakan
menggunakan bensin bertimbal sebagai zat antiknock, sebagai media tanam dari jenis kayu yang keras, sebab
cat yang mengandung timbal, pipa air yang disolder banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan
timbal, dan kegiatan industry yang mengeluarkan emisi yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak.
timbal ke atmosfer seperti smelter dan Penambahan bekatul untuk meningkatkan nutrisi media
percetakan.(Sarkar, 2002). tanam dan sebagai sumber karbohidrat, karbon (C), dan
Menurut Palar (1973) berdasarkan sifat toksik nitrogen (N). Selain itu, kapur (kalsium karbonat)
dari Pb memberikan efek klinis, seperti: sebagai sumber mineral, membentuk serat, dan
1. Pada saluran cerna terjadi kolik usus disertai mengatur pH. (Hadiprayitno dkk, 2018). Dalam satu
konstipasi berat pada sistem hematopoitik buah baglog memiliki berat sekitar 1,2 Kg dalam
menghambat aktivitas enzim ä- Jenis–jenis Logam masa produksi rata-rata sekitar 3 bulan. (Mushlihah et
Berat 39 aminolevulenat dehidratase (ALAD) al. 2011), bentuk dari baglog jamur dapat dilihat pada
dalam eritroblas sumsum tulang dan eritrosit, gambar 2.1 dibawah.
sehingga memperpendek umur sel darah merah
2. Efek pada sistem syaraf (organ yang paling
sensitif), keracunan Pb dapat mengakibatkan
epilepsi, halusinasi, dilerium, dan kerusakan otak
besar
3. Pada ginjal dan urinaria terjadinya kerusakan ginjal
oleh adanya gagal ginjal
4. Pada sistem reproduksi terjadi penurunan
kemampuan reproduksi
5. Pada jantung pada anak-anak ditemukan Gambar 1 Baglog jamur Tiram
ketidaknormalan fungsi jantung
6. Pada sistem indokrin mengakibatkan kekurangan
Komposisi Baglog jamur sendiri bisa bervariasi
iodium.
tergantung dari produsen. Adapun dalam penelitian ini
6
komposisi Baglog jamur terdiri dari serbuk kayu, Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2020
bekatul, bekatul jagung dan kapur yang berasal dari hingga bulan Agustus 2020 dengan tahapan disajikan
produsen di daerah Kecamatan Cangkringan, Kabupaten pada matriks berikut ini.
Sleman, D.I.Y. Baglog dalam penelitian Abrar Variabel Penelitian
Mirandha (2016) memiliki komposisi yang dalam 1kg
Variabel Bebas (Independent Variable)
terdiri dari Serbuk Kayu (79,8%), Bekatul (16,14%),
Bekatul Jagung (1,62%), serta kapur (2,42%). Serbuk a) Aktivator adsorben baglog jamur yaitu NaCl
gergaji merupakan limbah pengrajin kayu yang dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30%, dan 40%.
mempunyai komposisi kimia 40-45% selulosa, 18-33% b) Waktu Kontak 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.
lignin, 21-24% pentosan, 1-12% zat ekstraktif, dan
Variabel Terikat (Dependent Variable)
0,22-6% abu (Vademecum Kehutanan, 1976). Dari
proses penggilingan padi diperoleh beras sebanyak 60- Penurunan kandungan logam berat timbal (Pb)
65%. Kulit padi terdiri atas hull yang merupakan kulit dalam limbah cair percetakan
bagian terluar dan bran (bekatul) yang merupakan
Alat
bagian dalam atau selaput biji. Bekatul merupakan
bahan pangan yang memiliki kandungan serat yaitu Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
selulosa sebesar 8,7-11,4% dan hemiselulosa 9,6-12,8%
 Beaker glass 1 liter
(Nursalim, 2007).
 Corong
METODE PENELITIAN  Kertas Saring Whaltman
 Gelas Ukur
Lokasi Penelitian
 Neraca analitik untuk menimbang berat adsorben
Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium
 Jartest untuk proses homogenisasi dan pengontakan
“Hardjoko” Kampus II Institut Teknologi Yogyakarta
 Oven/ tanur/ furnace
yang beralamat di Winong, Tinalan, Kotagede,
 Ayakan 100 Mesh
Yogyakarta.
 Blender
Obyek Penelitian
 pH meter
Obyek penelitian adalah variasi dari activator adsorben
 Dirigen untuk mengambil air limbah
dan waktu kontak dari limbah baglog jamur yaitu NaCl
 Nampan dan baskom untuk menampung adsorben
untuk menurunkan kadar logam berat timbal limbah cair
 Stopwatch sebagai pengingat waktu dalam
UGM Press.
penelitian
Waktu Penelitian
Bahan

 Larutan NaCl 10%, 20%, 30%, dan 40%.


7
 Limbah baglog jamur Aktivasi Limbah Baglog Jamur Oleh Nacl 10%,
 Limbah cair percetakan 20%, 30%, dan 40%.
Teknik Sampling
 Mengambil larutan NaCl 1 M, 10%, 20%, 30%,
Pengambilan sampel air limbah untuk penelitian
dan 40% dan dimasukkan kedalam beaker glass
ini dilakukan secara grab (sesaat), yaitu sampel air
masing-masing sebanyak 500 ml,
limbah yang secara langsung diambil dari saluran outlet/
 Memasukkan masing-masing 120 gram adsorben
buangan air limbah dari UGM Press Yogyakarta.
kedalam beaker glass berisi larutan NaCL,
Prosedur Penelitian
 Kemudian larutan yang sudah ditambahkan
Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa
adsorben diaduk pada jar test dengan kecepatan
prosedur dan tahapan penelitian dari mulai
100 rpm selama 20 menit,
mengaktifkan adsorben dari limbah baglog jamur,
 Mendiamkan perendaman serbuk dan NaCL
membuat lauratan NaCl, hingga proses adsorpsi Timbal
selama 24 jam,
(Pb) oleh adsorben dari limbah baglog jamur., sampai
 Memisahkan serbuk rendaman dengan
nantinya hasil sampel adsorpsi dimasukkan ke
menyaringnya pada kertas Whaltman,
laboratorium untuk diolah.
 Mencuci adsorben dengan aquadest untuk
Pembuatan Media Adsorben Dari Limbah Baglog menetralkan pH dan disaring kembali,
Jamur  Mengeringkan media adsorben selama 2 jam
dalam suhu 105oC,
 Mengambil limbah baglog jamur dan melepaskan
 Media adsorben telah aktif dan siap untuk
dari tempatnya,
digunakan.
 Mencuci baglog jamur dengan air bersih sehingga
kotoran (akar jamur, dan pasir) tidak menempel HASIL DAN PEMBAHASAN
pada media dan bersih,
Tabel 1 Rerata Konsentrasi akhir Pb (mg/l) Setelah
 Baglog jamur yang telah dicuci selanjutnya
Perlakuan
dikeringkan dibawah sinar matahari selama 1 hari,
 Baglog jamur yang telah kering kemudian
diblender,
 Media kemudian di oven selama 3 jam dalam suhu
130oC ,
 Media dianginkan hingga berada pada suhu ruang
dan dilakukan pengayakan 100 mesh.
Sumber data: Data Primer, 2020
 Media siap untuk diaktivasi.
Tabel diatas menunjukkan rata-rata konsentrasi Pb
(mg/l) setelah dilakukan perlakuan, adsorben tanpa
8
dilakukan aktivasi sudah dapat menurunkan yaitu 8,961 mg/l, 8,0176 mg/l dan 10,0113 mg/l
kandungan konsentrasi Pb meskipun tidak serta mengalami kenaikan pada konsentrasi NaCl
signifikan pada variasi waktu 10 dan 20 menit 30% juga pada waktu 10 menit yaitu sebesar 14.93
dimana kandungan awal Pb adalah 11,790 mg/l . mg/l dan 14.0805 mg/l pada variasi waktu 20
Penurunan terlihat pada variasi konsentrasi dan menit, kenaikan tersebut sangat signifikan sehingga
waktu tetapi cenderung tidak konsisten, maka dari harus dicari faktor yang mempengaruhi hal
itu perlu dilakukan uji analisis hubungan antara tersebut. Sedangkan pada konsentrasi 0% NaCl
variasi variabel dan perbedaan rerata setiap atau tanpa aktivasi angkanya cenderung sama dan
individu perlakuan yang akan dilihat pada F tabel mengalami penurunan yaitu 11,306 mg/l untuk
dan F hitung apakah keduanya mempengaruhi variasi waktu 10 menit, 11,0176 mg/l pada waktu
penurunan konsentrasi Pb dan apakah memberikan kontak 20 menit, dan 11,81 mg/l pada 30 menit
perbedaan yang nyata., pada uji anova dua arah waktu kontak. Kenaikan pada grafik diatas harus
yang akan dilakukan. dicermati karena bertolak belakang terhadap
hipotesa yang sudah dibuat.

Hasil Perhitungan Penurunan Konsentrasi Pb

Dari hasil pengolahan sebelum dan sesudah


pengolahan menggunakan adsorben limbah baglog
yang sudah diaktivasi dengan konsentrasi NaCl
yang berbeda, maka dapat dihitung besar
penurunan penjerapan adsorben terhadap adsorbat
yang akan disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2 Penurunan Konsentrasi Timbal (Pb)


Gambar 2 Grafik perbandingan konsentrasi
akhir Pb pada variasi konsentrasi NaCl dan Waktu Konsentrasi Effisiensi
Hasil
waktu kontak kontak NaCl Penurunaan
(mg/l)
(Menit) (%) (%)
Pada tabel 1 dan gambar 2 perbandingan diatas
Air
dapat diamati hasil dari berbagai variasi - 11,790 -
Baku
Konsentrasi NaCl dan waktu kontak terhadap
0% 11,306 4,1
konsentrasi Pb bahwa angkanya cenderung
10% 10,9713 6,9
menurun pada variasi NaCl 20% pada variasi 10
20% 8,961 23,9
waktu kontak 10 menit, 20 menit dan 30 menit
30% 14,93 0

9
40% 13,529 0
0% 11,0176 6,5
10% 10,2161 13,3
20 20% 8,0176 31,9
30% 14,0805 0
40% 13,677 0
Sumber: Data Primer, 2020
0% 11,81 0
10% 11,186 5,1 Dari hasil analisa pada tabel 4.8 menggunakan

30 20% 10,0113 15,0 tabel anova dengan interaksi diatas, didapat dilihat

30% 13,244 0 pada variasi waktu kontak bahwa F hitung


0,201637 < F tabel 3,68232 maka Ho diterima,
40% 11,128 5,6
yang mengindikasikan variasi waktu kontak
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa effisiensi
adsorben terhadap adsorbat tidak berbeda nyata
penurunan konsentrasi Pb dengan bermacam
terhadap penurunan kandungan timbal. Sedangkan
variasi waktu kontak dan konsentrasi NaCl nilainya
pada variasi konsentrasi NaCl taraf signifikan 5%
bervariasi dari 0-31,9%. Penurunan konsentrasi
didapat hasil F hitung 5.357631 > F tabel 3.055568
terbaik terlihat pada variasi NaCl 20% dan dengan
maka Ho ditolak. Dengan demikian, variasi
waktu kontak 20 menit.
konsentrasi NaCl memberikan efek yang signifikan
Analisa Pengujian ANOVA (berpengaruh) atau berbeda nyata terhadap
penurunan konsentrasi Pb. Serta F hitung 1.874216
Dari hasil penurunan konsentrasi Timbal (Pb) yang
< F tabel 2.640797, maka Ho juga diterima dan
diperoleh dari pemeriksaan laboratorium dilakukan
dapat disimpulakan bahwa tidak ada interaksi
uji statistic menggunakan anova dua arah (two eay)
antara variabel variasi waktu dengan variabel
dengan interaksi yaitu untuk mengetahui pengaruh
variasi Konsentrasi NaCl terhadap penurunan kadar
variable serta mendapatkan kesimpulan apakah
logam berat timbal (Pb) hal tersebut tidak sesuai
terdapat perbedaan secara signifikan antara variasi
pada hipotesa yang ada sehingga perlu dikaji
konsentrasi aktivator dan waktu kontak serta
penyebabnya yang akan diketahui pada
interaksi antara keduanya terhadap Timbal.
pembahasan dibawah. Setelah uji Anova maka dan
Tabel 3 Hasil Analisa Anova Dua Arah didapatkan perbedaan yang signifikan terhadap
rata-rata keseluruhan variasi Konsentrasi NaCl,
untuk melakukan uji yang lebih mendalam maka
dilakukan uji lanjut (post hoc test). Salah satunya
uji BNt (Beda Nyata terkecil), metode ini

10
menjadikan nilai BNt sebagai acuan dalam ion-ion Pb kembali. Konsentrasi dari NaCl yang
menentukan apakah rata-rata dua perlakukan semakin tinggi juga berpengaruh terhadap molekul
berbeda secara statistic atau tidak. Untuk dan penggembungan yang telah dijelaskan
mengetahui hasil uji BNt disajikan pada tabel sebelumnya. Pada penelitian Tangio, 2013 derajat
berikut ini: keasaman sangat mempengaruhi proses adsorpsi
semakin tinggi pH maka daya jerap dari adsorben
Tabel 4 Hasil Uji BNt α5%
semakin menurun dan dalam penelitian ini tidak
mengukur derajat keasaman (pH) larutan selama
proses adsorpsi, hanya diperoleh pH adsorben yaitu
7, dan pH limbah cair 8. Hal tersebut diduga dapat
mempengaruhi daya jerap dari adsorben terhadap
konsentrasi Pb.
Sumber: Data Primer, 2020
Dalam menentukan taraf signifikan dalam
Keterangan: Huruf kecil yang sama dibelakang penelitian ini uji anova dua arah dan dilanjutkan
angka menunjukkan tidak ada beda nyata antara dengan BNt dilakukan untuk menarik kesimpulan
perlakuan setiap variasi variabel berdasarkan uji bagaimana pengaruh setiap variabel independen
BNt α5% terhadap variabel dependen serta untuk mengetahui
interaksi keduanya. Dilihat pada tabel 3 variasi
Pembahasan
waktu kontak didapatkan tidak adanya pengaruh
Effisiensi penurunan konsentrasi Pb paling yang signifikan terhadap rata-rata penurunan
tinggi adalah 31,9% pada konsentrasi NaCl 20% konsentrasi Pb serta pada uji BNt tabel 4 rata-rata
dan variasi waktu kontak 20 menit yang dapat angka masing-masing perlakuan juga tidak ada
dilihat pada tabel 2 dan setelah itu effisiensinya perbedaan yang nyata meskipun pada Konsentrasi
cenderung menurun semakin tinggi konsentrasi dan tanpa aktivasi sampai dengan 20% terjadi
semakin lama waktu pengadukan kadar Pb semakin penurunan Pb, tetapi ada perbedaan yang nyata
meningkat. Dimana menurut Haryadi, 2006 tentang terhadap waktu kontak pada konsentrasi 30% dan
faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi 40% dalam uji BNt yang dimana Pb mengalami
semakin cepat pengadukan maka kontak antara kenaikan dan bukan penurunan. Dalam penelitian
adsorben dan adsorbat semakin cepat yang dapat Wardani dkk, 2017 mengungkapkan waktu
meningkatkan adsorpsi, namun dalam penelitian ini optimum dari penjerapan Pb dari kulit jengkol
pengadukan pada 50 rpm dengan waktu yang lama teraktivasi adalah 30 menit dan setelahnya terjadi
membuat adroben lebih cepat mengalami kesetimbangan yang menyebabkan antara
kesetimbangan hingga bahkan dapat melepaskan penjerapan dan pelepasan ion Pb. Hal tersebut
11
terlihat dalam penelitian ini dimana konsentrasi adsorbat dan proses difusi dapat mencapai titik
juga berperan dalam tercapainya kesetimbangan. jenuh. Sukarta (2014) menyatakan jumlah zat yang
Penurunan tetap terjadi berdasarkan waktu tetapi diadsorpsi pada permukaan adsorben merupakan
hanya kecil sehingga tidak berbeda nyata. Uji proses berkesetimbangan, sebab laju peristiwa
anova dan BNt diatas juga menunjukkan interaksi adsorpsi disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada
yang tidak berbeda nyata antara perlakuan dimana awal reaksi dalam penelitian ini, peristiwa adsorpsi
hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada lebih dominan dibandingkan dengan peristiwa
keterikatan antar konsentrasi NaCl dan waktu desorpsi, sehingga adsorpsi berlangsung cepat.
kontak terhadap penurunan kandungan logam Pada waktu tertentu peristiwa adsorpsi cendung
Timbal. berlangsung lambat, dan sebaliknya laju desorpsi
cendrung meningkat.
Dari hasil-hasil penelitian yang sudah dibahas
3. Tingginya kekeruhan air limbah dapat
diatas terdapat beberapa kejanggalan terhadap
mempengaruhi proses adsorpsi dikarenakan
hipotesa yang telah dibuat. Hal tersebut
partikel koloid dari bahan organik maupun
dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut:
anorganik dalam air limbah dapat menyumbat pori-
1. pH dari larutan yang tidak dikontrol, dalam hasil pori dari adsorben, sehingga Pb yang diharapkan
diatas rata-rata penurunan menunjukkan angka terjerap secara fisika maupun kimia terhalang oleh
yang tidak konsisten pada tabel 1. Sedangkan partikel koloid yang sudah masuk kedalam pori
menurut pustaka yang ada penurunan atau proses dari adsorben.
adsorpsi akan berlangsung maksimal jika pH 4. Proses aktivasi adsorben yang tidak maksimal,
berada pada kondisi asam sampai netral. Praduga tingginya konsentrasi limbah baglog yang akan
dalam penelitian ini dipengaruhi oleh semakin diaktivasi dalam 500 ml larutan NaCl yang
tingginya konsentrasi NaCl dan pH limbah yang membuat proses aktivasi tidak terjadi pada seluruh
bersifat basa sehingga mempengaruhi faktor permukaan adsorben, dapat diketahui pada saat
adsorpsi. Menurut penelitian Intan dkk (2016) aktivasi banyak media yang melayang dan
menunjukkan bahwa pada kisaran pH 8 yaitu basa, menggumpal dipermukaan larutan meskipun sudah
logam timbal akan mulai membentuk endapan dilakukan pengadukan dikarenakan media yang
sehingga menyebabkan menurunnya adsorpsi sangat halus dan ringan. Pada konsentrasi NaCl
logam timbal oleh adsorben. 30% dan 40% butiran NaCl tidak terlarut
2. Pengadukan yang berlasung lama dan tingginya seluruhnya dikarenakan sudah jenuh pada
konsentrasi adsorben didalam larutan dan kontak konsentrasi 20% saja dalam 500ml air.
terhadap adsorbat yang sedikit dapat mempercepat 5. Pencucian adsorben yang telah diaktivasi tidak
laju kesetimbangan antara adsorben terhadap menggunakan aqudest seluruhnya yang diduga

12
mineral pada air pencucian sebelumnya sudah 1. Sebaiknya pencucian setelah aktivasi
masuk kedalam pori-pori adsorben dan dilakukan dengan aquadest dari awal hingga
memperkecil luas porinya. pH nya netral.
2. Sebaiknya menambahkan variasi pH untuk
Pengolahan menggunakan adsorben dari baaglog jamur
mengetahui pH optimum dalam proses
masih belum efektif untuk menurunkan konsentrasi Pb
adsorpsi.
dalam limbah cair industry percetakan karena
3. Sebaiknya dilakukan variasi waktu yang lebih
effisiensinya masih relative kecil dan belum memenuhi
beragam untuk mengetahui titik
standar baku mutu Pb yang diperbolehkan dibuang
kesetimbangan pada adsorben.
kelingkungaan yaitu 1 mg/l.
4. Melakukan penelitian lanjutan dari variasi
KESIMPULAN DAN SARAN penelitian yang sudah ada.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai


pemanfaatan limbah baglog jamur tiram (Pleurotus
Ostreatus) dalam menurunkan kandungan Timbal (Pb)
limbah cair percetakan UGM Press dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:

1. Limbah baglog jamur dapat menurunkan


kandungan timbal dalam limbah cair percetakan.
2. Konsentrasi NaCl berpengaruh nyata terhadap
penurunan timbal dengan konsentrasi yang kecil
dan semakin lama waktu kontak tidak berpengaruh
nyata serta tidak adanya keterkaitan interaksi
antaraa Konsentrasi NaCl dan waktu kontak
terhadap penurunan logam timbal. Hasil penurunan
terbaik pada NaCl 20% waktu kontak 20 menit
dengan effisiensi penurunan 31,9%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disarankan beberapa hal diantaranya adalah:

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1976. Vademecum Kehutanan Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan


Indonesia. Direktorat Jenderal Pencemaran. Universitas Indonesia,
Kehutanan Departemen Pertanian. Jakarta.
Jakarta.
Dewi, R. S., & Dwiputranto, U. (2012).
Ariska, T.,J. 2017. Pemanfaatan Bulu Penggunaan Limbah Medium
Ayam Broiler Sebagai Adsorben Tanam Jamur Tiram (Pleurotus
dalam Penurunan Kandungan Ostreatus) Dalam Penyerapan
Timbal (Pb) Limbah Cair Warna Limbah Cair
Percetakan. Skripsi. Program Studi Batik. Prosiding, 3(1).
Teknik Lingkungan. Institut
Hadiprayitno, G., Ilhamdi, M. L., Rasmi,
Teknologi Yogyakarta.
D. A. C., & Mertha, I. G. (2018).
Ayuningtyas E. 2016. Pelepah Pisang Pelatihan Kultivasi Jamur Tiram
(Musa paradisiaca) Teraktivasi (Pleurotus Florida) Ramah
Asam dan Basa Sebagai Lingkungan Dengan Daur Ulang
Bioadsorben Cu (II). Tesis. Limbah Substrat Jamur Dan
Program Studi S2 Kimia Fakultas Penambahan Pupuk Organik Cair
Matematika dan ilmu Pengetahuan (Poc) Di Kecamatan
Alam. Universitas Gadjah Mada. Narmada. Jurnal Pendidikan dan
Yogyakarta Pengabdian Masyarakat, 1(1).

Crini, G. (2005). Recent developments in Hartini, lilik. 2014. Karakterisasi Karbon


polysaccharide-based materials Aktif Teraktivasi NaCl dari Ampas
used as adsorbents in wastewater Tahu. Skripsi. Jurusan Kimia
treatment. Progress in polymer Fakultas Sains dan Teknologi. UIN
science, 30(1), 38-70. Maulana Malik Ibrahim Malang.

Haryadi, Is, 2006, “Menentukan Koefisien


Perpindahan Massa Penjerapan Ion

1
Logam Berat Pb(OH)2 Kadmium (Doctoral dissertation,
Menggunakan Chitosan”, Surakarta. UII).

Herwanto, B., & Santoso, E. (2006). Mushlihah, S., Sulfahri, Utami, R. S.,
Adsorpsi Ion Logam Pb (II) pada Sunarto, E., Warmadewanthi, I.
Membran Selulosa Kitosan Terikat D. A. A. 2011. Pengaruh Jenis
Silang. Akta Kimia Indonesia, 2(1), Perekat dan Metode Pengeringan
9-24. Terhadap Kualitas Briket Limbah
Baglog Jamur Tiram Putih
Intan, D., Said, I., & Abram, P. H. (2016).
(Pleurotus Ostreatus). Jurnal
Pemanfaatan biomassa serbuk
Berkala Penelitian Hayati. 17: 47-
gergaji sebagai penyerap logam
51.
timbal. Jurnal Akademika
Kimia, 5(4), 166-171. Novita, Y., & Purnomo, T. (2012).
Penyerapan logam timbal (Pb) dan
Jankwoska, H., Swiatkowski, A., and
kadar klorofil Elodea canadensis
Choma, J. 1991. Active Carbon.
pada limbah cair pabrik pulp dan
Ellis Hardwood, 1st Published
kertas. Lentera Bio, 1(1), 1-8.
Manocha, S. M., 2003, "Porous Carbons."
Nurhasni, N., Hendrawati, H., &
Sadhana Vol. 28 bagian 1&2.
Saniyyah, N. (2014). Sekam Padi
Mathew, B. B., Jaishankar, M., Biju, V. untuk Menyerap Ion Logam
G., & Beeregowda, K. N. (2016). Tembaga dan Timbal dalam Air
Role of bioadsorbents in reducing Limbah. Jurnal Kimia Valensi, 4(1).
toxic metals. Journal of
Nursalim, Y., & Razali, Z.Y. 2007.
toxicology, 2016.
Bekatul Makanan Yang
Mirandha, A. (2016). Efektivitas Limbah Menyehatkan. PT. Agromedia
Media Tumbuh Jamur (Baglog) Pustaka. Jakarta
dengan Enkapsulasi Alginate Gel
O’Connell, D. W., Birkinshaw, C., &
dalam Mengadsorpsi Ion Logam
O’Dwyer, T. F. (2008). Heavy
metal adsorbents prepared from the
2
modification of cellulose: A Penambahan Zat Pendehidrasi
review. Bioresource terhadap Struktur Mikropori
technology, 99(15), 6709-6724. Material Karbon yang Dibuat dari
Pirolisis Resin Phenol-tert. buthyl
Palar. 1973. Pencemaran dan Toksikologi
phenol-formaldehyde.
Logam Berat, Litbang Teknologi
Mineral Direktorat Jendral Sahraeni, S., Syahrir, I., & Bagus, B.
Pertambangan Umum, Departemen 2019. Aktivasi Kimia
Pertambangan dan Energi, Jakarta, Menggunakan Nacl Pada Pembutan
1973. Karbon Aktif Dari Tanah Gambut.
In Seminar Nasional Hasil
Palar. 2008. Pencemaran dan toksikologi
Penelitian & Pengabdian Kepada
logam berat. Jakarta:Rineka Cipta.
Masyarakat (SNP2M) (pp. 145-
Prodjosantoso, A. K. (2011). Tutik 150).
R. Kimia lingkungan: teori,
Saputro S., & Dina F. 2016. Aplikasi
eksperimen, dan aplikasi.
Karbon Aktif Dari Serbuk Gergaji
Yogyakarta: Kanisius.
Kayu Jati (Tectona Grandis L.F.)
Qiu, H., Lv, L., Pan, B. C., Zhang, Q. J., Sebagai Adsorben Ion Logam Pb(Ii)
Zhang, W. M., & Zhang, Q. X. Dan Analisisnya Menggunakan
(2009). Critical review in Solid-Phase Spectrophotometry
adsorption kinetic models. Journal (Sps). Jurnal Kimia Dan Pendidikan
of Zhejiang University-Science Kimia (JKPK). 1. 23-32.
A, 10(5), 716-724.
Sarkar, B. (2002). Heavy metals in the
Rahmawati, Y. D., Prasetyo, I. P., & environment. CRC press.
Rochmadi, R. Pengaruh
Saryanti, I. G. A. D. (2017). Perancangan
Penambahan Zat Pendehidrasi
Aplikasi Notifikasi Pembuatan
terhadap Struktur Mikropori
Baglog Jamur Tiram. Techno.
Material Karbon yang Dibuat dari
Com, 16(1), 96-105.
Pirolisis Resin Phenol-tert. buthyl
phenol-formaldehyde. Pengaruh
3
Setiyono. 2017. Teknologoi Pengelolaan Wardani, G. A., & Wulandari, W. T.
Limbah Industri percetakan. 5. (2017). Pengaruh waktu kontak
terhadap daya adsorpsi kulit jengkol
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengolahan
(Pithecellobium jiringa) pada ion
Air Limbah. Jakarta: UI Press
timbal (II). In Prosiding Seminar
SUKARTA, F. (2014). Pemanfaatan arang Nasional Kimia UNY-2017 (pp.
aktif tempurung kelapa sawit dan 319-324). Department of Chemistry
tongkol jagung sebagai adsorben Education, Yogyakarta State
logam berat pada limbah batik. University.

Tangio, J. S. (2013). Adsorpsi logam Widayatno, T. (2017). Adsorpsi Logam


timbal (Pb) dengan menggunakan Berat (Pb) dari Limbah Cair dengan
biomassa enceng gondok Adsorben Arang Bambu
(Eichhorniacrassipes). Jurnal Aktif. Jurnal Teknologi Bahan
Entropi, 8(01). Alam, 1(1), 17-23.

Tjokrokusumo. 1998. Pengantar Worch, E. (2012). Adsorption technology


Enjiniring Lingkungan. Yogyakarta. in water treatment: fundamentals,
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan processes, and modeling. Walter de
“YLH”. Gruyter.

Anda mungkin juga menyukai